- Beranda
- Stories from the Heart
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil
...
TS
suwandilam
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil
INDEX
PART 1 - Perkenalan - Langsung ada di postingan ini
PART 2 - Keberangkatan
PART 3 - Tiba di Desa
PART 4 - Malam Pertama
PART 5 - Ibu Tua
PART 6 - Informasi Mengejutkan
PART 7 - Suara
PART 8 - Terkuncikah ?
PART 9 - Rumah Terang
PART 10 - Gadis Cantik Yang Kesepian
PART 11 - Tangisan
PART 12 - Pernyataan Kades
PART 13 - Terjebak
PART 14 - Pengungkapan
PART 15 - Silahturahmi Pertama
PART 16 - Tamu
PART 17 - Jalan Malam
PART 18 - Berteduh Lagi
PART 19 - Balik !!!
PART 20 - Maksud Terselubung
PART 21 - Perdebatan
PART 22 - Halusinasi ?
PART 23 - Halusinasi 2
PART 24 - Tangis dan Tawa
PART 25 - Pengejaran Amelia
PART 26 - Ngecek Lagi ?
PART 27 - Gak Hoki
PART 28 - Siapa Itu Ya ?
PART 29 - Hari Yang Tenang
PART 30 - Kebelet !
PART 31 - Bertemu Lagi !
PART 32 - Tertabrak !
PART 33 - Terror
PART 34 - Kejutan !!!
PART 35 - Terror 2
PART 36 - Terror 3
PART 37 - Lemari Cermin
PART 38 - Ngecek yuk
PART 39 - Tangisan
PART 40 - Ketukan
PART 41 - Mimpi atau Nyata
PART 42 - Penampakan
PART 43 - Haruskah Melapor ?
PART 44 - Mencari Solusi
PART 45 - Pengungkapan Misteri !
PART 46 - Pengungkapan Misteri 2
PART 47 - Pengungkapan Misteri 3
PART 48 - Pengungkapan Misteri 4
PART 49 - Sebenarnya ini apa ?!
PART 50 - Pengungkapan Lemari Cermin
PART 51 - Nenek oh Nenek
PART 52 - Konflik !
PART 53 - Kejutan
PART 54 - Bolehkah Gue Kabur ?
PART 55 - Hilang !
PART 56 - Duniaku
PART 57 - Gue Dimana?
PART 58 - SURAT
PART 59 - Suara dan Penglihatan ?
PART 60 - Masuk atau Kagak ?!
PART 61 - Aku Hilang !
PART 62 - Kembali
PART 63 - Penjelasan
PART 64 - Siksaan !
PART 65 - Ketenangan
PART 66 - Suara Aneh
PART 67 - Terjebak !
PART 68 - TOLONG GUE !
PART 69 - Kuburan (NEW UPDATE)
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil - Part 1
Cerita ini merupakan fiksi, namun isi dari cerita ini sebagian diambil dari serangkaian kisah pengalaman nyata yang dialami oleh penulis dan dicampur dengan cerita fiksi yang tidak benar-benar terjadi. Beberapa kejadian memang benar terjadi dan beberapa kejadian merupakan cerita rekayasa untuk penambahan agar cerita ini menjadi lebih menarik. Semua nama tokoh, nama tempat dan lain-lain telah disamarkan guna menjaga nama baik pemilik aslinya.
Nah mari kita mulai ceritanya.
1 Februari 2015, Yap tepat pada tanggal ini saya mahasiswa jurusan ekonomi yang bernama Dony mendapatkan tawaran menarik dari kampus saya. Saya berasal dari Jakarta, kuliah di salah satu universitas swasta ternama di Jakarta dan sekarang tengah memasuki semester delapan. Menjelang memasuki semester 8 yang ku anggap bakal menjadi semester terakhir untuk perkuliahanku, Aku memiliki banyak waktu luang karena aku hanya tinggal menyelesaikan KKN dan menyusun skripsi (Itupun uda hampir kelar karena data2 skripsinya uda ada dan tinggal dimanipulasi, namun repotnya ya itu nanti minta persetujuan dosen dan revisi2 yang menjengkelkan pastinya dan bisa menghabiskan waktu cukup lama).
Sebelum tanggal 1 Feb, keseharianku cukup membosankan karena terlalu banyak waktu luang, mau memikirkan tentang KKN, tetapi aku masih galau mau KKN di mana, belum ada lokasi KKN yang asik menurutku sampai saat ini. Kebanyakan waktu luangku kuhabiskan untuk berkelana di kampus mencari info2 sputar KKN, hingga suatu waktu aku pergi ke ruangan dosen, bercerita2 dengan dosen dan terakhir sebelum pulang, aku membaca papan informasi yang ada di ruangan dosen, seketika mataku tertuju pada papan informasi yang terdapat selembaran brosur. Brosur tsb bertuliskan :
“Dicari 10 Mahasiswa/I yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa terpencil selama 3 bulan, dana semua ditanggung oleh kampus. Diperuntukkan bagi mahasiswa/I yang berada di semester 7 ke atas.
Kriteria : Memiliki jiwa pemberani, bisa hidup mandiri, menyukai kehidupan alam desa dan ingin pengalaman seru.
Hadiah : Bagi anda yang belum menyelesaikan KKN, maka KKN dianggap selesai sehubungan dengan kegiatan ini dan mendapatkan nilai A
Bagi anda yang sedang menyelesaikan skripsi, maka nilai Skripsi anda akan langsung mendapatkan nilai A.
Silahkan isi formulir yang dapat diambil di bagian kemahasiswaan, serahkan formulir tersebut ke rektorat paling lambat tanggal 30 Januari 2015. Bagi mahasiswa/I yang kami anggap cocok untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa ini, akan kami informasikan pada tanggal 1 Februari 2015.
Mahasiwa/I akan kami pilih dari berbagai jurusan agar dapat saling melengkapi dan membuat serangkaian program untuk pembangunan desa tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut bisa langsung datang ke rektorat.”
Wahhhh !!! Setelah membaca brosur ini, akupun kaget dan cukup tertarik untuk mengikuti kegiatan ini. Langsung kutanyakan ke bagian kemahasiswaan di fakultasku tentang formulir ini dan apakah masih ada kuota kosong untuk kegiatan pembangunan desa ini atau tidak.
Saya : “Pak ! Itu brosur di papan informasi masih berlaku kan Pak? Kira2 masih ada slot kosong utk saya ikut serta gak ?”
Dosen Kemahasiswaan : “Oh brosur itu, setahu saya itu masih terbuka untuk semua mahasiswa di universitas ini. Penutupannya kan di akhir bulan Januari ini. Kenapa? Kamu minat utk ikut ?”
Saya : “Oh jelas minat lah Pak ! KKN dan Skripsi langsung kelar dan nilainya A loh !”
Dosen : “Hehehe iya nak, Bapak juga kaget baca brosur ini, kok bisa ya rektorat langsung izinkan KKN dan Skripsi langsung dapat nilai A.”
Saya : “Loh, memangnya kenapa Pak ? Tahun2 sebelumnya belum pernah ada informasi seperti ini?”
Dosen : “Belum pernah nak. Ini informasi terbaru dan perdana yang pernah Bapak dapatkan. Belum pernah ada kegiatan seperti ini selama bapak mengajar di sini. Ya uda kamu coba apply aja deh, siapa tau kamu bisa terpilih kan, itu untuk 10 orang kapasitasnya loh, coba aja kamu ajak temanmu biar gak bosan. Siapa tau bisa masuk kalian kan, tapi nanti kepastian siapa yang berhak ikut itu jg ditentuin dari rektorat dan kemungkinan kamu dan temanmu tidak bisa lolos barengan, tapi dicoba saja, paling enggak nanti kamu bakal dapat banyak teman baru loh. Nih formulirnya.”
Saya : “Makasih pak, paling enggak saya lolos dari KKN dan Skripsi yang menyusahkan ini Pak. Hehehehe.” (Ketawa cengengesan)
Setelah mendapatkan formulir dari dosen kemahasiswaan fakultasku, Aku langsung bikin group chat via BBM untuk beberapa teman2ku yang berjumlah 4 org termasuk aku yang tentunya masih belum KKN dan Skripsi.
Saya : “Woi, Bro ! Baca nech, Kalian ndak perlu KKN dan bikin skripsi oeeee ! Ikut program ini, seru cui ngabdi di desa, hidup di alam bebas, KKN dan skripsi lgsg kelar. Dana semua ditanggung kampus ! Ikut yok, untuk semua fakultas loh!”
Rudy : “Wew serius tuh? Keknya seru juga loh ! Lu ada formulirnya?”
Victor : “Wakakaka, klo KKN dan skripsi lgsg A , gue masuk cui. Kapan kasi gue form nya ?”
Benny : “Gue ikut apply deh klo kalian semua apply ! Ya moga” aja kepilih semua kita berempat!”
Saya : “Okay, form nya kalian jemput aja ama gua di kampus ya!”
Setelah menghubungi semua teman2 gua, gua pun atur waktu ketemu mreka dan ngasihin formulir untuk mereka isi.
Tepat pada tanggal 1 Februari 2015 pagi hari, HP kami masing2 pun berdering.
Saya : “Woiii brooo ! Gue dapat sms dari rektorat nech ! Gw kepilih untuk ikut loh ! Wakakka, kalian cam mana? Lolos ?”
Rudy : “Gue kagak lolos brooooo… Suram !!!”
Victor : “Lu gak lolos Rud ? Gue lolos nech wkawkakwa, mantap Don ! Bareng2 nikmatin alam desa kita, skalian cuci mata liat cewek2 desa wakwkawka ! Benny gimana?”
Benny : “Gue gak lolos cukkk~ Kok bisa yeee… Padahal pengen banget gue nikmatin alam desa, intinya sih sebenarnya kkn dan skripsi kelar wakwakka.”
Saya : “Sabar yee yang gak lolos wkwkwk, kalian ambil masa langkau aja, barangkali tahun depan ada lagi kegiatan beginian hehehe.”
Rudy : “Taikk lu… Ya uda info2 n cerita2 ye pengalaman xan disana gimana !”
Victor : “Pasti bro ! Eh Don, nanti siang kita ke rektorat bareng deh ya !”
Saya : “Sip bro !”
Siang harinya sehabis makan siang, gue dan Victor langsung menuju ke rektorat dengan mengendarai motor kami masing2. Selama perjalanan kami saling bercerita.
Saya : “Eh bro, bosan gak ya nanti selama di desa, 3 bulan loh. Entah ada pulang or enggak ?”
Victor : “Ya kagak tau, enak sih hidup mandiri dan bebas, tapi klo 3 bulan ndak pulang ya bosan jg, kecuali di desa itu adem dan bnyk hiburan, tapi gue rasa mana bakal byk hiburan, tv, game, inet pasti ga ada or klo pun ada pasti jelek sekali.”
Saya : “Iya juga sich, tapi biarlah, lumayan kan KKN dan Skripsi bisa kelar dalam 3 bulan bersamaan. Bersabar2 aja dah, tujuan kita kan itu. Hehehe”
Victor : “Yoi Bro. Kira-kira 8 peserta lagi cowo apa cewe ya, klo cowo semua bosan juga nech. Btw entah ada yang tipe gue or gak ya, pengennya sih klo ada yg cewe yg tipe gue, bisa pdkt-an sekalian hahaha.”
Saya : “Hehehe.. Lu mah mata keranjang wakwkawka.”
Ehem, sampai lupa ngasih tau ke para pembaca, Gue dan Victor punya kriteria tipe cewe kami masing-masing. Ya moga-moga aja ada yg sesuai tipe, jadi bisa aktivitas bareng sambilan PDKT. hehehe
Polling
0 suara
Bagusnya Cerita ini memiliki Alur Panjang atau pendek ? Bagaimana isi ceritanya?
Diubah oleh suwandilam 18-09-2019 21:40
symoel08 dan 17 lainnya memberi reputasi
12
1.7M
3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
suwandilam
#573
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil – Part 35
Danu yang tiba-tiba nongol dari pintu belakang rumah kami dan kini ia berada tepat di ruang tengah rumah kami tentunya sangat membuat jantung gue terkejut dan berdetak dengan kencang. Alih-alih ingin mengunci dia di luar biar malam ini bisa tidur tenang, malah dia sudah berada di dalam sekarang.
Para cewe yang ketakutan melihat Danu yang sudah masuk ke dalam rumah langsung bersembunyi di dalam kamar. Hanya sisa gue, Victor dan Aldi yang ada di ruang tamu.
Danu hanya tertawa dan tersenyum sendiri selama beberapa menit setelah mengucapkan kata kata terakhir itu dan selanjutnya dia pun pingsan. Gue dan Victor langsung menggendong dan menidurkan badannya di kamar kami. Nah yang jadi problem sekarang posisi tidur kami gimana? Pasti kagak ada yang mau tidur tepat di samping Danu, termasuk gue pun takut hehehe. Akhirnya kami memutuskan Danu kami baringkan secara horizontal dan kami tidur bertiga secara vertikal dengan posisi kaki kami ke arah badan Danu semua.
Semenjak Danu mengucapkan kata itu, perasaan Gue menjadi semakin gak tenang. Keesokan harinya, selama gue menjalankan aktivitas gue, gue selalu merasa diikutin seseorang namun kagak pernah terlihat. Entah kadang saat gue lagi berjalan sendirian, tiba-tiba ada angin berhembus. Saat gue lagi duduk bengong kayak ada yang manggilin nama gueee “Donnn….”
Terkadang saat gue berjalan ke toilet belakang juga mendengar suara langkah kaki yang pelan, padahal sudah jelas kagak ada orangnya.
Terkadang saat malam hari gue mau tidur, terdengar suara tangisan anak kecil “huhuhu” dari arah jendela kamar kami. Gue akui selama beberapa hari semenjak kejadian itu, rasanya uda ada yang gak beres, tapi ya untung aja gue kagak pernah liat penampakan sedikitpun. Gue masih nyimpan rasa janggal ini sendiri tanpa menceritakannya kepada siapapun.
Berselang 5 hari semenjak kejadian itu, tepatnya pada hari ke 20. Pada malam harinya suatu kejadian aneh muncul lagi.
“Hiiikkssss huhuhuhu” suara tangisan yang terdengar dari arah ruang tamu.
“Ko.. Feby nangis sendiri lagi !” ucap Monica ke gue
Victor yang ada di deket ruang tamu langsung menghampiri Feby.
“Kenapa Feb? Kamu melihat sesuatu lagi ?” tanya Victor dengan nada sedikit khawatir
“Iyaaa kooooo… huhuhu..” jawab Feby sambil menangis terus. “Sudah hampir 5 hari, setiap malam aku melihat sosok wanita berambut panjang berpakaian putih tegak di jendela kamar ku terus. Dia terus tersenyum dan tertawa melihatku, hanya tampak mulutnya saja, matanya gak nampak. Aku udah gak tahan ko !!!!” tambah Feby sambil memeluk Victor
Ya ampun…. Ternyata Feby juga diterror selama 5 hari ini. Gue kira gue doank yang mengalami hal aneh. Padahal selama 5 hari terakhir ini kami beraktivitas seperti biasa. Kegiatan aneh-aneh juga kagak kami lakukan karena Danu sementara ini berubah menjadi begitu pendiam, pemurung dan kebanyakan bengong di kamar kami. Kami biarkan Danu untuk istirahat saja dan tidak ikut turun aktivitas. Kami juga menyembunyikan masalah ini dari Pak Kades biar kagak semakin heboh. Ya soalnya semua salah kami yang melanggar ucapan pak Kades sih.
“Hikksss huhuuuuu. Ko…. Aku takut banget.. Aku takuttttt…. Taakuttttt…” ucap Feby kagak henti-hentinya ke Victor
Gue dan Aldi hanya berdiri tegak di belakang Victor bersama Monica dan Amelia untuk berjaga-jaga sementara para cewe lain berusaha menghibur Feby juga.
“Mon, selama beberapa hari semenjak kejadian Danu kemarin, Lu ada ngerasain aneh-aneh ?” tanya Gue ke Monica dengan pelan
“Enggak Ko. Gua biasa aja. Kenapa tuh ?!” tanya Monica penasaran
“Gapapa sih. Kok gue merasakan hal-hal aneh gitu ya. Kayak ada yang ngikutin gue, ngeliatin gue, ada suara-suara aneh, dll lah.” Jawab Gue
Aldi yang di samping gue yang mendengarkan pertanyaan gue ke Monica langsung menyambung “Don, lu tau selama beberapa hari ini apa yang lu alamin?!” tanya Aldi
“Kagak tau pastinya Di, Gue Cuma aneh aja. Perasaan gue kayak gak tenang gitu. Semacam diawasi orang dan sering merinding.” Jawab Gue
“Lu tau gak klo kita bertiga sedang dihantuin ?!” jawab Aldi agak pelan
“WHATTT ?!!! Dihantuin ???!” ucap Gue agak keras karena kaget
Victor yang kaget mendengar teriakan gue langsung memperhatikan ke arah Gue, termasuk para cewe lainnya.
“Ya dihantuin, semenjak ucapan Danu malam itu, sepertinya kita bertiga para cowo uda dihantuin oleh sosok yang susah gua jelaskan rupanya. Bersyukur aja klo selama ini kalian belum pernah melihat wujudnya, mungkin hanya merasakan kehadirannya. Termasuk Feby yang juga dihantuin.” Jelas Aldi
Suasana malam itu menjadi semakin menakutkan. Para cewe langsung tertunduk diam mendengar ucapan Aldi. Feby masih terus menangis pelan sambil menutup matanya. Dia ga berani membuka matanya karena dia selalu melihat sosok wanita dengan rambut panjang menutupi wajahnya yang hanya tampak mulutnya terus tersenyum. Kejadian aneh ini paling sering dialamin setiap mati lampu pukul 9an hingga subuh.
“Terus apa ada cara utk mengatasi hal ini Di? Emg lu ga alamin apa-apa ?!” tanya Gue
“Ya gak ada. Selama kita masih di daerah ini terutama di rumah ini. Ya kejadian seperti ini gak bakal bisa hilang.” Ucap Aldi. “Gue jujur ya pasti ngalamin hal seperti ini. Ngerasain hal aneh juga sering tapi sudah menjadi suatu kebiasaan. Klo melihat wujud rupanya terkadang bisa terkadang enggak.” Tambahnya
Kami semua hanya terdiam di malam itu, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.
“Yuk Feb, uda ke kamar lagi yuk istirahat ? Sini koko temanin.” Ucap Victor sambil berusaha melepaskan tangan Feby yang menutup matanya
Feby yang sudah terlihat sedikit capek akhirnya menurunkan kedua tangannya yang menutup matanya itu, namun…
“Aaaaaaaaaa…..” teriak Feby lagi.
“Kenapa Feb ?!” tanya Victor yang sedikit merinding karena kaget. Wajah Victor juga semakin pucat. Akhirnya gue pun juga menghampiri si Feby untuk menenangkannya
“Kami di sini kok Feb. Uda tenang aja.” Tambah Gue
“Dii… di belakang ko Victorrr… Wanita itu tegak sambil tertawa dan tersenyum melihatmu Kooo.” Ucap Feby sambil menutup matanya dan menunjukkan tangannya ke arah belakang Victor
“…….”
Victor dan Gue begitu kaget sampai kami kehilangan kata apapun untuk menenangkan Feby. Para cewe yang menemani Feby langsung menjauh dan berlindung di belakang Gue. Monica dan Amelia yang berada di belakang Victor juga langsung menghindar dan bersembunyi ke arah Gue.
Aldi yang juga berdiri di belakang Victor langsung memfokuskan pandangannya ke arah yang ditunjuk oleh Feby. Gak berapa lama, Aldi hanya terdiam, tertunduk dan menghindari Victor.
“A…ada apa di belakangku ?!” tanya Victor sedikit ketakutan dan dia belum berani melihat ke arah belakang badannya.
“Waniiitaaa ituuu Ko… Dia mengelus-ngelus pundakmu dari tadi sambil tersenyum bibirnya…” ucap Feby terpatah-patah.
Victor yang kaget setengah mati mendengar perkataan Feby hanya tetap terdiam. Dia kagak berlari or melangkah sedikitpun. Victor hanya tetap bertahan dalam kondisi sedikit jongkok seperti saat sedang menghibur Feby.
Bulu kuduk gue merinding banget, angin yang dingin serasa berhembus di dalam rumah kami. Suasana menjadi begitu hening dan hanya dipenuhi dengan suara jeritan dan ketakutan para cewe.
Monica yang ketakutan hanya menggenggam tanganku. Ya meskipun badan gue merinding dan angin yang dingin serasa menembus tulangku, setidaknya tangan dan hatiku sedikit mendapat kehangatan dan ketenangan deh dari Monica.
“Vic.. Lu menjauh deh dari posisi lu sekarang !” ucap Aldi agak keras ke Victor.
“I..iya.” jawab Victor yang sedikit tertunduk dan keringat mulai bercucuran dari wajahnya yang terlihat sedikit pucat.
“Buruan Vic ! Jangan di situ terus.” Teriak Aldi yang semakin cemas
“Ughhh….”
Victor tampaknya sangat cemas, takut dan gelisah sampai-sampai dia sulit untuk bergerak. Ya itu sih yang ada di benakku.
“Woi Vic, jangan main-main lah !” teriak Gue
“Bangs**, gue serius kaki gue gak bisa digerakin sama sekali, badan gue tertahan nih !” jawab Victor dengan nada tinggi penuh kegelisahan.
Gue yang cemas dan ga sabaran langsung menghampiri Victor dan mendorong badannya untuk berpindah tempat.
“Aghhh….” Teriak Gue…
Sial… Setelah gue mendorong badan Victor yang ga bisa digerakin, entah dia ketakutan sampai lemas atau entah kenapa, yang jelas gue terpelanting ke lantai dengan posisi badan terlentang, kepala gue menghadap ke arah langit-langit rumah.
“Aduhhhh…” jerit gue. Gila sakit banget badan gue tercampak begini. Gue mendorong Victor pergi tapi sepertinya gue di seret sesuatu dan dicampakkan ke lantai. Gue berusaha untuk bangun…
Loh kok sepertinya badan gue sama sekali ga bisa digerakin, tangan gue juga ga bisa gerak. Posisi badan gue hanya terlentang dengan kepala menghadap ke atas terus. Gue berusaha untuk memerintahkan otak gue untuk menggerakkan anggota tubuh gue, tapi sepertinya usaha ini sia-sia. Sama sekali kagak bisa digerakin.
Pandangan mata gue kok jadi sedikit buram ya… Pandangan mata gue ga begitu fokus. Apa gue pingsan? Paralysis ? Ya rasa ini seperti sleep paralysis yang pernah gue alamin. Gue terus berusaha untuk menggerakkan badan gue, ehhh suara apa itu ?!
“Hiii hiiii hiiii… Mainnn mainnnn mainnnn…. Hiii hiiii hiiiii…..”
Ahh gilaaa suara ini… Begitu melengking dan tinggi. Badan gue merinding semua, tapi sama sekali ga bisa digerakin…
Ya ampun, temen-temen gue mana ya, kok gak ada yang kagetin or bangunin gue. Biasanya paralysis begini bisa tersadar ketika dikagetin or dibangunin.
“Hiiii…. Hiiii….”
Suara ini kagak berhenti-henti. Gue mencoba untuk menutup mata gue dan tertidur aja namun usaha gue gagal. Saat gue membuka mata gue, pandangan gue sudah lebih jelas dan kagak buram lagi.
Astagaaaa apa itu yang ada di langit-langit kayu rumah ini !
Ada seperti sepasang bola mata mengintip dari celah-celah langit rumah ini. Yang benar aja, bola matanya begitu merah seperti bercampur darah. Kepala gue bisa digerakin sdikit, namun badan gue kagak bisa. Gue melihat ke arah teman-teman gue. Semuanya diam bagaikan patung !!!
Teruss… Terusss… Kok di setiap belakang badan mereka ada sosok hitam gitu. Apaan itu ?!!!
Ah gilaaa… Gue mimpi atau kenapa nih ! Teman-teman gue terdiam bagaikan patung dan di temani oleh sosok bayangan hitam di belakang mereka ?!! Whatt the…. !!!
Danu yang tiba-tiba nongol dari pintu belakang rumah kami dan kini ia berada tepat di ruang tengah rumah kami tentunya sangat membuat jantung gue terkejut dan berdetak dengan kencang. Alih-alih ingin mengunci dia di luar biar malam ini bisa tidur tenang, malah dia sudah berada di dalam sekarang.
Para cewe yang ketakutan melihat Danu yang sudah masuk ke dalam rumah langsung bersembunyi di dalam kamar. Hanya sisa gue, Victor dan Aldi yang ada di ruang tamu.
Danu hanya tertawa dan tersenyum sendiri selama beberapa menit setelah mengucapkan kata kata terakhir itu dan selanjutnya dia pun pingsan. Gue dan Victor langsung menggendong dan menidurkan badannya di kamar kami. Nah yang jadi problem sekarang posisi tidur kami gimana? Pasti kagak ada yang mau tidur tepat di samping Danu, termasuk gue pun takut hehehe. Akhirnya kami memutuskan Danu kami baringkan secara horizontal dan kami tidur bertiga secara vertikal dengan posisi kaki kami ke arah badan Danu semua.
Semenjak Danu mengucapkan kata itu, perasaan Gue menjadi semakin gak tenang. Keesokan harinya, selama gue menjalankan aktivitas gue, gue selalu merasa diikutin seseorang namun kagak pernah terlihat. Entah kadang saat gue lagi berjalan sendirian, tiba-tiba ada angin berhembus. Saat gue lagi duduk bengong kayak ada yang manggilin nama gueee “Donnn….”
Terkadang saat gue berjalan ke toilet belakang juga mendengar suara langkah kaki yang pelan, padahal sudah jelas kagak ada orangnya.
Terkadang saat malam hari gue mau tidur, terdengar suara tangisan anak kecil “huhuhu” dari arah jendela kamar kami. Gue akui selama beberapa hari semenjak kejadian itu, rasanya uda ada yang gak beres, tapi ya untung aja gue kagak pernah liat penampakan sedikitpun. Gue masih nyimpan rasa janggal ini sendiri tanpa menceritakannya kepada siapapun.
Berselang 5 hari semenjak kejadian itu, tepatnya pada hari ke 20. Pada malam harinya suatu kejadian aneh muncul lagi.
“Hiiikkssss huhuhuhu” suara tangisan yang terdengar dari arah ruang tamu.
“Ko.. Feby nangis sendiri lagi !” ucap Monica ke gue
Victor yang ada di deket ruang tamu langsung menghampiri Feby.
“Kenapa Feb? Kamu melihat sesuatu lagi ?” tanya Victor dengan nada sedikit khawatir
“Iyaaa kooooo… huhuhu..” jawab Feby sambil menangis terus. “Sudah hampir 5 hari, setiap malam aku melihat sosok wanita berambut panjang berpakaian putih tegak di jendela kamar ku terus. Dia terus tersenyum dan tertawa melihatku, hanya tampak mulutnya saja, matanya gak nampak. Aku udah gak tahan ko !!!!” tambah Feby sambil memeluk Victor
Ya ampun…. Ternyata Feby juga diterror selama 5 hari ini. Gue kira gue doank yang mengalami hal aneh. Padahal selama 5 hari terakhir ini kami beraktivitas seperti biasa. Kegiatan aneh-aneh juga kagak kami lakukan karena Danu sementara ini berubah menjadi begitu pendiam, pemurung dan kebanyakan bengong di kamar kami. Kami biarkan Danu untuk istirahat saja dan tidak ikut turun aktivitas. Kami juga menyembunyikan masalah ini dari Pak Kades biar kagak semakin heboh. Ya soalnya semua salah kami yang melanggar ucapan pak Kades sih.
“Hikksss huhuuuuu. Ko…. Aku takut banget.. Aku takuttttt…. Taakuttttt…” ucap Feby kagak henti-hentinya ke Victor
Gue dan Aldi hanya berdiri tegak di belakang Victor bersama Monica dan Amelia untuk berjaga-jaga sementara para cewe lain berusaha menghibur Feby juga.
“Mon, selama beberapa hari semenjak kejadian Danu kemarin, Lu ada ngerasain aneh-aneh ?” tanya Gue ke Monica dengan pelan
“Enggak Ko. Gua biasa aja. Kenapa tuh ?!” tanya Monica penasaran
“Gapapa sih. Kok gue merasakan hal-hal aneh gitu ya. Kayak ada yang ngikutin gue, ngeliatin gue, ada suara-suara aneh, dll lah.” Jawab Gue
Aldi yang di samping gue yang mendengarkan pertanyaan gue ke Monica langsung menyambung “Don, lu tau selama beberapa hari ini apa yang lu alamin?!” tanya Aldi
“Kagak tau pastinya Di, Gue Cuma aneh aja. Perasaan gue kayak gak tenang gitu. Semacam diawasi orang dan sering merinding.” Jawab Gue
“Lu tau gak klo kita bertiga sedang dihantuin ?!” jawab Aldi agak pelan
“WHATTT ?!!! Dihantuin ???!” ucap Gue agak keras karena kaget
Victor yang kaget mendengar teriakan gue langsung memperhatikan ke arah Gue, termasuk para cewe lainnya.
“Ya dihantuin, semenjak ucapan Danu malam itu, sepertinya kita bertiga para cowo uda dihantuin oleh sosok yang susah gua jelaskan rupanya. Bersyukur aja klo selama ini kalian belum pernah melihat wujudnya, mungkin hanya merasakan kehadirannya. Termasuk Feby yang juga dihantuin.” Jelas Aldi
Suasana malam itu menjadi semakin menakutkan. Para cewe langsung tertunduk diam mendengar ucapan Aldi. Feby masih terus menangis pelan sambil menutup matanya. Dia ga berani membuka matanya karena dia selalu melihat sosok wanita dengan rambut panjang menutupi wajahnya yang hanya tampak mulutnya terus tersenyum. Kejadian aneh ini paling sering dialamin setiap mati lampu pukul 9an hingga subuh.
“Terus apa ada cara utk mengatasi hal ini Di? Emg lu ga alamin apa-apa ?!” tanya Gue
“Ya gak ada. Selama kita masih di daerah ini terutama di rumah ini. Ya kejadian seperti ini gak bakal bisa hilang.” Ucap Aldi. “Gue jujur ya pasti ngalamin hal seperti ini. Ngerasain hal aneh juga sering tapi sudah menjadi suatu kebiasaan. Klo melihat wujud rupanya terkadang bisa terkadang enggak.” Tambahnya
Kami semua hanya terdiam di malam itu, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.
“Yuk Feb, uda ke kamar lagi yuk istirahat ? Sini koko temanin.” Ucap Victor sambil berusaha melepaskan tangan Feby yang menutup matanya
Feby yang sudah terlihat sedikit capek akhirnya menurunkan kedua tangannya yang menutup matanya itu, namun…
“Aaaaaaaaaa…..” teriak Feby lagi.
“Kenapa Feb ?!” tanya Victor yang sedikit merinding karena kaget. Wajah Victor juga semakin pucat. Akhirnya gue pun juga menghampiri si Feby untuk menenangkannya
“Kami di sini kok Feb. Uda tenang aja.” Tambah Gue
“Dii… di belakang ko Victorrr… Wanita itu tegak sambil tertawa dan tersenyum melihatmu Kooo.” Ucap Feby sambil menutup matanya dan menunjukkan tangannya ke arah belakang Victor
“…….”
Victor dan Gue begitu kaget sampai kami kehilangan kata apapun untuk menenangkan Feby. Para cewe yang menemani Feby langsung menjauh dan berlindung di belakang Gue. Monica dan Amelia yang berada di belakang Victor juga langsung menghindar dan bersembunyi ke arah Gue.
Aldi yang juga berdiri di belakang Victor langsung memfokuskan pandangannya ke arah yang ditunjuk oleh Feby. Gak berapa lama, Aldi hanya terdiam, tertunduk dan menghindari Victor.
“A…ada apa di belakangku ?!” tanya Victor sedikit ketakutan dan dia belum berani melihat ke arah belakang badannya.
“Waniiitaaa ituuu Ko… Dia mengelus-ngelus pundakmu dari tadi sambil tersenyum bibirnya…” ucap Feby terpatah-patah.
Victor yang kaget setengah mati mendengar perkataan Feby hanya tetap terdiam. Dia kagak berlari or melangkah sedikitpun. Victor hanya tetap bertahan dalam kondisi sedikit jongkok seperti saat sedang menghibur Feby.
Bulu kuduk gue merinding banget, angin yang dingin serasa berhembus di dalam rumah kami. Suasana menjadi begitu hening dan hanya dipenuhi dengan suara jeritan dan ketakutan para cewe.
Monica yang ketakutan hanya menggenggam tanganku. Ya meskipun badan gue merinding dan angin yang dingin serasa menembus tulangku, setidaknya tangan dan hatiku sedikit mendapat kehangatan dan ketenangan deh dari Monica.
“Vic.. Lu menjauh deh dari posisi lu sekarang !” ucap Aldi agak keras ke Victor.
“I..iya.” jawab Victor yang sedikit tertunduk dan keringat mulai bercucuran dari wajahnya yang terlihat sedikit pucat.
“Buruan Vic ! Jangan di situ terus.” Teriak Aldi yang semakin cemas
“Ughhh….”
Victor tampaknya sangat cemas, takut dan gelisah sampai-sampai dia sulit untuk bergerak. Ya itu sih yang ada di benakku.
“Woi Vic, jangan main-main lah !” teriak Gue
“Bangs**, gue serius kaki gue gak bisa digerakin sama sekali, badan gue tertahan nih !” jawab Victor dengan nada tinggi penuh kegelisahan.
Gue yang cemas dan ga sabaran langsung menghampiri Victor dan mendorong badannya untuk berpindah tempat.
“Aghhh….” Teriak Gue…
Sial… Setelah gue mendorong badan Victor yang ga bisa digerakin, entah dia ketakutan sampai lemas atau entah kenapa, yang jelas gue terpelanting ke lantai dengan posisi badan terlentang, kepala gue menghadap ke arah langit-langit rumah.
“Aduhhhh…” jerit gue. Gila sakit banget badan gue tercampak begini. Gue mendorong Victor pergi tapi sepertinya gue di seret sesuatu dan dicampakkan ke lantai. Gue berusaha untuk bangun…
Loh kok sepertinya badan gue sama sekali ga bisa digerakin, tangan gue juga ga bisa gerak. Posisi badan gue hanya terlentang dengan kepala menghadap ke atas terus. Gue berusaha untuk memerintahkan otak gue untuk menggerakkan anggota tubuh gue, tapi sepertinya usaha ini sia-sia. Sama sekali kagak bisa digerakin.
Pandangan mata gue kok jadi sedikit buram ya… Pandangan mata gue ga begitu fokus. Apa gue pingsan? Paralysis ? Ya rasa ini seperti sleep paralysis yang pernah gue alamin. Gue terus berusaha untuk menggerakkan badan gue, ehhh suara apa itu ?!
“Hiii hiiii hiiii… Mainnn mainnnn mainnnn…. Hiii hiiii hiiiii…..”
Ahh gilaaa suara ini… Begitu melengking dan tinggi. Badan gue merinding semua, tapi sama sekali ga bisa digerakin…
Ya ampun, temen-temen gue mana ya, kok gak ada yang kagetin or bangunin gue. Biasanya paralysis begini bisa tersadar ketika dikagetin or dibangunin.
“Hiiii…. Hiiii….”
Suara ini kagak berhenti-henti. Gue mencoba untuk menutup mata gue dan tertidur aja namun usaha gue gagal. Saat gue membuka mata gue, pandangan gue sudah lebih jelas dan kagak buram lagi.
Astagaaaa apa itu yang ada di langit-langit kayu rumah ini !
Ada seperti sepasang bola mata mengintip dari celah-celah langit rumah ini. Yang benar aja, bola matanya begitu merah seperti bercampur darah. Kepala gue bisa digerakin sdikit, namun badan gue kagak bisa. Gue melihat ke arah teman-teman gue. Semuanya diam bagaikan patung !!!
Teruss… Terusss… Kok di setiap belakang badan mereka ada sosok hitam gitu. Apaan itu ?!!!
Ah gilaaa… Gue mimpi atau kenapa nih ! Teman-teman gue terdiam bagaikan patung dan di temani oleh sosok bayangan hitam di belakang mereka ?!! Whatt the…. !!!
piaupiaupiau memberi reputasi
1