- Beranda
- Stories from the Heart
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil
...
TS
suwandilam
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil
INDEX
PART 1 - Perkenalan - Langsung ada di postingan ini
PART 2 - Keberangkatan
PART 3 - Tiba di Desa
PART 4 - Malam Pertama
PART 5 - Ibu Tua
PART 6 - Informasi Mengejutkan
PART 7 - Suara
PART 8 - Terkuncikah ?
PART 9 - Rumah Terang
PART 10 - Gadis Cantik Yang Kesepian
PART 11 - Tangisan
PART 12 - Pernyataan Kades
PART 13 - Terjebak
PART 14 - Pengungkapan
PART 15 - Silahturahmi Pertama
PART 16 - Tamu
PART 17 - Jalan Malam
PART 18 - Berteduh Lagi
PART 19 - Balik !!!
PART 20 - Maksud Terselubung
PART 21 - Perdebatan
PART 22 - Halusinasi ?
PART 23 - Halusinasi 2
PART 24 - Tangis dan Tawa
PART 25 - Pengejaran Amelia
PART 26 - Ngecek Lagi ?
PART 27 - Gak Hoki
PART 28 - Siapa Itu Ya ?
PART 29 - Hari Yang Tenang
PART 30 - Kebelet !
PART 31 - Bertemu Lagi !
PART 32 - Tertabrak !
PART 33 - Terror
PART 34 - Kejutan !!!
PART 35 - Terror 2
PART 36 - Terror 3
PART 37 - Lemari Cermin
PART 38 - Ngecek yuk
PART 39 - Tangisan
PART 40 - Ketukan
PART 41 - Mimpi atau Nyata
PART 42 - Penampakan
PART 43 - Haruskah Melapor ?
PART 44 - Mencari Solusi
PART 45 - Pengungkapan Misteri !
PART 46 - Pengungkapan Misteri 2
PART 47 - Pengungkapan Misteri 3
PART 48 - Pengungkapan Misteri 4
PART 49 - Sebenarnya ini apa ?!
PART 50 - Pengungkapan Lemari Cermin
PART 51 - Nenek oh Nenek
PART 52 - Konflik !
PART 53 - Kejutan
PART 54 - Bolehkah Gue Kabur ?
PART 55 - Hilang !
PART 56 - Duniaku
PART 57 - Gue Dimana?
PART 58 - SURAT
PART 59 - Suara dan Penglihatan ?
PART 60 - Masuk atau Kagak ?!
PART 61 - Aku Hilang !
PART 62 - Kembali
PART 63 - Penjelasan
PART 64 - Siksaan !
PART 65 - Ketenangan
PART 66 - Suara Aneh
PART 67 - Terjebak !
PART 68 - TOLONG GUE !
PART 69 - Kuburan (NEW UPDATE)
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil - Part 1
Cerita ini merupakan fiksi, namun isi dari cerita ini sebagian diambil dari serangkaian kisah pengalaman nyata yang dialami oleh penulis dan dicampur dengan cerita fiksi yang tidak benar-benar terjadi. Beberapa kejadian memang benar terjadi dan beberapa kejadian merupakan cerita rekayasa untuk penambahan agar cerita ini menjadi lebih menarik. Semua nama tokoh, nama tempat dan lain-lain telah disamarkan guna menjaga nama baik pemilik aslinya.
Nah mari kita mulai ceritanya.
1 Februari 2015, Yap tepat pada tanggal ini saya mahasiswa jurusan ekonomi yang bernama Dony mendapatkan tawaran menarik dari kampus saya. Saya berasal dari Jakarta, kuliah di salah satu universitas swasta ternama di Jakarta dan sekarang tengah memasuki semester delapan. Menjelang memasuki semester 8 yang ku anggap bakal menjadi semester terakhir untuk perkuliahanku, Aku memiliki banyak waktu luang karena aku hanya tinggal menyelesaikan KKN dan menyusun skripsi (Itupun uda hampir kelar karena data2 skripsinya uda ada dan tinggal dimanipulasi, namun repotnya ya itu nanti minta persetujuan dosen dan revisi2 yang menjengkelkan pastinya dan bisa menghabiskan waktu cukup lama).
Sebelum tanggal 1 Feb, keseharianku cukup membosankan karena terlalu banyak waktu luang, mau memikirkan tentang KKN, tetapi aku masih galau mau KKN di mana, belum ada lokasi KKN yang asik menurutku sampai saat ini. Kebanyakan waktu luangku kuhabiskan untuk berkelana di kampus mencari info2 sputar KKN, hingga suatu waktu aku pergi ke ruangan dosen, bercerita2 dengan dosen dan terakhir sebelum pulang, aku membaca papan informasi yang ada di ruangan dosen, seketika mataku tertuju pada papan informasi yang terdapat selembaran brosur. Brosur tsb bertuliskan :
“Dicari 10 Mahasiswa/I yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa terpencil selama 3 bulan, dana semua ditanggung oleh kampus. Diperuntukkan bagi mahasiswa/I yang berada di semester 7 ke atas.
Kriteria : Memiliki jiwa pemberani, bisa hidup mandiri, menyukai kehidupan alam desa dan ingin pengalaman seru.
Hadiah : Bagi anda yang belum menyelesaikan KKN, maka KKN dianggap selesai sehubungan dengan kegiatan ini dan mendapatkan nilai A
Bagi anda yang sedang menyelesaikan skripsi, maka nilai Skripsi anda akan langsung mendapatkan nilai A.
Silahkan isi formulir yang dapat diambil di bagian kemahasiswaan, serahkan formulir tersebut ke rektorat paling lambat tanggal 30 Januari 2015. Bagi mahasiswa/I yang kami anggap cocok untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa ini, akan kami informasikan pada tanggal 1 Februari 2015.
Mahasiwa/I akan kami pilih dari berbagai jurusan agar dapat saling melengkapi dan membuat serangkaian program untuk pembangunan desa tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut bisa langsung datang ke rektorat.”
Wahhhh !!! Setelah membaca brosur ini, akupun kaget dan cukup tertarik untuk mengikuti kegiatan ini. Langsung kutanyakan ke bagian kemahasiswaan di fakultasku tentang formulir ini dan apakah masih ada kuota kosong untuk kegiatan pembangunan desa ini atau tidak.
Saya : “Pak ! Itu brosur di papan informasi masih berlaku kan Pak? Kira2 masih ada slot kosong utk saya ikut serta gak ?”
Dosen Kemahasiswaan : “Oh brosur itu, setahu saya itu masih terbuka untuk semua mahasiswa di universitas ini. Penutupannya kan di akhir bulan Januari ini. Kenapa? Kamu minat utk ikut ?”
Saya : “Oh jelas minat lah Pak ! KKN dan Skripsi langsung kelar dan nilainya A loh !”
Dosen : “Hehehe iya nak, Bapak juga kaget baca brosur ini, kok bisa ya rektorat langsung izinkan KKN dan Skripsi langsung dapat nilai A.”
Saya : “Loh, memangnya kenapa Pak ? Tahun2 sebelumnya belum pernah ada informasi seperti ini?”
Dosen : “Belum pernah nak. Ini informasi terbaru dan perdana yang pernah Bapak dapatkan. Belum pernah ada kegiatan seperti ini selama bapak mengajar di sini. Ya uda kamu coba apply aja deh, siapa tau kamu bisa terpilih kan, itu untuk 10 orang kapasitasnya loh, coba aja kamu ajak temanmu biar gak bosan. Siapa tau bisa masuk kalian kan, tapi nanti kepastian siapa yang berhak ikut itu jg ditentuin dari rektorat dan kemungkinan kamu dan temanmu tidak bisa lolos barengan, tapi dicoba saja, paling enggak nanti kamu bakal dapat banyak teman baru loh. Nih formulirnya.”
Saya : “Makasih pak, paling enggak saya lolos dari KKN dan Skripsi yang menyusahkan ini Pak. Hehehehe.” (Ketawa cengengesan)
Setelah mendapatkan formulir dari dosen kemahasiswaan fakultasku, Aku langsung bikin group chat via BBM untuk beberapa teman2ku yang berjumlah 4 org termasuk aku yang tentunya masih belum KKN dan Skripsi.
Saya : “Woi, Bro ! Baca nech, Kalian ndak perlu KKN dan bikin skripsi oeeee ! Ikut program ini, seru cui ngabdi di desa, hidup di alam bebas, KKN dan skripsi lgsg kelar. Dana semua ditanggung kampus ! Ikut yok, untuk semua fakultas loh!”
Rudy : “Wew serius tuh? Keknya seru juga loh ! Lu ada formulirnya?”
Victor : “Wakakaka, klo KKN dan skripsi lgsg A , gue masuk cui. Kapan kasi gue form nya ?”
Benny : “Gue ikut apply deh klo kalian semua apply ! Ya moga” aja kepilih semua kita berempat!”
Saya : “Okay, form nya kalian jemput aja ama gua di kampus ya!”
Setelah menghubungi semua teman2 gua, gua pun atur waktu ketemu mreka dan ngasihin formulir untuk mereka isi.
Tepat pada tanggal 1 Februari 2015 pagi hari, HP kami masing2 pun berdering.
Saya : “Woiii brooo ! Gue dapat sms dari rektorat nech ! Gw kepilih untuk ikut loh ! Wakakka, kalian cam mana? Lolos ?”
Rudy : “Gue kagak lolos brooooo… Suram !!!”
Victor : “Lu gak lolos Rud ? Gue lolos nech wkawkakwa, mantap Don ! Bareng2 nikmatin alam desa kita, skalian cuci mata liat cewek2 desa wakwkawka ! Benny gimana?”
Benny : “Gue gak lolos cukkk~ Kok bisa yeee… Padahal pengen banget gue nikmatin alam desa, intinya sih sebenarnya kkn dan skripsi kelar wakwakka.”
Saya : “Sabar yee yang gak lolos wkwkwk, kalian ambil masa langkau aja, barangkali tahun depan ada lagi kegiatan beginian hehehe.”
Rudy : “Taikk lu… Ya uda info2 n cerita2 ye pengalaman xan disana gimana !”
Victor : “Pasti bro ! Eh Don, nanti siang kita ke rektorat bareng deh ya !”
Saya : “Sip bro !”
Siang harinya sehabis makan siang, gue dan Victor langsung menuju ke rektorat dengan mengendarai motor kami masing2. Selama perjalanan kami saling bercerita.
Saya : “Eh bro, bosan gak ya nanti selama di desa, 3 bulan loh. Entah ada pulang or enggak ?”
Victor : “Ya kagak tau, enak sih hidup mandiri dan bebas, tapi klo 3 bulan ndak pulang ya bosan jg, kecuali di desa itu adem dan bnyk hiburan, tapi gue rasa mana bakal byk hiburan, tv, game, inet pasti ga ada or klo pun ada pasti jelek sekali.”
Saya : “Iya juga sich, tapi biarlah, lumayan kan KKN dan Skripsi bisa kelar dalam 3 bulan bersamaan. Bersabar2 aja dah, tujuan kita kan itu. Hehehe”
Victor : “Yoi Bro. Kira-kira 8 peserta lagi cowo apa cewe ya, klo cowo semua bosan juga nech. Btw entah ada yang tipe gue or gak ya, pengennya sih klo ada yg cewe yg tipe gue, bisa pdkt-an sekalian hahaha.”
Saya : “Hehehe.. Lu mah mata keranjang wakwkawka.”
Ehem, sampai lupa ngasih tau ke para pembaca, Gue dan Victor punya kriteria tipe cewe kami masing-masing. Ya moga-moga aja ada yg sesuai tipe, jadi bisa aktivitas bareng sambilan PDKT. hehehe
Polling
0 suara
Bagusnya Cerita ini memiliki Alur Panjang atau pendek ? Bagaimana isi ceritanya?
Diubah oleh suwandilam 18-09-2019 21:40
symoel08 dan 17 lainnya memberi reputasi
12
1.7M
3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
suwandilam
#625
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil – Part 37
Malam itu gue, Victor dan Aldi sedikit kebingungan untuk tidur. Meskipun jam sudah menunjukkan pukul 12an lewat, tapi mata dan otak kami belum bisa untuk tenang. Why ? Ya semua karena si Danu yang bertingkah aneh. Sampai saat ini, kondisi dia belum sepenuhnya sadar. Mau hubungi orang rumahnya, semua kontak di HP nya sudah dihapusnya. Mau lapor ke pihak kampus, entar ujung-ujungnya semua dari kami dibatalkan dan terpaksa ngerjain skripsi. Males banget lohhh.
“Vic, gimana nech? Ga mungkin kita berjaga semaleman?!” tanya Gue ke Victor dan sekaligus menatap ke Aldi.
“Ya uda gini aja, kita ganti-gantian jaganya mao ? Masing-masing dari kita tidur 4 jam, terus kita ganti-gantian. Lu tidur dulu Don, gue yang jaga, terus gue tidur, Aldi yang jaga, terus baru elo sampai pagi? Ok ?” saran Victor
“Oke deh klo gt.” Ucap gue setuju dan Aldi juga setuju.
Akhirnya kami menjalani beberapa malam kami dengan cara tidur dan berjaga bergantian. Beberapa hari ini memang agak tenang, Danu tidak berbuat macam-macam dan kejadian aneh juga kagak terjadi, hingga hari ini tepat hari ke 22 kami berada di desa ini.
“Vic, lu tahan kita mesti jaga Danu tiap malam? Kurang tidur terus perasaan ga tenang melulu?!” tanya Gue ke Victor sambilan berjalan-jalan mengitari lingkungan sekeliling rumah di sore hari.
“Entah, gue sebenarnya agak pusing juga. Apa mau kita lapor ke pak Kades sama minta bantuan orang tua yang bisa hal-hal begini?!” jawab Victor
“Emm, ini susahnya, entar pak Kades tau klo kita berbuat macam-macam kan makanya bisa terjadi hal beginian ?!” ucap Gue
“Mau nya di bawa untuk didoain aja ye… Tapi di deket rumah kita ga ada musholla pula, mau di bawa ke tempat deket rumah pak Kades, Danunya ga mau.” Jawab Victor
“Emang klo kita doain ga mempan?” tanya Gue penasaran
“Kurang tau ya, tapi kadang gue doain dia dalam hati ga mempan tuh. Gue pernah denger orang bilang klo kita yang gangguin or cari masalah duluan dengan hal beginian, ngelepasnya susah nih.” Jelas Victor
“Emm.. Gitu ya? Ya udah lah. Sementara kita jaga begini aja lah. Masih lama loh 2 bulanan lagi kita di sini.” Jawab Gue
“Iya udah gt aja. Eh balik yuk, gerimis nih, langit mendung, uda gelap juga.” Balas Victor sambil lihat ke langit yang mendung, berangin dan sepertinya nanti akan turun hujan lebat.
“Kooooooo !!!” teriak Monica dari dalam rumah saat kami mau balik pulang
“Eh kenapa tuh Mon? Kok teriak-teriak?” tanya Gue yang baru balik dari keliling sore dengan bingung
Gue dan Victor langsung berlari masuk ke dalam rumah. Sampai di ruang tengah gue lihat Danu sedang meronta-ronta dan sambil nangis “Huhuhuhu hiksss”.
Aldi berusaha untuk menenangkan Danu dan sepertinya kesulitan karena rontaan Danu begitu kuat. Para cewe hanya bersembunyi di ruang tengah karena ketakutan.
Danu terus menangis dan sesekali dia terdiam dan matanya melotot melihat ke arah para cewe dan juga gua, kemudian lanjut menangis lagi dan meronta-ronta. Wah ini makin gak bener aja nih si Danu, ekstreem juga ya. Gue masih bingung, ini lagi kerasukan or dia lagi stress or kenapa ya.
Gue dan Victor akhirnya juga bantu tenangin si Danu, sesekali gue kena tendang karena rontaan dia, kadang tangan Danu menampar pipi gue yang lembut dan halus. Bikin berjejak merah deh. Tapi itu semua gue maklumin karena kondisinya yang ga beres gini.
“Aldi, kenapa Danu bisa begini?” tanya Gue ke Aldi yang tadinya dia yang sedang berjaga memperhatikan Danu
“Kurang tau gue Don, tadi dia tiba-tiba melihat ke arah lemari kaca di ruang tengah dekat kamar kita dan dia melihat ke cermin yang ada di pintu lemari itu, terus tiba-tiba dia nunjuk-nunjuk ke cermin itu dan kemudian nangis dia.” Jawab Aldi agak bingung
Oia, memang ada lemari kaca yang pintunya terdapat cermin di ruang tengah kami. Biasanya kami sering bercermin di lemari itu sehabis mandi or saat mau bepergian. Lemari ini memang agak aneh, uda tua banget terus di dalamnya ada foto keluarga yang kami gak kenal entah siapa-siapa aja. Mau tanya ke pak Kades juga agak segan. Terus lemari ini kagak bisa dibuka. Kadang gue coba untuk buka, tapi ga bisa, sepertinya terkunci, alhasil kami biarin aja dari kemarin.
“Lu gak lihat apa apa Di di cermin itu?” tanya Gue ke Aldi yang biasanya dia bisa lihat hal beginian.
“Gak Don, Gue ga pernah bercermin dan ga pernah mau peduliin lemari itu.” Jawab Aldi agak pelan, wah pasti ada yang ga beres nih klo Aldinya uda ngomong agak pelan.
“Kenapa Di? Ada sesuatu yang aneh di cermin or lemari itu?” tanya Gue penasaran
“Gak tau Don, tapi saat pertama kali kita sampai di rumah ini, Gue lewat di cermin itu, sekilas gue lihat bayangan gue ada 2. Semenjak saat itu gue ga pernah mau peduliin or bercermin di cermin lemari ini lagi.” Jawab Aldi pelan sambil nunduk mungkin karena kepikiran hal-hal aneh.
Astagaaaa… Salah pertanyaan gue. Kalo kondisi lagi suram begini. Ditambah kita tau hal hal bermasalah di rumah ini, makin gak enak deh.
Uda ada Danu yang bermasalah, ada penampakan cewe rambut panjang yang sering tersenyum sendiri. Sekarang nambah lagi ada lemari angker. Ndeeeeeeeeeehhhh suram…
Nah kali ini yang dengar curhatan Aldi ini bukan hanya gue, tapi seisi rumah termasuk para cewe pun mendengarkan cerita Aldi. Hal ini mah bakal makin suasana rumah ini gak nyaman dan perasaan takut akan menyelimuti kami semua.
”Huhuhuuuuu tolong… tolonggg… hentikan !”
“Dan, sadar Dan… Lu kenape??? Ada sesuatu yang aneh?” tanya Victor yang lagi pegangin Danu
“Tolongg.. hentikan suara itu… Hentikan !! Aku muak !!!” teriak Danu sambil menangis
Suara apa sih yang dia dengar? Gue juga bingung. Klo dilihat-lihat sepertinya Danu uda mulai sadar, tapi entahlah, bisa jadi dia masih kerasukan kan?
“Hentikaaaannn… Hentikaaannn suara itu…” Danu terus berteriak dan sambil menunjuk ke arah cermin lemari itu. Ya tempat tidur kami emg ga jauh dari ruang tengah dan tentunya dekat dengan cermin itu juga. Tapi kira-kira suara apa sih yang di dengar Danu dari lemari itu yahhh?
Malam itu gue, Victor dan Aldi sedikit kebingungan untuk tidur. Meskipun jam sudah menunjukkan pukul 12an lewat, tapi mata dan otak kami belum bisa untuk tenang. Why ? Ya semua karena si Danu yang bertingkah aneh. Sampai saat ini, kondisi dia belum sepenuhnya sadar. Mau hubungi orang rumahnya, semua kontak di HP nya sudah dihapusnya. Mau lapor ke pihak kampus, entar ujung-ujungnya semua dari kami dibatalkan dan terpaksa ngerjain skripsi. Males banget lohhh.
“Vic, gimana nech? Ga mungkin kita berjaga semaleman?!” tanya Gue ke Victor dan sekaligus menatap ke Aldi.
“Ya uda gini aja, kita ganti-gantian jaganya mao ? Masing-masing dari kita tidur 4 jam, terus kita ganti-gantian. Lu tidur dulu Don, gue yang jaga, terus gue tidur, Aldi yang jaga, terus baru elo sampai pagi? Ok ?” saran Victor
“Oke deh klo gt.” Ucap gue setuju dan Aldi juga setuju.
Akhirnya kami menjalani beberapa malam kami dengan cara tidur dan berjaga bergantian. Beberapa hari ini memang agak tenang, Danu tidak berbuat macam-macam dan kejadian aneh juga kagak terjadi, hingga hari ini tepat hari ke 22 kami berada di desa ini.
“Vic, lu tahan kita mesti jaga Danu tiap malam? Kurang tidur terus perasaan ga tenang melulu?!” tanya Gue ke Victor sambilan berjalan-jalan mengitari lingkungan sekeliling rumah di sore hari.
“Entah, gue sebenarnya agak pusing juga. Apa mau kita lapor ke pak Kades sama minta bantuan orang tua yang bisa hal-hal begini?!” jawab Victor
“Emm, ini susahnya, entar pak Kades tau klo kita berbuat macam-macam kan makanya bisa terjadi hal beginian ?!” ucap Gue
“Mau nya di bawa untuk didoain aja ye… Tapi di deket rumah kita ga ada musholla pula, mau di bawa ke tempat deket rumah pak Kades, Danunya ga mau.” Jawab Victor
“Emang klo kita doain ga mempan?” tanya Gue penasaran
“Kurang tau ya, tapi kadang gue doain dia dalam hati ga mempan tuh. Gue pernah denger orang bilang klo kita yang gangguin or cari masalah duluan dengan hal beginian, ngelepasnya susah nih.” Jelas Victor
“Emm.. Gitu ya? Ya udah lah. Sementara kita jaga begini aja lah. Masih lama loh 2 bulanan lagi kita di sini.” Jawab Gue
“Iya udah gt aja. Eh balik yuk, gerimis nih, langit mendung, uda gelap juga.” Balas Victor sambil lihat ke langit yang mendung, berangin dan sepertinya nanti akan turun hujan lebat.
“Kooooooo !!!” teriak Monica dari dalam rumah saat kami mau balik pulang
“Eh kenapa tuh Mon? Kok teriak-teriak?” tanya Gue yang baru balik dari keliling sore dengan bingung
Gue dan Victor langsung berlari masuk ke dalam rumah. Sampai di ruang tengah gue lihat Danu sedang meronta-ronta dan sambil nangis “Huhuhuhu hiksss”.
Aldi berusaha untuk menenangkan Danu dan sepertinya kesulitan karena rontaan Danu begitu kuat. Para cewe hanya bersembunyi di ruang tengah karena ketakutan.
Danu terus menangis dan sesekali dia terdiam dan matanya melotot melihat ke arah para cewe dan juga gua, kemudian lanjut menangis lagi dan meronta-ronta. Wah ini makin gak bener aja nih si Danu, ekstreem juga ya. Gue masih bingung, ini lagi kerasukan or dia lagi stress or kenapa ya.
Gue dan Victor akhirnya juga bantu tenangin si Danu, sesekali gue kena tendang karena rontaan dia, kadang tangan Danu menampar pipi gue yang lembut dan halus. Bikin berjejak merah deh. Tapi itu semua gue maklumin karena kondisinya yang ga beres gini.
“Aldi, kenapa Danu bisa begini?” tanya Gue ke Aldi yang tadinya dia yang sedang berjaga memperhatikan Danu
“Kurang tau gue Don, tadi dia tiba-tiba melihat ke arah lemari kaca di ruang tengah dekat kamar kita dan dia melihat ke cermin yang ada di pintu lemari itu, terus tiba-tiba dia nunjuk-nunjuk ke cermin itu dan kemudian nangis dia.” Jawab Aldi agak bingung
Oia, memang ada lemari kaca yang pintunya terdapat cermin di ruang tengah kami. Biasanya kami sering bercermin di lemari itu sehabis mandi or saat mau bepergian. Lemari ini memang agak aneh, uda tua banget terus di dalamnya ada foto keluarga yang kami gak kenal entah siapa-siapa aja. Mau tanya ke pak Kades juga agak segan. Terus lemari ini kagak bisa dibuka. Kadang gue coba untuk buka, tapi ga bisa, sepertinya terkunci, alhasil kami biarin aja dari kemarin.
“Lu gak lihat apa apa Di di cermin itu?” tanya Gue ke Aldi yang biasanya dia bisa lihat hal beginian.
“Gak Don, Gue ga pernah bercermin dan ga pernah mau peduliin lemari itu.” Jawab Aldi agak pelan, wah pasti ada yang ga beres nih klo Aldinya uda ngomong agak pelan.
“Kenapa Di? Ada sesuatu yang aneh di cermin or lemari itu?” tanya Gue penasaran
“Gak tau Don, tapi saat pertama kali kita sampai di rumah ini, Gue lewat di cermin itu, sekilas gue lihat bayangan gue ada 2. Semenjak saat itu gue ga pernah mau peduliin or bercermin di cermin lemari ini lagi.” Jawab Aldi pelan sambil nunduk mungkin karena kepikiran hal-hal aneh.
Astagaaaa… Salah pertanyaan gue. Kalo kondisi lagi suram begini. Ditambah kita tau hal hal bermasalah di rumah ini, makin gak enak deh.
Uda ada Danu yang bermasalah, ada penampakan cewe rambut panjang yang sering tersenyum sendiri. Sekarang nambah lagi ada lemari angker. Ndeeeeeeeeeehhhh suram…
Nah kali ini yang dengar curhatan Aldi ini bukan hanya gue, tapi seisi rumah termasuk para cewe pun mendengarkan cerita Aldi. Hal ini mah bakal makin suasana rumah ini gak nyaman dan perasaan takut akan menyelimuti kami semua.
”Huhuhuuuuu tolong… tolonggg… hentikan !”
“Dan, sadar Dan… Lu kenape??? Ada sesuatu yang aneh?” tanya Victor yang lagi pegangin Danu
“Tolongg.. hentikan suara itu… Hentikan !! Aku muak !!!” teriak Danu sambil menangis
Suara apa sih yang dia dengar? Gue juga bingung. Klo dilihat-lihat sepertinya Danu uda mulai sadar, tapi entahlah, bisa jadi dia masih kerasukan kan?
“Hentikaaaannn… Hentikaaannn suara itu…” Danu terus berteriak dan sambil menunjuk ke arah cermin lemari itu. Ya tempat tidur kami emg ga jauh dari ruang tengah dan tentunya dekat dengan cermin itu juga. Tapi kira-kira suara apa sih yang di dengar Danu dari lemari itu yahhh?
piaupiaupiau dan jenggalasunyi memberi reputasi
2