- Beranda
- Stories from the Heart
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil
...
TS
suwandilam
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil
INDEX
PART 1 - Perkenalan - Langsung ada di postingan ini
PART 2 - Keberangkatan
PART 3 - Tiba di Desa
PART 4 - Malam Pertama
PART 5 - Ibu Tua
PART 6 - Informasi Mengejutkan
PART 7 - Suara
PART 8 - Terkuncikah ?
PART 9 - Rumah Terang
PART 10 - Gadis Cantik Yang Kesepian
PART 11 - Tangisan
PART 12 - Pernyataan Kades
PART 13 - Terjebak
PART 14 - Pengungkapan
PART 15 - Silahturahmi Pertama
PART 16 - Tamu
PART 17 - Jalan Malam
PART 18 - Berteduh Lagi
PART 19 - Balik !!!
PART 20 - Maksud Terselubung
PART 21 - Perdebatan
PART 22 - Halusinasi ?
PART 23 - Halusinasi 2
PART 24 - Tangis dan Tawa
PART 25 - Pengejaran Amelia
PART 26 - Ngecek Lagi ?
PART 27 - Gak Hoki
PART 28 - Siapa Itu Ya ?
PART 29 - Hari Yang Tenang
PART 30 - Kebelet !
PART 31 - Bertemu Lagi !
PART 32 - Tertabrak !
PART 33 - Terror
PART 34 - Kejutan !!!
PART 35 - Terror 2
PART 36 - Terror 3
PART 37 - Lemari Cermin
PART 38 - Ngecek yuk
PART 39 - Tangisan
PART 40 - Ketukan
PART 41 - Mimpi atau Nyata
PART 42 - Penampakan
PART 43 - Haruskah Melapor ?
PART 44 - Mencari Solusi
PART 45 - Pengungkapan Misteri !
PART 46 - Pengungkapan Misteri 2
PART 47 - Pengungkapan Misteri 3
PART 48 - Pengungkapan Misteri 4
PART 49 - Sebenarnya ini apa ?!
PART 50 - Pengungkapan Lemari Cermin
PART 51 - Nenek oh Nenek
PART 52 - Konflik !
PART 53 - Kejutan
PART 54 - Bolehkah Gue Kabur ?
PART 55 - Hilang !
PART 56 - Duniaku
PART 57 - Gue Dimana?
PART 58 - SURAT
PART 59 - Suara dan Penglihatan ?
PART 60 - Masuk atau Kagak ?!
PART 61 - Aku Hilang !
PART 62 - Kembali
PART 63 - Penjelasan
PART 64 - Siksaan !
PART 65 - Ketenangan
PART 66 - Suara Aneh
PART 67 - Terjebak !
PART 68 - TOLONG GUE !
PART 69 - Kuburan (NEW UPDATE)
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil - Part 1
Cerita ini merupakan fiksi, namun isi dari cerita ini sebagian diambil dari serangkaian kisah pengalaman nyata yang dialami oleh penulis dan dicampur dengan cerita fiksi yang tidak benar-benar terjadi. Beberapa kejadian memang benar terjadi dan beberapa kejadian merupakan cerita rekayasa untuk penambahan agar cerita ini menjadi lebih menarik. Semua nama tokoh, nama tempat dan lain-lain telah disamarkan guna menjaga nama baik pemilik aslinya.
Nah mari kita mulai ceritanya.
1 Februari 2015, Yap tepat pada tanggal ini saya mahasiswa jurusan ekonomi yang bernama Dony mendapatkan tawaran menarik dari kampus saya. Saya berasal dari Jakarta, kuliah di salah satu universitas swasta ternama di Jakarta dan sekarang tengah memasuki semester delapan. Menjelang memasuki semester 8 yang ku anggap bakal menjadi semester terakhir untuk perkuliahanku, Aku memiliki banyak waktu luang karena aku hanya tinggal menyelesaikan KKN dan menyusun skripsi (Itupun uda hampir kelar karena data2 skripsinya uda ada dan tinggal dimanipulasi, namun repotnya ya itu nanti minta persetujuan dosen dan revisi2 yang menjengkelkan pastinya dan bisa menghabiskan waktu cukup lama).
Sebelum tanggal 1 Feb, keseharianku cukup membosankan karena terlalu banyak waktu luang, mau memikirkan tentang KKN, tetapi aku masih galau mau KKN di mana, belum ada lokasi KKN yang asik menurutku sampai saat ini. Kebanyakan waktu luangku kuhabiskan untuk berkelana di kampus mencari info2 sputar KKN, hingga suatu waktu aku pergi ke ruangan dosen, bercerita2 dengan dosen dan terakhir sebelum pulang, aku membaca papan informasi yang ada di ruangan dosen, seketika mataku tertuju pada papan informasi yang terdapat selembaran brosur. Brosur tsb bertuliskan :
“Dicari 10 Mahasiswa/I yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa terpencil selama 3 bulan, dana semua ditanggung oleh kampus. Diperuntukkan bagi mahasiswa/I yang berada di semester 7 ke atas.
Kriteria : Memiliki jiwa pemberani, bisa hidup mandiri, menyukai kehidupan alam desa dan ingin pengalaman seru.
Hadiah : Bagi anda yang belum menyelesaikan KKN, maka KKN dianggap selesai sehubungan dengan kegiatan ini dan mendapatkan nilai A
Bagi anda yang sedang menyelesaikan skripsi, maka nilai Skripsi anda akan langsung mendapatkan nilai A.
Silahkan isi formulir yang dapat diambil di bagian kemahasiswaan, serahkan formulir tersebut ke rektorat paling lambat tanggal 30 Januari 2015. Bagi mahasiswa/I yang kami anggap cocok untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa ini, akan kami informasikan pada tanggal 1 Februari 2015.
Mahasiwa/I akan kami pilih dari berbagai jurusan agar dapat saling melengkapi dan membuat serangkaian program untuk pembangunan desa tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut bisa langsung datang ke rektorat.”
Wahhhh !!! Setelah membaca brosur ini, akupun kaget dan cukup tertarik untuk mengikuti kegiatan ini. Langsung kutanyakan ke bagian kemahasiswaan di fakultasku tentang formulir ini dan apakah masih ada kuota kosong untuk kegiatan pembangunan desa ini atau tidak.
Saya : “Pak ! Itu brosur di papan informasi masih berlaku kan Pak? Kira2 masih ada slot kosong utk saya ikut serta gak ?”
Dosen Kemahasiswaan : “Oh brosur itu, setahu saya itu masih terbuka untuk semua mahasiswa di universitas ini. Penutupannya kan di akhir bulan Januari ini. Kenapa? Kamu minat utk ikut ?”
Saya : “Oh jelas minat lah Pak ! KKN dan Skripsi langsung kelar dan nilainya A loh !”
Dosen : “Hehehe iya nak, Bapak juga kaget baca brosur ini, kok bisa ya rektorat langsung izinkan KKN dan Skripsi langsung dapat nilai A.”
Saya : “Loh, memangnya kenapa Pak ? Tahun2 sebelumnya belum pernah ada informasi seperti ini?”
Dosen : “Belum pernah nak. Ini informasi terbaru dan perdana yang pernah Bapak dapatkan. Belum pernah ada kegiatan seperti ini selama bapak mengajar di sini. Ya uda kamu coba apply aja deh, siapa tau kamu bisa terpilih kan, itu untuk 10 orang kapasitasnya loh, coba aja kamu ajak temanmu biar gak bosan. Siapa tau bisa masuk kalian kan, tapi nanti kepastian siapa yang berhak ikut itu jg ditentuin dari rektorat dan kemungkinan kamu dan temanmu tidak bisa lolos barengan, tapi dicoba saja, paling enggak nanti kamu bakal dapat banyak teman baru loh. Nih formulirnya.”
Saya : “Makasih pak, paling enggak saya lolos dari KKN dan Skripsi yang menyusahkan ini Pak. Hehehehe.” (Ketawa cengengesan)
Setelah mendapatkan formulir dari dosen kemahasiswaan fakultasku, Aku langsung bikin group chat via BBM untuk beberapa teman2ku yang berjumlah 4 org termasuk aku yang tentunya masih belum KKN dan Skripsi.
Saya : “Woi, Bro ! Baca nech, Kalian ndak perlu KKN dan bikin skripsi oeeee ! Ikut program ini, seru cui ngabdi di desa, hidup di alam bebas, KKN dan skripsi lgsg kelar. Dana semua ditanggung kampus ! Ikut yok, untuk semua fakultas loh!”
Rudy : “Wew serius tuh? Keknya seru juga loh ! Lu ada formulirnya?”
Victor : “Wakakaka, klo KKN dan skripsi lgsg A , gue masuk cui. Kapan kasi gue form nya ?”
Benny : “Gue ikut apply deh klo kalian semua apply ! Ya moga” aja kepilih semua kita berempat!”
Saya : “Okay, form nya kalian jemput aja ama gua di kampus ya!”
Setelah menghubungi semua teman2 gua, gua pun atur waktu ketemu mreka dan ngasihin formulir untuk mereka isi.
Tepat pada tanggal 1 Februari 2015 pagi hari, HP kami masing2 pun berdering.
Saya : “Woiii brooo ! Gue dapat sms dari rektorat nech ! Gw kepilih untuk ikut loh ! Wakakka, kalian cam mana? Lolos ?”
Rudy : “Gue kagak lolos brooooo… Suram !!!”
Victor : “Lu gak lolos Rud ? Gue lolos nech wkawkakwa, mantap Don ! Bareng2 nikmatin alam desa kita, skalian cuci mata liat cewek2 desa wakwkawka ! Benny gimana?”
Benny : “Gue gak lolos cukkk~ Kok bisa yeee… Padahal pengen banget gue nikmatin alam desa, intinya sih sebenarnya kkn dan skripsi kelar wakwakka.”
Saya : “Sabar yee yang gak lolos wkwkwk, kalian ambil masa langkau aja, barangkali tahun depan ada lagi kegiatan beginian hehehe.”
Rudy : “Taikk lu… Ya uda info2 n cerita2 ye pengalaman xan disana gimana !”
Victor : “Pasti bro ! Eh Don, nanti siang kita ke rektorat bareng deh ya !”
Saya : “Sip bro !”
Siang harinya sehabis makan siang, gue dan Victor langsung menuju ke rektorat dengan mengendarai motor kami masing2. Selama perjalanan kami saling bercerita.
Saya : “Eh bro, bosan gak ya nanti selama di desa, 3 bulan loh. Entah ada pulang or enggak ?”
Victor : “Ya kagak tau, enak sih hidup mandiri dan bebas, tapi klo 3 bulan ndak pulang ya bosan jg, kecuali di desa itu adem dan bnyk hiburan, tapi gue rasa mana bakal byk hiburan, tv, game, inet pasti ga ada or klo pun ada pasti jelek sekali.”
Saya : “Iya juga sich, tapi biarlah, lumayan kan KKN dan Skripsi bisa kelar dalam 3 bulan bersamaan. Bersabar2 aja dah, tujuan kita kan itu. Hehehe”
Victor : “Yoi Bro. Kira-kira 8 peserta lagi cowo apa cewe ya, klo cowo semua bosan juga nech. Btw entah ada yang tipe gue or gak ya, pengennya sih klo ada yg cewe yg tipe gue, bisa pdkt-an sekalian hahaha.”
Saya : “Hehehe.. Lu mah mata keranjang wakwkawka.”
Ehem, sampai lupa ngasih tau ke para pembaca, Gue dan Victor punya kriteria tipe cewe kami masing-masing. Ya moga-moga aja ada yg sesuai tipe, jadi bisa aktivitas bareng sambilan PDKT. hehehe
Polling
0 suara
Bagusnya Cerita ini memiliki Alur Panjang atau pendek ? Bagaimana isi ceritanya?
Diubah oleh suwandilam 18-09-2019 21:40
symoel08 dan 17 lainnya memberi reputasi
12
1.7M
3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
suwandilam
#668
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil – Part 38
Danu yang terus berteriak karena mendengar suara yang gue pun ga tau seperti apa suaranya dari arah lemari cermin itu tentunya membuat kami semua takut. Para cewe hanya berani melihat dari kejauhan dan menghindari deket-deket ama lemari cermin itu, sementara gue, Victor dan Aldi berusaha untuk menenangkan Danu dan mencari tau apa sebabnya.
“Bro, jadi gimana bagusnya si Danu ini? Kita bawa ke pak Kades aja? Gak kelar-kelar masalah kita klo gini terus.” Tanya Gue ke Victor dan Aldi
“Gue rasa emg harus lapor ke pak Kades, tapi gue malesnya nanti kita di cap nakal makanya sampai bisa begini. Atau kita lapor aja klo Danu tiba-tiba begini setelah lihat lemari cermin ini yah?” bisik Victor ke gue dan Aldi
“Wah ide bagus tuh ! Ga usah bahas yang lain-lain, fokus aja ke lemari cermin ini penyebabnya kan.” Jawab Gue senang
Aldi juga hanya mengangguk tanda setuju. Nah klo masalahnya uda begini, kami bisa datangin pak Kades dan minta solusinya. Setidaknya penyebabnya bukan karena kenakalan kami keluar malam or karena kami macem-macem, tapi karena lemari cermin yang ada di rumah kami ini yang membuat Danu menjadi setengah sadar gini deh.
Beberapa menit kemudian, akhirnya Danu mulai menenangkan diri dan kembali diam seperti biasa. Dia hanya duduk menung di dekat ruang tengah dan sesekali ke kamar tidur kami. Danu akhir-akhir jadi jarang bicara ama kami atau kumpul-kumpul, ya kami bisa maklumin lah.
Para cewe juga kembali ke kamar mereka masing-masing dan ada yang menyelesaikan tugas mereka.
Pada malam harinya, Gue ama Victor duduk di teras luar rumah, masih sekitar jam 8an lah, belum mati lampu….
“Eh Don, lu gak penasaran ama tuh lemari cermin?!” tanya Victor ke gue
“Penasaran sih, tapi gue ga nyadar klo ada masalah dengan lemari cermin itu. Toh biasanya gue juga bercermin di situ. Emg lu merasa ada masalah?” tanya Gue ke Victor balik
“Gw jg gak kenapa-kenapa. Tapi si Aldi kok bilang ada lihat 2 bayangan yah? Mungkin karena dia bisa lihat dan kita gak bisa lihat kali yah? Eh lu pernah tes buka lemari itu gak? Kan ada beberapa pintu lemarinya yg bisa dibuka?” tanya Victor
“Gak lah ! Lemari orang gue ga pernah isengin utk buka-buka lah. Paling gue Cuma lihat foto-foto yang terpajang di rak lemari kacanya aja. Kayak foto keluarga gitulah. Tapi gak gitu jelas gambarnya.” Jawab Gue
“Yuk kita cek buka lemari cerminnya !” ajak Victor sambil narik gue masuk ke dalam rumah.
Wah kampret ini Victor, penasaran pula dia ama lemari cermin itu. Gue jg penasaran sih, klo ga ada kejadian begini, mgkn ga ada kepikiran utk cek cek lemari cermin ini juga. Tapi sudahlah Cuma ngecek doank kok.
“Eh kalian mau napain Don? Vic?” tanya Aldi yang kaget saat kami berdua mendekati lemari cermin ini.
“Oh biasa Di, Penasaran ama lemari ini, mau lihat isi dalamnya ada apa gitu aja kok. Ga dimaling or dikacaukan kok.” Jelas Victor
“Eh lebih baik jangan deh. Rasa-rasanya gak enak gitu. Lagian kan uda kubilang kemarin klo gue liat sesuatu gt di lemari cermin itu.” Jelas Aldi melarang kami
“Iya kamu ngelihat bayangan gitu kan di cerminnya, gue ama Dony kagak lihat apa-apa kok. Ya mana tau di dalamnya ada simpan barang aneh kan yang bikin temen kita terganggu?” jelas Victor lagi
“Ah udah gak jadi deh Vic. Mendingan gak usah coba-coba klo gt.” Sambung gue
“Udah gapapa!” jawab Victor sambil menarik pegangan pintu lemari yang ada cerminnya itu.
“Ehhh kagak bisa kebuka.” Ucap Victor yang lagi berusaha narik pegangan pintunya
Wahhh anak ini tiba-tiba aja ngetes narik buka pintu lemarinya, padahal uda diperingatin jangan. Memang rasa penasaran ini hebat banget.
“Ah lemah lu, sini coba gue yang buka deh.” Tambah gue karena juga ikut penasaran masa buka pintu lemari cermin kecil gini aja ga kuat sih. Hehehe
“Ughh…… Keras nech…” jawab Gue yang kesusahan utk ngebukanya juga
“Dah lupain tuh pintu lemari cermin, kita cek rak-rak yang ada di lemari ini juga, sekalian lihat-lihat foto keluarga di lemari ini aja.” Jawab Victor
Gue, Victor dan Danu akhirnya jadi ngecek-ngecek itu lemari cermin. Gue buka rak-rak kecilnya, paling gue dapatkan isinya kayak buku yang uda berdebu, terus ada kayak pahatan patung binatang kayak burung yang entah jenis apa yang terbuat dari kayu, pahatan orang-orangan dr kayu. Klo yang buku, gue ga ngerti isi tulisannya apa. Kayak tulisan cakar ayam sih menurut gue trus bahasanya jg bukan bahasa indo. Mgkn bahasa daerah sini atau apalah.
“Tuh kan ga ada apa-apa sebenarnya di lemari cermin ini. Kita uda periksa rak-raknya dan isinya Cuma begini doank.” Ucap Victor mencairkan suasana yang sempat menegangkan dari tadi.
“Iya sih ga ada apa-apa. Uda pintu lemari cermin yang ga bisa dibuka itu lupakan aja.” Jawab Gue
“Ya. Besok kita ke rumah pak Kades deh. Kita tanyain masalah ini. Trus inget jangan ungkit masalah apapun selain lemari cermin ini yah supaya kita ga kena masalah.” Ucap Victor
Akhirnya gue dan Aldi juga setuju dengan ide Victor. Malam pun semakin larut dan jadwal pemadaman listrik juga terjadi seperti biasanya.
Berhubung besok mau ke rumah pak Kades, kami para cowo istirahat lebih cepat.
“Eh bentar, besok gak mungkin kita bertiga yang pergi ke rumah pak Kades. Pasti ada 1 dari kita yang jaga Danu lah, biar gak kenapa-kenapa, soalnya para cewe kan byk yg tinggal di rumah?” ucap Victor yang tiba-tiba terbangun dari posisi tidurannya.
Suasana hening sebentar, sepertinya di antara kami ga ada yang mau ngejagain Danu deh. Mungkin agak malas or ribet kali ya, terus tanggungjawab nya juga besar klo misalnya kenapa-kenapa.
“Aldi, lu mau temenin Danu or ikut nih? Lu Don?” tanya Victor karena kami semua diam
……………….
“Hahaha, ya udahlah, kayaknya di antara kita ga ada yang mau tinggal di rumah ya. Ya uda karena bertiga, kita hompimpa aja sekali. Yang keluar, berarti dia yang tinggal di rumah ya biar cepat?!” ucap Victor
“Hmm… Yang berdua sama, itu yang pergi yah? Oh boleh lah !” jawab Gue
Klo yang hasil hompimpanya sama, misalnya ada 2 hitam dan 1 putih, berarti yang hitam pergi. Wah chance amannya kan lebih tinggi, no problem lah bagi gue… Hehehe
HOM …. PIM …. PAAA….. bla bla bla ~ (ada lanjutannya sih sebenarnya)
Danu yang terus berteriak karena mendengar suara yang gue pun ga tau seperti apa suaranya dari arah lemari cermin itu tentunya membuat kami semua takut. Para cewe hanya berani melihat dari kejauhan dan menghindari deket-deket ama lemari cermin itu, sementara gue, Victor dan Aldi berusaha untuk menenangkan Danu dan mencari tau apa sebabnya.
“Bro, jadi gimana bagusnya si Danu ini? Kita bawa ke pak Kades aja? Gak kelar-kelar masalah kita klo gini terus.” Tanya Gue ke Victor dan Aldi
“Gue rasa emg harus lapor ke pak Kades, tapi gue malesnya nanti kita di cap nakal makanya sampai bisa begini. Atau kita lapor aja klo Danu tiba-tiba begini setelah lihat lemari cermin ini yah?” bisik Victor ke gue dan Aldi
“Wah ide bagus tuh ! Ga usah bahas yang lain-lain, fokus aja ke lemari cermin ini penyebabnya kan.” Jawab Gue senang
Aldi juga hanya mengangguk tanda setuju. Nah klo masalahnya uda begini, kami bisa datangin pak Kades dan minta solusinya. Setidaknya penyebabnya bukan karena kenakalan kami keluar malam or karena kami macem-macem, tapi karena lemari cermin yang ada di rumah kami ini yang membuat Danu menjadi setengah sadar gini deh.
Beberapa menit kemudian, akhirnya Danu mulai menenangkan diri dan kembali diam seperti biasa. Dia hanya duduk menung di dekat ruang tengah dan sesekali ke kamar tidur kami. Danu akhir-akhir jadi jarang bicara ama kami atau kumpul-kumpul, ya kami bisa maklumin lah.
Para cewe juga kembali ke kamar mereka masing-masing dan ada yang menyelesaikan tugas mereka.
Pada malam harinya, Gue ama Victor duduk di teras luar rumah, masih sekitar jam 8an lah, belum mati lampu….
“Eh Don, lu gak penasaran ama tuh lemari cermin?!” tanya Victor ke gue
“Penasaran sih, tapi gue ga nyadar klo ada masalah dengan lemari cermin itu. Toh biasanya gue juga bercermin di situ. Emg lu merasa ada masalah?” tanya Gue ke Victor balik
“Gw jg gak kenapa-kenapa. Tapi si Aldi kok bilang ada lihat 2 bayangan yah? Mungkin karena dia bisa lihat dan kita gak bisa lihat kali yah? Eh lu pernah tes buka lemari itu gak? Kan ada beberapa pintu lemarinya yg bisa dibuka?” tanya Victor
“Gak lah ! Lemari orang gue ga pernah isengin utk buka-buka lah. Paling gue Cuma lihat foto-foto yang terpajang di rak lemari kacanya aja. Kayak foto keluarga gitulah. Tapi gak gitu jelas gambarnya.” Jawab Gue
“Yuk kita cek buka lemari cerminnya !” ajak Victor sambil narik gue masuk ke dalam rumah.
Wah kampret ini Victor, penasaran pula dia ama lemari cermin itu. Gue jg penasaran sih, klo ga ada kejadian begini, mgkn ga ada kepikiran utk cek cek lemari cermin ini juga. Tapi sudahlah Cuma ngecek doank kok.
“Eh kalian mau napain Don? Vic?” tanya Aldi yang kaget saat kami berdua mendekati lemari cermin ini.
“Oh biasa Di, Penasaran ama lemari ini, mau lihat isi dalamnya ada apa gitu aja kok. Ga dimaling or dikacaukan kok.” Jelas Victor
“Eh lebih baik jangan deh. Rasa-rasanya gak enak gitu. Lagian kan uda kubilang kemarin klo gue liat sesuatu gt di lemari cermin itu.” Jelas Aldi melarang kami
“Iya kamu ngelihat bayangan gitu kan di cerminnya, gue ama Dony kagak lihat apa-apa kok. Ya mana tau di dalamnya ada simpan barang aneh kan yang bikin temen kita terganggu?” jelas Victor lagi
“Ah udah gak jadi deh Vic. Mendingan gak usah coba-coba klo gt.” Sambung gue
“Udah gapapa!” jawab Victor sambil menarik pegangan pintu lemari yang ada cerminnya itu.
“Ehhh kagak bisa kebuka.” Ucap Victor yang lagi berusaha narik pegangan pintunya
Wahhh anak ini tiba-tiba aja ngetes narik buka pintu lemarinya, padahal uda diperingatin jangan. Memang rasa penasaran ini hebat banget.
“Ah lemah lu, sini coba gue yang buka deh.” Tambah gue karena juga ikut penasaran masa buka pintu lemari cermin kecil gini aja ga kuat sih. Hehehe
“Ughh…… Keras nech…” jawab Gue yang kesusahan utk ngebukanya juga
“Dah lupain tuh pintu lemari cermin, kita cek rak-rak yang ada di lemari ini juga, sekalian lihat-lihat foto keluarga di lemari ini aja.” Jawab Victor
Gue, Victor dan Danu akhirnya jadi ngecek-ngecek itu lemari cermin. Gue buka rak-rak kecilnya, paling gue dapatkan isinya kayak buku yang uda berdebu, terus ada kayak pahatan patung binatang kayak burung yang entah jenis apa yang terbuat dari kayu, pahatan orang-orangan dr kayu. Klo yang buku, gue ga ngerti isi tulisannya apa. Kayak tulisan cakar ayam sih menurut gue trus bahasanya jg bukan bahasa indo. Mgkn bahasa daerah sini atau apalah.
“Tuh kan ga ada apa-apa sebenarnya di lemari cermin ini. Kita uda periksa rak-raknya dan isinya Cuma begini doank.” Ucap Victor mencairkan suasana yang sempat menegangkan dari tadi.
“Iya sih ga ada apa-apa. Uda pintu lemari cermin yang ga bisa dibuka itu lupakan aja.” Jawab Gue
“Ya. Besok kita ke rumah pak Kades deh. Kita tanyain masalah ini. Trus inget jangan ungkit masalah apapun selain lemari cermin ini yah supaya kita ga kena masalah.” Ucap Victor
Akhirnya gue dan Aldi juga setuju dengan ide Victor. Malam pun semakin larut dan jadwal pemadaman listrik juga terjadi seperti biasanya.
Berhubung besok mau ke rumah pak Kades, kami para cowo istirahat lebih cepat.
“Eh bentar, besok gak mungkin kita bertiga yang pergi ke rumah pak Kades. Pasti ada 1 dari kita yang jaga Danu lah, biar gak kenapa-kenapa, soalnya para cewe kan byk yg tinggal di rumah?” ucap Victor yang tiba-tiba terbangun dari posisi tidurannya.
Suasana hening sebentar, sepertinya di antara kami ga ada yang mau ngejagain Danu deh. Mungkin agak malas or ribet kali ya, terus tanggungjawab nya juga besar klo misalnya kenapa-kenapa.
“Aldi, lu mau temenin Danu or ikut nih? Lu Don?” tanya Victor karena kami semua diam
……………….
“Hahaha, ya udahlah, kayaknya di antara kita ga ada yang mau tinggal di rumah ya. Ya uda karena bertiga, kita hompimpa aja sekali. Yang keluar, berarti dia yang tinggal di rumah ya biar cepat?!” ucap Victor
“Hmm… Yang berdua sama, itu yang pergi yah? Oh boleh lah !” jawab Gue
Klo yang hasil hompimpanya sama, misalnya ada 2 hitam dan 1 putih, berarti yang hitam pergi. Wah chance amannya kan lebih tinggi, no problem lah bagi gue… Hehehe
HOM …. PIM …. PAAA….. bla bla bla ~ (ada lanjutannya sih sebenarnya)
piaupiaupiau dan jenggalasunyi memberi reputasi
2