Kaskus

Story

carienneAvatar border
TS
carienne
Dunia Yang Sempurna [TAMAT]
Dunia Yang Sempurna [TAMAT]


Dunia Yang Sempurna [TAMAT]
(credit to : risky.jahatfor the beautiful cover)


PROLOG :


Gue selalu percaya, apapun yang kita alami di dunia ini selalu memiliki alasan tersendiri. Ga terkecuali dengan kehadiran orang-orang di kehidupan kita. Setiap orang, setiap hal, memiliki perannya masing-masing di kehidupan kita ini. Ada yang datang untuk sekedar menguji kesabaran kita, ada yang datang untuk menyadarkan kita akan mimpi dan harapan yang selalu mengiringi kita.

Gue menulis cerita ini, sebagai wujud rasa cinta gue terhadap segala yang pernah terjadi kepada gue. Ada yang ingin gue lupakan, dan ada yang ingin gue kenang selamanya. Tapi pada satu titik gue menyadari, bahwa ga ada yang harus gue lupakan, melainkan gue ambil pelajarannya. Dan untuk segala yang pernah hadir di hidup gue, ataupun yang akan hadir, gue mengucapkan terima kasih dari hati gue yang terdalam.

Cerita ini berawal pada tahun 2006, pada saat gue masih culun-culunnya menjalani kehidupan. Gue baru saja lulus SMA, dan memutuskan untuk merantau, meskipun ga jauh-jauh amat, ke ibukota untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Gue masih mengingat dengan jelas momen ketika gue mencium tangan ibu, dan elusan kepala dari bapak, yang mengantarkan gue ke gerbang rumah, sebelum gue menaiki angkutan umum yang akan membawa gue ke ibukota.

Ketika angkutan umum yang membawa gue ke ibukota itu mulai berjalan, gue sama sekali ga bisa membayangkan apa yang akan terjadi di hidup gue selanjutnya. Tentu saja gue ga bisa membayangkan kehadiran seseorang, yang dengan segala keunikan dan keistimewaannya, memberikan warna tersendiri di hati gue.

Nama gue Gilang, dan semoga sekelumit cerita gue ini bisa berkenan bagi kalian semua.


Quote:
Diubah oleh carienne 27-03-2017 21:48
afrizal7209787Avatar border
radoradaAvatar border
elbe94Avatar border
elbe94 dan 51 lainnya memberi reputasi
52
2M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
carienneAvatar border
TS
carienne
#529
PART 24

Perkuliahan hari itu baru saja selesai, ketika gue keluar kelas dan tanpa ba-bi-bu tangan gue langsung ditarik oleh Ara menjauh. Yang mengejutkan, Ara menarik gue entah kemana tujuannya, dan gue ga sendirian. Ada dua teman ceweknya yang ikut bersama kami. Jadilah gue satu-satunya cowok diantara orang empat ini.

“eeett, mau kemana nih main tarik-tarik aja!” gue memprotes. Rupanya protes gue itu masuk telinga kiri keluar telinga kanan bagi Ara. Dia ga mempedulikan gue.

“woi mau kemanaaaa….” gue memanggilnya, sambil memandangi kedua cewek di samping gue, yaitu Rima dan Maya, teman se-geng Ara ketika di kampus.

“udah ikut ajaaa, ga usah bawel” Maya berkata ke gue sambil tersenyum misterius. Gue semakin bingung.

“lah ini mau kemana, May?” tanya gue bingung, “gue jangan dirudapaksa dong ah, bilang aja satu-satu….”

Maya menoyor kepala gue pelan.

“otak lo isinya mesum mulu ih!”

“lah abisnya ini mau ngapain?”

Ara yang sedari tadi diam saja ga mempedulikan gue, mendadak menoleh ke belakang, dan memandangi gue dengan kesel.

“diem”

Sepatah kata dari Ara itu langsung membungkam segala pertanyaan yang bahkan belum sempat keluar dari mulut gue. Mau ga mau gue menuruti apa rencana ketiga cewek ini.

Agak jauh dari situ, ternyata gue cuma dibawa ke kantin. Ah elah….

“May, lo bilang kek kalo mau ke kantin. Dari tadi pada nyulik gue kaya gue mau digantung dipojokan aja….” gerutu gue sambil duduk.

Maya tertawa. “Abisnya kalo lo kagak diginiin, mana mau lo nongkrong sama kita-kita.”

Gue menggaruk-garuk rambut sambil mengingat-ingat kembali. Memang benar apa yang dibilang Maya, gue selalu menghindar kalo diajak mereka bertiga makan di kantin. Bukan apa-apa, gue mau kok makan sama mereka di kantin, tapi biasanya ada temen cowok yang lain. Buat gue, susah untuk berlaku normal tanpa merasa canggung diantara cewek-cewek. Maklum, gue bukan tipe cowok yang pintar berbicara di depan cewek.

“lo mau pesen apa?” Ara bertanya ke gue.

“mi ayam aja kaya biasa”

“kebanyakan makan mi ayam muka lo kaya ayam” Ara cemberut.

“doyannya itu sih”

“makan nasi aja napa si” Ara menoleh ke papan menu besar yang terpajang di atas kemudian menoleh kembali ke gue, “nasi ayam goreng aja yah?”

“iya iya udah ayam goreng juga gapapa….” jawab gue pasrah. Padahal itu juga “ayam”, tapi kenapa ga dikatain kaya ayam juga….

Rima yang mendengarkan pembicaraan penuh paksaan antara gue dan Ara itu tergelak.

“so sweet banget sih kalian berdua, cewenya galak banget ngelebihin kucing hamil, yang cowo nurut-nurut aja….”

“kalo ga diginiin, dia ga bakal perhatian ama badannya sendiri, Rim” sahut Ara sambil duduk di samping gue dan melirik ke gue. Sementara gue cuma bisa menghela napas panjang.

“bagus dong, perhatian kan tanda sayang… ciyeee” goda Rima.

“apa? sayang? ogah banget gue….” timpal Ara.

“kalo sekarang sih ngakunya ga sayang, cuma waktu Gilang balik kerumah, ada yang curhat panjang lebar katanya kangen gitu deeeeh….” beber Maya sambil sok-sokan mengamati langit-langit kantin.

Gue terperanjat mendengar pengakuan Maya yang ember itu, dan menoleh memandangi Ara. Mukanya merah, dan tubuh bagian bawahnya bergerak-gerak. Kali ini gue ganti memandangi Maya di depan gue, dan dia cengengesan.

“aduh! lo ngapain si, Ra, nendang-nendang kaki gue, kan sakit….” Maya sok-sokan mengadu sambil menjulurkan lidahnya dan pura-pura memandang ke arah lain seperti tadi.

“lagian kalian cocok kok….” Rima menengahi sambil menopang dagu dengan kedua tangan, mengamati gue dan Ara.

“TTS kalee dicocok-cocokin” sahut Ara. Mukanya memerah, agaknya dia malu. Berarti apa yang dibilang Maya sama Rima itu benar dong, hehehe….

Gue cuma bisa tertawa salah tingkah menghadapi itu semua. Gue anggap itu sebagai penyemangat gue untuk tetap punya harapan. Yah, setidaknya masih ada yang menganggap gue berkesempatan untuk memiliki Ara.

Malamnya, ketika gue sedang membaca buku sambil duduk bersandar di kamar, Ara mengintip gue dari celah pintu yang memang sengaja gue biarkan terbuka. Melihat gue mengetahui kedatangannya, dia langsung masuk ke kamar gue, dan menjatuhkan diri di kasur, di sebelah gue.

“lagi ngapain?” tanyanya sambil memeluk bantal gue.

“main bola” jawab gue cuek. Kecuali Ara lagi mabok, dia pasti tahu gue lagi baca buku. Kambing peot pun tahu itu.

“keluar yuk”

“kemane?”

“makan. Kan gue ulang tahun, gue traktir deh. Yuk?” ucapnya sambil tersenyum lucu, dan memeluk bantal gue yang bau iler itu.

“mau traktir apa dulu nih” gue tertawa dan menutup buku.

“lo pinginnya apa?”

“apa ya…” gue berpikir sejenak, “pizza enak nih kayanya….” jawab gue sambil mengacungkan tangan.

“pizzanya tutup….”

“yaudah kentaki”

“kentakinya bangkrut”

“steak”

“sapinya kena penyakit gila”

“mending lo bunuh gue aja deh, bunuh…”

Ara tergelak.

“abisnya lo ngajak yang mahal-mahal” sahutnya sambil nyengir, “nasi goreng mau ga?” tawarnya.

gue mengangguk-angguk antusias. “boleh, nasi goreng juga boleh deh…”

“lo kan emang segala mau”

“ya sama kaya lo kaleee” gue mencibir.

“kan emang kita sehati, barangkali itu takdir gue sama lo…” sahutnya sambil tertawa.

Gue langsung berbunga-bunga mendengar itu, meskipun gue tahu dia cuma asal ngomong dan ga serius dengan itu. Mendadak kepala gue ditoyornya.

“woi, senyum-senyum sendiri kaya orang gila, kenapa si lo?” tanyanya heran.

gue tersadar sendiri, dan merasa malu. “gapapa kok, hehehe. Jadi pergi ga nih?”

“yuk, gue ganti baju dulu” jawabnya sambil beranjak berdiri dan menuju ke kamarnya.

Lima menit kemudian kami sudah berada di atas motor gue, menuju ke daerah dimana banyak warung kaki lima. Ara membonceng gue, tentu saja. Dari belakang dia tetap menentukan kemana kami harus berjalan. Tangannya yang putih mulus itu menjulur di sebelah kepala gue, menunjuk kesana kemari.

Akhirnya kami sudah berada di sebuah warung nasi goreng dan mie goreng yang ramai. Sempat berdesak-desakan untuk masuk, namun untungnya kita dapat tempat duduk meskipun berhimpitan.

“sempit yak” keluhnya.

“iya nih, apa gue berdiri aja nunggu ada yang keluar lagi?” gue menawarkan.

Ara menggeleng.

“ga usah, duduk aja, paling bentar lagi juga ada yang udah selesai,” dia membaca-baca lembaran menu yang di-laminating, “lo mau pesen apa?”

gue ikutan membaca daftar menu di tangan Ara.

“nasi goreng ayam aja” kata gue.

Ara tersenyum geli.

“ayam lagiii….”

“ya udah, nasi goreng kalkun ada gak?” sahut gue kesel.

“engga adaaaa”

“ya udah gausah bawel kalo gitu. Segala diprotesin kok betah amat si”

“engga boleh marah-marah mulu, cepet mati ntar” Ara menjewer telinga gue pelan, kemudian dia tertawa.

Ketika akhirnya pesanan kami datang, setelah mengaduk-aduk nasi goreng yang mengepul di hadapan kami, gue bergumam sebelum melahap sesendok nasi,

“happy birthday yah…”
julian147
junti27
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Ikuti KASKUS di
© 2026 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.