Kaskus

Story

carienneAvatar border
TS
carienne
Dunia Yang Sempurna [TAMAT]
Dunia Yang Sempurna [TAMAT]


Dunia Yang Sempurna [TAMAT]
(credit to : risky.jahatfor the beautiful cover)


PROLOG :


Gue selalu percaya, apapun yang kita alami di dunia ini selalu memiliki alasan tersendiri. Ga terkecuali dengan kehadiran orang-orang di kehidupan kita. Setiap orang, setiap hal, memiliki perannya masing-masing di kehidupan kita ini. Ada yang datang untuk sekedar menguji kesabaran kita, ada yang datang untuk menyadarkan kita akan mimpi dan harapan yang selalu mengiringi kita.

Gue menulis cerita ini, sebagai wujud rasa cinta gue terhadap segala yang pernah terjadi kepada gue. Ada yang ingin gue lupakan, dan ada yang ingin gue kenang selamanya. Tapi pada satu titik gue menyadari, bahwa ga ada yang harus gue lupakan, melainkan gue ambil pelajarannya. Dan untuk segala yang pernah hadir di hidup gue, ataupun yang akan hadir, gue mengucapkan terima kasih dari hati gue yang terdalam.

Cerita ini berawal pada tahun 2006, pada saat gue masih culun-culunnya menjalani kehidupan. Gue baru saja lulus SMA, dan memutuskan untuk merantau, meskipun ga jauh-jauh amat, ke ibukota untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Gue masih mengingat dengan jelas momen ketika gue mencium tangan ibu, dan elusan kepala dari bapak, yang mengantarkan gue ke gerbang rumah, sebelum gue menaiki angkutan umum yang akan membawa gue ke ibukota.

Ketika angkutan umum yang membawa gue ke ibukota itu mulai berjalan, gue sama sekali ga bisa membayangkan apa yang akan terjadi di hidup gue selanjutnya. Tentu saja gue ga bisa membayangkan kehadiran seseorang, yang dengan segala keunikan dan keistimewaannya, memberikan warna tersendiri di hati gue.

Nama gue Gilang, dan semoga sekelumit cerita gue ini bisa berkenan bagi kalian semua.


Quote:
Diubah oleh carienne 27-03-2017 21:48
afrizal7209787Avatar border
radoradaAvatar border
elbe94Avatar border
elbe94 dan 51 lainnya memberi reputasi
52
2M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
carienneAvatar border
TS
carienne
#566
PART 25

Hampir setahun gue hidup bersama seorang cewek super bawel dan manja di samping kamar gue, mau ga mau membuat gue sangat memahami karakternya. Dia adalah tipe cewek yang kolokan, mau menang sendiri, ngotot, tapi di sisi lain dia adalah seorang yang cerdas, ramah dan sangat perhatian.

Suatu pagi di hari Sabtu, gue baru saja kembali dari kos-kosan teman gue, cowok, tentu saja. Semalam gue ditantang main PS, dengan taruhan bermacam-macam, mulai dari jongkok sampai menang, hingga ke minimarket cuma mengenakan sarung tanpa yang lain. Sepertinya semalam bersama mereka cukup membuat gue gila, tapi senang punya sahabat-sahabat seperti mereka. Untung saja kos-kosan teman itu ga begitu jauh dari kosan gue, jadi ga perlu waktu lama untuk pulang. Bukan apa-apa, mata gue sudah terasa sangat berat karena semalaman ga tidur.

Setelah memarkirkan motor di tempat biasa, gue berjalan dengan gontai naik ke lantai dua, menuju ke kamar gue. Di depan kamar gue dapati kamar gue terbuka sedikit. Agak aneh, karena malam sebelumnya gue menutup rapat pintu kamar, dan menguncinya. Gue membuka pintu perlahan, dan benar saja dugaan gue. Sesosok cewek tampak tidur dengan nyenyaknya diatas kasur gue.

Gue meletakkan dompet dan handphone diatas meja, kemudian berkacak pinggang memandangi cewek yang tidur dengan wajah polos di hadapan gue, memeluk bantal dan meringkuk menghadap ke arah gue. Buat gue sih ga mengherankan Ara bisa masuk ke kamar, karena memang cuma dia yang tahu bahwa kunci kamar gue selalu gue taruh di ventilasi diatas pintu. Yang mengherankan gue adalah, ngapain dia pindah tidur di kamar gue?

Gue menghela napas, kemudian perlahan-lahan membuka lemari baju gue, dan mengambil baju ganti. Gue berniat mandi dulu, karena badan gue terasa lelah dan lengket. Tanpa suara, gue mengambil alat-alat mandi, dan kemudian keluar kamar. Ketika gue selesai mandi dan menjemur handuk gue yang basah di luar kamar, terdengar suara dari dalam kamar. Gue menoleh.

“eh, udah bangun, Tuan Putri…” sapa gue sambil tertawa.

Ara duduk bersila di kasur gue, dengan rambut acak-acakan yang menutupi sebagian wajahnya. Meskipun begitu, gue bisa melihat ekspresi wajahnya yang cemberut. Entah karena masih ngantuk, atau memang lagi bete.

“dari mana aja lo semaleman ga pulang??” semburnya sambil cemberut. Gue lagi-lagi tertawa geli melihatnya. Ini anak, masih ngantuk aja masih bisa ngomel-ngomel.

Gue melangkah masuk ke kamar, dan menyalakan dispenser.

“dari kosan Irfan sama Agung” jawab gue sambil menyiapkan gelas.

“kok ga balik kosan, ngapain aja semaleman?”

“main PS”

dia mendengus.

“betah banget main PS semaleman” dia menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya dengan jengkel. Gue cuma bisa tersenyum geli melihat ulahnya.

“yah namanya juga cowo-cowo kalo udah ngumpul ya gitu itu…”

“trus gue dilupain?”

“ya lo kan ga kemana-mana, lagi gue udah SMS lo kan tadi malem gue di tempat Irfan…”

“ya kan gue kira lo pulang!” dia ngomel sambil mengatur rambutnya lagi, “sampe ngantuk gue nungguin lo tau ga si…” gerutunya pelan.

gue tertawa. “iya iya, sorry…” gue menuangkan air panas ke gelas, dan menoleh ke Ara, “lo mau teh?” tawar gue.

Sambil cemberut dia menggeleng.

“ya udah gue aja kalo gitu yang minum…” gue memegang cangkir teh panas itu, dan beringsut duduk disampingnya sambil meniup-niup teh.

“lo kok tidur di kamar gue?” gue menoleh.

Ara menguap, dan menggaruk-garuk rambutnya.

“gue kira lo balik tadi malem. makanya gue nungguin lo, baca-baca buku lo, malah guenya ketiduran” dia kemudian menonjok lengan gue pelan, “lo si ga balik malah nginep diluar, kesel gue….”

gue tertawa.

“iya sorry Araa, ya ampun…” gue menyeruput teh pelan-pelan. Belum banyak gue meminum teh, tahu-tahu tangan Ara sudah berusaha merebut gelas itu dari tangan gue. Mau ga mau gue menyerahkannya ke dia daripada tumpah kemana-mana.

“katanya ga mau teh?”

“tadi ga mau, sekarang jadi mau. udah si gausah bawel” dia meminum teh gue.

“…..”

gue menguap.

“lo ngantuk ya?” dia memandangi gue dengan penuh minat seakan gue kucing anggora yang minta dimanja.

“engga, gue mules.” jawab gue asal, kemudian merebahkan badan di kasur. “minggir dikit, Ra, kepala gue lo pantatin nih…”

“apa lo cium-cium pantat gue?? gue sirem pake teh juga lo ntar”

“ya makanya geser dikit, buset dah….”

Ara menggeser duduknya, dan memandangi gue yang terbaring disampingnya. Wajahnya terlihat sangat natural, dengan rambut acak-acakan, tapi tetap cantik.

“lo udah sarapan?” tanyanya.

gue menggeleng.

“gue mau beli sarapan tapi masi males, ntaran aja yak?”

“iya ntar aja, lagi gue belom laper…”

“pede amat si lo, emang ada yang mau beliin buat lo? tadi kan gue bilang masi males beli sarapan, ga ada yang bilang mau beliin sarapan buat lo. Wleee…” sahutnya tengil.

“lo mending cekik gue aja deh, Ra…”

Ara terkikih, dan pura-pura mencekik leher gue dengan kedua tangan. Gue cuma bisa menerima semua perlakuannya sambil tertawa-tawa ga jelas.

Ara meletakkan gelas teh tadi di meja, dan kemudian ikut-ikutan merebahkan diri di samping gue. Pada awalnya gue terkejut, tapi kemudian gue berusaha bersikap biasa saja. Ara pun terlihat cuek. Mata gue mulai terasa berat. Tiba-tiba gue merasakan gerakan di sebelah gue, dan membuat gue membuka mata. Ternyata Ara sedang tidur menghadap ke gue langsung. Barangkali jarak antara wajah kami cuma sepuluh sentimeter. Shit…

“apaan si, Ra, ngeliatin gitu…” kata gue salting. Gue pun sedikit menjauhkan wajah gue.

“apa si, gue juga ngeliatin biasa aja. Ga usah panik gitu deh”

“napas lo kerasa tau ga”

“bagus dong, kalo napas gue ga kerasa itu namanya gue mati. Lo mau gue mati?” gerutunya, “lagian napas gue ga bau jigong…”

“ya udah ya udah…” gue mengalah. Kemudian gue membalikkan badan, menghadap ke atas. Gue kemudian memejamkan mata karena saking ngantuknya.

“nanti siang pergi yuk” ajaknya.

“kemanaaaa….” gue menjawab dengan setengah sadar.

“jalan-jalan aja, bosen di kos mulu”

“mmmm….”

“mau ga? mau yaaah?”

“mmmm….”

Pipi gue dicubit.

“am em am em doang kaya sapi aja lo”

gue mengelus-elus pipi, “gue ngantuk, Araaa….”

“nanti pergi yaah?” dia sepertinya ga mempedulikan omongan gue barusan.

“mau kemana…”

“main…”

“main gundu aja dibawah”

kali ini hidung gue yang disentilnya pelan. Karena cuma pelan itu gue cuek saja, dan mengelus-elus hidung.

“mau main kemana emangnya…” tanya gue dengan mata terpejam.

“cari buku bekas yuk?”

“mmmm”

“mau ga?”

“iya, tapi gue tidur dulu boleh yaah?” pinta gue sambil memandanginya dengan tatapan sayu. Karena ngantuk, tentu saja.

“iyaa, jangan lama-lama tapi…”

“sampe makan siang deh”

“ya udah bobo gih…”

Gue pun merasa lega bisa tidur dengan tenang sekarang. Tapi mendadak gue merasa ada yang menempel di tubuh gue. Pelan-pelan, gue membuka mata sedikit. Disamping gue, Ara juga memejamkan mata, namun dengan posisi meringkuk, bersandar pada lengan gue. Tubuhnya naik turun dengan lembut, seiring dengan hembusan nafasnya. Wajahnya penuh kedamaian. Sebuah wajah yang menghiasi hati dan hari-hari gue disini. Gue memejamkan mata kembali, dan berdoa di dalam hati gue.

Ya Tuhan, dengan kuasa-Mu, hentikanlah waktu. Gue ingin terus seperti ini. Selamanya.
junti27
xue.shan
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.