- Beranda
- Stories from the Heart
ILLUSI
...
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
open.minded
#2267
Bestowed Upon... Of Stream Of Act
Seminggu sudah lewat sejak gw nemenin, bukan, jadi bodyguard Valli mengelilingi dunia prostitusi di Moscow, dan Seminggu itu juga Gw gak pernah ketemu Valli lagi di kampus, bukan, lebih tepatnya dia berenti mendatangi sekaligus menghidari Gw. Menurut insting Gw, Valli ngambek, entah apa yang gw katakana malem itu yang membuatnya marah, Gw tidak akan tau, dan Gw seperti biasa lebih memilih menahan keingintahuan Gw terhadap perasaan wanita, karena pengalaman gw salah ngomong ke Cewek yang sedang ngambek, tepatnya saat Vania ngambek, itu mengerikan.
Gw pun kembali ke seharian Gw, yaitu kuliah dan kerja. Untuk kuliah, beda seperti di Indonesia, Lecture dan kehadiran tidak di absen, hanya beberapa pertemuan khusus yang memerlukan kedatangan, sisanya hanya tugas dan ujian akhir yang mana bukanlah sebuah halangan buat Gw. Hari ini seperti biasa gw masuk kerja dan berkumpul dengan seluruh Tim gw, memikirkan nasib dan masa depan karena semua kerjaan yang memungkinkan untuk kita sudah kita selesaikan semua, menyisakan kebosanan dan ketidakenakan serasa memakan gaji buta.
‘Hey, Mr.Bushido’ panggil gw ke dia yang sedang senderan dengan muka ditutupi Koran
‘Ya?’
‘Kau suka memancing?’
‘Suka, memang kenapa?’
‘Baguslah Ayo kita memancing’ jawab gw langsung berdiri, diikuti dengannya. Kejadian seperti ini sudah lazim di sini, bergerak secara spontan untuk melakukan sesuatu yang dapat menghilangkan kebosanan. Gw dan Mr.Bushido mengendarai mobil jauh keutara dimana disana ada terdapat sungai yang mengalir deras, dan memang biasa dijadikan tempat memancing oleh oran orang sekitar. Kami pun menggelar lapak dan mulai memancing. Lama sudah kami melemparkan umpan kami dan tidak satupun ikan yang menyambarnya.
‘Sepertinya menghilangkan bosan dengan memancing adalah ide yang salah ya Mr.Bushido’
‘Yang lo perlukan adalah kesabaran Di’ ucap Bushido layaknya philosopher
‘Agh gw laper Bushido!’
‘Yaudah lo senderan aja, biar gw yang ngumpulin ikan’
‘Sip’ Jawab gw nyengir sambil mengubah posisi kursi lipat ini menjadi senderan.
‘Hey, Di’
‘Hm?’
‘Gw belum pernah semper ngomong ini ke lo, Terima kasih udah milih gw’ ucap Mr.Bushido membuat gw ngeri
‘Stop Bushido, kalau lo bilang lo suka keg w, gw tusuk baik lo sekarang’
‘Bukan terima kasih untuk itu bego!’
‘Ah syukurlah, terus buat apaan?’
‘Buat milih gw untuk masuk tim lo’
‘Nah, bukan apa apa jangan dibuat besar lah’
‘Gw tau gw adalah calon yang akan di putusin kontraknya, gw gak tau apa yang bakal gw lakuin kalo itu bener terjadi’
‘Biar gw tebak, lo bakal bunuh diri kayak orang jepang yang lain? Hahaha’
‘Gw mempertimbangkan itu, ya’
‘Ya lo harusnya berterima kasih karena sifat rasis gw gak keluar saat itu’
‘Hah?’
‘Supaya lo tau Mr.Bushido. Gw sangat benci dengan Jepang’
‘Hah kenapa?’
‘Gw dari Indonesia, tebak aja sendiri’
‘Karena dulu kita pernah ngejajah Indonesia?’
‘Itu adalah alasan nomor dua’
‘Terus nomor satunya?’
‘Yang pertama adalah kalian mengingkar janji’
‘Janji?’
‘Ya, cerita yang rumit, dan gak kayak lo bakal ngerti aja, buang buang waktu’
‘Hahaha, lo perlu ke Jepang sendiri Di, mungkin lo bakal berubah pikiran saat lo datang ke sana’
‘Gw pernah kesana, dulu sama Ayah gw’
‘Ohya, terus gimana impresilo?’
‘Kebencian gw tambah dalam’
‘Lo bener bener butuh guide orang Jepang Di’
‘Mr.Bushido, diantara keturunan darah lo dan keturunan darah gw, mungkin keturunan darah gw lah yang paling lama menginjakan kaki di sana sebelum keturunan darah lo tercipta, jadi, gw tau apa yang gw omongin’
‘… Yah apapun itu, gw harap lo bisa memaafkan gw atas nama bangsa gw Di’
‘Gaperlu, gw benci kalian, benar, tapi itu ga menghilangkan rasa hormat gw ke orang orang yang pantas mendapatkannya’
‘Lo salah satu orang Jepang yang gw percaya Mr.Bushido, tenang saja, lo udah membuat hidup gw gampang di Russia ini dengan hanya dapat bekerja sama dan mempercayai gw saja Itu udah cukup untuk membuat gw berhutang budi ke lo. Jadi di masa depan, kalau lo ada masalah jangan ragu ragu dating ke gw’
‘Hahaha thanks Di’
‘Jangan sampai lo berpikir untuk bunuh diri seperti dulu lagi haha’
‘Kau menertawakanku tapi coba apa yang akan lo lakukan kalau lo dipecat dari kerjaanlo, terancam dideportasi, sementara di rumah sana ibu dan adik lo bergantung dengan lo?’
‘Kalau masalahnya hanya segitu, itu tidak cukup untuk membuatmu putus asa dan bunuh diri, pasti ada sirkumstasi lain kan?’
‘Itu garis besarnya tapi, percaya gak percaya dulu keluargaku itu sangat mampu Di, hidup rasanya gampang dulu itu, sampai Ayah gw difitnah dalam kasus korupsi, disitulah semuanya berubah, Rumah, Nama, sampai Harta pun semua nya hilang’
‘Dari rumah besar di tengah kota, turun sampai ke rumah sewaan yang kumuh, Hanya tersisa Ibu gw, dan Adik gw. Bagaikan Langit dan Bumi hidup saat itu, gw harus kerja sehabis pulang sekolah untuk membantu ibu, dan menabung untuk sekolah adik, sampai gw dapat kesempatan untuk internship di sebuah perusahaan di Russia, harapan gw terbuka, gw memaksa merantau saat adik gw memaksa gw untuk tinggal, Gw pilih merantau karena itu adalah pilihan logis’
‘Sesudah merantau pun ternyata rencana gw gak semudah yang gw kira, biaya hidup dikota sangat mahal jadi gw harus pindah ke pedalaman, dan menyisihkan gaji gw untuk keluarga gw di Jepang’
‘Sampai gw kerja di sini dan hampir dikeluarkan karena preforma jelek dan akhirnya ketemu lo’
‘ Bentar bentar, udah berapa lama lo ngambang di Russia sekarang?’
‘Kurang lebih sembilan tahun’
‘Dude, berapa sekarang umur lo?’
’28 tahun lah, kenapa emang?’
‘Tua banget lo ya, harusnya lo gw panggil Uncle.Bushido aja’
‘Hahaha’
‘Jadi gimana Adik lo sekarang?’
‘Baik, tambah cantik, dan Alhamdulillah akan lulus kuliah tahun ini’
‘Sejak kapan lo ngomong Alhamdulillah? Emang lo tau artinya?’
‘Hahaha gw ketularan lo sih sama Timur, kata Timur sih itu ucapan terima kasih ke tuhan bukan?’
‘Yep. Man lo adalah kakak yang baik, gw jamin Adik lo bakal berterima kasih banget ke lo’
‘Itu gw ragukan Di’
‘Kenapa?’
‘Keadaan sebenarnya, duit yang gw cari disini dulu hanya bisa menutupi 60% biaya kehidupan disana, tentunya ibu gw dan juga adik gw harus tetap bekerja paruh waktu. Lo inget kan dicerita gw tadi kalau adik gw menentang gw kesini? Itu membuat impresi bahwa gw meninggalkan mereka untuk berjuang sendirian, tidak sekalipun saat gw ingin berbicara dengan Adik gw di telepon dia mau berbicara dengan gw. Adik gw sendiri benci dengan gw.’
‘Kedengaran seperti Adik yang menyusahkan’
‘Sebaliknya, gw bersyukur gw punya adik seperti dia. Dia sayang sekali dengan ibu, dan sangat pengertian terhadap keadaan kami. Dan yang paling penting adalah dia sangat pekerja keras’
‘Hmm’
‘Dia masih seumuran lo Di, cantik, pintar lagi, mungkin aja lo tertarik hahaha’
‘Dalam mimpimu Bushido, terus apa rencanalo sekarang? Gw yakin sekarang duit bukanlah masalah bukan?’
‘Ya, gw bermaksud ijin ke lo untuk pulang ke Jepang besok. Gw akan mengambil kembali rumah keluarga gw yang tercuri. Tapi..’
‘Tapi?’
‘Lo tau kan kalau Ayah gw difitnah, dan nama keluarga gw sudah kotor, ditambah orang orang dibelakang fitnah itu sangatlah kuat, kau taulah politik dan sebagainya. Membuat proses ini semakin sulit’
Gw langsung mengambil Hp gw dan mencari beberapa nama disana dan mengetik beberapa pesan, setelah selesai lama mengutak atik, gw masukan Hp ini ke saku gw lagi.
‘Mr.Bushido gw udah pesan tiket ke Tokyo besok jam 8 malam, direct. Sampai di Tokyo lo ke lobby, tepatnya didepan sebuah papan iklan samping sebuah toko seluler, akan ada orang menunggu, seorang wanita memeluk tas yang berbentuk muka burung hantu, lo gak bakal kesulitan mencari dia. Setelah itu ceritakan semuanya ke dia, gw harap semua masalah lo akan selesai’
‘Hah?’
‘Tiketnya udah gw kirim ke email lo, print malam ini’
‘Tapi…’
‘Sebenarnya gw pingin ikut lo, gw punya feeling kalau ini bakal jadi petualangan asik. Tapi disini harus ada seseorang yang stand in di posisi lo, jadi gw kerja double mulai besok’
‘Ha. Man gw gak tau harus bales apa ke lo Di’
‘Gw udah bilang Bushido, lo buat hidup gw gampang, gw juga akan buat hidup lo gampang. Simpel’
‘Kalo lo cewek Di, gw udah cium lo’
‘Brr. Gila sampe merinding gw ngedengernya. Cepet mancingnya! Gw udah laper nih!’
Acara mancing memancing ini berlanjut sampai sore hari, kami pun berpisah saat pulang karena kami berjalan ke jalur yang berbeda. Gw seperti biasa naik metro, kali ini gw sempatin berenti di Kaluzhskaya untuk mampir ke toko kuenya Valli, gw gak sabar liat muka senengnya Sya saat melihat gw pulang bawa cheese cake kesukaannya.
Ting Ting.
Suara bel pintu berbunyi saat gw masuk ke toko ini. Gw langsung berjalan ke counter yang pastinya tempat untuk memesan kue, tapi anehnya pelayan salah satu pelayan disana memasang muka masam ke gw. Gw kenal pelayan itu, namanya Selina, seinget gw dia adalah pegawai teladan disini, dan murah senyum, kenapa sekarang dia malah masang muka masam? Dan hanya ke gw lagi. Sepertinya benar kata pepatah, Kenal, maka tak sayang.
‘Hey Selina, seperti biasa, satu, dibungkus’
‘Dua, satu dibungkus, satu makan disini’ ucap dia sambil memasukan order dan memberinya ke belakang
‘Eh tapi-‘
‘Tuan harap menunggu diatas untuk sampai pesanan makan disini dan dibungkusnya sudah siap’
‘Tapi ini udah ja-‘
‘Sst Valli diatas diem aja dari tadi gak bicara, gak makan, lo apain dia Di?’
‘Mana gw tau!?’
‘Dia kayak gitu dari malam lo ngajak dia keluar itu loh, pasti lo bicara yang enggak enggak ke dia.’
‘Seinget gw-‘
‘Udah lo ngomong sama dia sana, kasih dia kue, pasti suka deh’
‘Kue yang lo maksa gw untu beli?’
‘Kalau lo ga mau gw tunda juga bisa kok Di’
‘Hahh, ya ya, gw ambil. Yaudah gw ke atas dulu nemuin bos ’
Gw langsung berjalan keatas tempat dimana orang orang makan disini. Tidak ada satu orang pun yang makan disini hari ini, mungkin karena ini adalah hari biasa, dan diluar sangatlah dingin jadi orang ingin cepat cepat pulang dan menghangatkan diri di rumah mereka. Terlihat Valli duduk di meja tepat di samping jendela yang menghadap ke taman di depan. Gw langsung menghampirinya dan duduk di depannya, kehadiran gw sempat membuat pandangan mata dia beralih dari jendela itu.
‘Sudah sore ya’ Ugh. Yaiyalah udah sore dia tau, lo gak liat dari tadi dia natap jendela apa? Pikir gw
‘Sepertinya’ jawab Valli
‘Diluar dingin’ Ughhh. Sekarang gw terdengar seperti orang yang kesini cuma numpang nganget doang.
‘Mhhm’
‘Agh. Gw pesen sebuah kue buat lo.’
‘Kenapa?’
‘Kenapa apa?’
‘Kenapa lo mese kue buat aku?’
‘Karena gw mau’ oke sekarang gw terdengar seperti orang aneh
‘Tapi aku gak laper’
‘Oh ya?’
‘Mhhm’
‘Ok kalau begitu’ ucap gw tidak mau memaksa, kue pun akhirnya datang, sebuah tiramisu, aneh, kayaknya tadi gw denger, gw dipesenin cheese cake deh. Gw langsung mengangkat sendok kecil ini, dan menyendok satu persatu potongan kecil tiramisu didepan gw sambil menatap keluar jendela. Anehnya melakukan hal seperti ini sepertinya sangat menenangkan hati, gak heran kenapa Valli suka banget nongkrong disini. Setelah entah beberapa lama gw teralihkan oleh pemandangan diluar gw mulai menyendokan suapan ke tiga ke mulut gw, sampai gw merasakan kalau gw sedang ditatapi. Dan benar saja gw liat Valli menatap gw dengan intensnya. Nih anak, gak mau gak mau tapi ngiler juga. Gak ada cara lain.
‘Mau?’ tanya gw lagi
‘Gak’ geleng dia
‘Yakin?’
‘Aku gak lapar’
‘Gw suapin ya?’ kata itu keluar begitu saja dari mulut gw. disusul dengan tatapan terkejut Valli mendengar perkataan gw dijawab dengan anggukannya.
‘Mhmmm’ angguk Valli.
Gw langsung menyendokan sendok kecil berisi kan potongan tiramisu ini ke Valli yang disambut dengan lahapan dia.
‘Ahmm’ lahap valli
‘Enak?’
‘Pastinya. Aku yang menciptakan ini’ jawabnya. Membuat gw terdengar bodoh.
‘Oke suapan datang lagi tunn tunnn’
‘Ahmm. Jadi ada apa kamu datang kesini?’
‘Aslinya hanya ingin beli cheese cake untuk Sya’
‘Ooh. Mana suapannya lagi?’
‘Ini’
‘Ahmmm.’
‘Jadi lo ada masalah apa?’
‘Masalah?’
‘Selina bilang lo suka bengong disini, dan jarang makan’
‘Ah ya kalau masalah itu iya memang ada’
‘Suapan lagi. Jadi masalah apa?’
‘Ahmm. Apakah aku harus memberi tahu semua masalahku ke kamu?’
‘Hmm. Gak. Sebenarnya itu urusan dan privasimu, tapi siapa tau gw bisa bantu’
‘Kali ini Adi, kamu gak bisa bantu’
‘Kenapa?’
‘Rumit’
‘Ok. Gw ngerti. Nih aaaaa’
‘Ahmm.’
‘Kau makan cukup banyak untuk ukuran orang yang gak lapar’
‘Hehe. Di..’
‘Hm?’
‘Aku bosan’
‘Dan lo ngasih tau gw ini karena??’
‘Ajak aku kemana kek’
‘Kemana?’
‘Entahlah, kamu kek yang mikir kamu kan yang laki laki.’
‘Ugh. Kalau jalan jauh gw gak bisa karena Mr.bushido lagi pulang kampung, jadi kerjaan gw numpuk’
‘Gak harus jalan jauh’
‘Bagaimana kalau makan malam?’ tanya gw membuat mata Valli langsung bersinar
‘Benarkah? Benar? Kapan? Kapan? Kapan?’
‘Ah Ughh.. malam minggu besok?’
‘Dimana dimana???’ tanya nya menggebu gebu
‘Ahh emmm.. disini?’ jawab gw
‘Adiiii....’ marah Valli mencubit pipi gw
‘OK OK ADUUUH!!! Di restoran, restoran spesial pilihan gw’
‘Bukan bar atau apa kan?’
‘Bukan Valli!! Ampuunn’
‘Deal!’
Gw pun kembali ke seharian Gw, yaitu kuliah dan kerja. Untuk kuliah, beda seperti di Indonesia, Lecture dan kehadiran tidak di absen, hanya beberapa pertemuan khusus yang memerlukan kedatangan, sisanya hanya tugas dan ujian akhir yang mana bukanlah sebuah halangan buat Gw. Hari ini seperti biasa gw masuk kerja dan berkumpul dengan seluruh Tim gw, memikirkan nasib dan masa depan karena semua kerjaan yang memungkinkan untuk kita sudah kita selesaikan semua, menyisakan kebosanan dan ketidakenakan serasa memakan gaji buta.
‘Hey, Mr.Bushido’ panggil gw ke dia yang sedang senderan dengan muka ditutupi Koran
‘Ya?’
‘Kau suka memancing?’
‘Suka, memang kenapa?’
‘Baguslah Ayo kita memancing’ jawab gw langsung berdiri, diikuti dengannya. Kejadian seperti ini sudah lazim di sini, bergerak secara spontan untuk melakukan sesuatu yang dapat menghilangkan kebosanan. Gw dan Mr.Bushido mengendarai mobil jauh keutara dimana disana ada terdapat sungai yang mengalir deras, dan memang biasa dijadikan tempat memancing oleh oran orang sekitar. Kami pun menggelar lapak dan mulai memancing. Lama sudah kami melemparkan umpan kami dan tidak satupun ikan yang menyambarnya.
‘Sepertinya menghilangkan bosan dengan memancing adalah ide yang salah ya Mr.Bushido’
‘Yang lo perlukan adalah kesabaran Di’ ucap Bushido layaknya philosopher
‘Agh gw laper Bushido!’
‘Yaudah lo senderan aja, biar gw yang ngumpulin ikan’
‘Sip’ Jawab gw nyengir sambil mengubah posisi kursi lipat ini menjadi senderan.
‘Hey, Di’
‘Hm?’
‘Gw belum pernah semper ngomong ini ke lo, Terima kasih udah milih gw’ ucap Mr.Bushido membuat gw ngeri
‘Stop Bushido, kalau lo bilang lo suka keg w, gw tusuk baik lo sekarang’
‘Bukan terima kasih untuk itu bego!’
‘Ah syukurlah, terus buat apaan?’
‘Buat milih gw untuk masuk tim lo’
‘Nah, bukan apa apa jangan dibuat besar lah’
‘Gw tau gw adalah calon yang akan di putusin kontraknya, gw gak tau apa yang bakal gw lakuin kalo itu bener terjadi’
‘Biar gw tebak, lo bakal bunuh diri kayak orang jepang yang lain? Hahaha’
‘Gw mempertimbangkan itu, ya’
‘Ya lo harusnya berterima kasih karena sifat rasis gw gak keluar saat itu’
‘Hah?’
‘Supaya lo tau Mr.Bushido. Gw sangat benci dengan Jepang’
‘Hah kenapa?’
‘Gw dari Indonesia, tebak aja sendiri’
‘Karena dulu kita pernah ngejajah Indonesia?’
‘Itu adalah alasan nomor dua’
‘Terus nomor satunya?’
‘Yang pertama adalah kalian mengingkar janji’
‘Janji?’
‘Ya, cerita yang rumit, dan gak kayak lo bakal ngerti aja, buang buang waktu’
‘Hahaha, lo perlu ke Jepang sendiri Di, mungkin lo bakal berubah pikiran saat lo datang ke sana’
‘Gw pernah kesana, dulu sama Ayah gw’
‘Ohya, terus gimana impresilo?’
‘Kebencian gw tambah dalam’
‘Lo bener bener butuh guide orang Jepang Di’
‘Mr.Bushido, diantara keturunan darah lo dan keturunan darah gw, mungkin keturunan darah gw lah yang paling lama menginjakan kaki di sana sebelum keturunan darah lo tercipta, jadi, gw tau apa yang gw omongin’
‘… Yah apapun itu, gw harap lo bisa memaafkan gw atas nama bangsa gw Di’
‘Gaperlu, gw benci kalian, benar, tapi itu ga menghilangkan rasa hormat gw ke orang orang yang pantas mendapatkannya’
‘Lo salah satu orang Jepang yang gw percaya Mr.Bushido, tenang saja, lo udah membuat hidup gw gampang di Russia ini dengan hanya dapat bekerja sama dan mempercayai gw saja Itu udah cukup untuk membuat gw berhutang budi ke lo. Jadi di masa depan, kalau lo ada masalah jangan ragu ragu dating ke gw’
‘Hahaha thanks Di’
‘Jangan sampai lo berpikir untuk bunuh diri seperti dulu lagi haha’
‘Kau menertawakanku tapi coba apa yang akan lo lakukan kalau lo dipecat dari kerjaanlo, terancam dideportasi, sementara di rumah sana ibu dan adik lo bergantung dengan lo?’
‘Kalau masalahnya hanya segitu, itu tidak cukup untuk membuatmu putus asa dan bunuh diri, pasti ada sirkumstasi lain kan?’
‘Itu garis besarnya tapi, percaya gak percaya dulu keluargaku itu sangat mampu Di, hidup rasanya gampang dulu itu, sampai Ayah gw difitnah dalam kasus korupsi, disitulah semuanya berubah, Rumah, Nama, sampai Harta pun semua nya hilang’
‘Dari rumah besar di tengah kota, turun sampai ke rumah sewaan yang kumuh, Hanya tersisa Ibu gw, dan Adik gw. Bagaikan Langit dan Bumi hidup saat itu, gw harus kerja sehabis pulang sekolah untuk membantu ibu, dan menabung untuk sekolah adik, sampai gw dapat kesempatan untuk internship di sebuah perusahaan di Russia, harapan gw terbuka, gw memaksa merantau saat adik gw memaksa gw untuk tinggal, Gw pilih merantau karena itu adalah pilihan logis’
‘Sesudah merantau pun ternyata rencana gw gak semudah yang gw kira, biaya hidup dikota sangat mahal jadi gw harus pindah ke pedalaman, dan menyisihkan gaji gw untuk keluarga gw di Jepang’
‘Sampai gw kerja di sini dan hampir dikeluarkan karena preforma jelek dan akhirnya ketemu lo’
‘ Bentar bentar, udah berapa lama lo ngambang di Russia sekarang?’
‘Kurang lebih sembilan tahun’
‘Dude, berapa sekarang umur lo?’
’28 tahun lah, kenapa emang?’
‘Tua banget lo ya, harusnya lo gw panggil Uncle.Bushido aja’
‘Hahaha’
‘Jadi gimana Adik lo sekarang?’
‘Baik, tambah cantik, dan Alhamdulillah akan lulus kuliah tahun ini’
‘Sejak kapan lo ngomong Alhamdulillah? Emang lo tau artinya?’
‘Hahaha gw ketularan lo sih sama Timur, kata Timur sih itu ucapan terima kasih ke tuhan bukan?’
‘Yep. Man lo adalah kakak yang baik, gw jamin Adik lo bakal berterima kasih banget ke lo’
‘Itu gw ragukan Di’
‘Kenapa?’
‘Keadaan sebenarnya, duit yang gw cari disini dulu hanya bisa menutupi 60% biaya kehidupan disana, tentunya ibu gw dan juga adik gw harus tetap bekerja paruh waktu. Lo inget kan dicerita gw tadi kalau adik gw menentang gw kesini? Itu membuat impresi bahwa gw meninggalkan mereka untuk berjuang sendirian, tidak sekalipun saat gw ingin berbicara dengan Adik gw di telepon dia mau berbicara dengan gw. Adik gw sendiri benci dengan gw.’
‘Kedengaran seperti Adik yang menyusahkan’
‘Sebaliknya, gw bersyukur gw punya adik seperti dia. Dia sayang sekali dengan ibu, dan sangat pengertian terhadap keadaan kami. Dan yang paling penting adalah dia sangat pekerja keras’
‘Hmm’
‘Dia masih seumuran lo Di, cantik, pintar lagi, mungkin aja lo tertarik hahaha’
‘Dalam mimpimu Bushido, terus apa rencanalo sekarang? Gw yakin sekarang duit bukanlah masalah bukan?’
‘Ya, gw bermaksud ijin ke lo untuk pulang ke Jepang besok. Gw akan mengambil kembali rumah keluarga gw yang tercuri. Tapi..’
‘Tapi?’
‘Lo tau kan kalau Ayah gw difitnah, dan nama keluarga gw sudah kotor, ditambah orang orang dibelakang fitnah itu sangatlah kuat, kau taulah politik dan sebagainya. Membuat proses ini semakin sulit’
Gw langsung mengambil Hp gw dan mencari beberapa nama disana dan mengetik beberapa pesan, setelah selesai lama mengutak atik, gw masukan Hp ini ke saku gw lagi.
‘Mr.Bushido gw udah pesan tiket ke Tokyo besok jam 8 malam, direct. Sampai di Tokyo lo ke lobby, tepatnya didepan sebuah papan iklan samping sebuah toko seluler, akan ada orang menunggu, seorang wanita memeluk tas yang berbentuk muka burung hantu, lo gak bakal kesulitan mencari dia. Setelah itu ceritakan semuanya ke dia, gw harap semua masalah lo akan selesai’
‘Hah?’
‘Tiketnya udah gw kirim ke email lo, print malam ini’
‘Tapi…’
‘Sebenarnya gw pingin ikut lo, gw punya feeling kalau ini bakal jadi petualangan asik. Tapi disini harus ada seseorang yang stand in di posisi lo, jadi gw kerja double mulai besok’
‘Ha. Man gw gak tau harus bales apa ke lo Di’
‘Gw udah bilang Bushido, lo buat hidup gw gampang, gw juga akan buat hidup lo gampang. Simpel’
‘Kalo lo cewek Di, gw udah cium lo’
‘Brr. Gila sampe merinding gw ngedengernya. Cepet mancingnya! Gw udah laper nih!’
Acara mancing memancing ini berlanjut sampai sore hari, kami pun berpisah saat pulang karena kami berjalan ke jalur yang berbeda. Gw seperti biasa naik metro, kali ini gw sempatin berenti di Kaluzhskaya untuk mampir ke toko kuenya Valli, gw gak sabar liat muka senengnya Sya saat melihat gw pulang bawa cheese cake kesukaannya.
Ting Ting.
Suara bel pintu berbunyi saat gw masuk ke toko ini. Gw langsung berjalan ke counter yang pastinya tempat untuk memesan kue, tapi anehnya pelayan salah satu pelayan disana memasang muka masam ke gw. Gw kenal pelayan itu, namanya Selina, seinget gw dia adalah pegawai teladan disini, dan murah senyum, kenapa sekarang dia malah masang muka masam? Dan hanya ke gw lagi. Sepertinya benar kata pepatah, Kenal, maka tak sayang.
‘Hey Selina, seperti biasa, satu, dibungkus’
‘Dua, satu dibungkus, satu makan disini’ ucap dia sambil memasukan order dan memberinya ke belakang
‘Eh tapi-‘
‘Tuan harap menunggu diatas untuk sampai pesanan makan disini dan dibungkusnya sudah siap’
‘Tapi ini udah ja-‘
‘Sst Valli diatas diem aja dari tadi gak bicara, gak makan, lo apain dia Di?’
‘Mana gw tau!?’
‘Dia kayak gitu dari malam lo ngajak dia keluar itu loh, pasti lo bicara yang enggak enggak ke dia.’
‘Seinget gw-‘
‘Udah lo ngomong sama dia sana, kasih dia kue, pasti suka deh’
‘Kue yang lo maksa gw untu beli?’
‘Kalau lo ga mau gw tunda juga bisa kok Di’
‘Hahh, ya ya, gw ambil. Yaudah gw ke atas dulu nemuin bos ’
Gw langsung berjalan keatas tempat dimana orang orang makan disini. Tidak ada satu orang pun yang makan disini hari ini, mungkin karena ini adalah hari biasa, dan diluar sangatlah dingin jadi orang ingin cepat cepat pulang dan menghangatkan diri di rumah mereka. Terlihat Valli duduk di meja tepat di samping jendela yang menghadap ke taman di depan. Gw langsung menghampirinya dan duduk di depannya, kehadiran gw sempat membuat pandangan mata dia beralih dari jendela itu.
‘Sudah sore ya’ Ugh. Yaiyalah udah sore dia tau, lo gak liat dari tadi dia natap jendela apa? Pikir gw
‘Sepertinya’ jawab Valli
‘Diluar dingin’ Ughhh. Sekarang gw terdengar seperti orang yang kesini cuma numpang nganget doang.
‘Mhhm’
‘Agh. Gw pesen sebuah kue buat lo.’
‘Kenapa?’
‘Kenapa apa?’
‘Kenapa lo mese kue buat aku?’
‘Karena gw mau’ oke sekarang gw terdengar seperti orang aneh
‘Tapi aku gak laper’
‘Oh ya?’
‘Mhhm’
‘Ok kalau begitu’ ucap gw tidak mau memaksa, kue pun akhirnya datang, sebuah tiramisu, aneh, kayaknya tadi gw denger, gw dipesenin cheese cake deh. Gw langsung mengangkat sendok kecil ini, dan menyendok satu persatu potongan kecil tiramisu didepan gw sambil menatap keluar jendela. Anehnya melakukan hal seperti ini sepertinya sangat menenangkan hati, gak heran kenapa Valli suka banget nongkrong disini. Setelah entah beberapa lama gw teralihkan oleh pemandangan diluar gw mulai menyendokan suapan ke tiga ke mulut gw, sampai gw merasakan kalau gw sedang ditatapi. Dan benar saja gw liat Valli menatap gw dengan intensnya. Nih anak, gak mau gak mau tapi ngiler juga. Gak ada cara lain.
‘Mau?’ tanya gw lagi
‘Gak’ geleng dia
‘Yakin?’
‘Aku gak lapar’
‘Gw suapin ya?’ kata itu keluar begitu saja dari mulut gw. disusul dengan tatapan terkejut Valli mendengar perkataan gw dijawab dengan anggukannya.
‘Mhmmm’ angguk Valli.
Gw langsung menyendokan sendok kecil berisi kan potongan tiramisu ini ke Valli yang disambut dengan lahapan dia.
‘Ahmm’ lahap valli
‘Enak?’
‘Pastinya. Aku yang menciptakan ini’ jawabnya. Membuat gw terdengar bodoh.
‘Oke suapan datang lagi tunn tunnn’
‘Ahmm. Jadi ada apa kamu datang kesini?’
‘Aslinya hanya ingin beli cheese cake untuk Sya’
‘Ooh. Mana suapannya lagi?’
‘Ini’
‘Ahmmm.’
‘Jadi lo ada masalah apa?’
‘Masalah?’
‘Selina bilang lo suka bengong disini, dan jarang makan’
‘Ah ya kalau masalah itu iya memang ada’
‘Suapan lagi. Jadi masalah apa?’
‘Ahmm. Apakah aku harus memberi tahu semua masalahku ke kamu?’
‘Hmm. Gak. Sebenarnya itu urusan dan privasimu, tapi siapa tau gw bisa bantu’
‘Kali ini Adi, kamu gak bisa bantu’
‘Kenapa?’
‘Rumit’
‘Ok. Gw ngerti. Nih aaaaa’
‘Ahmm.’
‘Kau makan cukup banyak untuk ukuran orang yang gak lapar’
‘Hehe. Di..’
‘Hm?’
‘Aku bosan’
‘Dan lo ngasih tau gw ini karena??’
‘Ajak aku kemana kek’
‘Kemana?’
‘Entahlah, kamu kek yang mikir kamu kan yang laki laki.’
‘Ugh. Kalau jalan jauh gw gak bisa karena Mr.bushido lagi pulang kampung, jadi kerjaan gw numpuk’
‘Gak harus jalan jauh’
‘Bagaimana kalau makan malam?’ tanya gw membuat mata Valli langsung bersinar
‘Benarkah? Benar? Kapan? Kapan? Kapan?’
‘Ah Ughh.. malam minggu besok?’
‘Dimana dimana???’ tanya nya menggebu gebu
‘Ahh emmm.. disini?’ jawab gw
‘Adiiii....’ marah Valli mencubit pipi gw
‘OK OK ADUUUH!!! Di restoran, restoran spesial pilihan gw’
‘Bukan bar atau apa kan?’
‘Bukan Valli!! Ampuunn’
‘Deal!’
sormin180 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
