- Beranda
- Stories from the Heart
I Am (NOT) Your Sister
...
TS
natashyaa
I Am (NOT) Your Sister
Dear Warga SFTH.
Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.
Sebelumnya ijinkan gue untuk menulis sepenggal kisah hidup gue di SFTH. Cerita ini bersumber dari pengalaman pribadi yang gue modifikasi sedemikian rupa sehingga membentuk cerita karangan gue sendiri. Cerita ini ditulis dengan dua sudut pandang berbeda dari kedua tokohnya.
So... langsung saja.
Quote:
Diubah oleh natashyaa 20-01-2018 23:32
itkgid dan 8 lainnya memberi reputasi
9
464K
3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
natashyaa
#1598
F Part 65
“Ani…..!!!” Teriak seseorang dari belakang gue dan Ani ketika sedang berjalan. Gue dan Ani sama-sama menoleh ke belakang melihat seseorang tersebut
“Mau kemana kamu?”
“Tadi ke kelas kamu, kamu udah gak ada, hari ini jadi kan?” Kata Egi.
“Lo ada perlu apa dengan Ani gue?” Tanya gue ke Egi.
“Gue mau ngajak dia main…” Jawab Egi
“Kak Egi kayaknya aku gak bisa hari ini, maaf ya.” Kata Ani
“Loh kok gitu Ni, katanya kemarin hari ini jadi, kamu sendiri kan yang bilang?” Ujar Egi.
Gue kemudian melihat ke arah Ani, tatapan gue cukup tegas untuk meyakinkan Ani kalau hari ini dia harus ikut gue.
“Maaf ya kak Egi, aku baru inget ternyata hari ini ada janji sama kak Fe. Maaf ya..” Kata Ani.
“Tuh kan Gi, sekarang Ani ada perlu dengan gue.” Ujar gue.
“Oh yasudahlah.” Kata Egi sepertinya kecewa.
Sebenarnya gue merasa gak enak kepada mereka, baik Egi maupun Ani.
“Eh.. Gi..” Panggil gue kepada Egi sebelum Egi hilang dari pandangan gue.
“Apa lagi?” Katanya sedikit kesal.
“Lo bisa ajak Ani main nanti sore, ketika kita udah pulang ke rumah.” Kata gue.
“Serius kak?” Kata Ani, matanya agak berbinar sedikit.
“Iya.” Kata gue ke Ani.
“Okelah klo begitu, nanti gue jemput kamu ke rumah ya Ni.” Kata Egi.
“Iya kak Egi.”
“Btw, thanks ya Fe.” Kata Egi.
“Sudahlah.. Ayo Ni, cepetan keburu sore.”
***
“Ni….” Kata gue di angkot.
“Apa kak?”
“Kemarin Stella kumat lagi..”
“Masa sih kak?” Jawab dia sambil mainin Hpnya.
“Eh dodol, klo orang lain ngajak ngobrol itu perhatiin, jangan main hp terus.” Kata gue kesal sambil berusaha merebut hp nya tapi dia mengelak, tidak mau memberikannya.
“Iya kak, maaf, kak maaf.” Ani langsung menaruh hp di tasnya.
“Nah gitu dong, simpen hp nya di tas, lo gak tau kan klo lo asik main hp terus tiba-tiba ada yang ngambil gimana?” Kata gue masih kesal.
“Iya kak…”
……
“Eh kak Stella kenapa kak?” Tanya Ani.
“Entahlah… gue juga bingung, gak tau Ni.”
“Tapi gue khawatir Ni, gue takut kalau dia kenapa-kenapa.” Kata gue.
“Gak usah khawatir kak, kan ada mamanya.” Jawab Ani polos.
“Eh bukan begitu ah, lo mah kagak ngarti.” Kata Gue.
“Terus apa kak.”
“Di Bandung kan gue temen satu-satunya yang deket sama dia, gue merasa bertanggung jawab aja, pokoknya gue takut dia klo kenapa-napa.”
“Oh.. begitu kak, yauda kak, kita harus kesana.” Kata Ani.
“Makanya Ani. Huh!!” Lama-lama gue capek ngomong sama Ani.
***
Syukurlah pas di rumah Stella, Stella baik-baik saja dan ada mamanya Stella. Gue hanya mengambil baju saja dan tidak lama-lama di rumah Stella karena si Ani maksa gue terus buat pulang cepet. “Ayolah kak, keburu sore, aku mau main.” Bisik-bisik kecil dari Ani ketika di rumah Stella.
Yaudahlah ya, sebelum jam 3 gue dan Ani pulang dari rumah Stella menuju rumah.
***
Sesampainya di rumah, Ani langsung masuk ke kamarnya dan mandi. Gue tau itu ketika gue mau masuk ke kamarnya, pintu kamarnya dikunci. Entahlah sikapnya hari ini agak aneh, agak hiper. Gue pun beridiri di depan pintu kamarnya menunggu dia keluar. Ketika selesai Mandi dan mungkin selesai berdandan pintu kamar Ani barulah dibuka kuncinya olehnya.
“Jadi Princess, mau kencan kemana?” Kata gue ketika berhasil memergoki Ani ketika dia membuka pintu. Astaga, dia benar-benar sangat wangi dan mukanya aduh kok mirip badut, ini anak gak bisa pakai make up ya. Beneran hari ini Ani ada kencan sama Egi ternyata, gak nyangka gue.
“Ngak kok, aku gak ada kencan.” Bantah Ani.
“Lah itu mukamu kayak badut gitu, mau dipanggil doi dakocan nanti ?” Kata gue.
“Udah-udah, sini masuk ke kamar gue.” Gue pun menarik tangan Ani dan segera masuk ke kamar gue. Di kamar gue, gue suruh Ani untuk duduk di kursi, lalu gue menyuruh Ani untuk merem dan menghapus dandanannya yang mirip badut.
“Kamu ini ngacanya gak bener ya, aduhh.” Celoteh gue ke dia ketika membersihkan dandanan di wajahnya.
“Sini kamu biar gue ajarin cara make up.” Gue segera mengambil pouch gue.
“Make up kamu itu ketebalan tau. Kamu harus bisa terlihat natural seolah terlihat berdandan atau ngak.”
“Kalau kamu kayak tadi itu, kamu kayak pakai badut, pakai topeng.”
“Terus itu eyeliner jangan berantakan, payah, pakai maskara juga jangan terlalu banyak. Tipis aja.”
Gue cerewet mendadani Ani. Dengan modal berguru dari youtube dan beberapa sharing ilmu make up bersama teman-teman dan juga ibu, setidaknya gue lebih pro daripada Ani yang masih amatiran.
“Gih sekarang lihat kaca.” Suruh gue ke Ani. Ani yang sekarang bukanlah Ani si badut kayak tadi, gue berhasil merubah Ani jadi lebih cantik, gue harusnya buka salon sendiri.
Ani nampak terdiam, tersipu-sipu gitu.
“Kak, kok aku jadi cantik sih?” Tanya dia.
“Eh.. iya dong, kan barusan masuk Felisha salon.”
“Wah makasih kak… Ajarin dong kak kapan-kapan.”
“Tapi bayar ya!”
“Ihh, malak.”
“Udah-udah cepet pergi sana…”
“Sebentar ya kak, aku masih terkagum-kagum sendiri, aku jadi naksir sendiri kepada diriku sendiri” Kata Ani yang dari tadi terus menatap cermin.
“Ih.. jijik.”
“Oya.. kamu mau pergi kemana sih sebenarnya..?” Tanya gue ke Ani.
“Makan-makan aja di Dago kak.”
“Owh.. yauda gue mau mandi dulu.”
Gue pun segera mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
“Kak… aku pergi dulu ya… kak egi udah ada di depan rumah.” Teriak Ani ketika gue sedang mandi.
Yayayaya, have fun aja deh, gumam gue dalam hati.
***
Selesai mandi gue juga mau langsung pergi ke luar.
“Felisha, kamu mau pergi kemana?” Tanya ibu ketika mergoki gue dibawah sedang mengambil kunci mobil.
“Aku mau ngawasin si kecil.” Jawab gue ke ibu.
…..
“Mau kemana kamu?”
“Tadi ke kelas kamu, kamu udah gak ada, hari ini jadi kan?” Kata Egi.
“Lo ada perlu apa dengan Ani gue?” Tanya gue ke Egi.
“Gue mau ngajak dia main…” Jawab Egi
“Kak Egi kayaknya aku gak bisa hari ini, maaf ya.” Kata Ani
“Loh kok gitu Ni, katanya kemarin hari ini jadi, kamu sendiri kan yang bilang?” Ujar Egi.
Gue kemudian melihat ke arah Ani, tatapan gue cukup tegas untuk meyakinkan Ani kalau hari ini dia harus ikut gue.
“Maaf ya kak Egi, aku baru inget ternyata hari ini ada janji sama kak Fe. Maaf ya..” Kata Ani.
“Tuh kan Gi, sekarang Ani ada perlu dengan gue.” Ujar gue.
“Oh yasudahlah.” Kata Egi sepertinya kecewa.
Sebenarnya gue merasa gak enak kepada mereka, baik Egi maupun Ani.
“Eh.. Gi..” Panggil gue kepada Egi sebelum Egi hilang dari pandangan gue.
“Apa lagi?” Katanya sedikit kesal.
“Lo bisa ajak Ani main nanti sore, ketika kita udah pulang ke rumah.” Kata gue.
“Serius kak?” Kata Ani, matanya agak berbinar sedikit.
“Iya.” Kata gue ke Ani.
“Okelah klo begitu, nanti gue jemput kamu ke rumah ya Ni.” Kata Egi.
“Iya kak Egi.”
“Btw, thanks ya Fe.” Kata Egi.
“Sudahlah.. Ayo Ni, cepetan keburu sore.”
***
“Ni….” Kata gue di angkot.
“Apa kak?”
“Kemarin Stella kumat lagi..”
“Masa sih kak?” Jawab dia sambil mainin Hpnya.
“Eh dodol, klo orang lain ngajak ngobrol itu perhatiin, jangan main hp terus.” Kata gue kesal sambil berusaha merebut hp nya tapi dia mengelak, tidak mau memberikannya.
“Iya kak, maaf, kak maaf.” Ani langsung menaruh hp di tasnya.
“Nah gitu dong, simpen hp nya di tas, lo gak tau kan klo lo asik main hp terus tiba-tiba ada yang ngambil gimana?” Kata gue masih kesal.
“Iya kak…”
……
“Eh kak Stella kenapa kak?” Tanya Ani.
“Entahlah… gue juga bingung, gak tau Ni.”
“Tapi gue khawatir Ni, gue takut kalau dia kenapa-kenapa.” Kata gue.
“Gak usah khawatir kak, kan ada mamanya.” Jawab Ani polos.
“Eh bukan begitu ah, lo mah kagak ngarti.” Kata Gue.
“Terus apa kak.”
“Di Bandung kan gue temen satu-satunya yang deket sama dia, gue merasa bertanggung jawab aja, pokoknya gue takut dia klo kenapa-napa.”
“Oh.. begitu kak, yauda kak, kita harus kesana.” Kata Ani.
“Makanya Ani. Huh!!” Lama-lama gue capek ngomong sama Ani.
***
Syukurlah pas di rumah Stella, Stella baik-baik saja dan ada mamanya Stella. Gue hanya mengambil baju saja dan tidak lama-lama di rumah Stella karena si Ani maksa gue terus buat pulang cepet. “Ayolah kak, keburu sore, aku mau main.” Bisik-bisik kecil dari Ani ketika di rumah Stella.
Yaudahlah ya, sebelum jam 3 gue dan Ani pulang dari rumah Stella menuju rumah.
***
Sesampainya di rumah, Ani langsung masuk ke kamarnya dan mandi. Gue tau itu ketika gue mau masuk ke kamarnya, pintu kamarnya dikunci. Entahlah sikapnya hari ini agak aneh, agak hiper. Gue pun beridiri di depan pintu kamarnya menunggu dia keluar. Ketika selesai Mandi dan mungkin selesai berdandan pintu kamar Ani barulah dibuka kuncinya olehnya.
“Jadi Princess, mau kencan kemana?” Kata gue ketika berhasil memergoki Ani ketika dia membuka pintu. Astaga, dia benar-benar sangat wangi dan mukanya aduh kok mirip badut, ini anak gak bisa pakai make up ya. Beneran hari ini Ani ada kencan sama Egi ternyata, gak nyangka gue.
“Ngak kok, aku gak ada kencan.” Bantah Ani.
“Lah itu mukamu kayak badut gitu, mau dipanggil doi dakocan nanti ?” Kata gue.
“Udah-udah, sini masuk ke kamar gue.” Gue pun menarik tangan Ani dan segera masuk ke kamar gue. Di kamar gue, gue suruh Ani untuk duduk di kursi, lalu gue menyuruh Ani untuk merem dan menghapus dandanannya yang mirip badut.
“Kamu ini ngacanya gak bener ya, aduhh.” Celoteh gue ke dia ketika membersihkan dandanan di wajahnya.
“Sini kamu biar gue ajarin cara make up.” Gue segera mengambil pouch gue.
“Make up kamu itu ketebalan tau. Kamu harus bisa terlihat natural seolah terlihat berdandan atau ngak.”
“Kalau kamu kayak tadi itu, kamu kayak pakai badut, pakai topeng.”
“Terus itu eyeliner jangan berantakan, payah, pakai maskara juga jangan terlalu banyak. Tipis aja.”
Gue cerewet mendadani Ani. Dengan modal berguru dari youtube dan beberapa sharing ilmu make up bersama teman-teman dan juga ibu, setidaknya gue lebih pro daripada Ani yang masih amatiran.
“Gih sekarang lihat kaca.” Suruh gue ke Ani. Ani yang sekarang bukanlah Ani si badut kayak tadi, gue berhasil merubah Ani jadi lebih cantik, gue harusnya buka salon sendiri.
Ani nampak terdiam, tersipu-sipu gitu.
“Kak, kok aku jadi cantik sih?” Tanya dia.
“Eh.. iya dong, kan barusan masuk Felisha salon.”
“Wah makasih kak… Ajarin dong kak kapan-kapan.”
“Tapi bayar ya!”
“Ihh, malak.”
“Udah-udah cepet pergi sana…”
“Sebentar ya kak, aku masih terkagum-kagum sendiri, aku jadi naksir sendiri kepada diriku sendiri” Kata Ani yang dari tadi terus menatap cermin.
“Ih.. jijik.”
“Oya.. kamu mau pergi kemana sih sebenarnya..?” Tanya gue ke Ani.
“Makan-makan aja di Dago kak.”
“Owh.. yauda gue mau mandi dulu.”
Gue pun segera mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
“Kak… aku pergi dulu ya… kak egi udah ada di depan rumah.” Teriak Ani ketika gue sedang mandi.
Yayayaya, have fun aja deh, gumam gue dalam hati.
***
Selesai mandi gue juga mau langsung pergi ke luar.
“Felisha, kamu mau pergi kemana?” Tanya ibu ketika mergoki gue dibawah sedang mengambil kunci mobil.
“Aku mau ngawasin si kecil.” Jawab gue ke ibu.
…..
itkgid memberi reputasi
1
