Part 7
Hujan di sebuah kereta

Setelah kejadian sore tadi ane putusin untuk cari tau siapa cowok yg ma putri, ah ane gamau spekulasi dulu siapa cowok itu jangan2 itu sodaranya ato apa.



Sengaja ane ga kontak putri, karena ane pengen tau sendiri siapa cowok itu. Bsok pagi ane harus ke kantornya utk ketemu putri. Malam ini ane habisin di bandung dgn 1000 tanda tanya??

Apa mungkin dia sudah menemukan cinta yg lain, atau mungkin dia.... ah sudahlah ane gamau berspekulasi. Malam ini ane habiskan dengan jalan2 berdua ma anwar, menikmati bandung yg begitu syahdu tapi hati ane tak bisa menikmati suasana malam ini.

Pagi harinya ane sdh standby di lobi kantor putri, ane pengen ketemu dia utk minta kejelasan dari dia. Ga lama ane liat dia masuk kantor dan masih bareng cowok kmrn, putri kaget banget liat ane.



Ane ma putri duduk di kantin depan kantornya, sudah saatnya kami bicara tentang hubungan kami. Lama kami terdiam tak ada kata dari kami, ane coba memecah keheningan.



Setelah kami slese ngomong kami berpisah, mgkn memang sdh harus terjadi.

Cinta terlarang kami memang tak pernah bisa abadi, walopun hati ane ancur tpi ane harus bisa melepas putri utk terbang tinggi ke mimpi yg dia inginkan demi kebahagiaan dia. Cukup sudah ane nyakitin dia selama ini, bikin dia nangis selama ini. Sebelum balik ke semarang ane diajak putri ke rumahnya, dikenalin sm papah dan mama2nya juga sama adik kecilnya. Tentunya ane dikenalkan sebagai hanya sekedar temen kuliahnya. Kami jalan2 di sekitar rumahnya, putri ternyata punya kebun teh di daerah ciwidey, kebun teh yg luas dengan pemandangan yg hijau meneduhkan, putri bisa tertawa lepas.

Dia berjalan di jalan setapak di kebun teh, dia tampak lebih cantik dengan jilbab warna pinknya, senyuman yg sudah lama ga ane liat dari bibirnya. Kami duduk di gubuk tengah kebuh teh.



Kami jalan menyusuri jalan setapak memutari kebun teh yang cukup luas. Ada rasa ingin memilikinya sekali lagi tapi tdk mungkin ane ninggalin dona, dan jika dibandingin mas tedi ane cm mahasiswa yg buat kuliah aja harus kerja paruh waktu, putri akan lebih bahagia jika dengan mas tedi yg siap menerima dia apa adanya.

Siang itu dia begitu cantik menyerupai dewi widowati yg mewujud di dewi sri, dia tidak pernah secantik ini. Tapi kini dia bukan lagi dewi Shinta ane, dia sudah kembali menemukan Ramawijayanya. Dan Rahwana ini cm bisa terduduk di rimba dandaka terduduk lesu dengan panah Brahma Astra menancap di dadanya.

Siangnya putri nganter ane di stasiun sebelum ane balik ke semarang. Dia nungguin ane di stasiun, kami duduk di kursi tunggu.



(Sebelum ane naik kereta putri cium tangan ane, lama ane pandang matanya. ane pegang kepalanya dan ane peluk dia cukup lama, ada air mata yg menetes dr matanya, ane cium keningnya. Anepun naik kreta, mungkin ini pelukan dan ciuman terakhir ane utk putri)

Kereta melaju pelan dari stasiun bandung, ane cuma bisa menatap sosok gadis itu yg sedikit demi sedikit mulai hilang. Dan gerimis dari luar jendela kreta mulai turun, yg diikuti dengan hujan yg semakin deras. Menemani hati ane yg ikut menangisi sebuah penggalan kisah hidup yg harus ane jalani. “OH DEWA JIKA CINTAKU INI TERLARANG, KENAPA KAU BANGUN IA MEGAH DI SUKMAKU.”




bersambung.....
selamat menunggu buka puasa buat agan/sist semuanya..