Kaskus

Story

fitrafnAvatar border
TS
fitrafn
(Horror) (Kisah Nyata) Mereka itu "Halus"
Mereka itu "Halus"



Quote:
Diubah oleh fitrafn 18-07-2016 10:41
EdelweisputihAvatar border
fa.achryyAvatar border
redricesAvatar border
redrices dan 4 lainnya memberi reputasi
3
285.3K
1K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
fitrafnAvatar border
TS
fitrafn
#39
Sambutan "Hangat"
Quote:


Semua dimulai dari perkenalan dengan seorang anak perempuan saat itu. Saat itu aku duduk di kelas 2 SMP. Aku mengenal nya dari salah satu kursus bahasa inggris yang aku ikuti dan kebetulan sekali ternyata sekolahku dan dia itu ternyata bertetangga. Kalau kalian kebetulan orang atau suka main ke daerah Jakarta Selatan, mungkin kalian tahu di daerah sebelum Taman Puring, ada 3 SMP Negeri yang letak nya berjejeran. Sekolahku berada di posisi pertama, kemudian temanku berada di sebelahnya. Posisi sekolah temanku tepatnya diapit oleh sekolahku dan sekolah satu lagi (Jika kalian ada yang tahu, jangan disebut ya).

Awalnya aku tidak tahu akan menjadi seperti itu, sampai akhirnya aku dan dia, sebut saja Manda, semakin dekat dan menjadi sahabat. Kami sering janjian pulang sekolah bersama ataupun berangkat kursus. Kebetulan rumah ku dan Manda juga berdekatan.

Saat itu Manda kebetulan ikut denganku sepulang dari kursus. Aku memang selalu di jemput oleh Ayahku. Ada kejadian yang akhirnya membuat Manda mengatakan sesuatu padaku di saksi kan oleh Ayah.

Quote:


Jelas sudah semuanya. Memang ada yang aneh saat itu, karena aku semakin bisa melihat dengan jelas saat itu. Terjadi sesuatu setelah aku mengantar Manda pulang.

Spoiler for :


Sesosok perempuan yang tidak memiliki wajah tengah duduk di jok mobil bagian tengah. Awalnya aku tidak terlalu bermasalah dengan kehadirannya, sampai pada akhirnya dia mulai bergerak. Apakah kalian tahu kemana dia bergerak ? Jawabannya adalah dia bergerak menuju kursiku. Ya, dia bergerak perlahan mendorongkan tubuhnya ke arah kursiku yang berada di depan, dan sampai lah wajahnya tepat berada disamping belakangku. Sedikit jaraknya untuk meletakkan dagunya berada dibahuku. Hawa dingin menyerang sisi kananku. Akupun mulai menitikkan air mata. Ayah tidak menyadari kondisiku yang mulai menitikkan air mata tersebut, sampai aku memberanikan diri untuk mengatakan padanya.

Quote:


Ayahku kemudian merespon ucapanku dengan tanggapan yang terlihat seperti menginterview saat itu.

Quote:


Masih berusaha tenang seraya membaca doa dalam hati, aku menjawabnya.

Quote:


Ayahku mulai menyadari perubahan suaraku yang terdengar seperti orang pilek.

Quote:


Aku mencoba untuk menjawab tanpa membiarkan rasa risihku menguasai.

Quote:


Ayahku kaget, dan saat itu aku mulai mendengar beliau membaca surat-surat pendek. Ya, "perempuan" itu perlahan memundurkan tubuhnya, kemudian memandang jendela dan menghilang. Rupanya aku diberikan sambutan yang begitu hangat dari salah satu mereka yang "halus".

Sesampainya aku dirumah, semua terlihat jelas. Bukan hanya yang ada di mobil, tapi semuanya. Ketika aku membuka pintu kamarku, aku masih kaget dan belum terbiasa. Ada sesuatu yang tengah berada di kamarku. Awalnya aku mengurungkan niatku untuk masuk kamarku. Pintu kamar aku tutup kembali. Ayah sempat bertanya kenapa aku tidak jadi masuk ke dalam kamar. Aku tidak menjelaskan karena ada Bunda saat itu. Aku duduk di sofa untuk beberapa saat, sampai akhirnya ku putuskan untuk masuk ke dalam kamarku. Aku berusaha membiasakan kehadirannya, dan berusaha mengalihkan pikiranku dengan membaca buku.

Quote:


Aku tertegun, karena aku pikir otak ku mulai berhalusinasi. Aku kembali fokus membaca buku, hingga akhirnya dia mulai berusaha berkomunikasi denganku.

Quote:


Aku menoleh, dan dia berada di atas lemariku tengah duduk diujung lemari. Apa aku bisa berkomunikasi atau tidak saat itu memang aku belum mengetahuinya. Aku mencoba untuk berbicara dalam hati layaknya orang gila yang tengah berbicara pada diri sendiri.

Quote:


Seperti mendapatkan timpukan karena membuatku terkejut, ternyata dia membalas pertanyaanku.

Quote:


Mulai malam itu, semua berubah. Dia yang berada di kamarku pun ternyata memang menghuni di rumah, namun lebih sering berada di kamarku. Aku memberikan panggilan "Damo" padanya. Entah apa artinya, nama itu muncul di kepalaku begitu saja.

Apakah ini benar-benar terjadi padaku ? Mengapa ? Melihat banyak manusia saja sudah lelah rasanya, apalagi melihat mereka.

Quote:


Iya, itulah kata-kata yang Ayah berikan padaku.

Spoiler for :


0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.