Kaskus

Story

lieutenant.danAvatar border
TS
lieutenant.dan
FLIPPED
FLIPPED



“My heart stopped. It just stopped beating. And for the first time in my life, I had that feeling. You know, like the world is moving all around you, all beneath you, all inside you, and you're floating. Floating in midair. And the only thing keeping you from drifting away is the other person's eyes. They're connected to yours by some invisible physical force, and they hold you fast while the rest of the world swirls and twirls and falls completely away.”
― Wendelin Van Draanen, Flipped



SEPENGGAL CERITAKU, UNTUK MU MENTARIKU



Quote:


Spoiler for INDEKS:
Diubah oleh lieutenant.dan 13-06-2016 22:09
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
6.5K
82
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
lieutenant.danAvatar border
TS
lieutenant.dan
#23
PART 4

Sekilas tentang kepribadianku, aku bukan lah orang yang ramah, aku kaku dan susah ditebak. Kadang orang sering salah mengartikan tatapan ku, setengah mengintimidasi dan sisa nya misterius. Orang bilang didalam mataku tersembunyi masa lalu yang tidak mengenakan. Aku pun mengakuinya. Bila orang lain memilih ngobrol saat sedang meet up dengan teman teman, aku lebih memilih diam, mendengarkan dan mengamati. Mungkin itu sebabnya orang menilai bahwa aku bukan lah orang yang asik diajak berteman. Disisi lain, aku tergolong anak yang patuh, bukan penurut, tapi patuh. Seperti prajurit kepada komandan nya. Apapun yang sudah ada pada diriku, benar atau tidak, mau atau tidak, inilah aku. Toh pada akhirnya aku tetap mempunyai teman bahkan bisa dibilang lebih dari sekedar teman. Salah satunya Ratih dan Winda.
Hari ini tepat seminggu setelah tragedi winda yang tiba-tiba mencium ku. Matahari sudah tinggi pada saat aku terbangun dari tidur ku karena panggilan nenek di luar. Aku duduk di pinggir tempat tidur sambil memperhatikan tas dan kardus yang tadi malam aku rapikan. Ya, hari ini adalah hari keberangkatan ku. Ku raih hp di atas meja kecil disamping ku, ada 2 sms dan panggilan masuk. Tumben sekali pikirku. Kubuka satu persatu.

Quote:


sms dari winda tidak aku balas. Bukan karena malas, tapi aku bingung harus bagaimana menanggapi nya. Sejak kejadian minggu kemaren, usahaku untuk menjauh resmi dinyatakan gagal total. Ku lihat sudah jam 11, Kubalas sms ratih dan langsung siap siap.

Quote:

Aku langsung menuju dapur dan langung makan, perut ku sebenarnya sudah minta di isi dari tadi. Setalah makan aku langsung masuk kamar dan siap2 dan mengecek lagi barang bawaan. 1 tas gunung dan 1 kardus, semua nya isi pakaian dan barang pribadi. bunyi klakson di depan rumah memaksaku bergegas membukakan pagar, ternyata kakek sudah pulang. Tepat setelah mobil pick up kakek masuk pekarang rumah, mobil sedan Ratih tiba2 sudah berada di samping gerbang rumah berhenti.

Quote:


Sebelum kami berangkat, nenek dan kakek memberi ku beberapa wejangan dan amanat. Intinya aku harus belajar mandiri disana nanti, harus bisa menjaga diri sendiri dan harus belajar dengan sungguh-sungguh supaya pulang dengan gelar dan hasil yang memuaskan. Tak ada tangis, yang ada hanya keheningan kata perpisahan dari orang yang paling aku hormati di dunia ini. orang yang membesarkanku, merawatku dan mengajari ku segala hal. Aku berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengecewakan mereka.
Tepat pukul 12 kami berempat berangkat dari rumah menuju ke terminal, kakek dan nenek tidak aku perbolehkan ikut, tidak tega rasanya. Butuh waktu 15 meint untuk sampai ke terminal. sesampainya di terminal aku langsung menuju kios dimana aku harus menukarkan tanda bukti pembelian dengan tiket asli. Kurang lebih 30 menit kami menunggu sampai akhirnya bis yang akan aku naiki sudah terparkir menunggu penumpang untuk naik. Wawan dan bayu lansung mengangkat tas gungun dan kardus ku dan berjalan ke arah bagasi bis. Meninggalkan aku dan ratih yang masih duduk di depan kios.

Quote:


Setelah saling mengucapkan kata perpisahan, aku langsung masuk ke dalam bis. Aku mencari tempat duduk sesuai dengan nomor yang ada di tiket, sejurus kemudian bis sudah berjalan pelan menandakan aku harus berpisah dengan mereka. Kulihat Mereka melambaikan tangan dari luar jendela, aku membalas nya sambil tersenyum haru sampai akhirnya bis sudah melaju meninggalkan terminal.

Selamat tinggal kalian, selamat tinggal kenangan, selamat tinggal kota magelang.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.