Part 4
Kupeluk kamu di parangtritis


Malam setelah gerimis reda, kami habiskan dengan jalan2 dari alun-alun utara ke malioboro. Bergandengan tangan berdua ditemani rembulan jogja yg tersenyum genit kepada kami. Dona begitu cantik malam ini, dengan longdress merah menyala dan tas warna krem, rambutnya dibiarin tergerai.



Kami lanjut jalan2 di malioboro, dona beli beberapa oleh2 gelang manik2, tshirt dagadu, ada juga beli blangkon yg langsung dipakein ke ane.
Kami balik ke hotel jam 11 malem, badan ane udah capek. Dona masih asyik ngecek barang2 yg dia beli, ane cm tiduran sambil nonton tv.



Dona gantian meluk ane kenceng, ane cium bibirnya. Dia masih nangis tapi membalas ciuman ane, kami bercumbu seperti orang kerasukan. Ane hempaskan tubuhnya ke kasur, ane buka paksa longdressnya tubuhnya begitu indah walopun keringat membasahi kulitnya. Dia tarik badan ane, bibir kami terus bergulat lidahnya bermain liar di mulut ane. Malam itu kami bercumbu sepanjang malam, tak terhitung berapa kali klimaks yg kami dapatkan.

Sinar mentari jogja sudah mulai bermain di antara awan, kedua mata ane baru saja melek. Badan ane pegel semua, ah mungkin karena semalem kami bercumbu hebat. Ada suara gemericik air di kamar mandi, dona masih mandi. Ane duduk di dekat jendela tanpa celana, hanya berlilitkan selimut putih. Tuhan apa yg kulakukan? Meskipun jujur aku mulai benar2 mencintainya, tapi dia seseorang yg sudah ada di duluan di hati sahabatku, apa yg mesti aku jelaskan ke ucup kalo seandainya dia tau? Hati ucup pasti hancur, sahabat yg sudah dia bantu selama ini menghianatinya. Pikiran2 itu dominan ane rasakan.



Selesai “mandi” kami langsung ganti baju dan packing krn hari ini kami juga langsung pulang ke semarang, sebelum pulang dona pengen ke pantai parangtritis dulu baru lanjut pulang ke semarang.

A: yank, kok bajunya dipakai lagi?
D: ye, emangnya baju yg kemaren? Ini baru tau. (pagi ini dia begitu cantik dgn kemeja longgar transparan dan celana blue jeans yg ga terlalu pendek dan kacamata hitam di sela poninya).

Kami meluncur dari penginapan sekitar jam stgh 7 pagi, kami sempatkan sarapan di gudeg wijilan sentra gudeg yg sudah sangat terkenal di jogja. Setelah kenyang kami lanjutkan perjelanan melalui jalan paris terus menuju selatan kira2 perjalanannya menempuh sekitar 1 jam.

Sampelah kami di pantai parangtritis, pantai paling legendaris di bantul jogja. Banyak andong2 bersliweran menawarkan carteran. Tapi kami hanya mau berdua menikmati pantai yg seperti tidal punya ujung. Kami berkejaran di pantai seperti anak kecil yg berlarian tanpa dosa, walopun kami tau kami sudah berdosa, tapi tak ada dosa dalam cinta.

Cape foto2 dan jalan2 di sepanjang pantai kami duduk di pinggiran sambil makan jagung bakar, amboi romantisnya. Dari penjual jagung dona dapat info kalo ada tempat bagus lagi di sekitar parangtritis, tempatnya berupa gurun pasir namanya Gumuk Pasir Parangkusumo.

Gumuk dalam bahasa jawa merupakan gundukan atau tumpukan. Jadi Gumuk Pasir disini dimaksudkan dengan tumpukan atau gundukan pasir. Gumuk Pasir Parangkusumo berada di antara Pantai Parangtritis dan Pantai Depok. Proses terjadinya gurun pasir ini tidak lepas karena pohon gumuk pasir parangkusumo yogyakartaadanya Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Kali Opak, Kali Progo dan Pantai Parangtritis. Gundukan pasir yang mengumpul merupakan material yang berasal dari abu vulkanik gunung yang terbawa oleh aliran Sungai Opak, Sungai Progo dan sungai-sungai lainnya hingga akhirnya sampai ke Pantai Parangtritis. Kemudian di sini material vulkanik tersebut terombang-ambing oleh ombak hingga akhirnya terkikis dan berubah menjadi debu-debu halus yang akhirnya sampai ke tepi pantai dan dengan mudah dapat diterbangkan oleh angin. Karena proses yang secara terus-menerus tersebutlah hingga terbentuk gundukan pasir yang terkumpul di daratan sepanjang pantai Parangtritis dan Pantai Depok. Gumuk Pasir Parangkusumo tersebut akhirnya semakin melebar dan tinggi akibat tiupan angin secara terus-menerus.

Di padang pasir ini kami berkejaran dan tentunya foto2. Di antara bisikan angin ane bulatkan tekad, sesampainya di semarang akan ane ceritakan semua ini ke ucup. Bahwa ane mencintai dona, tak peduli apapun resikonya (tiba2 dona meluk ane dari belakang) kami tertawa bahagia. Dia dewi shintaku, kupeluk kamu di parantritis.