- Beranda
- Stories from the Heart
Muda Liar dan Bebas (--)
...
TS
valerossi86
Muda Liar dan Bebas (--)
Tes... satu, dua, tiga...
Ehem... Gimana ya mulainya?
Oke, berhubung trit proyek serius ane lagi hiatus sementara, ane mau coba lanjutin proyek iseng ane yang aslinya ada di trit kandang beruang. Yup, ini bakal jadi join project antara ane dengan Om robe16. Yup, it's gonna be a multiple POV story. Jadi jangan pusing kalo ngerasa ceritanya rada aneh.
Apa? Ga ngerti maksud multiple POV story? Well, coba liat trit ini sebagai contohnya deh. Mudah-mudahan bisa dimengerti dengan baik.
Judulnya norak? Emang. Dan suka-suka aing athuuuu, atu da aing nu TS-na...
itu ada tanda minus dua di judul maksudnya apaan yes? ya artinya ini bukan trit plus-plus... masak gitu aja ga ngerti?
walaupun norak tapi agak familiar yes? ya emang hasil translate dari judul lagu ini sik:
Thank you banget Om awayayebuat banner image dari cerita ini...

Ceritanya sih simple aja: tentang dua anak muda kira-kira di umur akhir belasan atau maksimal ya 20 lah... muda, jenius, liar, tapi punya sisi kelam...
Ya udah lah ga usah berlama-lama, ane coba serahkan ke Om robe16 buat mulai mukadimah atau prolog dari cerita ini...
--------------------------------------------------------
Houston to Grizly... Houston to Grizly... Please commence the game at once, over.
--------------------------------------------------------
Indeks:
Adrenaline Junkies?!
Riot at Tango Lima
Double Trouble: Double The Fun
Cameo: Untitled Update
Cameo: The Police
Rendezvous Avec Dom, Jack & Jim
Chaos Magnet
Cameo: Pukulan Tapak Suci
Cameo: The Police #01
Intisari
kita udah gede kaleeeee
Cameo: The Police #02
Sehari Bersama Mina
Knowing You, Nin
STRDY NGHT VGLNT
Social EXperiment
Cameo: The Police #03
Beh... Plis deh!
Family Time
Obrolan Ga Penting di Sudut Utara Jakarta
30 x 15 = ...
Hidup itu Keras, Coy!
Letter "L"
bromance
Crap
Dia... Dia... Dia... Dji Sam Soe!
Ehem... Gimana ya mulainya?
Oke, berhubung trit proyek serius ane lagi hiatus sementara, ane mau coba lanjutin proyek iseng ane yang aslinya ada di trit kandang beruang. Yup, ini bakal jadi join project antara ane dengan Om robe16. Yup, it's gonna be a multiple POV story. Jadi jangan pusing kalo ngerasa ceritanya rada aneh.
Apa? Ga ngerti maksud multiple POV story? Well, coba liat trit ini sebagai contohnya deh. Mudah-mudahan bisa dimengerti dengan baik.
Judulnya norak? Emang. Dan suka-suka aing athuuuu, atu da aing nu TS-na...

itu ada tanda minus dua di judul maksudnya apaan yes? ya artinya ini bukan trit plus-plus... masak gitu aja ga ngerti?
walaupun norak tapi agak familiar yes? ya emang hasil translate dari judul lagu ini sik:
Thank you banget Om awayayebuat banner image dari cerita ini...


Ceritanya sih simple aja: tentang dua anak muda kira-kira di umur akhir belasan atau maksimal ya 20 lah... muda, jenius, liar, tapi punya sisi kelam...
Ya udah lah ga usah berlama-lama, ane coba serahkan ke Om robe16 buat mulai mukadimah atau prolog dari cerita ini...
--------------------------------------------------------
Houston to Grizly... Houston to Grizly... Please commence the game at once, over.
--------------------------------------------------------
Indeks:
Adrenaline Junkies?!
Riot at Tango Lima
Double Trouble: Double The Fun
Cameo: Untitled Update
Cameo: The Police
Rendezvous Avec Dom, Jack & Jim
Chaos Magnet
Cameo: Pukulan Tapak Suci
Cameo: The Police #01
Intisari
kita udah gede kaleeeee
Cameo: The Police #02
Sehari Bersama Mina
Knowing You, Nin
STRDY NGHT VGLNT
Social EXperiment
Cameo: The Police #03
Beh... Plis deh!
Family Time
Obrolan Ga Penting di Sudut Utara Jakarta
30 x 15 = ...
Hidup itu Keras, Coy!
Letter "L"
bromance
Crap
Dia... Dia... Dia... Dji Sam Soe!
Diubah oleh valerossi86 25-10-2016 17:29
pras219 dan anasabila memberi reputasi
2
64.6K
267
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
valerossi86
#55
Intisari
Mungkin lagu ini cocok buat anthem dari apdetan kali ini...
Jadi di chapter sebelum ini, gua cerita kalo troll gua ke Shino sukses besar. Ceritanya ga sampe situ. Setelah itu untuk kesekian kalinya gua bisa menyaksikan gimana bakat alami beruang Grizly buat ngegaet cewek yang jelas bikin Shino rasanya pingin segera pulang dan menuju ke shower segera buat keramas sambil nangis perih. Heran gimana itu Grizly bisa begitu? Gua juga heran! Dan gua yakin kalo lu semua nanya itu ke itu Grizly juga jawabannya ga bakal jauh beda.
Oke, jadi cerita dimulai dari kita berlima yang mulai menikmati pengaruh alkohol dengan haha hihi ga jelas di lounge ini. Ralat, cuma empat yang nikmatin pengaruh alkoholnya soalnya Shino emang gak minum. Tapi ajaibnya itu anak kok ya kayaknya efek maboknya rada lebih parah daripada kita-kita yang minum. Dikit-dikit ngikik gitu. Yah, antara bingung doi mabok atau kesurupan kuntilanak sih.
Lagi asik-asiknya minum dan haha hihi, entah dari negeri mana tau-tau ada lima orang dengan penampilan kekinian dan sangat terawat ngedeket ke meja kita. Oke, mereka emang keliatan kekinian dan sangat terawat, tapi kelakuannya itu yang... Gusti! Tau-tau deketin kita dan main godain aja gitu dua cewek yang sedang sama kita tanpa minta izin. Awalnya Mina yang mereka deketin dan jelas gua mulai panas. Tapi gebleknya si Mawar malah keliatan cekikikan. Terus giliran itu cewek yang barusan pindah dari meja sebelah dan sekarang dipangku Mawar digodain, giliran Mawar yang bete dan gua yang cekikikan.
Okeah kalo sebatas godain aja, kita masih coba tahan. Terus semua berubah ketika mereka mulai maksa dan ujungnya narik tangan cewek yang belakangan gua tau namanya Nindi itu. Nindi mulai teriak-teriak. Dan teriakan itu berarti no more gentle Jojo.
Gua abisin sisa Jim di gelas gua dan gua ambil botol Dom kosong dan Jim yang masih nyisa dikit. Trus gua liat sekilas Mawar juga kayaknya melakukan hal yang hampir sama. Iya, sama-sama nyiapin botol, tapi beda botol doang maksudnya. Dan dengan bantuan Dom dan Jim, serta dengan izin Tuhan, empat dari lima cowok yang tengil ke kita barusan terkapar di lantai deket meja kita dalam hitungan detik.
Yang tersisa, tinggal satu cowok yang kalo gua duga sih pentolan dari geng ini. Pentolan? Kayaknya gua berlebihan. Muka dia langsung jiper abis setelah liat bentuk asli Mawar yang kayak beruang plus masih ada sisa babak belur di muka. Yang kayak gini sih ga pantes disebut pentolan.
Gua sempet nawarin Shino kesempatan buat main-main sama si pentolan ini, tapi doi kelihatannya malah chickening out. Ujung-ujungnya gua sama Mawar malah suit buat nentuin siapa yang berhak dapet kehormatan malam ini.
"Lucky Bastard!", maki gua setelah Mawar menangin adu suit.
"Buat lu lain kali aja ya Jo."
"Sisain one final upper cut buat gua deh War. Please."
Dan tanpa keliatan peduli permintaan gua, Mawar mulai jadiin itu cowok tengil bulan-bulanan. Tonjok perut, tonjok rusuk, tendang paha, tendang pantat, nyikut pipi, sampe gua ga bisa ngikutin lagi nasib itu cowok tengil. Dan gua yakin sebagian dari empat cowok tengil temannya waktu itu ada yang udah mulai sadar, tapi lebih milih buat pura-pura masih pingsan ketimbang jadi mangsa gua atau Mawar.
Terus sampai pada saatnya nunjukkin kalo Mawar itu sahabat sejati gua.
"Hajar nih Jo!", kata Mawar sembari ngedorong itu cowok tengil yang sempoyongan ke arah gua.
"Thank you so much, mate. So glad to have you as a comrade.", sambut gua gembira sembari kasih upper cut ke rahang cowok itu.
Dan jelas aja itu cowok hilang kesadaran. Tapi kampretnya, ga lama dari situ ada lagi polisi datengin kita dan giring kita semua ke kantor polisi. Dan perlu juga lu catet: kantor polisinya masih sama dengan yang tadi kita dibawa setelah ngerusuh di TL.
--------------------------------------------------------------
Yah, secupu-cupunya orang, masih ada gunanya juga. Shino misalnya. Kita perlu terima kasih sama doi soalnya gara-gara doi punya kenalan petinggi kepolisian, kita ga perlu lama-lama mampir. Tinggal polisi-polisi itu aja yang perlu mikir gimana caranya mereka cari keterangan dari lima cowok tengil terutama dari pentolannya yang gua ga yakin doi bisa ngomong. Either ga ngomong gara-gara upper cut gua barusan atau ga bisa ngomong gara-gara trauma dihajar abis-abisan Mawar.
Dan di sinilah kita sekarang: apartemen Mina. Mina kayaknya udah capek dan juga mulai berasa efek alkoholnya. Dia keliatan sedang berbaring di sofa panjang di ruang tamu apartemennya yang lumayan besar ini. Mawar? Doi dengan enaknya pangku-pangkuan dengan cewek eksotis bernama Nindi itu. Maklumlah, baru aja jadian.
Jadian? Kapan?! Jangan kaget kalo gua bilang mereka baru aja jadian di atas mobil polisi dari lounge ke kantor polisi. Absurd? Memang!
Gak cuma pangku-pangkuan, mereka juga sesekali baik. Susah emang kalo si otong sudah berkehendak.
Gua sendiri ambil hp gua dan cek jadwal besok. Rupanya besok siang ada jadwal gua kerja sampingan di bimbingan belajar.
Udah, ga usah kaget gitu liat gua punya kerjaan sampingan, di bimbingan belajar pula. Inget, gua mantan peserta TOKI. Tampang boleh begajulan, tapi otak boleh lah diadu. Dan mungkin gua boleh sombong kalo kelas besok ini bisa dibilang kelas yang on demand gara-gara banyak anak-anak yang emang minta gua kasih kelas tambahan besok siang. Iya, gua salah satu pengajar favorit di situ.
Gua ada kelas besok siang, berarti gua harus bisa segera tidur. Tapi ya sebagaimana biasa, kalo gua abis minum-minum gua malah susah tidur. Udah dihajar pake Dom, Jack & Jim kok ya masih susah aja gitu bikin mata kerasa berat. Kalo udah gini solusinya cuma satu.
"War, gua keluar dulu bentar ya."
"Ngapain Jo?"
"Biasa, nyari intisari."
"Ya elah Jo, masih aja selera lu udik banget kalo pingin mabok."
"I was born this way, War. Gua juga ga ngerti kenapa."
"Ya udah, hati-hati"
"Lu juga hati-hati, War."
"Maksud lu Jo?"
"Play safe."
"Ke*ed siah Jo!"
-------------------------------------------------------------------------
Gua udah ada di sebuah kedai jamu yang jaraknya cuma 10 menit jalan kaki dari apartemen Mina. Dan kayak biasa, gua pesen intisari yang dikasih es batu dan ditaro di dalem plastik. Iya, kayak anak SD minum es teh manis di plastik gitu. Sepertinya cocok untuk gua yang selalu berjiwa muda.
Lagi asik jalan balik ke apartemen, di depan tukang rokok, gua ketemu orang yang cukup familiar. Yup, Polisi yang udah nangkep gua dua kali malem ini. Dari tampangnya kayaknya doi masih seumuran gua. Pangkatnya juga masih Briptu, belum terlalu tinggi. Dan dia juga kayak kaget gitu liat gua.
"Malem, Dan!"
"Woalah... Kok yo raimu meneh yo?!"
"Hehehehe... Iya nih Dan... Gua boleh klaim piring cantik nih.. Kan udah tiga kali ketemu ente malem ini..."
"Piring cantik ndasmu!"
"Pis Dan, Pis!"
Akhirnya gua malah ngobrol bentar sama itu polisi. Dari situ gua baru tau kalo doi bernama Dwi dan emang belum lama gabung ke kepolisian dan entah gimana ceritanya malah ditempatin di ibu kota ini. Dia juga sempet nanya ke gua kok ya seneng banget berantem. Ya gua jawab aja dengan cerita sedikit latar belakang keluarga gua yang emang keluarga militer. Gua emang dididik agak keras sama ortu gua. Bokap yang sekarang udah bintang satu ini biasa nampol atau gampar gua. Awalnya emang berasa sakit. Tapi setelah udah biasa, yah udah berasa kayak becanda aja. Iya, bokap gua biasa ngemplang atau nampol gua kalo lagi becanda-becanda sama gua.
Dan Briptu Dwi keliatan rada jiper gitu sama gua setelah gua ceritain yang barusan.
------------------------------------------------------------------------------------
Begitu gua balik lagi di apartemen Mina, gua cuma liat Mina yang masih tidur di sofa. Gua jelas bingung ke mana Mawar dan Nindi. Belum sempet gua ambil hp buat telpon doi, tau-tau ada suara pesan whatsapp masuk.
Rada jengkel juga gua sama Mawar. Tapi kapan lagi gua bisa nginep bareng cewek kayak Mina yang kayaknya cuma bisa gua temuin setahun sekali?
Well, first things first. Gua kudu angkut Mina ke kamarnya. Kasian aja gitu liat Mina yang cuma pake mini dress tidur begini aja di luar. Kalo masuk angin gimana? Abis itu baru gua bisa tidur di sofa ini. Lagian rasanya efek intisari udah berasa banget di kepala gua.
Gua coba gendong dia, dan emang dasar rejeki, kepegang juga tuh paha putih mulusnya. Dan wangi tubuhnya, alamak, cuma nyium baunya aja beneran bikin yang di bawah mendadak pingin eksis. Belom lagi pas ngeliat mukanya dari deket setelah gua bisa angkat dia... Man, perfect banget! Kalo ga gua tahan, udah nempel kali bibir gua sama bibir doi!
Gua mulai gerak ke kamar Mina pelan-pelan. Mina walaupun badannya ga terlalu gede, tapi rasanya agak berat gitu. Mungkin bazonganya ini yang emang agak di atas rata-rata yang bikin berat. Pas udah deket pintu kamar, tau-tau tangan Mina bergerak meluk leher gua. Jelas gua jadi rada panik. Gua coba percepat langkah gua ke dalem kamar dan meletakkan Mina di atas ranjang.
Begitu dia udah di atas ranjang, dia malah narik badan gua ke arahnya.
"Jo, temenin gua di sini. Jangan tinggalin gua sendiri Jo."
"Eh, tapi... Gua..."
Mina malah nyipok gua dan memeluk gua erat.
"Mau kan Jo?"
Jelas gua ga bisa nolak. Tanpa ngejawab, gua bales aja apa yang Mina lakukan ke gua. Dan semakin panas. Dan panas. Sampai-sampai udah ga ada pembatas lagi di antara kita. Dan akhirnya... Yah, kayaknya ga perlu gua tulis di sini detailnya.
-------------------------------------------------------------------------------
Matahari udah agak tinggi pas gua bangun. Pas gua buka mata gua, keliatan Mina masih berbaring miring sambil ngeliat gua. Tatap matanya lembut banget kayak matahari pagi itu. Terus dia senyum.
"Pagi Jo."
"Pagi Min."
"Jo..."
"Iya..."
"Makasih ya semalem."
"Semalem?"
"Iya... Semalem lu kan ambil perawan gua..."
"HAH?!"
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mumpung udah mau buka puasa, tuh ane kasih dikit adegan asoy... met buka puasa!
Jadi di chapter sebelum ini, gua cerita kalo troll gua ke Shino sukses besar. Ceritanya ga sampe situ. Setelah itu untuk kesekian kalinya gua bisa menyaksikan gimana bakat alami beruang Grizly buat ngegaet cewek yang jelas bikin Shino rasanya pingin segera pulang dan menuju ke shower segera buat keramas sambil nangis perih. Heran gimana itu Grizly bisa begitu? Gua juga heran! Dan gua yakin kalo lu semua nanya itu ke itu Grizly juga jawabannya ga bakal jauh beda.
Oke, jadi cerita dimulai dari kita berlima yang mulai menikmati pengaruh alkohol dengan haha hihi ga jelas di lounge ini. Ralat, cuma empat yang nikmatin pengaruh alkoholnya soalnya Shino emang gak minum. Tapi ajaibnya itu anak kok ya kayaknya efek maboknya rada lebih parah daripada kita-kita yang minum. Dikit-dikit ngikik gitu. Yah, antara bingung doi mabok atau kesurupan kuntilanak sih.
Lagi asik-asiknya minum dan haha hihi, entah dari negeri mana tau-tau ada lima orang dengan penampilan kekinian dan sangat terawat ngedeket ke meja kita. Oke, mereka emang keliatan kekinian dan sangat terawat, tapi kelakuannya itu yang... Gusti! Tau-tau deketin kita dan main godain aja gitu dua cewek yang sedang sama kita tanpa minta izin. Awalnya Mina yang mereka deketin dan jelas gua mulai panas. Tapi gebleknya si Mawar malah keliatan cekikikan. Terus giliran itu cewek yang barusan pindah dari meja sebelah dan sekarang dipangku Mawar digodain, giliran Mawar yang bete dan gua yang cekikikan.
Okeah kalo sebatas godain aja, kita masih coba tahan. Terus semua berubah ketika mereka mulai maksa dan ujungnya narik tangan cewek yang belakangan gua tau namanya Nindi itu. Nindi mulai teriak-teriak. Dan teriakan itu berarti no more gentle Jojo.
Gua abisin sisa Jim di gelas gua dan gua ambil botol Dom kosong dan Jim yang masih nyisa dikit. Trus gua liat sekilas Mawar juga kayaknya melakukan hal yang hampir sama. Iya, sama-sama nyiapin botol, tapi beda botol doang maksudnya. Dan dengan bantuan Dom dan Jim, serta dengan izin Tuhan, empat dari lima cowok yang tengil ke kita barusan terkapar di lantai deket meja kita dalam hitungan detik.
Yang tersisa, tinggal satu cowok yang kalo gua duga sih pentolan dari geng ini. Pentolan? Kayaknya gua berlebihan. Muka dia langsung jiper abis setelah liat bentuk asli Mawar yang kayak beruang plus masih ada sisa babak belur di muka. Yang kayak gini sih ga pantes disebut pentolan.
Gua sempet nawarin Shino kesempatan buat main-main sama si pentolan ini, tapi doi kelihatannya malah chickening out. Ujung-ujungnya gua sama Mawar malah suit buat nentuin siapa yang berhak dapet kehormatan malam ini.
"Lucky Bastard!", maki gua setelah Mawar menangin adu suit.
"Buat lu lain kali aja ya Jo."
"Sisain one final upper cut buat gua deh War. Please."
Dan tanpa keliatan peduli permintaan gua, Mawar mulai jadiin itu cowok tengil bulan-bulanan. Tonjok perut, tonjok rusuk, tendang paha, tendang pantat, nyikut pipi, sampe gua ga bisa ngikutin lagi nasib itu cowok tengil. Dan gua yakin sebagian dari empat cowok tengil temannya waktu itu ada yang udah mulai sadar, tapi lebih milih buat pura-pura masih pingsan ketimbang jadi mangsa gua atau Mawar.
Terus sampai pada saatnya nunjukkin kalo Mawar itu sahabat sejati gua.
"Hajar nih Jo!", kata Mawar sembari ngedorong itu cowok tengil yang sempoyongan ke arah gua.
"Thank you so much, mate. So glad to have you as a comrade.", sambut gua gembira sembari kasih upper cut ke rahang cowok itu.
Dan jelas aja itu cowok hilang kesadaran. Tapi kampretnya, ga lama dari situ ada lagi polisi datengin kita dan giring kita semua ke kantor polisi. Dan perlu juga lu catet: kantor polisinya masih sama dengan yang tadi kita dibawa setelah ngerusuh di TL.

--------------------------------------------------------------
Yah, secupu-cupunya orang, masih ada gunanya juga. Shino misalnya. Kita perlu terima kasih sama doi soalnya gara-gara doi punya kenalan petinggi kepolisian, kita ga perlu lama-lama mampir. Tinggal polisi-polisi itu aja yang perlu mikir gimana caranya mereka cari keterangan dari lima cowok tengil terutama dari pentolannya yang gua ga yakin doi bisa ngomong. Either ga ngomong gara-gara upper cut gua barusan atau ga bisa ngomong gara-gara trauma dihajar abis-abisan Mawar.
Dan di sinilah kita sekarang: apartemen Mina. Mina kayaknya udah capek dan juga mulai berasa efek alkoholnya. Dia keliatan sedang berbaring di sofa panjang di ruang tamu apartemennya yang lumayan besar ini. Mawar? Doi dengan enaknya pangku-pangkuan dengan cewek eksotis bernama Nindi itu. Maklumlah, baru aja jadian.
Jadian? Kapan?! Jangan kaget kalo gua bilang mereka baru aja jadian di atas mobil polisi dari lounge ke kantor polisi. Absurd? Memang!
Gak cuma pangku-pangkuan, mereka juga sesekali baik. Susah emang kalo si otong sudah berkehendak.
Gua sendiri ambil hp gua dan cek jadwal besok. Rupanya besok siang ada jadwal gua kerja sampingan di bimbingan belajar.
Udah, ga usah kaget gitu liat gua punya kerjaan sampingan, di bimbingan belajar pula. Inget, gua mantan peserta TOKI. Tampang boleh begajulan, tapi otak boleh lah diadu. Dan mungkin gua boleh sombong kalo kelas besok ini bisa dibilang kelas yang on demand gara-gara banyak anak-anak yang emang minta gua kasih kelas tambahan besok siang. Iya, gua salah satu pengajar favorit di situ.

Gua ada kelas besok siang, berarti gua harus bisa segera tidur. Tapi ya sebagaimana biasa, kalo gua abis minum-minum gua malah susah tidur. Udah dihajar pake Dom, Jack & Jim kok ya masih susah aja gitu bikin mata kerasa berat. Kalo udah gini solusinya cuma satu.
"War, gua keluar dulu bentar ya."
"Ngapain Jo?"
"Biasa, nyari intisari."
"Ya elah Jo, masih aja selera lu udik banget kalo pingin mabok."
"I was born this way, War. Gua juga ga ngerti kenapa."
"Ya udah, hati-hati"
"Lu juga hati-hati, War."
"Maksud lu Jo?"
"Play safe."
"Ke*ed siah Jo!"
-------------------------------------------------------------------------
Gua udah ada di sebuah kedai jamu yang jaraknya cuma 10 menit jalan kaki dari apartemen Mina. Dan kayak biasa, gua pesen intisari yang dikasih es batu dan ditaro di dalem plastik. Iya, kayak anak SD minum es teh manis di plastik gitu. Sepertinya cocok untuk gua yang selalu berjiwa muda.
Lagi asik jalan balik ke apartemen, di depan tukang rokok, gua ketemu orang yang cukup familiar. Yup, Polisi yang udah nangkep gua dua kali malem ini. Dari tampangnya kayaknya doi masih seumuran gua. Pangkatnya juga masih Briptu, belum terlalu tinggi. Dan dia juga kayak kaget gitu liat gua.
"Malem, Dan!"
"Woalah... Kok yo raimu meneh yo?!"
"Hehehehe... Iya nih Dan... Gua boleh klaim piring cantik nih.. Kan udah tiga kali ketemu ente malem ini..."
"Piring cantik ndasmu!"
"Pis Dan, Pis!"
Akhirnya gua malah ngobrol bentar sama itu polisi. Dari situ gua baru tau kalo doi bernama Dwi dan emang belum lama gabung ke kepolisian dan entah gimana ceritanya malah ditempatin di ibu kota ini. Dia juga sempet nanya ke gua kok ya seneng banget berantem. Ya gua jawab aja dengan cerita sedikit latar belakang keluarga gua yang emang keluarga militer. Gua emang dididik agak keras sama ortu gua. Bokap yang sekarang udah bintang satu ini biasa nampol atau gampar gua. Awalnya emang berasa sakit. Tapi setelah udah biasa, yah udah berasa kayak becanda aja. Iya, bokap gua biasa ngemplang atau nampol gua kalo lagi becanda-becanda sama gua.
Dan Briptu Dwi keliatan rada jiper gitu sama gua setelah gua ceritain yang barusan.
------------------------------------------------------------------------------------
Begitu gua balik lagi di apartemen Mina, gua cuma liat Mina yang masih tidur di sofa. Gua jelas bingung ke mana Mawar dan Nindi. Belum sempet gua ambil hp buat telpon doi, tau-tau ada suara pesan whatsapp masuk.
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Rada jengkel juga gua sama Mawar. Tapi kapan lagi gua bisa nginep bareng cewek kayak Mina yang kayaknya cuma bisa gua temuin setahun sekali?
Well, first things first. Gua kudu angkut Mina ke kamarnya. Kasian aja gitu liat Mina yang cuma pake mini dress tidur begini aja di luar. Kalo masuk angin gimana? Abis itu baru gua bisa tidur di sofa ini. Lagian rasanya efek intisari udah berasa banget di kepala gua.
Gua coba gendong dia, dan emang dasar rejeki, kepegang juga tuh paha putih mulusnya. Dan wangi tubuhnya, alamak, cuma nyium baunya aja beneran bikin yang di bawah mendadak pingin eksis. Belom lagi pas ngeliat mukanya dari deket setelah gua bisa angkat dia... Man, perfect banget! Kalo ga gua tahan, udah nempel kali bibir gua sama bibir doi!
Gua mulai gerak ke kamar Mina pelan-pelan. Mina walaupun badannya ga terlalu gede, tapi rasanya agak berat gitu. Mungkin bazonganya ini yang emang agak di atas rata-rata yang bikin berat. Pas udah deket pintu kamar, tau-tau tangan Mina bergerak meluk leher gua. Jelas gua jadi rada panik. Gua coba percepat langkah gua ke dalem kamar dan meletakkan Mina di atas ranjang.
Begitu dia udah di atas ranjang, dia malah narik badan gua ke arahnya.
"Jo, temenin gua di sini. Jangan tinggalin gua sendiri Jo."
"Eh, tapi... Gua..."
Mina malah nyipok gua dan memeluk gua erat.
"Mau kan Jo?"
Jelas gua ga bisa nolak. Tanpa ngejawab, gua bales aja apa yang Mina lakukan ke gua. Dan semakin panas. Dan panas. Sampai-sampai udah ga ada pembatas lagi di antara kita. Dan akhirnya... Yah, kayaknya ga perlu gua tulis di sini detailnya.
-------------------------------------------------------------------------------
Matahari udah agak tinggi pas gua bangun. Pas gua buka mata gua, keliatan Mina masih berbaring miring sambil ngeliat gua. Tatap matanya lembut banget kayak matahari pagi itu. Terus dia senyum.
"Pagi Jo."
"Pagi Min."
"Jo..."
"Iya..."
"Makasih ya semalem."
"Semalem?"
"Iya... Semalem lu kan ambil perawan gua..."
"HAH?!"
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mumpung udah mau buka puasa, tuh ane kasih dikit adegan asoy... met buka puasa!

Diubah oleh valerossi86 14-06-2016 17:47
pulaukapok memberi reputasi
1