Kaskus

Entertainment

alientripodAvatar border
TS
alientripod
SISIPAN BANYAK KEBOHONGAN DALAM rudapaksaAN MEI 98
SISIPAN BANYAK KEBOHONGAN DALAM PERKOSAAN MEI 98


WARNING


THREAD INI TIDAK BERMAKSUD MENYANGKAL ADA NYA rudapaksaAN MEI 98.....rudapaksaAN ITU ADA TETAPI ADA USAHA PENGGELEMBUNGAN KASUS DENGAN CERITA-CERITA DAN USAHA PALSU DARI BALIK LAYAR....SEBELUM KOMENT...BACA DULU SAMPE HABIS JANGAN SETENGAH2 YANG MENYEBAB KAN ANDA AKAN GAGAL PAHAM

MAU SUMBER LAIN?NEH GAN emoticon-Cool




Assalamu'alaikum wr wb,

Isu pemerkosaan massal atas perempuan Cina dalam Kerusuhan Mei 1998 senantiasa dihembus-hembuskan. Tidak lebih dari berita bohong.

Hasil penyidikan FBI akhirnya membongkar kebohongan itu. "Jika sebuah kebohongan terus-menerus diceritakan hingga terdengar luas di masyarakat, maka lama-kelamaan masyarakat akan meyakini kebohongan itu sebagai sebuah kebenaran." kata Menteri Propaganda Nazi Jerman, Dr Josef Goebels, enam dasawarsa yang lalu.

Meski sudah kuno, namun prinsip propaganda yang diterapkan Nazi untuk melibas bangsa Yahudi di Eropa menjelang Perang Dunia II itu masih terus dipakai dan dilestarikan hingga kini.

Strategi propaganda ala Goebels ini pun tetap laris di Indonesia dan masih cukup efektif sebagai alat pemukul lawan politik dan ide yang berseberangan. Tengoklah
berbagai propaganda hitam yang dikembangkan dengan cara itu. Misalnya, pembangunan opini bahwa Islam sudah tidak cocok untuk zaman modern ini, pembentukan opini bahwa
poligami identik dengan kekerasan, pengelabuan bahwa pluralisme adalah kebaikan yang harus diterima dan sebagainya.

Tapi, propaganda kebohongan paling dahsyat di Republik ini adalah isu tentang pemerkosaan massal atas para perempuan etnis Cina pada saat kerusuhan Mei 1998.Dengan sistematis mereka meniupkan isu tentang isu rudapaksaan itu, dengan berbagai cerita di berbagai media, dengan berbagai cara dan sarana, baik di dalam dan luar negeri. Padahal, dengan jelas isu itu sebenarnya dipakai untuk mendeskreditkan Islam dan simbol-simbol Islam.

Kisah Vivian dan Foto-Foto rudapaksaan


Internet menjadi sarana paling hebat untuk menyebarluaskan kisah rudapaksaan massal itu. Yang paling kontroversial adalah kisah yang konon dialami oleh seorang gadis
keturunan Cina bernama 'Vivian Kisah itu muncul kira-kira pada pertengahan Juni 1998
. Konon Vivian tinggal bersama orang tuanya di lantai 7 sebuah apartemen di kawasan Kapuk, Jakarta Utara ketika diserbu orang-orang tak dikenal saat kerusuhan Mei. Mereka lalu merudapaksa Vivian, saudara, tante dan tetangga-tetangganya


Kisah Vivian sangat deskriptif, detail dan menyentuh, sehingga mampu membangkitkan emosi. Majalah Jakarta-Jakarta sempat mengutip cerita rudapaksaan yang sangat vulgar itu mentah-mentah dalam sebuah edisinya. Dalam cerita itu, dengan sangat kurang ajar, ia menceritakan bahwa orang-orang yang bertampang seram itu merudapaksa mereka
dengan berteriak "Allahu Akbar" sebelum melakukan perbuatan itu
. Caci maki pun berhamburan kepada ummat Islam dan para Ulama.

Hampir bersamaan dengan munculnya kisah Vivian, muncul pula foto-foto yang konon berisi gambar para korban kerusuhan Mei di jaringan internet. Beberapa website memuat foto-foto yang luar biasa sadis dan mencekam. Siapapun pasti tersulut
amarahnya bila melihat foto-foto yang disebut-sebut sebagai foto kerusuhan Mei 1998 dan korban-korban rudapaksaan massal itu.

Pemajangan foto-foto di media internet itu telah mengundang emosi luar biasa bagi etnis Cina di seluruh dunia. Mereka menganggap kerusuhan Mei 1998 adalah sebuah operasi yang sengaja ditujukan untuk mengenyahkan orang Cina, dan menyetarakan kasus rudapaksaan massal atas perempuan-perempuan itu dengan kasuk The Rape of Nanking,
saat pendudukan Jepang ke Cina tahun 1937.


Upaya Menelisik Fakta

Para wartawan yang kredibel mengakui bahwa pada saat peristiwa Mei 1998, peristiwa rudapaksaan memang terjadi. Seorang wartawan FORUM mendapat pengakuan dari seorang
anggota Satgas PDI Perjuangan bernama M, bahwa dia dan teman-temannyalah yang menyerbu dan membakar pertokoan di Pasar Minggu. Ia juga mengaku melecehkan perempuan, bahkan beberapa kawannya merudapaksa mereka. Tapi menurut dia,
korban tidak hanya dari kalangan Cina. "Siapa aja, ada Amoy, ada Melayu, ada Arab,"
kata anggota Satgas PDIP itu.


Para wartawan pun terus mencoba mengejar dan mewawancarai korban dengan semua petunjuk tentang para korban, tapi hasilnya nihil. Konon semua sudah pergi ke luar negeri dan tidak terlacak lagi. Hanya anak ekonom Christianto Wibisono yang terkonfirmasi sebagai korban rudapaksaan Mei 1998. Majalah Tempo, dalam edisi pertama setelah terbit lagi juga tak mampu menemukan korban, apalagi sampai berjumlah ratusan.

Beberapa wartawan yang melacak lokasi yang di duga menjadi tempat tinggal Vivian dan keluarganya, juga tak menemukan apa-apa. Warga di sekitar apartemen menjawab tidak ada dan tidak pernah terdengar adanya Amoy yang dirudapaksa saat kerusuhan Mei 1998.
Seorang anak nelayan yang pada dua hari jahanam itu menjarah apartemen tempat Vivian tinggal mengaku, jangankan merudapaksa, ketemu penghuni juga tidak. Sebab, mereka sudah kabur ke luar negeri.

Soal jumlah korban rudapaksaan pun menjadi ajang perdebatan seru. Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Kerusuhan Mei 1998 pecah gara-gara bab yang membahas hal ini. Sebagian anggota ingin memasukkan semua laporan tentang adanya rudapaksaan, sementara yang lain meminta semua di klarifikasi dulu. "Terkesan ada yang ingin memanfaatkan isu ini untuk kepentingan tertentu." kata anggota TGPF Roosita Noer.

Tengoklah data yang mereka kumpulkan. Dari 187 nama menurut daftar yang dibawa anggota TGPF Saparinah Sadli dan 168 dalam daftar Pastor Jesuit Sandyawan Sumardi, ternyata hanya 4 orang yang berhasil diklarifikasi, yang lain baru qaala wa qiila, alias kata orang. Sementara, 2 (dua) orang korban yang di datangkan anggota TGPF Nursyahbani Katjasungkana ternyata orang gila beneran yang di duga sudah lama. Lucunya, ketika data ini diminta, Ketua TGPF Marzuki Darusman tidak mau membagi data itu kepada anggota yang lain.


Dari sisi ilmu statistik, data soal rudapaksaan massal pun aneh. Misalnya laporan tentang adanya rudapaksaan jauh lebih besar dari pada laporan tentang pelecehan seksual, di raba-raba dan sebagainya. Padahal, seharusnya menurut statistik, berdasarkan kurva sebaran, pola acak akan selalu membentuk kurva seimbang. Jumlah laporan orang yang diraba-raba saja seharusnya lebih banyak dari pada yang dilaporkan mengalami pelecehan, apalagi yang sampai dirudapaksa, dengan tingkatan paling berat.

Kebenaran kisah Vivian sempat juga dipertanyakan kalangan keturunan Cina sendiri. Mungkinkah si terrudapaksa, dalam waktu singkat menceritakan hal ini, sehingga cerita ini muncul di internet pada 13 Juni 1998--- dan bisa mengendalikan emosi, sehingga bisa menuliskan kisah kesadisan yang dialaminya secara detail? Bukankah hal ini
bertentangan dengan anggapan bahwa etnis Tionghoa teramat sangat tertutup dalam hal rudapaksaan?

Setelah menerima banyak pertanyaan soal orisinilitas cerita Vivian, pengelola situs Web World Huaren Federation (WHF), Dean Tse, dalam pesannya tanggal 18 Agustus 1998,
minta agar pengirim cerita bisa memberi keterangan lebih lanjut. Namun hingga kini, permintaan Dean Tse belum ada jawaban. Dean Tse pun tidak bisa melacak alamat si pengirim cerita tersebut di jaringan internet.

Belakangan Soekarno Chenata, pengelola situs Web Indo Chaos, juga mengakui foto-foto yang bergentayangan di situsnya, sama sekali tidak otentik. Kepada detik.com, Soekarno mengaku pernah menerima foto sadis yang sempat di pajang di Indo Chaos. Namun ia segera mencabut foto itu dari situsnya karena ternyata foto itu adalah hasil montase dan diambil dari situs porno yang memang brutal.


Terbongkar Habis

Upaya pembuktian telah dilakukan, namun upaya pengaburan dan disinformasi terus dilakukan. Misalnya, ketika fakta bahwa Vivian tidak pernah ada, para agitator itu berdalih, Vivian adalah nama dan alamat yang dipakai dan hanyalah nama samaran. Ketika para wartawan tidak menemukan korban, mereka berkilah soal keselamatan korban. Hingga akhirnya kebohongan itu terbongkar, justru dari AMERIKA SERIKAT,
tempat di mana para pembohong itu mengobral cerita untuk menyudutkan kaum Muslimin di Indonesia.


Semula, pemerintah Amerika Serikat dengan mudah memberikan suaka kepada imigran asal Indonesia yang mengaku dianiaya dan dirudung kekerasan seksual di negerinya dengan alasan etnik dan agama. Tapi gara-gara kesamaan pola cerita, kedekatan waktu pengajuan, kesamaan alamat dan asal pengaju, dan kesamaan kantor pengajuan, mereka mulai curiga.

Setelah menyelidiki selama dua tahun, pada Senin, 22 November 2004 satuan tugas rahasia pemerintah Amerika Serikat menggelar operasi bersandi Operation Jakarta.
Operasi penangkapan 26 anggota sindikat pemalsu dokumen suaka ini dilakukan serentak di lebih dari 10 negara bagian di Amerika Serikat. "Pemimpin sindikat ini adalah Hans Guow, WNI yang dikabulkan permohonan suakanya pada 1999," kata Jaksa Penuntut Wilayah Virginia, Paul J McNulty yang menangani kasus ini.

Para tersangka dikenai tuduhan sama, yakni memalsukan dokumen suaka serta berkonspirasi dalam pemalsuan berbagai dokumen. Awalnya mereka hanya membantu menyediakan dokumen asli tapi palsu. Tapi setelah berhasil mengibuli pihak berwenang dengan memalsukan izin kerja dan nomor jaminan sosial, mereka mulai menyiapkan aplikasi suaka palsu.

Mereka juga menyiapkan skenario pengakuan bo'ong-bo'ongan seperti dirudapaksa atau dianiaya dalam kerusuhan Mei 1998. "Cerita tentang penyiksaan itu sangat seragam karena para pelamar menghafalkan kata demi kata secara persis seperti yang diajarkan," kata Jaksa McNulty. Mereka pun mengajari kliennya untuk menangis dan memohon dengan emosional untuk mengundang simpati petugas.

Lucunya, mereka menceritakan kisah yang sama. Cerita dirudapaksa supir taksi misalnya meluncur dari mulut 14 perempuan yang mengajukan permohonan suaka sejak 31 Oktober
2000 hingga 6 Januari 2002. "Mereka mengaku dirudapaksa karena keturunan Cina," kata Dean McDonald, agen spesial dari Biro Imigrasi dan Bea Cukai Kepabeanan Departemen

Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat di negara bagian Virginia.

Belakangan, Voice of Amerika juga membuat liputan investigatif tentang isu rudapaksaan massal itu. Mereka keluar masuk berbagai lokasi yang dicurigai sebagai TKP rudapaksaan massal, dan mencoba mewawancarai berbagai pihak. Tapi hasilnya nihil. rudapaksaan memang ada, tapi dengan mengikuti petuah Goebels, fakta telah didramatisasi sedemikian rupa dan dimanipulasi dengan dahsyat.

Wa lahu khairul maakireenn.. .....

Oleh:
Abu Zahra[/size][/B]



UNTUK PARA IDEOT YANG MEMPERMASALAH KAN SUMBER BLOGSPOT DAN FPI


Para ideot berkomentar bahwa sumber Blogspot dan FPI tidak dapat di percaya.....komentar seperti itu adalah PEMBUSUKAN SECARA CEPAT DAN MUDAH di banding membantah argument yang di kemukakan.beberapa komentar ideot:

Quote:


Seharus nya anda bisa menyangkal dari sisi mana abal-abal nya.....jangan hanya menuduh.....hanya menuduh saja tampa membantah bukti dari lawan sama saja ASMA(ASAL MANGAP)....TAKTIK INI SERING DI PAKAI PARA IDEOT PENGHUNI DC DAN BP....salah satu senjata curang dalam berdebat cukup membusuk kan argument lawan dengan kata2 sumber nya dari blogspot,wordpress,FPI dll

Quote:


Contoh komentar bodoh yang bukan menyangkal bukti dari lawan cukup menuduh Ts sok tahu,mengarang bebas dan ISIS emoticon-Najis (S)



Quote:


Memang kenapa dari blogspot mas?banyak juga artikel ke kristenan dan hujatan pada islam juga memakai blogspot.....pendeta teguh hindarto juga pake blogspot....apa ente gak percaya atau percaya?kalo sumber nya dari VOAislam dot com apa ente percaya?jangan tolol jadi orang....contoh wordpress...uma membayar 18 dollar setahun anda sudah mendapat domain com...misal nya dari ideot.worpress.com menjadi ideot.com

kalo udah ganti gitu apa anda jadi percaya? emoticon-doctor

Itu beberapa cara ideot dan orang curang membusuk kan bukti2 dari lawan nya emoticon-Angkat Beer

SAKSI YANG TIDAK MELIHAT rudapaksaAN MASSAL


Quote:


Quote:


SAKSI YANG MELIHAT rudapaksaAN


Quote:


Benar atau tidak nya cerita ente cuma Tuhan yang tahu.....sebab jika kita tampung semua cerita maka akan di susupi juga cerita2 PALSU seperti cerita vivian di atas.

Quote:


justru cerita ente terkesan hoax gan....mana ada orang yang udah rudapaksa 3 cewek sekaligus mau cerita ke orang yang orang itu ente emoticon-Big Grin dia pasti was2 akan kejahatan nya..sebab ia telah melakuakn kejahatan berat

Atau bisa jadi benar kita gak tahu gan..nama nya juga cerita kabar burung...mungkin teman ente udah percaya ente hingga berani buka2 an gitu

dan dari mana temen ente tahu tu cewek perawan?

kalo ente nanyak sapa yang bener jawab ane kita gak tahu mana yg bener....ada bukti cerita2 rudapaksaan di karang dramatis seperti trit ane di atas..





KOMENTAR KALO CEWEK YANG DI rudapaksa MALU MELAPOR


Quote:


Gagal paham dengan pemerkosa kucing di pararel kan dengan cewek yang di rudapaksa emoticon-Big Grin

Saya kasih contoh cerita vivian ya gan....dia bilang ada yang di rudapaksa pemerkosa nya bilang Allahuakbar

Tapi siapa vivian ini gak ada yang tahu....menghilang begitu saja....maka cerita nya tak dapat di klarifikasi kebenaran nya....maka cerita rudapaksaan itu cuma cerita2 mengambang tampa bukti....malah banyak bukti ada upaya sestematis pembohongan seakan perkoasaan itu massak dan sadis dengan mencomot poto2 porno yang sadis...dan pengakuan palsu yang sama seragam tentang wanita yg di rudapaksa supir taksi

baca lagi gan trit saya di atas.

YANG TIDAK GAGAL PAHAM PADA THREAD ANEYANG TAHU TUJUAN THREAD ANE


LANJUT DI SINI GAN
Diubah oleh alientripod 19-05-2016 10:28
qavirAvatar border
qavir memberi reputasi
-1
53.9K
297
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
1.3MThread104.1KAnggota
Tampilkan semua post
alientripodAvatar border
TS
alientripod
#261
YANG MAU SUMBER LAIN NE ANE KASIH emoticon-Cool


Yang Tercecer dari Kerusuhan Mei 98 (Isu rudapaksaan Massal)


Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dialogika/...7e616c10d623ce

Kerusuhan Mei 1998 lalu merupakan luka dan aib bagi bangsa ini, dan kembali, yang menjadi terutuduh adalah TNI dan umat Islam. Oknum-oknum jenderal TNI dituduh berada dibalik kerusuhan,sementara umat Islam dituding telah melakukan rudapaksaan terorganisir terhadap amoy-amoy di Jakarta waktu itu. Ternyata sodokan berita di internet tidak hanya bisa menohok seseorang. Sebuah negara pun bisa kelabakan dibuatnya. Anda tentu masih ingat isu rudapaksaan massal yang muncul pasca kerusuhan Mei 1998 lalu? Selang beberapa waktu dari kerusuhan yang banyak menelan korban jiwa itu, tiba-tiba muncul berita ratusan amoy dirudapaksa. Padahal tidak ada satu wartawan pun yang mendapatkan berita itu, meski saat kerusuhan banyak awak media yang tersebar di berbagai sudut Jakarta. Lantas darimana sumbernya, sehingga tidak ada wartawan yang tahu ? Usut punya usut, ternyata awal ceritanya juga bermula dari internet. Di salah satu news group (news:soc.culture.indonesia) di internet dikutip cerita pengakuan seorang gadis etnis Tionghoa bernama Vivian serta beberapa amoy lainnya yang dirudapaksa ramai-ramai oleh pemuda pribumi. Yang keterlaluan, dikisahkan para hidung belang itu berkata, "Kamu dirudapaksa karena kamu Cina dan non muslim," lantas mereka bertakbir sebelum merudapaksa.[i] Isu ini telah memancing sentimen ras dan keagamaan. Rasa saling curiga dan kebencian menggerogoti hati anak-anak negeri ini yang sempat bersatu dalam menjatuhkan Soeharto. Jelas berita rudapaksaan missal itu telah mencoreng wajah Islam dan kaum muslimin seluruhnya. Celakanya, cerita seperti ini dipercaya begitu saja oleh kalangan pers dengan memblow-up besar-besaran. Padahal berbagai media juga tidak kunjung berhasil mewawancari langsung amoy-amoy yang menjadi korban, seperti ketika wartawan koran criminal memberitakan kasus rudapaksaan lainnya. Para aktivis gerakan feminisme dan HAM seperti mendapatkan durian runtuh ketika mendengar isu ini. Mereka sibuk menggerakkan demo menentang rudapaksaan missal yang tidak jelas siapa dan dimana korbannya itu. Mereka pun lantas membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bersama berbagai fihak lain untuk menyelidikinya. Ironis, meski berkali-kali mendatangi DPR dan memberikan keterangan di media, TGPF tetap tidak bisa membuktikan siapa korban dan data-data akurat lainnya. Padahal mengapa mereka tidak membela ratusan - mungkin ribuan, warga Jakarta yang terpancing menjarah lalu terjebak dalam pusat-pusat perbelanjan yang sengaja dibakar. Meski demikian, isu rudapaksaan wanita Tionghoa terus menggelinding hingga ke luar negeri. Surat kabar Sidney Herald Tribune dan New York Times yang bertiras besar tidak ketinggalan memuat isu ini pula dan memperburuk citra Indonesia di mata dunia. Tetapi, isu rudapaksaan massal ini masih simpang siur kebenarannya. Terutama ketika situs Indonesia Huaren Crisis Center (IHCC) yang merupakan corong "resmi" kasus rudapaksaan ini, masih meragukan beberapa foto yang disertakan tim investigasi independen. IHCC bahkan meminta pengunjung untuk melaporkan apabila foto-foto yang ditampilkan itu bersumber dari situs lain yang tidak ada kaitannya dengan isu yang dipersoalkan. Diduga beberapa foto rudapaksaan diambil dari situs pornografi dan tragedi kerusuhan Timor Timur. Berikut kutipan dari web IHCC : We've found some fake/false photos in internet. We believe that it can reduce the integrity of our movement. So, we put a list of photos that we've confirmed as fake photos that have nothing to do with Indonesian Huaren and May's riot. If you see the photos in other sites, please contact the webmaster and tell them to remove it. These photos are fake/false because of following reasons : They are about Timor Timur crisis, which is not related to Indonesian Huaren, or They can be found in pornographic sites, and available BEFORE May's riot. Ketika penulis mencoba menelusuri halaman web yang berisi foto-foto rudapaksaan amoy, link-link gambarnya tidak dapat diakses dan hanya menampilkan halaman putih atau tidak ditemukan. Alamat situs IHCC dapat diakses di : http://reocities.com/capitolhill/4120/index.html. Ini jelas mengherankan, dalam milist Marinir (http://www.polarhome.com/mailman/lis...info/marinir), seorang member bernama RM. Danardono menyatakan keheranannya tersebut : Aneh sekali kebijakan pengelola website "Indonesian Huaren Crisis Center" (IHCC)!!! Statement: "If you've ever seen these photos in other unrelated site (e.g : porn sites), or maybe you know they are have nothing to do with Indonesian Huaren, please tell us". Ini sama saja seperti ingin mengatakan: "IHCC tidak bertanggung jawab atas kepalsuan atau rekayasa gambar-gambar foto rudapaksaan Mei'98 yang ditayangkan dalam website IHCC" Kalau masalah yang demikian sensitif dan prinsipiel, IHCC tidak bisa mempertanggung jawabkan keaslian dan kebenarannya, jadi apalagi yang bisa dipercaya? "Times New Roman";mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA">[ii] "> Sama halnya dengan kelompok diskusi milik Persatuan Pelajar Indonesia di India (ppiindia) yang beralamat di : http://www.mail-archive.com/ppiindia...com/info.html, terdapat pula ungkapan keraguan mengenai kebenaran isu rudapaksaan pada bulan Mei 1998 : ...Memang agak aneh kisah rudapaksaan wanita cina saat kerusuhan Mei 1998 itu.... banyak cerita berseliweran, tapi faktanya sedikit sekali.... Majalah tempo pernah melakukan investigasi, dan hanya menemukan satu wanita korban rudapaksaan.... itupun si wanita mengalami stress berat sehingga sulit menuturkan kembali kisah rudapaksaan itu secara baik.... Banyak yang bilang para wanita cina korban rudapaksaan itu telah diterbangkan ke luar negeri karena mengalami trauma... mungkin benar begitu... tapi apa mungkin semuanya sudah pergi...? Dan kalaupun di luar negeri apa mereka tak bisa bercerita...? tentu dengan cerita yang solid dan bisa diverifikasi.... Saya sungguh berharap kisah kelabu ini lekas terkuak, sehingga menghilangkan fitnah dan desas-desus diantara sesama anak bangsa.... Salam, Nugroho Dewanto Perhatikan pula pendapat bung Martin (martin3053950) dalam milis tionghoa-net@yahoogroups.com : Dizaman internet si sohib masih suka percaya dongengan rasial amoy dirudapaksa massal, kacian deh luh. Kalau sebagian cina yang sehari-harinya punya hobi mendiskreditkan pemerintah, gue masih ngerti karena mereka lebih suka bertingkah laku kearah perpecahan dari parda persatuan yang bisa menguatkan bangsa. Makanya fitnahan amoy dirudapaksa massal terus akan digulirkan supaya orang cina marah dan membenci negaranya. Jangankan pejabat pemerintah yang menyangkal, kofi annan or paus or dalai lama or malaikatpun kalau berani omong rudapaksaan amoy massal itu gak ada, mereka akan dibilang bodoh or jahat oleh tukang fitnah tersebut. Pada tanggal 12-13-14 Mei 1998 di indonesia gua juga percaya ada pemerkosaan, sama seperti kemarin dan hari ini, tanggal 17-18 Mei 2005, dari berita tv gua dengar orang ditangkep karena merudapaksa. Yah tiap hari ada pemerkosaan, apalagi Mei 98, sangat memungkinkan ada jai hwa cat yang ambil kesempatan untuk nyicipi amoy secara paksa. Kasus aib nasional Mei 98 belum terungkap, karena disengaja oleh para tukang fitnah 'amoy dirudapaksa massal'. Mereka tahu sampai kiamatpun dongengan sara ini gak akan memunculkan seorangun saksi, dan akibatnya mereka berhasil bikin buntu kasus Mei ini. Dan karena kasus ini gak terungkap, tiap tahun tukang fitnah ini punya alasan untuk menyudutkan pemerintah sambil melestarikan perasaan curiga etnis cina. Bila tukang fitnah ini tersudut, dikeluarkanlah argument-argumen dogol yang hanya dipercaya oleh orang-orang yang dasarnya sudah punya sentimen sama penguasa/militer/islam. Mulai dari cerita vivian palsu, foto palsu, bahkan romo yang terkenal itupun sekarang mengunakan rudapaksaan di aceh sebagai rujukan, Ketika foto palsu terbongkar, eh si sohib omong "foto rudapaksaan palsu di internet bukanlah argumen yg kuat utk mengcounter adanya rudapaksaan apalagi utk mengeliminir kasus Mei 98". Sohib, apa ente gak terbalik, justru mengemukakan rudapaksaan fiktif akan mengeliminir kasus Mei 98. Pemerkosaan amoy massal Mei 1998 adalah fitnah untuk menjatuhkan bangsa, saya berani katakan ini karna begitu pertama kali baca kasus vivian di internet diawal Juni 98, saya langsung ke lokasi kejadian dan menanyakan penduduk/pedangang disekitar apartemen, semua menjawab gak ada dan gak perah dengar amoy dirudapaksa, apalagi ngeliat mayat. Saya juga sempat ngobrol semalaman suntuk sambil mancing di perahu dengan seorang anak nelayan yang di dua hari jahanam tsb kerjanya menjarah apartemen tempat vivian tinggal, jawabnya, jangankan merudapaksa, ketemu penghuni juga gak, karena mereka semua udah kabur dengan mengonci pintu apartemennya.Dan selama bertahun-tahun bila lagi omongin soal Mei 98, baik di Indo, di Sydney dan di Singapore gak ada satupun dari orang cina yang saya tanya pernah jumpa dengan korban, bahkan teman dari teman-teman merekapun gak pernah ada yang pernah kenal korban. Logika saya, bila benar amoy dirudapaksa massal, mestinya dengan mudah saya akan mendengar pengakuan dari orang-orang yang kenal korban langsung atau via famili/teman-temannya. Jadi sohib, keyakinan ente ada rudapaksaan amoy massal ini dari mana? Coba deh jelaskan barangkali gue bisa jadi percaya. Tapi kalau sumbernya cuma cerita Vivian dari internet atau dari kata orang, seperti yang dipercaya oleh para dogol tukang fitnah sara mending lue gak usah ngomongin rudapaksaan ini karena hanya mengeliminir kasus Mei 98. Gue setuju kasus Mei bukan soal rudapaksaan, kalaupun ada rudapaksaan itu hanya efek sampingan. Gua simpati sama para cina yang harta dan jiwanya melayang akibat dari kerusuhan tersebut, juga para penjarah yang terjebak hangus maupun penjarah kesiangan yang diburu seperti memburu tikus got di pantai indah kapuk. Gua mengutuk tukang fitnah yang mengeliminir kasus tsb dengan kisah2 horor pemerkosaan massalnya. Dua hari lagi bangsa kita akan merayakan hari kebangkitan nasional (20 Mei), semoga para tukang fitnah sara dapat merenungkan betapa malunya tingkah laku mereka yang bertolak belakang dengan para pendiri bangsa yang menyatukan Negara ini. "Times New Roman";mso-ansi-language:EN-US;mso-fareast-language:EN-US; mso-bidi-language:AR-SA">[iii] Salam, Martin. font-family:">Keraguan akan benar-tidaknya isu rudapaksaan amoy itu pun diungkapkan sebuah artikel di Asian Wall Street Journal yang berjudul "Some Indonesia Rape Photos on the Internet Are Frauds" ditulis oleh dua orang reporter Wall Street Journal, Jeremy Wagstaff dan Jay Solomon. Sekarang artikel tersebut sudah tidak didapati, kecuali jika anda mengakses arsip rtikel itu selengkapnya dapat dibaca di situs IHCC : http://reocities.com/capitolhill/4120/false.html. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa Kapolri saat itu, Letjend Roesmanhadi yang mengancam akan menuntut kelompok hak-hak asasi manusia karena telah menyebarkan berita dan informasi palsu, jika mereka tidak kunjung mampu menyediakan bukti-bukti yang mendukung klaim adanya 168 wanita Tionghoa yang dirudapaksa. Sejumlah photo yang ditunjukkan kelompok HAM itu berasal dari sejumlah media massa asing, seperti koran South China Morning Post di Hongkong bulan Juni 1998 yang menyoroti kondisi etnis Tionghoa Indonesia pasca kerusuhan Mei. Setidaknya ada 15 gambar yang diambil dari sebuah situs pornografi Asia, Sexy Asian Schoolgirls. Demikian yang dinyatakan dalam buku The Bamboo Network, yang mengurai jaringan tersembunyi dibalik isu rudapaksaan missal tersebut. Sayang, buku itu hanya beredar sekitar 3 bulan, setelahnya hilang begitu saja di pasaran. Bahkan saya ingat betul saat itu menjelang magrib melihat di TVRI, almarhum Jaksa Agung Bismar Siregar ketika menanggapi foto-foto rudapaksaan para amoy yang disodorkan kepadanya, "Masa rudapaksaan seperti yang sudah siap-siap. Seperti yang menikmati?" Menanggapi hal tersebut, budayawan dan rohaniawan yang tergabung dalam kelompok hak asasi manusia dan getol melakukan investigasi, Romo Sandyawan menuduh tersebarnya foto-foto porno itu sebagai upaya mendiskreditkan isu rudapaksaan massal dan menghentikan investigasi mereka. Menyebarnya isu sekaligus foto-foto ini keluar negeri dengan begitu mudah menggambarkan kekuatan komputer dan internet yang sedang tumbuh.Memang terasa pahit, tapi itulah konsekuensi menjadi pecundang di abad informasi. Seperti yang dikatakan Alvin Toffler dalam bukunya The Third Wave (Gelombang Ketiga), revolusi gelombang ketiga yang berupa revolusi teknologi informasi ini memiliki efek penyatuan (unifying effect). Yakni berita mengenai sesuatu dapat dengan cepat disebarkan ke berbagai wilayah sehingga memberi dampak yang meluas. Masalahnya, menurut sosiolog UI yang juga pengamat internet, Imam B. Prasodjo, dalam dunia riil kerap terjadi ketidaksetaraan penguasaan informasi. Kelompok kuat (dominant group) memiliki akses untuk menyebarkan informasi, sementara kelompok lemah (less dominant group) hanya menjadi obyek. Sehingga kecenderungan terjadi fenomena dominasi dan eksploitasi satu fihak oleh fihak yang lain. Fakta ini menegaskan bahwa internet - termasuk mailing list (milist), meski masih terbatas penggunanya pada kalangan menengah ke atas, tapi karena yang sedikit itu adalah kelompok dominan, maka peran internet tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Mengapa para aktivis HAM itu tidak menyoroti aktivitas Mr. XX yang sibuk menelpon saat kerusuhan di sebuah lokasi di luar Jakarta. Dalam aktivitas telponnya, Mr XX itu selalu berkata, "Bagus, betul begitu. Betul disitu..." Mengapa tidak ada yang memanggil beliau ? Lalu mengapa tidak ada yang menyoroti pertemuan HJ dengan LO di suatu tempat, dimana HJ meminta LO untuk mengakhiri krisis moneter dan menurunkan nilai dollar, tetapi kemudian LO menolak permintaan HJ. Mengapa para aktivis HAM itu tidak ada yang menyoroti tipe peluru yang menembus tubuh mahasiswa Trisakti yang bukan standar TNI, karena peluru itu memiliki kemampuan memecah diri jadi tiga begitu menembus target ? (baca : Skenario Martir Dalam Aksi Massa http://hankam.kompasiana.com/2012/07...a-473823.html) Mengapa tidak ada yang menyoroti latihan ala militer oleh sekelompok sipil di gunung Salak sekitar bulan sekitar bulan September-November 1998, menjelang SI (Sidang Istimewa) MPR ? Isu rudapaksaan yang didesas-desuskan pelakunya bertakbir sebelum merudapaksa, sepertinya di arahkan untuk memancing sentiment sektarian (SARA) dengan pertama : menggelembungkan isu rudapaksaan gadis/wanita ras tionghoa, dimana di negeri ini masih banyak tersimpan kecemburuan sosial-ekonomi terhadap saudara-saudara dari etnis Tionghoa. Isu ini diharapkan memancing dan membakar rasa kecemburuan itu, dan berhasil. Terbukti dengan adanya rusuh massa pada waktu itu. Kedua : digelembungkan pula bahwa pelakunya adalah muslim dengan harapan akan muncul sentiment anti muslim dan Islam, sehingga apapun yang berbau Islam atau muslim, tidak akan mendapat dukungan atau delegitimasi. Ketiga : saya sulit menerima dengan akal sehat jika TNI/ABRI lah pelaku atau otak kerusuhan Mei 98. Sebagai insitusi yeng memegang doktrin mempertahankan kedaulatan NKRI, mengapa TNI harus mengingkari dan membahayakan dirinya sendiri dengan mengatur kerusuhan rasial seperti itu ? Bukankah dengan merebaknya kerusuhan rasial itu akan menjadi bumerang bagi doktrin dan lembaga TNI itu sendiri? Hingga hari ini, tidak kunjung jelas siapa korban, dan mengapa mereka tidak kunjung hadir bersaksi? Hanya ada nama Vivian, amoy korban rudapaksaan yang namanya beredar di internet. Bukan di Komnas HAM, TPGF, maupun Pengadilan. Saya serahkan kepada Allah yang Maha Mengetahui. Dia-lah Hakim yang Seadil-adilnya. [i] http://groups.google.com/group/soc.c...ure.indonesia/ [ii] http://www.polarhome.com/pipermail/m...ay/000707.html [iii] http://groups.yahoo.com/group/tionghoa-net/35230 Ahmad Sofyan /dialogika TERVERIFIKASI Arsitek dan desainer web freelance yang suka nulis dan ngeblog. Mantan kolumnis majalah INTELIJEN. Selengkapnya...

Selengkapnya : [url]http://www.kompasiana.com/dialogika/yang-tercecer-dari-kerusuhan-mei-98-isu-rudapaksaan-massal_552a748bf17e616c10d623ce[/URL]
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.