Kaskus

Story

robe16Avatar border
TS
robe16
HIDUP BERSAMA KAMU?
HIDUP BERSAMA KAMU?

Spoiler for MEDICINE:


Entahlah, cuma mau nulis sebuah cerita fiksiaja di forum tercinta ini...

Bakal seperti apa isi ceritanya?

Liat aja nanti deh sobs

Ok, first page dan first post adalah INDEX!!


Quote:




_________________
btw, kok kayanya lo pada seneng banget sih ngeliat ada INDEX??emoticon-Wakaka
Diubah oleh robe16 04-07-2016 11:41
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
74.6K
453
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
senjaungubiruAvatar border
senjaungubiru
#35
NURUT


suatu Jumat di bulan Maret..
Stasiun Gambir , 20.30 WIB


Untuk kesekian kalinya aku melirik arloji yang melingkar di pergelangan kananku. Hampir pukul 9 malam dan keretanya belum datang. Sudah sejam aku menunggu kereta dari Bandung yang seharusnya sudah sampai di Gambir dari sekitar jam 19.30 tadi. Aku kembali mencoba menelpon mereka yang kutunggu, tapi sekarang malah tidak aktif. Terakhir telpon kira2 setengah jam yang lalu dan mereka bilang kalo sebentar lagi sampai karena ada keretanya ada kendala entah dimana.

Kuputuskan untuk memesan segelas kopi lagi sebagai ‘teman’ menunggu sambil memainkan HP dan melihat foto di galery. Kulihat satu persatu foto2 yang ada di folder family. Banyak foto Mama, Papa dan aku sendiri. Dan tiba2 aku teringat percakapan bersama mereka, saat aku pulang ke rumah di weekend kemarin.

Quote:


Aku hanya diam. Terus diam sampai Mama akhirnya meninggalkanku sendirian di kamar. Bagaimana lah ini? Kepulanganku yang biasanya dipakai untuk liburan, sekarang malah bikin aku pusing. Aku akan menikah! Dengan seorang laki2 entah siapa. Bahkan nama dia pun aku gak tau. Om Jajat dan Tante Eni pun sama sekali belum pernah ketemu. Aku hanya mendengar cerita2 tentang masa muda mereka dari Papa. Cerita saat mereka sama2 masih tinggal di Bandung sebelum akhirnya pindah dan menetap di Bogor.

Aku masih ingin fokus karir. Aku lagi seneng2nya sama pekerjaanku sekarang sebagai auditor di salah satu perusaahan asing di Jakarta. Aku berani tinggal di Jakarta sendiri. Aku bisa jaga diri,Maa.. Aku gak mau nikah dulu, Paa..

Tadi Mama tanya apa? Pacar? Aku memang belum ada pacar, Ma.. tapi aku lagi deket sama orang. Dan gimana bisa makin deket kalo sekarang aku malah mau dijodohin? Disuruh nikah? Huft...

Minggu sore aku kembali ke Jakarta. Papa mengantarkanku sampai tempat travel. Aku masih agak sungkan ngobrol sama Papa jadi sepanjang jalan hanya diam saja.

Quote:


-------------------------------
Lamunanku hilang bersamaan dengan diumumkannya informasi bahwa kereta Argo Parahyangan sudah sampai di Gambir. Tak lama kemudian, HP ku berbunyi. Tertera nama ‘Mama’ di layarnya.

Quote:


Sabtu, keesokan harinya...

Seminggu ini aku sudah serius memikirkan tentang perjodohan. Begitu seriusnya sampai pekerjaanku sedikit terbengkalai. Dan saat aku menjemput Mama Papa di stasiun tadi malam, aku sudah memutuskan untuk menuruti kemauan mereka. Sebagi bukti kalau aku anak yang berbakti sama orang tua, aku mencoba ikhlas dijodohkan dengan siapapun dia pilihan mereka.

Sekarang aku dan Mama Papa sudah di dalam mobil menuju Bogor, ke rumah Om Jajat. Kami di jemput oleh salah satu menantu Om Jajat setelah sebelumnya menelpon Papa untuk menanyakan alamat kost-ku. Mama dan Papa tampak serasi memakai batik sarimbit sedangkan aku sendiri memakai kebaya biru. Kebaya ini khusus dibawakan Mama dari Bandung.

Sepanjang jalan, Mama Papa dan sesekali menantu Om Jajat ini menerangkan tentang siapa laki2 yang nantinya akan menjadi suamiku. Aku jadi sedikit punya gambaran tentangnya.

Menjelang siang, kami sudah sampai tujuan. Om Jajat dan Tante Eni ramah sekali menyambut kami. Tante Eni malah memelukku erat dan mencium pipi kanan kiriku.

Kemudian aku dikenalkan ke anggota keluarga lain. Anggi dan suaminya serta Fitri dan suaminya yang menjemputku tadi. Semua tampak berpakaian formal, pria berbatik dan wanita berkebaya. Kami mengobrol santai di ruang tengah sampai tak sengaja aku melihat seseorang turun dari lantai dua. Itu... kamu?

Kita bertemu untuk pertama kalinya.
Kita berkenalan untuk pertama kalinya, berjabat tangan.
Dan langsung membicarakan tanggal pernikahan kita!

Setelah diskusi antar keluarga, akhirnya semua sepakat kalo pernikahan kita akan dilaksanakan dua bulan kemudian, yang berarti bulan Mei. Usul bulan Mei ini awalnya dari celutukan Anggi yang katanya bulan Mei adalah bulan pentingnya aku dan kamu karena kita lahir di bulan yang sama. Biar gampang inget anniversary-nya Teh Nay..Bang Rio, katanya. Saat itu, aku malah sama sekali gak kepikiran. Entah Anggi tau darimana aku lahir di bulan Mei. Malah aku juga baru tau kalo kamu juga lahir di bulan Mei.

-------------------------------------
Suatu Sabtu di bulan Mei...

Aku duduk di sampingmu, menyimak dengan khidmat dan perasaan tak menentu saat kamu mengucapkan ijab kabul sambil menjabat tangan Papa. Dan berganti menjadi kelegaan saat semua saksi dan penghulu mengatakan ‘sah’. Kemudian berganti lagi menjadi canggung saat aku mencium tanganmu dan kamu mencium keningku.

Kita sepakat sama2 mengambil cuti seminggu untuk liburan seperti layaknya pengantin baru.

Sebenarnya masih gak percaya karena menurutku ini serba mendadak. Tiba2 saja aku dikenalkan dengan seseorang dan dua bulan kemudian sudah dinikahkan.

Aku sekarang sudah menjadi seorang istri dari kamu, yang bahkan aku sama sekali gak tau bagaimana sifat kamu, kebiasaan kamu, apa yang kamu suka atau gak suka, dan lain2. Walaupun begitu, aku tetap akan berusaha jadi istri yang baik buat kamu, A...










0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.