- Beranda
- Stories from the Heart
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil
...
TS
suwandilam
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil
INDEX
PART 1 - Perkenalan - Langsung ada di postingan ini
PART 2 - Keberangkatan
PART 3 - Tiba di Desa
PART 4 - Malam Pertama
PART 5 - Ibu Tua
PART 6 - Informasi Mengejutkan
PART 7 - Suara
PART 8 - Terkuncikah ?
PART 9 - Rumah Terang
PART 10 - Gadis Cantik Yang Kesepian
PART 11 - Tangisan
PART 12 - Pernyataan Kades
PART 13 - Terjebak
PART 14 - Pengungkapan
PART 15 - Silahturahmi Pertama
PART 16 - Tamu
PART 17 - Jalan Malam
PART 18 - Berteduh Lagi
PART 19 - Balik !!!
PART 20 - Maksud Terselubung
PART 21 - Perdebatan
PART 22 - Halusinasi ?
PART 23 - Halusinasi 2
PART 24 - Tangis dan Tawa
PART 25 - Pengejaran Amelia
PART 26 - Ngecek Lagi ?
PART 27 - Gak Hoki
PART 28 - Siapa Itu Ya ?
PART 29 - Hari Yang Tenang
PART 30 - Kebelet !
PART 31 - Bertemu Lagi !
PART 32 - Tertabrak !
PART 33 - Terror
PART 34 - Kejutan !!!
PART 35 - Terror 2
PART 36 - Terror 3
PART 37 - Lemari Cermin
PART 38 - Ngecek yuk
PART 39 - Tangisan
PART 40 - Ketukan
PART 41 - Mimpi atau Nyata
PART 42 - Penampakan
PART 43 - Haruskah Melapor ?
PART 44 - Mencari Solusi
PART 45 - Pengungkapan Misteri !
PART 46 - Pengungkapan Misteri 2
PART 47 - Pengungkapan Misteri 3
PART 48 - Pengungkapan Misteri 4
PART 49 - Sebenarnya ini apa ?!
PART 50 - Pengungkapan Lemari Cermin
PART 51 - Nenek oh Nenek
PART 52 - Konflik !
PART 53 - Kejutan
PART 54 - Bolehkah Gue Kabur ?
PART 55 - Hilang !
PART 56 - Duniaku
PART 57 - Gue Dimana?
PART 58 - SURAT
PART 59 - Suara dan Penglihatan ?
PART 60 - Masuk atau Kagak ?!
PART 61 - Aku Hilang !
PART 62 - Kembali
PART 63 - Penjelasan
PART 64 - Siksaan !
PART 65 - Ketenangan
PART 66 - Suara Aneh
PART 67 - Terjebak !
PART 68 - TOLONG GUE !
PART 69 - Kuburan (NEW UPDATE)
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil - Part 1
Cerita ini merupakan fiksi, namun isi dari cerita ini sebagian diambil dari serangkaian kisah pengalaman nyata yang dialami oleh penulis dan dicampur dengan cerita fiksi yang tidak benar-benar terjadi. Beberapa kejadian memang benar terjadi dan beberapa kejadian merupakan cerita rekayasa untuk penambahan agar cerita ini menjadi lebih menarik. Semua nama tokoh, nama tempat dan lain-lain telah disamarkan guna menjaga nama baik pemilik aslinya.
Nah mari kita mulai ceritanya.
1 Februari 2015, Yap tepat pada tanggal ini saya mahasiswa jurusan ekonomi yang bernama Dony mendapatkan tawaran menarik dari kampus saya. Saya berasal dari Jakarta, kuliah di salah satu universitas swasta ternama di Jakarta dan sekarang tengah memasuki semester delapan. Menjelang memasuki semester 8 yang ku anggap bakal menjadi semester terakhir untuk perkuliahanku, Aku memiliki banyak waktu luang karena aku hanya tinggal menyelesaikan KKN dan menyusun skripsi (Itupun uda hampir kelar karena data2 skripsinya uda ada dan tinggal dimanipulasi, namun repotnya ya itu nanti minta persetujuan dosen dan revisi2 yang menjengkelkan pastinya dan bisa menghabiskan waktu cukup lama).
Sebelum tanggal 1 Feb, keseharianku cukup membosankan karena terlalu banyak waktu luang, mau memikirkan tentang KKN, tetapi aku masih galau mau KKN di mana, belum ada lokasi KKN yang asik menurutku sampai saat ini. Kebanyakan waktu luangku kuhabiskan untuk berkelana di kampus mencari info2 sputar KKN, hingga suatu waktu aku pergi ke ruangan dosen, bercerita2 dengan dosen dan terakhir sebelum pulang, aku membaca papan informasi yang ada di ruangan dosen, seketika mataku tertuju pada papan informasi yang terdapat selembaran brosur. Brosur tsb bertuliskan :
“Dicari 10 Mahasiswa/I yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa terpencil selama 3 bulan, dana semua ditanggung oleh kampus. Diperuntukkan bagi mahasiswa/I yang berada di semester 7 ke atas.
Kriteria : Memiliki jiwa pemberani, bisa hidup mandiri, menyukai kehidupan alam desa dan ingin pengalaman seru.
Hadiah : Bagi anda yang belum menyelesaikan KKN, maka KKN dianggap selesai sehubungan dengan kegiatan ini dan mendapatkan nilai A
Bagi anda yang sedang menyelesaikan skripsi, maka nilai Skripsi anda akan langsung mendapatkan nilai A.
Silahkan isi formulir yang dapat diambil di bagian kemahasiswaan, serahkan formulir tersebut ke rektorat paling lambat tanggal 30 Januari 2015. Bagi mahasiswa/I yang kami anggap cocok untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan desa ini, akan kami informasikan pada tanggal 1 Februari 2015.
Mahasiwa/I akan kami pilih dari berbagai jurusan agar dapat saling melengkapi dan membuat serangkaian program untuk pembangunan desa tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut bisa langsung datang ke rektorat.”
Wahhhh !!! Setelah membaca brosur ini, akupun kaget dan cukup tertarik untuk mengikuti kegiatan ini. Langsung kutanyakan ke bagian kemahasiswaan di fakultasku tentang formulir ini dan apakah masih ada kuota kosong untuk kegiatan pembangunan desa ini atau tidak.
Saya : “Pak ! Itu brosur di papan informasi masih berlaku kan Pak? Kira2 masih ada slot kosong utk saya ikut serta gak ?”
Dosen Kemahasiswaan : “Oh brosur itu, setahu saya itu masih terbuka untuk semua mahasiswa di universitas ini. Penutupannya kan di akhir bulan Januari ini. Kenapa? Kamu minat utk ikut ?”
Saya : “Oh jelas minat lah Pak ! KKN dan Skripsi langsung kelar dan nilainya A loh !”
Dosen : “Hehehe iya nak, Bapak juga kaget baca brosur ini, kok bisa ya rektorat langsung izinkan KKN dan Skripsi langsung dapat nilai A.”
Saya : “Loh, memangnya kenapa Pak ? Tahun2 sebelumnya belum pernah ada informasi seperti ini?”
Dosen : “Belum pernah nak. Ini informasi terbaru dan perdana yang pernah Bapak dapatkan. Belum pernah ada kegiatan seperti ini selama bapak mengajar di sini. Ya uda kamu coba apply aja deh, siapa tau kamu bisa terpilih kan, itu untuk 10 orang kapasitasnya loh, coba aja kamu ajak temanmu biar gak bosan. Siapa tau bisa masuk kalian kan, tapi nanti kepastian siapa yang berhak ikut itu jg ditentuin dari rektorat dan kemungkinan kamu dan temanmu tidak bisa lolos barengan, tapi dicoba saja, paling enggak nanti kamu bakal dapat banyak teman baru loh. Nih formulirnya.”
Saya : “Makasih pak, paling enggak saya lolos dari KKN dan Skripsi yang menyusahkan ini Pak. Hehehehe.” (Ketawa cengengesan)
Setelah mendapatkan formulir dari dosen kemahasiswaan fakultasku, Aku langsung bikin group chat via BBM untuk beberapa teman2ku yang berjumlah 4 org termasuk aku yang tentunya masih belum KKN dan Skripsi.
Saya : “Woi, Bro ! Baca nech, Kalian ndak perlu KKN dan bikin skripsi oeeee ! Ikut program ini, seru cui ngabdi di desa, hidup di alam bebas, KKN dan skripsi lgsg kelar. Dana semua ditanggung kampus ! Ikut yok, untuk semua fakultas loh!”
Rudy : “Wew serius tuh? Keknya seru juga loh ! Lu ada formulirnya?”
Victor : “Wakakaka, klo KKN dan skripsi lgsg A , gue masuk cui. Kapan kasi gue form nya ?”
Benny : “Gue ikut apply deh klo kalian semua apply ! Ya moga” aja kepilih semua kita berempat!”
Saya : “Okay, form nya kalian jemput aja ama gua di kampus ya!”
Setelah menghubungi semua teman2 gua, gua pun atur waktu ketemu mreka dan ngasihin formulir untuk mereka isi.
Tepat pada tanggal 1 Februari 2015 pagi hari, HP kami masing2 pun berdering.
Saya : “Woiii brooo ! Gue dapat sms dari rektorat nech ! Gw kepilih untuk ikut loh ! Wakakka, kalian cam mana? Lolos ?”
Rudy : “Gue kagak lolos brooooo… Suram !!!”
Victor : “Lu gak lolos Rud ? Gue lolos nech wkawkakwa, mantap Don ! Bareng2 nikmatin alam desa kita, skalian cuci mata liat cewek2 desa wakwkawka ! Benny gimana?”
Benny : “Gue gak lolos cukkk~ Kok bisa yeee… Padahal pengen banget gue nikmatin alam desa, intinya sih sebenarnya kkn dan skripsi kelar wakwakka.”
Saya : “Sabar yee yang gak lolos wkwkwk, kalian ambil masa langkau aja, barangkali tahun depan ada lagi kegiatan beginian hehehe.”
Rudy : “Taikk lu… Ya uda info2 n cerita2 ye pengalaman xan disana gimana !”
Victor : “Pasti bro ! Eh Don, nanti siang kita ke rektorat bareng deh ya !”
Saya : “Sip bro !”
Siang harinya sehabis makan siang, gue dan Victor langsung menuju ke rektorat dengan mengendarai motor kami masing2. Selama perjalanan kami saling bercerita.
Saya : “Eh bro, bosan gak ya nanti selama di desa, 3 bulan loh. Entah ada pulang or enggak ?”
Victor : “Ya kagak tau, enak sih hidup mandiri dan bebas, tapi klo 3 bulan ndak pulang ya bosan jg, kecuali di desa itu adem dan bnyk hiburan, tapi gue rasa mana bakal byk hiburan, tv, game, inet pasti ga ada or klo pun ada pasti jelek sekali.”
Saya : “Iya juga sich, tapi biarlah, lumayan kan KKN dan Skripsi bisa kelar dalam 3 bulan bersamaan. Bersabar2 aja dah, tujuan kita kan itu. Hehehe”
Victor : “Yoi Bro. Kira-kira 8 peserta lagi cowo apa cewe ya, klo cowo semua bosan juga nech. Btw entah ada yang tipe gue or gak ya, pengennya sih klo ada yg cewe yg tipe gue, bisa pdkt-an sekalian hahaha.”
Saya : “Hehehe.. Lu mah mata keranjang wakwkawka.”
Ehem, sampai lupa ngasih tau ke para pembaca, Gue dan Victor punya kriteria tipe cewe kami masing-masing. Ya moga-moga aja ada yg sesuai tipe, jadi bisa aktivitas bareng sambilan PDKT. hehehe
Polling
0 suara
Bagusnya Cerita ini memiliki Alur Panjang atau pendek ? Bagaimana isi ceritanya?
Diubah oleh suwandilam 18-09-2019 21:40
symoel08 dan 17 lainnya memberi reputasi
12
1.7M
3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
suwandilam
#397
Cerita Seram Selama Mengabdi di Desa Terpencil – Part 26
Amelia yang tiba-tiba mengucapkan suatu kalimat bahwa kami telah memasuki kawasan hutan ini tanpa permisi dengan suara berat tentunya sangat mengejutkan gue, Victor dan Monica. Yah memang bener dalam pengejaran Amelia tadi, gue ga ada permisi sama sekali pas menginjaki tanah di hutan ini.
Gue tanya ke Victor dengan nada pelan“Vic, lu emg ada permisi tadi sebelum masuk? Gue emg bener ga ada permisi sama sekali.”
Victor hanya menggelengkan kepala pertanda dia juga lupa permisi. Wah kacau dah. Amelia yang dalam posisi berlutut dengan kepala tertunduk tiba-tiba mulai hilang kesadaran dan hampir terjatuh. Untung aja Victor berada di dekat Amelia dan dia langsung menahan pundak dan kepala Amelia di dada nya biar gak jatuh ke tanah langsung.
“Don, Kayaknya kita uda bisa balik lagi. Amel kayaknya hilang kesadaran dikit, kita rangkul aja dia ke rumah.” Ucap Victor
“Ya uda. Mon, lu bantu Victor ngerangkul Amel ya biar ga kesusahan Victor jalannya. Btw tadi gue kesandung apaan ya? Gue cek lebih jelas lagi bentar.” Jawab gue
“Udahlah, lupain aja, ga usah cek-cek lagi. Bilang permisi aja.” Tegur Victor ke gue
“Ah tanggung Vic. Gue permisi sekalian lihat lebih jelas lagi. Gue ga bakal macam-macam seperti kalian kok. Tenang aja.” Balas Gue
“Buruan yah, gue ama Monica turun pelan-pelan. Lu cepetan ga usah lama-lama.” Ujar Victor
Sebenarnya waktu tadi gue terduduk ke tanah, gue uda sadar ini seperti ada kuburan, soalnya tanahnya ada menonjol dan bergelombang gitu. Tapi kok bisa ada kuburan sih di tengah-tengah hutan gini. Emangnya warga yang meninggal di desa ini di kubur di dalam hutan ? Wah angker banget klo misalnya bener. Gue kepengen tanya ke kepala desa tapi gak enak banget. Nanti pasti ditanya kalian tau darimana? Terus kok bisa nyasar sampai masuk ke hutan ?
Gue hanya jongkok-jongkok di sekitaran tempat gue terjatuh tadi sambil nyinarin flash Handphone. Kalo ini kuburan, berarti pasti ada nisannya, bisa jadi nisan dari kayu or apa gitu.
Gue cari cari mungkin ada sekitar mau 5 menit, tapi ga ketemu apa-apa. Cuman ada tanah yang bergelombang kayak nguburin sesuatu gitu aja sih. Dalam hati gue, “Ahh gara-gara tadi suasana mencekam sampai bikin gue kaget banget. Victor pasti juga gitu tuh. Tanah bergelombang menonjol aja sampai dikirain kuburan, nisannya aja ga ada sama sekali. Ga usah mikir terlalu macem-macem deh. Anggap aja ini tanah biasa yang ga datar.” Sambil nenangin diri gue klo tadi itu sebenarnya ga terjadi apa-apa.
“Woiii Don ! Lu ngapain lama-lama? Mau gue tinggal beneran?” teriak Victor yang uda mulai menjauh
“Iya-iya gue kesana” jawab Gue sambil tegak dan berlari kecil nyusulin mereka
Saat gue berlari kecil, tiba-tiba kayak ada kain putih terbang di sebelah kanan gue, ya jaraknya emg ga begitu deket, tapi kain tersebut terbang dengan cepat di sisi kanan gue. Gue langsung menoleh ke sisi kanan gue dan ke arah belakang, tapi ga nampak apa-apa sih. Ya bisa jadi ini Cuma imajinasi ga nyata deh karena biasanya kalo lagi kepikiran, cemas dan takut. Pasti hal-hal ga wajar gini bisa terjadi. Bulu kuduk gue ya merinding dikit, tapi ah udahlah ga usah dibahas panjang lebar, uda berlalu. Hehehe
Setelah keluar dari pepohonan yang rimbun, Amelia akhirnya mulai tersadar.
“Mel, uda sadar Mel ? Kita balik lagi yah?” ucap Victor
“Emm.. Gue kok agak pusing yah. Kenapa?” tanya Amel sambil lepasin pegangan Victor dan Monica dari pundaknya dan ia mulai jongkok.
“Oh gapapa Mel. Tadi kamu kayaknya pingsan dan kecapekan, jadi dirangkul mereka.” Jelas Gue berusaha untuk nyembunyiin sesuatu yang dia ga tau. Ya sepertinya klo orang yang lagi hilang kesadaran pasti ga tau apa yang terjadi kan ? Lebih baik dia ga tau deh. Daripada nanti jadi masalah baru.
“Iya Mel, tadi lu agak oleng aja hehe. Untung ada Victor di deket lu, jadi dia langsung nahan lu biar ga jatuh.” Jelas Monica ke Amel.
“Ehmm.. iya iya.. kebetulan tadi hahaha.” Balas Victor dengan malu-malu dan tetep stay cool
Kami pun balik menuju ke rumah kosong, klo ngeliat jam sih uda sekitaran jam 1.30 pagi. Sebenarnya badan gue uda agak pegel juga, biasanya mah uda ngantuk apalagi kena udara dingin gini, tapi di saat gini, pikiran lagi dagdigdug, ngantukpun hilang ckckck
“Diii.. Aldi… Dannn !” teriak Gue ke dalam rumah kosong
“Eh Vic, mana mereka? Kok ga ada jawaban ?” tanya Gue ke Victor
“Lah gue mana tau, kita kan bareng-bareng ngejer ke hutan tadi. Lu cek ke dalam lah sana!” jawab Victor sambil nyindir ke gue
“Ah taik lu. Enak aja gue, mending lu aja yang cek sana. Lu kan berani. Gue kan cufu” balas Gue
Monica ama Amel cuman senyum-senyum aja lihat perdebatan gue ama Victor.
Kami nungguin sekitar 10 menit tapi ga ada respon dari dalam rumah kosong itu.
“Ya udah Vic, kita balik aja ke rumah.” Ucap Gue
“Lahh lu balik ke rumah, klo misalnya mereka belum pulang, terus kita balik ke sini lagi ? 2 kali kerjaan lah, jauh juga jalan kaki dari rumah ke sini.” Jelas Victor
“Terus mau nya gimana? Kita ngecek berdua ke dalam? Ga mgkin kan.” Tanya Gue
“Gini aja. Kita SUIT aja yok ! Yang kalah ngecek ke dalam buat mastiin biar kita ga bolak balik. Tanggung banget kita uda sampai di sini. Yang menang nungguin di luar aja, jangan ninggalin. Fair kan ?” Jawab Victor sambil nantangin gue
“Ahhh… Emmm… “ gue agak bingung mau jawab gimana. Ini yang kalah sial banget nih rasa gue.
Gue liat ke arah Monica dan Amel, sepertinya mereka setuju nih kalo kami nge-suit, ga ada yang kasi saran lain. Ckckckck
“Ya udalah SUIT deh SUIT !” jawab Gue agak kesel dan pasrah ama kesepakatan ini.
Suram nih, yang kalah ngecek ke dalam jam segini, gelap-gelap sendirian ! Doain gue ga kalah suit deh ~ Fiuh ~
Amelia yang tiba-tiba mengucapkan suatu kalimat bahwa kami telah memasuki kawasan hutan ini tanpa permisi dengan suara berat tentunya sangat mengejutkan gue, Victor dan Monica. Yah memang bener dalam pengejaran Amelia tadi, gue ga ada permisi sama sekali pas menginjaki tanah di hutan ini.
Gue tanya ke Victor dengan nada pelan“Vic, lu emg ada permisi tadi sebelum masuk? Gue emg bener ga ada permisi sama sekali.”
Victor hanya menggelengkan kepala pertanda dia juga lupa permisi. Wah kacau dah. Amelia yang dalam posisi berlutut dengan kepala tertunduk tiba-tiba mulai hilang kesadaran dan hampir terjatuh. Untung aja Victor berada di dekat Amelia dan dia langsung menahan pundak dan kepala Amelia di dada nya biar gak jatuh ke tanah langsung.
“Don, Kayaknya kita uda bisa balik lagi. Amel kayaknya hilang kesadaran dikit, kita rangkul aja dia ke rumah.” Ucap Victor
“Ya uda. Mon, lu bantu Victor ngerangkul Amel ya biar ga kesusahan Victor jalannya. Btw tadi gue kesandung apaan ya? Gue cek lebih jelas lagi bentar.” Jawab gue
“Udahlah, lupain aja, ga usah cek-cek lagi. Bilang permisi aja.” Tegur Victor ke gue
“Ah tanggung Vic. Gue permisi sekalian lihat lebih jelas lagi. Gue ga bakal macam-macam seperti kalian kok. Tenang aja.” Balas Gue
“Buruan yah, gue ama Monica turun pelan-pelan. Lu cepetan ga usah lama-lama.” Ujar Victor
Sebenarnya waktu tadi gue terduduk ke tanah, gue uda sadar ini seperti ada kuburan, soalnya tanahnya ada menonjol dan bergelombang gitu. Tapi kok bisa ada kuburan sih di tengah-tengah hutan gini. Emangnya warga yang meninggal di desa ini di kubur di dalam hutan ? Wah angker banget klo misalnya bener. Gue kepengen tanya ke kepala desa tapi gak enak banget. Nanti pasti ditanya kalian tau darimana? Terus kok bisa nyasar sampai masuk ke hutan ?
Gue hanya jongkok-jongkok di sekitaran tempat gue terjatuh tadi sambil nyinarin flash Handphone. Kalo ini kuburan, berarti pasti ada nisannya, bisa jadi nisan dari kayu or apa gitu.
Gue cari cari mungkin ada sekitar mau 5 menit, tapi ga ketemu apa-apa. Cuman ada tanah yang bergelombang kayak nguburin sesuatu gitu aja sih. Dalam hati gue, “Ahh gara-gara tadi suasana mencekam sampai bikin gue kaget banget. Victor pasti juga gitu tuh. Tanah bergelombang menonjol aja sampai dikirain kuburan, nisannya aja ga ada sama sekali. Ga usah mikir terlalu macem-macem deh. Anggap aja ini tanah biasa yang ga datar.” Sambil nenangin diri gue klo tadi itu sebenarnya ga terjadi apa-apa.
“Woiii Don ! Lu ngapain lama-lama? Mau gue tinggal beneran?” teriak Victor yang uda mulai menjauh
“Iya-iya gue kesana” jawab Gue sambil tegak dan berlari kecil nyusulin mereka
Saat gue berlari kecil, tiba-tiba kayak ada kain putih terbang di sebelah kanan gue, ya jaraknya emg ga begitu deket, tapi kain tersebut terbang dengan cepat di sisi kanan gue. Gue langsung menoleh ke sisi kanan gue dan ke arah belakang, tapi ga nampak apa-apa sih. Ya bisa jadi ini Cuma imajinasi ga nyata deh karena biasanya kalo lagi kepikiran, cemas dan takut. Pasti hal-hal ga wajar gini bisa terjadi. Bulu kuduk gue ya merinding dikit, tapi ah udahlah ga usah dibahas panjang lebar, uda berlalu. Hehehe
Setelah keluar dari pepohonan yang rimbun, Amelia akhirnya mulai tersadar.
“Mel, uda sadar Mel ? Kita balik lagi yah?” ucap Victor
“Emm.. Gue kok agak pusing yah. Kenapa?” tanya Amel sambil lepasin pegangan Victor dan Monica dari pundaknya dan ia mulai jongkok.
“Oh gapapa Mel. Tadi kamu kayaknya pingsan dan kecapekan, jadi dirangkul mereka.” Jelas Gue berusaha untuk nyembunyiin sesuatu yang dia ga tau. Ya sepertinya klo orang yang lagi hilang kesadaran pasti ga tau apa yang terjadi kan ? Lebih baik dia ga tau deh. Daripada nanti jadi masalah baru.
“Iya Mel, tadi lu agak oleng aja hehe. Untung ada Victor di deket lu, jadi dia langsung nahan lu biar ga jatuh.” Jelas Monica ke Amel.
“Ehmm.. iya iya.. kebetulan tadi hahaha.” Balas Victor dengan malu-malu dan tetep stay cool
Kami pun balik menuju ke rumah kosong, klo ngeliat jam sih uda sekitaran jam 1.30 pagi. Sebenarnya badan gue uda agak pegel juga, biasanya mah uda ngantuk apalagi kena udara dingin gini, tapi di saat gini, pikiran lagi dagdigdug, ngantukpun hilang ckckck
“Diii.. Aldi… Dannn !” teriak Gue ke dalam rumah kosong
“Eh Vic, mana mereka? Kok ga ada jawaban ?” tanya Gue ke Victor
“Lah gue mana tau, kita kan bareng-bareng ngejer ke hutan tadi. Lu cek ke dalam lah sana!” jawab Victor sambil nyindir ke gue
“Ah taik lu. Enak aja gue, mending lu aja yang cek sana. Lu kan berani. Gue kan cufu” balas Gue
Monica ama Amel cuman senyum-senyum aja lihat perdebatan gue ama Victor.
Kami nungguin sekitar 10 menit tapi ga ada respon dari dalam rumah kosong itu.
“Ya udah Vic, kita balik aja ke rumah.” Ucap Gue
“Lahh lu balik ke rumah, klo misalnya mereka belum pulang, terus kita balik ke sini lagi ? 2 kali kerjaan lah, jauh juga jalan kaki dari rumah ke sini.” Jelas Victor
“Terus mau nya gimana? Kita ngecek berdua ke dalam? Ga mgkin kan.” Tanya Gue
“Gini aja. Kita SUIT aja yok ! Yang kalah ngecek ke dalam buat mastiin biar kita ga bolak balik. Tanggung banget kita uda sampai di sini. Yang menang nungguin di luar aja, jangan ninggalin. Fair kan ?” Jawab Victor sambil nantangin gue
“Ahhh… Emmm… “ gue agak bingung mau jawab gimana. Ini yang kalah sial banget nih rasa gue.
Gue liat ke arah Monica dan Amel, sepertinya mereka setuju nih kalo kami nge-suit, ga ada yang kasi saran lain. Ckckckck
“Ya udalah SUIT deh SUIT !” jawab Gue agak kesel dan pasrah ama kesepakatan ini.
Suram nih, yang kalah ngecek ke dalam jam segini, gelap-gelap sendirian ! Doain gue ga kalah suit deh ~ Fiuh ~
sulkhan1981 dan 3 lainnya memberi reputasi
4