Part 22


Setelah menerima pesan dari dika tadi. Ane merasa mungkin ini adalah akhir dari persahabatan ane dan evi. Selain ane harus merelakan orang yg ane suka, ane juga harus kehilangan sahabat yg selalu ngajak ngobrol ketika ane sendiri. Beeehhhh cukup tragis juga kalo dipikir pikir nasib ane saat itu. tapi apa boleh buat ane harus tetap tegar menghadapi masalah seperti ini. Mungkin ane ini termasuk 7 orang tersabar versi on the spot kali yak.

Ane berjanji pada diri ane sendiri untuk bisa melupakan perasaan ane pada evi. Walau terasa berat ane harus bisa menjalaninya. Karena janji seorang lelaki tak boleh di ingkari. Ketika istirahat selesai kami pun mengikuti pelajaran seperti biasa. Hingga tiba saatnya pergantian pelajaran, kami pun keluar kelas dan menuju kelas berikutnya. Ketika asik berjalan ane di panggil si evi.





Ane pun langsung menuju toilet, padahal sebenarnya ane tidak ada niatan untuk ke toilet tapi ini adalah salah satu cara agar ane bisa menghindar dari evi.” Maafkan aku vi mungkin aku akan bersikap seperti ini untuk menghindari mu. Semua aku lakukan untuk kebaikan bersama dan aku tak ingin hubungan kamu ada masalah hanya karena aku.” Mungkin itu kata yang pantas ane ucapkan saat itu.

Setelah beberapa saat ane pun kembali menuju kelas untuk mata pelajaran selanjutnya. Ketika ane masuk ke kelas, ane sedikit merasa lega karena evi sudah duduk bersama dika, jadi posisi ane aman karena biasanya evi sering duduk bareng ane. Melihat mereka duduk bersama terkadang hati ane merasa sakit. Mungkin karena masih ada bekas sebuah perasaan yang belum tersampaikan hingga saat ini.

Hari ini di sekolah pun telah berakhir dan kami semua pulang. Ketika ane sampai di rumah ane langsung mengajak bokap ane untuk bicara. Karena ane berhasil memperoleh hasil maksimal saat ulangan, jadi ane ingin menagih janji bokap ane yg bakal ngijinin ane naek motor sendiri ke sekolah. Setelah kami mengobrol akhirnya ane diperbolehkan mengendarai motor ke sekolah.

Malam ini, ane merasa suntuk di rumah. Jadi ane minta ijin keluar untuk sekedar mencari angin. Malam itu ane menuju alun-alun kota. Mungkin malam ini tak terlalu ramai karena bukan weekend. Ane pun segera memarkir motor ane di bahu jalan dan ane pun menuju sebuah lesehan pinggir jalan untuk sekedar membeli kopi. Suasana saat itu terasa hambar Karena ane pergi ngopi sendirian. Lagian ane sudah tidak punya teman lagi yang bisa di ajak ngopi bareng hehe. Tak terasa jam pun menunjukkan pukul 12 malam jadi ane putuskan untuk pulang karena besok masih harus pergi kesekolah.


Keesokan harinya ane pun pergi ke sekolah dengan motor ane sendiri . setelah memarkir motor ane pun langsung menuju kelas. Ketika ane baru masuk dan ingin memilih tempat duduk tiba-tiba evi nyuruh ane untuk duduk didekat mereka.



Ane pun langsung menuju bangku yang berada di dekat jendela. Karena bangku dekat jendela memberikan banyak inspirasi untuk ane. Ketika bosan dengan pelajaran ane bisa menikmati udara luar melalui jendela dan terkadang ane bisa melihat siswa yang sedang berolah raga di luar . Selain itu di dekat jendela juga bisa di jadikan pengalih perhatian dari mereka berdua. Mungkin memang sudah menjadi resiko yang harus ane jalani. Akhirnya ane iseng2 untuk mengirim pesan pada agnes. Masih ingat si agnes kn? Iya dia yg mengantar seseorang dari anak IPA pada saat akan study tour.




Njiirrr terasa double kill mendapat sms seperti barusan. Mungkin disinilah awal mula ane merasa menjadi seorang JONES. Tapi kn masih ada dian yang jauh di sana jadi gk terlalu jones amat lah hehe. Akhirnya bel masuk pun berbunyi dan pelajaran hari ini di mulai. Selama pelajaran ane tidak bisa konsentrasi. Karena mata ane selalu aja curi2 pandang pada evi dan dika yang sedang duduk bersama.

Ketika jam istirahat ane mencari tempat yang sekiranya evi tidak bisa menemukan ane. Karena ane memang harus sedikit menjauh dari dia. Tapii semua usaha ane gagal. Si evi tetap saja menemukan ane.




Tanpa memperdulikan panggilan si evi ane pun langsung nyelonong menuju kelas. Mungkin sikap ane ini terlalu jahat tpi apa boleh buat ane melakukan hal ini demi dia yg ane sukai. Demoga apa yg ane lakukan ini benar. Sebelum ane sampai di kelas si dika nelfon ane.



Dika pun langsung meninggalkan ane. Gk habis pikir kenapa dika ngomong seperti barusan. Emangnya ane sudah melakukan kesalahan ya? Padahal yg ngajak ane ngobrol duluan kn si evi. Hadeeeeh pusing pala Barbie mikir bocah macam ini. Untungnya ane gk kebawa emosi.

Kejadian hari ini pun berlalu. Ane hanya berharap tidak ada kejadian untuk kedua kalinya. Karena ane sudah capek menghadapi masalah seperti ini. Setelah beberapa hari ada sebuah perubahan yg ane rasakan dari evi. Dia sudah jarang menyapa dan mengajak ane mengobrol. Ane sedikit bersyukur namun ada sedikit kekecewaan. Mungkinkah evi sudah mengorbankan persahabatan antara ane dan dia hanya demi sebuah cinta? Jika memang itu yang terbaik untuk dia ane bisa menerimanya. Karena sebuah persahabtan tidaklah terlalu berharga jika dibandingkan dengan orang yg kita cintai. Kebanyakan orang rela kehilangan sahabatnya untuk org yg dicintainya.

Sekarang beban ane sudah berkurang karena ane tidak harus menghindar lagi dari evi. Namun ane masih belum paham mengapa perubahan itu terjadi hanya dalam beberapa hari. Mungkin dika sudah mengatakan sesuatu yg membuat evi merasa benci kepada ane dan tidak lagi mau mengobrol seperti dulu lagi.

Pada saat itu ane hanya bisa menerima kenyataan bahwa ane memang tak berhak memiliki seseorang untuk sekedar di jadikan teman mengobrol. Jadi ane pun kembali pada masa sendiri tanpa ada seorang pun yg peduli kalo ane ini sebenarnya juga teman sekelas mereka. Mungkin ane memang harus bangkit agar keberadaan ane ini bisa di akui oleh teman2 ane. Sedih rasanya jika harus meniti karir hanya karena ingin di akui. Padahal ane hanya butuh teman untuk mengobrol dan tidak lebih dari itu. ane tidak meminta bantuan mereka untuk mengatasi semua masalah yg ane hadapi tapi ane akan membantu mereka semampu ane. Saat itu ane merasa dunia ini terlalu kejam.

Kesepian ini tidak akan memiliki ujung jika tak ada seorang pun yang peduli terhadap kita. Terkadang kita harus membeli sebuah kepedulian orang lain dengan usaha kita sendiri. Jika kalian memiliki teman di masa muda kalian. Jagalah mereka jangan sampai kalian meninggalkan mereka.

pada jam istirahat ane mendapat pesan dari evi