- Beranda
- Stories from the Heart
TRUE STORY – Semua Yang Disembunyikan (Pengalaman Kerja di Hotel)
...
TS
adrian42
TRUE STORY – Semua Yang Disembunyikan (Pengalaman Kerja di Hotel)

Source: Google
Intro
Cerita ini pengalaman ane sendiri dan beberapa cerita teman se-kerjaan. Tahun kejadian sekitar 3-4 tahun lalu. Semua yang bersangkutan dengan Hotel akan ane sembunyikan dan ane pastikan tidak akan memperburuk citra Hotel tersebut.
Cerita ini pengalaman ane sendiri dan beberapa cerita teman se-kerjaan. Tahun kejadian sekitar 3-4 tahun lalu. Semua yang bersangkutan dengan Hotel akan ane sembunyikan dan ane pastikan tidak akan memperburuk citra Hotel tersebut.
Quote:
Diubah oleh adrian42 31-05-2016 08:49
laraz.oops303 dan 40 lainnya memberi reputasi
35
1.2M
672
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
adrian42
#99
#5 - Two-way Mirror
Kejadian ini terjadi tepatnya summer tahun lalu. Waktu itu ane dan pacar udah gak sabaran lagi pengen liburan ke California. Kami udah ngatur jadwal jauh-jauh hari, bahkan sudah berbulan-bulan. Ane terus janji-janji ke Alyssa agar nantinya bisa membawanya untuk berlibur dan berjemur di tepian pantai. Ketika ane dan dia dapat kesempatan, akhirnya kami berangkat.
Pertama kali kami mendarat, ane jauh seperti orang kebingungan ketika mencari hotel karena harganya yang lumayan mencekik. Ane coba terus cari di aplikasi tapi hasilnya masih gak ada. Cewe ane lalu memberikan ane hpnya dan nunjukin ke ane kalau ada hotel yang murah, tapi sayang lokasinya sangat jauh dari pantai. Karena udah gak ada pilihan, kami langsung berangkat ke lokasi dengan berjalan kaki.
Setelah sampai di lokasi, tampak depan hotel cukup meyakinkan dengan segala pernak-perniknya. Tapi tetap saja, dimana-mana hotel murah juga sudah pasti kelihatan. Alyssa ane suru buat berurusan dengan resepsionis. Setelah kami mendapatkan kamar, kami lekas berangkat ke lantai dua yang mana itu adalah lantai terakhir di hotel kecil ini. Suasana koridornya seperti tidak meyakinkan. Lampu-lampu yang terjajar di atas tak berwarna cerah melainkan kuning. Cewe ane bilang kalau kamar di hotel ini sudah terisi semua dan cewe di resepsionis bilang kalau kami adalah tamu yang beruntung karena bisa mendapatkan kamar saat musim summer ini.
Tak banyak yang bisa ane lakukan di dalam kamar karena ane sendiri emang udah letih. Ane dan cewe ane ngabisin sore itu dengan tidur.
Skip - Skip–
Saat itu jam delapan malam. Cewe ane masih tidur di samping ane. Sengaja gak ane bangunin karena ane tau dia pasti capek. Aku masuk ke kamar mandi buat sekedar nyuci muka dan membersihkan diri, rencananya ane mau keluar buat makan malam. Ane coba buat bangunin cewe ane untuk ngajak dia cari makan, tapi dia malah nolak dan bilang kalau dia capek.
Karena dia udah nolak, mau gak mau ane harus keluar sendiri buat cari makan dan nantinya bawaain dia makanan. Sebelum ane keluar, ane ngaca di depan kaca yang ada di sebelah TV. Kaca itu besar, tapi anehnya kaca itu langsung tertempel di dinding. Ane nganggap hal itu biasa-biasa saja dan langsung keluar.
Lalu ane pulang ke hotel dengan makanan yang udah ane beli untuk Alyssa. Ane terkejut pas ngeliat pintu kamar hotel ane terbuka. Coba saja bayangin. Ane baru jalan di koridor hotel, tinggal beberapa langkah lagi sampai di kamar ane, ane bahkan udah bisa ngeliat pintu kamar ane. Semakin ane mendekat, ane ngeliat pintu itu terbuka. Tidak lebar memang, tapi terbuka. Cahaya dari lampu yang berwarna kuning itupun menambah perasaan was-was ane. Tidaka ada satu orangpun yang sedang berada di koridor. Ditambah kamar ane berada di ujung.
Ane lalu masuk dengan sigap, yang ane khawatirkan cuman Alyssa yang ada di dalam. Setelah ane masuk, ane masih ngeliat cewe ane masih tertidur. Ane mencoba melihat sekeliling untuk mencari sesuatu yang aneh. Tepat di atas meja TV itu tergeletak sebuah alat yang biasanya digunakan untuk menyapu kaca yang kotor.
![kaskus-image]()
Alat itu tergeletak begitu saja dan entah dari mana datangnya. Perasangka ane disini udah gak enak. Ane lalu mencoba berpikir apa yang orang itu gunakan dengan benda ini. Lalu ane ngeliat kaca yang ada di depan ane. Memang kaca itu sepertinya terlihat baru saja dibersihkan, tapi kenapa?
Ane lalu ngambil powerbank punya cewe ane yang ada senternya. Cahaya dari powerbank itu bisa dibilang sangat teramat terang. Ane lalu mengarahkan senter itu ke kaca. Buram dan tak bisa dijelaskan, tapi ada yang ganjal. Ane lalu mematikan lampu dan kembali melakukan hal yang sama. Ane ngeliat ada sebuah ruangan di seberang sana, tak besar memang.
Ane langsung bangunin Alyssa dan packing kembali barang-barang dan lekas pergi dari hotel terkutuk itu. Akhirnya ane mau gak mau ngambil Hotel yang ada di dekat pantai dengan biaya yang tak murah.
Pertama kali kami mendarat, ane jauh seperti orang kebingungan ketika mencari hotel karena harganya yang lumayan mencekik. Ane coba terus cari di aplikasi tapi hasilnya masih gak ada. Cewe ane lalu memberikan ane hpnya dan nunjukin ke ane kalau ada hotel yang murah, tapi sayang lokasinya sangat jauh dari pantai. Karena udah gak ada pilihan, kami langsung berangkat ke lokasi dengan berjalan kaki.
Setelah sampai di lokasi, tampak depan hotel cukup meyakinkan dengan segala pernak-perniknya. Tapi tetap saja, dimana-mana hotel murah juga sudah pasti kelihatan. Alyssa ane suru buat berurusan dengan resepsionis. Setelah kami mendapatkan kamar, kami lekas berangkat ke lantai dua yang mana itu adalah lantai terakhir di hotel kecil ini. Suasana koridornya seperti tidak meyakinkan. Lampu-lampu yang terjajar di atas tak berwarna cerah melainkan kuning. Cewe ane bilang kalau kamar di hotel ini sudah terisi semua dan cewe di resepsionis bilang kalau kami adalah tamu yang beruntung karena bisa mendapatkan kamar saat musim summer ini.
Tak banyak yang bisa ane lakukan di dalam kamar karena ane sendiri emang udah letih. Ane dan cewe ane ngabisin sore itu dengan tidur.
Skip - Skip–
Saat itu jam delapan malam. Cewe ane masih tidur di samping ane. Sengaja gak ane bangunin karena ane tau dia pasti capek. Aku masuk ke kamar mandi buat sekedar nyuci muka dan membersihkan diri, rencananya ane mau keluar buat makan malam. Ane coba buat bangunin cewe ane untuk ngajak dia cari makan, tapi dia malah nolak dan bilang kalau dia capek.
Karena dia udah nolak, mau gak mau ane harus keluar sendiri buat cari makan dan nantinya bawaain dia makanan. Sebelum ane keluar, ane ngaca di depan kaca yang ada di sebelah TV. Kaca itu besar, tapi anehnya kaca itu langsung tertempel di dinding. Ane nganggap hal itu biasa-biasa saja dan langsung keluar.
Lalu ane pulang ke hotel dengan makanan yang udah ane beli untuk Alyssa. Ane terkejut pas ngeliat pintu kamar hotel ane terbuka. Coba saja bayangin. Ane baru jalan di koridor hotel, tinggal beberapa langkah lagi sampai di kamar ane, ane bahkan udah bisa ngeliat pintu kamar ane. Semakin ane mendekat, ane ngeliat pintu itu terbuka. Tidak lebar memang, tapi terbuka. Cahaya dari lampu yang berwarna kuning itupun menambah perasaan was-was ane. Tidaka ada satu orangpun yang sedang berada di koridor. Ditambah kamar ane berada di ujung.
Ane lalu masuk dengan sigap, yang ane khawatirkan cuman Alyssa yang ada di dalam. Setelah ane masuk, ane masih ngeliat cewe ane masih tertidur. Ane mencoba melihat sekeliling untuk mencari sesuatu yang aneh. Tepat di atas meja TV itu tergeletak sebuah alat yang biasanya digunakan untuk menyapu kaca yang kotor.
Alat itu tergeletak begitu saja dan entah dari mana datangnya. Perasangka ane disini udah gak enak. Ane lalu mencoba berpikir apa yang orang itu gunakan dengan benda ini. Lalu ane ngeliat kaca yang ada di depan ane. Memang kaca itu sepertinya terlihat baru saja dibersihkan, tapi kenapa?
Ane lalu ngambil powerbank punya cewe ane yang ada senternya. Cahaya dari powerbank itu bisa dibilang sangat teramat terang. Ane lalu mengarahkan senter itu ke kaca. Buram dan tak bisa dijelaskan, tapi ada yang ganjal. Ane lalu mematikan lampu dan kembali melakukan hal yang sama. Ane ngeliat ada sebuah ruangan di seberang sana, tak besar memang.
Ane langsung bangunin Alyssa dan packing kembali barang-barang dan lekas pergi dari hotel terkutuk itu. Akhirnya ane mau gak mau ngambil Hotel yang ada di dekat pantai dengan biaya yang tak murah.
annaonymus dan 15 lainnya memberi reputasi
16