metrotvnews.comAvatar border
TS
MOD
metrotvnews.com
Tahun Ini, Potensi Bencana di Indonesia Masih Tinggi


Metrotvnews.com, Jakarta: Fenomena el nino dan la nina menyebabkan perubahan cuaca dan musim tidak menentu dan sulit diprediksi. Dampaknya adalah potensi bencana di Indonesia masih cukup besar tahun ini.


"Fenomena la nina diperkirakan baru terdeteksi pada Juli - September. Hal tersebut berakibat meningkatnya curah hujan pada musim kemarau. Artinya, pada musim kemarau akan sering terjadi hujan," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jalan Pramuka Raya, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (20/6/2016).




Sumber: BNPB


Menurut Sutopo, la nina penyebab bencana hidrometeorologi. Bencana ini mendominasi 95 persen dari total keseluruhan bencana di Indonesia seperti banjir, longsor, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta gelombang pasang.


"Hal tersebut mengakibatkan jumlah korban yang karena bencana hidrometeorologi semakin meningkat," ujar Sutopo.




Sumber: BNPB


Dari data BNPB, tahun ini hingga 19 Juni, sebanyak 1.062 bencana di Tanah Air. Dari kejadian tersebut, 201 korban meninggal dan hilang serta 1,7 juta orang mengungsi akibat bencana banjir, longsor, dan puting beliung. Angka tersebut belum termasuk korban bencana di Jawa Tengah, pekan ini.


BNPB mengantisipasi meningkatnya jumlah korban dengan memetakan kabupaten/kota rawan bencana. Sebanyak 275 kabupaten/kota dengan populasi penduduk sebanyak 40,9 juta jiwa tersebar di Jawa bagian tengah dan selatan, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua, rawan menjadi korban.


BNPB telah menyebarkan peta rawan longsor di kabupaten/kota yang rawan bencana kepada pemerintah daerah setempat sejak 2012. Sutopo menyayangkan pemerintah daerah ia nilai kurang tanggap, mengabaikan antisipasi dan siaga bencana.


"Kami sudah berikan petanya sejak 2012. Data juga bisa diakses dari Kementerian ESDM," tutupnya.




Sumber: BNPB


Fenomena la nina juga berdampak positif. Kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan tidak akan parah. Produktivitas pertanian khususnya padi, jagung, dan palawija meningkat karena pasokan air tetap tersedia.


Lalu, produksi listrik dari PLTA tidak akan bermasalah karena debit air sungai masih cukup untuk memasok air

waduk, danau, maupun bendungan.


La nina adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan suhu permukaan laut Samudera Pasifik dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Akibat dari la nina adalah hujan turun lebih banyak di Samudera Pasifik sebelah barat Australia dan Indonesia.


El nino adalah suatu gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut (sea surface temperature-SST) di samudra Pasifik sekitar equator (equatorial pacific) khususnya di bagian tengah dan timur (sekitar pantai Peru).

Sumber : http://news.metrotvnews.com/read/201...a-masih-tinggi

---

Kumpulan Berita Terkait BENCANA ALAM :

- Tahun Ini, Potensi Bencana di Indonesia Masih Tinggi

- Televisi Jadi Media Peringatan Dini Bencana Alam

- Pemkab Kendal Pastikan Bantuan ke Kecamatan Singorojo Mengalir

0
861
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Medcom.id
Medcom.idKASKUS Official
23KThread598Anggota
Tampilkan semua post
apollionAvatar border
apollion
#2
beres el nino...
dateng la nina...
kapan ademnya nih alam?
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.