Tak Selamanya [Selingkuh Itu] Indah (True Story)

Beranda

...

Stories from the Heart
Tak Selamanya [Selingkuh Itu] Indah (True Story)

ivory.cahaya

16-05-2016 09:31

Tak Selamanya [Selingkuh Itu] Indah (True Story)

TAK SELAMANYA [SELINGKUH ITU] INDAH (TRUE STORY)

Ketika kesetiaan cinta diuji, apakah Aku bisa bertahan atau malah menyerah?

Kalian bisa menghakimiku, mencaci maki, dan meludahiku dengan hinaan kalian, tapi jangan mereka, orang yang terlanjur mencintai. Cinta tidak pernah salah, yang salah adalah orang yang melakukan penyelewengan, apapun, cinta itu tetap suci. Aku memang sampah. Tetapi tidak dengan mereka.

Kata orang, mendua itu indah. Kata orang, mendua itu membuat bahagia. Mungkin bisa iya, mungkin juga tidak, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Ini sebuah kisah tentangku yang terjebak dalam dua hati yang sama-sama mencintai, menyembunyikan segala sesuatunya dari Istriku dan menjalani dua kehidupan.

Aku adalah penghuni baru di SFTH, selama ini hanya jadi Silent Reader, dan kali ini sedang berusaha untuk bercerita tentang kisahku yang agak kelam.

Kisah ini aku modifikasi sedemikian rupa, baik dari nama tempat, nama tokoh, dan tanggal kejadian, tetapi percayalah ini masih terjadi hingga saat ini. Saat aku belum bisa memutuskan langkah apa yang akan diambil, apakah tetap setia atau terus hidup seperti ini.

Beruntung, Cahaya, Istriku tidak tahu menahu tentang akun ini di Kaskus, bahkan ia tidak pernah sekalipun tertarik dengan Kaskus, sementara Ivory, aku yakin suatu saat ia akan menemukan cerita ini, tetapi tidak masalah.

Hati yang sudah mendua ini butuh pencerahan, karena semuanya kini sudah terlewat jauh dari batasan yang kumiliki sendiri.

Quote:

Original Posted By "PERATURAN"

Perlu dicermati, cerita ini menggunakan alur maju mundur, di mana pada awalan cerita, Bagian Pertama, bercerita pada tanggal 15 Mei 2016, dan di bagian kedua alurnya mundur sejak dua bulan sebelum 15 Mei 2016 dan terus maju hingga hari ini. Dan perlu diperhatikan untuk cerita dengan font berwarna abu-abu merupakan cerita dari masa yang lebih lampau, dimulai dari Desember 2010 dan progresif hingga satu titik temu.
Selalu ikuti dan patuhi Rules SFTH dan Grand Rules H2H.
Dilarang kepo yang berlebihan di thread, apabila mau bertanya, ada PM yang akan dijawab.
Silakan apabila Anda menganggap tulisan ini hanyalah sebuah ilusi dan karangan belaka, justru itu sangat baik karena tidak akan ada yang mencoba mencari tahu siapa saya dan tokoh lainnya yang saya sebutkan di sini.
Saya tidak bisa memberikan ilustrasi karakter, takut-takut akan mengganggu kehidupan nyata Ivory atau Cahaya.
Saya tidak bisa memberikan janji update, mengingat saya harus menjaga toko saya, tetapi saya usahakan untuk update dua hari sekali.
Di sini mungkin ada konten BB+, tapi akan saya lewatkan sebisa mungkin, saya akan berikan alternatif kisah yang saya sembunyikan dalam bentuk PDF.

Maaf apabila ada salah kata, penulisan, atau sikap dalam berforum, mohon bimbingan dari teman-teman semua, dan apabila ditemukan gaya bahasa saya mirip dengan salah satu, atau banyak penulis di SFTH, mohon maklum, saya hanya penulis amatiran baru.

Selamat membaca.

Quote:

INDEKS CERITA

Quote:

THREE LAST DANCE

Penultimate LapNEW!!!
Final Lap NEW!!!
Grand Finale NEW!!!

Polling

0 suara

Siapa yang harus gw (Sani) pilih?

CahayaIvoryKeduanya

Diubah oleh ivory.cahaya 11-05-2022 06:16

mhdrdho dan 19 lainnya memberi reputasi

977.8K

Kutip

2.8K

Balasan

Komentar yang asik ya

Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Stories from the Heart

32.7KThread•52KAnggota

Tampilkan semua post

ivory.cahaya

02-06-2016 11:14

#512

Juni 2011

JUNI 2011

Sebulan sudah berlalu semenjak acara sakral itu, dan aku pun masih melihat Cahaya sangat mampu menjalankan tugasnya sebagai Istri, hanya satu, ya menuruti permintaan Suami itu saja.

Segalak apapun Cahaya, seliar apapun Cahaya, selama di depanku ia tidak pernah berkata tidak apabila kuminta melakukan ini dan itu. Perkara apa yang terjadi di belakang, jujur aku tidak tahu menahu karena aku sama sekali tidak menaruh curiga kepada Cahaya.

*****

Apa makna harga diri bagimu?

Bagiku harga diri adalah sesuatu yang tidak harus ditampakkan keluar, aku tidak perlu menunjukkan supremasiku kepada orang lain, karena orang lebih menghargai orang yang sabar ketimbang orang yang mengedapankan emosi sesaat.

Kedewasaan akan meningkatkan kualitas harga diri, itu yang kutahu, dan semakin kita dewasa, maka kita akan semakin bijaksana dalam menyikapi apa itu harga diri yang sesungguhnya.

Bukan perkara emosi karena hal yang menurutmu salah dilakukan, atau perkara malu ketika hal yang benar tidak dilakukan, tetapi harga diri adalah suatu kebijaksanaan dalam menentukan pilihan. Setidaknya itu menurutku.

Aku bisa saja menggunakan kekuatanku untuk menghancurkan laki-laki yang telah mengganggu rumah tangga kami, tetapi aku tidak pernah lakukan itu, karena sabar akan menjadikan orang yang jauh lebih baik di mata orang lain. Biarlah mereka lakukan apa yang mereka suka, biarlah mereka berpendapat tentang apa yang mereka pikirkan, tetapi hanya Sang Aziz yang mengetahui apa-apa yang ada di dalam hati tiap Makhluk-Nya.

Sementara aku, hanya seorang manusia kecil yang begitu lemah, lemah sekali hingga goresan tipis bisa melukaiku, dan ya aku memang seperti itu.

*****

Kali ini, aku bersama Cahaya pergi untuk ada urusan sejenak di Bali, kami memilih salah satu hotel yang berada di dekat pantai Sanur. Dan ini merupakan bulan madu kedua yang kami lakukan setelah bulan kemarin kami menghabiskan dua minggu di salah satu hotel Bintang Empat di wilayah Jakarta Pusat.

Kami check in pada pukul 01.30 siang, dan barulah kami benar-benar beristirahat saat jam 05.00 sore.

Quote:

“Kak,” panggil Cahaya dengan napas yang terengah-engah, “iya sayang,” sahutku pelan.

“Baru kali ini seumur hidup aku ngerasain lemes tapi puas,” ujarnya dengan napas yang begitu terburu.

“Mau lagi?”

“Nanti aja, maem dulu yah, adek laper banget Kak.”

Aku tersenyum, seraya mencium mesra kening Istriku. Ya hanya dengan cara ini aku bisa membuatnya lupa akan kejadian pahit untukku ketika aku mengetahui ia pernah melakukan hal ini dengan mantan kekasihnya dahulu. Tetapi kini itu bukanlah satu hal yang penting untukku.

Cinta itu masalah ketulusan, dan apabila kau mencintai seseorang, maka segala tentang ketulusanmu akan diuji, dan cinta adalah membahagiakan dan bersyukur, setidaknya itu yang kupercaya.

Quote:

“Kak,” panggilnya pelan, nadanya bahkan lebih manja ketimbang biasanya.

“Iya sayang.”

“Kenapa Kakak tetep cinta sama aku, padahal aku udah ngelakuin banyak kesalahan sama kamu?”

“Apa cinta butuh alasan?” tanyaku pelan, ia hanya memandangku dengan tatapan bingung.

“Kalo aku cinta sama kamu karena kamu baik, berarti kalo kamu tiba-tiba seharian marah-marah cinta aku ilang gitu?”

“Apa kalo aku cinta kamu karena kamu cantik, berarti kalo kamu jadi tua dan gak cantik lagi, cinta aku ilang juga gitu?”

“Gak perlu ada alasan buat mencintai kok sayang.”

“Karena cinta itu masalah membahagiakan,” ujarku pelan, “nih misalnya nih, kalo Kakak yang cuma bahagiain aku, terus aku gak bahagiain Kakak gimana?”

“Ya gak masalah, aku gak minta untuk dibahagiakan, karena cinta itu saat kita melakukan apa yang diinginkan oleh pasangan kita dan tanpa ia minta,” ujarku dan tersenyum, “dan buat aku itu aja udah cukup.”

“Kalo minta dibahagiain, itu masalah egoisme, perkara orang lain yang egois, I don’t really care, yang penting bukan aku yang egois, that’s all.”

Cahaya tersenyum, wajahnya begitu merah seraya menatapku, dan kami pun menghabiskan makanan yang telah kami pesan untuk mengisi perut kami yang sudah kosong sejak tadi sian.

*****

Mudah bagi orang lain berkomentar, ya jelas saja, hanya memberikan pendapat tanpa mengetahui apakah ia bisa bertahan apabila dalam kondisi seperti ini.

Banyak dari mereka mengatakan A sampai Z, padahal belum tentu mereka pernah mengetahui esensi pernikahan yang sebenarnya. Ya aku pun sama, karena yang aku tahu pernikahan itu karena cinta, terlepas bagaimana mereka mengatakannya, aku percaya ke sana.

Sejatinya, cinta yang hakiki adalah milik Sang Jabbar, barulah fungsinya menjadi turunan saat cinta menjadi antara manusia dan manusia, di mana tuntutan ini dan itu diberlakukan.

Bagiku, mencintai bukan perkara saling membahagiakan.

Bagiku, harga diri bukanlah aku merasa dipermalukan dan dikhianati.

Bagiku, ini semua adalah cobaan dan pinjaman, apa-apa yang kumiliki hanyalah sebatas pinjaman dari Sang Mutakabbir, dan suatu saat harus dikembalikan.

Pemikiran yang sederhana, tetapi bermanfaat untuk meningkatkan kesabaran, setidaknya itu menurutku.

yusufchauza dan deniiskandard memberi reputasi

Kutip

Balas