- Beranda
- Stories from the Heart
ILLUSI
...
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
open.minded
#2142
Log 1
'Jadi ini peraturannya, jangan bicara sebelum gw kasih izin buat bicara okay?’
‘Eeeeeeh terus aku dapat datanya gimana dong?’
‘Observasi Valli, observasi, lihat, dengar, dan rasakan’
‘Yayaya . Umm Di, udah 3 hari ini kamu nemanin aku, kamu gak kerja?’
‘Kerjaan gw untuk bulan ini sudah selesai’
‘Hee? Mana bisa?!’
‘Percaya atau gak tim gw itu paling produktif dan dalam waktu yang sama, paling banyak waktu nganggurnya’
‘kok Bisa???’
‘Efisiensi Valli, Efisiensi’
‘Mulai deh, setiap aku nanya pasti dijawab singkat kaya gitu’
‘Bagaimana kalau lo juga berhenti masang tampang lugu kayak gitu!’
‘Haaa? Maksudmu apa hah?’
‘Nah itu yang gw maksud. Jangan sok lugu itu menjijik- Aww adauu sakitt Valli!’
‘Kamu bilang apa tadi?’
‘Hm. Pemandangan yang indah’
‘Adi. Sekitar kita hanya ada brothel’
‘Hmm. Brothel yang indah’
‘Adiii’
‘What? Benar bukan? Belahan dada dimana mana, paha putih menggoda, Semua bisa dimiliki hanya dengna segelintir kertas. Bukannya ini adalah surga dunia? Hmm ga ada bedanya sama KFC’
‘Jadi… kamu gak tergoda sama mereka? Hmmm. Aku curiga Di. Jangan jangan orientasimu memang bukan ke wanita lagi’
‘Oh tenang gw masih suka wanita kok’
‘Ohya? Kalau kamu normal kamu pasti setidaknya melirik mereka walaupun itu hanya sedikiiit’
‘Hm gw melirik kok tenang aja’
‘hooo’ ucap Valli panjang. Gw melihat ke arah sekitar gw di mana banyak orang orang mencurigakan berdiri dan berinteraksi, buat gw pemandangan seperti ini sudah biasa, namun buat Valli? Cewek kota yang ga pernah ngeliat kerasnya dunia sebenarnya?
‘Di’
‘Hm?’
‘Aku dari tadi nyari mcD ga nemu nemu ya, laper tau’
‘Oh, di pojok situ ada toko sandwich, mau?’
‘Ugh aku lapar banget!! Ayo’ jawab Valli sambil menarik tangan gw ke toko yang gw tunjuk tadi.
‘Kamu mau?’
‘Hm?’
‘Aku beliin, mau?’
‘Boleh’
‘Ok’
‘Ah, hey Valli’
‘Hm?’
‘Gw jangan yang Babi’
‘Noted.’ Jawab dia tersenyum. Gw berdiri selagi Valli berdiri menunggu antrian. Ah brothel, gw jadi nostalgia saat Recht mengajak gw pertama kali ke daerah ini. Saat itu juga gw bertemu dengan Anastasya. Sejak kehadiran dia keseharian gw jadi berbeda, dan juga berubah. Ahh. Tiba tiba gw merasakan sesuatu menempel di pipi kanan gw. Sebuah sandwich.
‘Sandwich ayam, salad, mayonaise, dan pedas, benar?’
‘Yep, thanks’
‘Hmm yummy!’
‘Enak kan?’
‘Yep’
‘Ekspresi kamu lain’ ucap Valli
‘Hm? Lain?’
‘Hu’uh, tau gak sih mukamu tuh selalu nampilin ekspresi orang bosan, tapi sekarang ekspresimu cerah’
‘Hehehe apa karena kamu kesenengan jalan sama cewek cantik kayak aku ya?’
‘Ada batasan dimana orang bisa percaya diri, dasar cewek narsistic’
‘Jadi..’
‘Hm?’
‘Tapi beneran deh, kamu tuh selalu masang tampang bosan pas di kampus, begitu juga di tokoku ugh ngeselin tau ga?’
‘Kalau ngeselin ga usah ngeliat muka gw’
‘Ga bisa, aku harus ngeliat muka orang yang aku ajak omong!’
‘Ugh cewek nyusahin’
‘Ugh cowok nyebelin’
‘Mau berantem?’
‘Siapa takut?! Hah!?’ gw dengan cepat langsung memegang tempurung kepalanya.
‘Eh?! EH!!’
‘Adi aku gak bisa bergerak!!!’
‘Oh ya?!’
‘Gw kira lo punya ilmu beladiri karena gw pernah ngeliat lo di bawah dulu’
‘Oh! Ughh Aku punya!!’ Valli langsung menggenggam tangan kiri gw yang menggeggam kepalanya dengan kedua tangannya, dan pada saat itu juga gw merasakan sebuah gerakan, sebuah gaya yang pada akhirnya masih tertahan oleh tangan kiri gw. Valli berusaha memutari tangan kiri gw.
‘Ugh. Aneh. Biasanya bisa. Harus bisa. Ughhh’
‘Bagaimana? Nyerah?’
‘Ughh. Iya iya aku nyerah’
‘Hm hahahahha’
‘Kamu tahu tertawa seperti itu saat menang dari seorang cewek itu tidak pantas tau’
‘Ho, tapi sepengetahuan Gw zaman sekarang cewek bersuara agar di samakan dengan cowok perlakuannya bukan?’
‘Ugh bisa gak kamu jangan jawab aku mulu uh’
‘Iya iya maaf tuan puteri’
‘Tuh kan kamu masang tampang bosen itu lagi!’
‘Hm? Ah sorry sorry, pas gw pikir kalau hari ini gw bisa menikmati waktu sendiri bersama Liara sendirian daripada nemenin lo, membuat gw depresi’
‘Liara? Siapa itu? Bukannya itu nama cewek? Hm?’
‘Itu pacar gw’
‘Ha? Pacar? Aku gak tau kamu punya pacar! Gak gak! Jangan kan pacar! Aku aja ragu kalau kamu punya teman!’
‘Oy. Ngajak berantem lagi lo ya’
‘Pemboong! Aku gak pernah liat kamu ngobrol sama cewek lain!’
‘Oh lo bakal terkejut kalau gw punya banyak teman cewek’
‘Liara salah satunya? Sejak kapan kamu pacaran sama dia?’
‘Sejak gw menetap di sini’
‘Tinggal dimana dia?’
‘Satu kamar sama gw kok dia’
‘He??’
‘Ah betapa cantiknya tampang dia, bagaimana dia menemani gw saat lelah, bagaimana dia menemani gw saat gw bosan, tidak ada wanita yang bisa menandinginya’
‘Heee??’
‘Betapa bagus resolusinya, betapa kencang kecepatannya, betapa indahnya gambar yang bisa dia tampilkan’
‘Tunggu dulu, kita lagi menmbicarakan Liara bukan?’
‘Ya. Liara. PC gw’
PLAK. Sebuah tamparan mendarat di pipi kanan
‘Oy. Apaan ini!! Sakit tau!! Ughh’ protes gw memegang pipi kanan gw yang panas
‘Kamu nya ngomong kaya orang idiot! Aku kira serius tau ga!’
‘Siapa bilang gw ga serius hah?’
‘Heh? Kamu sadar yang kamu deskripsiin itu bukan manusia?’
‘Apa salahnya? Selama dia bikin gw senang ya gw suka sama dia!’
‘Kamu gila!’
‘Hah?! Apa kamu bilang?! Dasar nenek sihir!!’
‘Urrrgghhhhh!’
‘Haaah. Sudah sudah. Lihat. Kita sudah sampai’
‘Hah?’
‘Ini salah satu brothel besar di daerah sini, lebih aman dan ramah dari brothel yang lain, tapi ingat, lo harus jagan nafsu lo untuk ngomong sesuatu. Tunggu aba aba gw’
Gw dan Valli pun memasuki gedung besar ini. Tidak perlu menunggu, mungkin buat banya lelaki ini adalah pemandangan yang akan menajdi surga dunia mereka. Dada, Paha, Kemaluan dimana mana, dengan duit yang cukup semua ini bisa dinikmati dengan bebas. Gw melihat ke arah Valli yang terperangah oleh pemandangan disekeliling kita, dia pernah bilang ke gw kalau dia sudah lama mengawasi kawasan ini, ya, tapi hanya dari luar, tidak pernah dari dalam. Terkadang lucu antara gedung ini dan dunia luar hanya terpisah oleh selapis tembok, tapi lihat betapa kontrasnya kehidupan disini dengan diluar. Bukan hanya ini, diluar sana masih banyak tipe kehidupan lain yang banyak orang tidak ketahui, ketika orang orang berpikir mereka sudah hidup dengan nyaman, mereka tidak tahu kalau di samping mereka ada yang kesusahan, ketika orang orang berpikir mereka memiliki moral yang lebih bagus, mereka tidak sadar bahwa jauh didalam pikiran mereka, moral mereka membusuk.
Akhirnya Gw berhenti didepan sbeuah kamar, kamar yang biasa gw masuki, kamar yang pertama dan yang satu satunya yang gw pakai di sini. Gw membuka kamar ini disertai oleh Valli yang mengikuti dari belakang. Di depan gw tampak seorang wanita yang sudah gw kenal sedang duduk di sebuah kursi yang sudah tersedia.
‘Selamat malam, nyonya Panda’ ucap gw dengan hormat ke dia
‘Selamat malam, Bruce , jika itu masih namamu, dan, dengan siapa nona kehormatan kita malam ini’ ucap dia, sambil berdiri dan sedikit membungkukan badan
‘Selamat malam, namaku Valerya’
‘Namaku ada banyak ditempat ini, tapi karena kamu teman Bruce, kamu bisa panggil aku Panda, dan silahkan duduk’
‘Siapa Bruce?’ bisik Valli ke gw
‘Bruce Grayson. Nama Gw disini. Keren bukan’ bisik gw lagi
‘Maksudmu dari Bruce Wayne dan Dick Grayson? Hihihi’
‘Shush! Diam dan duduk!’
‘Ok Batman!’
Gw dan Valli pun duduk di saling berhadapan di depan meja bundar di depan kami. Nyonya Panda, adalah wanita pertama yang ditawarkan ke gw saat pertama kali gw kesini, wanita special kata mereka, spesial karena dia adalah satu satunya wanita penghibur disini yang belum ternodai, terima kasih ke gw, kesatria hitam pelindung keperawanan, sama seperti batman, cuman bedanya batman pembobol keperawanan wanita. Hanya sekedar info kenapa gw sebut special? Karena tarif wanita perawan yang banyak diminati orang itu sangat lah mahal, ingat, semakin tinggi permintaan, semakin tinggi harga. Plus memang Nyonya Panda memang lebih cantik dan punya kualitas lebih dari wanita lainnya di gedung ini. Itu plus plusnya.
‘Jadi, Bruce, keluh kesah apa yang akan kita bicarakan malam ini hm?’ tanya Panda
‘Keluh kesah?’ tanya Valli
‘Sshh ingat peraturan!’ tegur gw berbisik ke Valli
‘Ha hahaha, kali ini bukan keluh kesah gw yang akan kau dengarkan Panda, kali ini kau akan mendengarkan nona ini, dan kuharap kau menjawab pertanyaannya dengan jujur’
‘Oh. Aaah disaat aku sangat menunggu obrolan kita berdua minggu ini, tapi apa boleh buat, nona Valerya, silahkan dengan pertanyaannya’ ucap Panda
Valli melirik ekarah gw menunggu aba aba gw agar dia bisa ngomong sesuai dengan perintah gw. Gw menganggukan kepala gw sebagai ajwaban membuat Valli langsung mengambil tasnya dan mengeluarkan beberapa dokumen dan catatan kecil lalu memulai satu per satu pertanyaan yang dia sudah tahan dari tadi. Sedangkan gw, tentu gw tidak punya urusan apa apa dalam perbincangan ini tapi kuping gw mau gak mau mendengar percakapan mereka dan memeras satu persatu informasi penting tentang lingkungan prostitusi ini, bukannya gw gak tau, tapi prostitusi dan rantai kriminal setiap negara berbeda beda, tidak seperti Indonesia yang simpel, di Russia rantai ini lebih rumit dan berbahaya bagi orang biasa yang tidak familiar dengan sistem ini. Satu demi satu pertanyaan Valli lontarkan, entah sudah lama gw mendengarkan, membuat gw ketiduran, karena ini memang malam yang indah buat tidur.
‘Hey, Bruce, bangun! Malam masih panjang dan kau malah tertidur!’ teriak Valli membangunkan gw
‘Ah.. sudah selesai? Hoaaaam oke kalau gitu kita pindah’
‘Kay’
‘Pasangan yang menarik yang kamu bawa malam ini Bruce’ ucap dia, tapi bukan dengan bahasa Russia, melainkan bahasa Polandia, negara asal Panda
‘Hm?’
‘Pacarmu, kalian cocok sekali’
‘Nononono, Gw dan Dia hanya orang asing, tidak ada apa apa di antara kita’
‘Hooo. Sayang sekali, kalau begitu untuk malam ini, terima aksih Bruce, dan hati hati’
‘Lo juga, hati hati’ Gw langsung berjalan ke arah Valli dan keluar.
‘Hmm.. Gdziye obok?’ ucap Valli membuat gw kaget
‘Hoh waw Valli, gw gak sangka kau bisa bahasa Polski’
Valli melihat ke arah gw, namun tidak dengan ekspresi biasanya, terlihat sebuah amarah dan kekecewaan dari ekspresinya itu. Matanya yang abu abu menatap langsung ke mata gw.
‘Jak Mozjna Wiedzijc?’
(Bagaimana Kamu bisa tahu?)
‘Jesteczmy Prostu Obcy’
(Ketika kita hanyalah orang asing)
Valli pun berjalan lebih dulu dan gw terdiam dan mengikutinya dari belakang
‘Eeeeeeh terus aku dapat datanya gimana dong?’
‘Observasi Valli, observasi, lihat, dengar, dan rasakan’
‘Yayaya . Umm Di, udah 3 hari ini kamu nemanin aku, kamu gak kerja?’
‘Kerjaan gw untuk bulan ini sudah selesai’
‘Hee? Mana bisa?!’
‘Percaya atau gak tim gw itu paling produktif dan dalam waktu yang sama, paling banyak waktu nganggurnya’
‘kok Bisa???’
‘Efisiensi Valli, Efisiensi’
‘Mulai deh, setiap aku nanya pasti dijawab singkat kaya gitu’
‘Bagaimana kalau lo juga berhenti masang tampang lugu kayak gitu!’
‘Haaa? Maksudmu apa hah?’
‘Nah itu yang gw maksud. Jangan sok lugu itu menjijik- Aww adauu sakitt Valli!’
‘Kamu bilang apa tadi?’
‘Hm. Pemandangan yang indah’
‘Adi. Sekitar kita hanya ada brothel’
‘Hmm. Brothel yang indah’
‘Adiii’
‘What? Benar bukan? Belahan dada dimana mana, paha putih menggoda, Semua bisa dimiliki hanya dengna segelintir kertas. Bukannya ini adalah surga dunia? Hmm ga ada bedanya sama KFC’
‘Jadi… kamu gak tergoda sama mereka? Hmmm. Aku curiga Di. Jangan jangan orientasimu memang bukan ke wanita lagi’
‘Oh tenang gw masih suka wanita kok’
‘Ohya? Kalau kamu normal kamu pasti setidaknya melirik mereka walaupun itu hanya sedikiiit’
‘Hm gw melirik kok tenang aja’
‘hooo’ ucap Valli panjang. Gw melihat ke arah sekitar gw di mana banyak orang orang mencurigakan berdiri dan berinteraksi, buat gw pemandangan seperti ini sudah biasa, namun buat Valli? Cewek kota yang ga pernah ngeliat kerasnya dunia sebenarnya?
‘Di’
‘Hm?’
‘Aku dari tadi nyari mcD ga nemu nemu ya, laper tau’
‘Oh, di pojok situ ada toko sandwich, mau?’
‘Ugh aku lapar banget!! Ayo’ jawab Valli sambil menarik tangan gw ke toko yang gw tunjuk tadi.
‘Kamu mau?’
‘Hm?’
‘Aku beliin, mau?’
‘Boleh’
‘Ok’
‘Ah, hey Valli’
‘Hm?’
‘Gw jangan yang Babi’
‘Noted.’ Jawab dia tersenyum. Gw berdiri selagi Valli berdiri menunggu antrian. Ah brothel, gw jadi nostalgia saat Recht mengajak gw pertama kali ke daerah ini. Saat itu juga gw bertemu dengan Anastasya. Sejak kehadiran dia keseharian gw jadi berbeda, dan juga berubah. Ahh. Tiba tiba gw merasakan sesuatu menempel di pipi kanan gw. Sebuah sandwich.
‘Sandwich ayam, salad, mayonaise, dan pedas, benar?’
‘Yep, thanks’
‘Hmm yummy!’
‘Enak kan?’
‘Yep’
‘Ekspresi kamu lain’ ucap Valli
‘Hm? Lain?’
‘Hu’uh, tau gak sih mukamu tuh selalu nampilin ekspresi orang bosan, tapi sekarang ekspresimu cerah’
‘Hehehe apa karena kamu kesenengan jalan sama cewek cantik kayak aku ya?’
‘Ada batasan dimana orang bisa percaya diri, dasar cewek narsistic’
‘Jadi..’
‘Hm?’
‘Tapi beneran deh, kamu tuh selalu masang tampang bosan pas di kampus, begitu juga di tokoku ugh ngeselin tau ga?’
‘Kalau ngeselin ga usah ngeliat muka gw’
‘Ga bisa, aku harus ngeliat muka orang yang aku ajak omong!’
‘Ugh cewek nyusahin’
‘Ugh cowok nyebelin’
‘Mau berantem?’
‘Siapa takut?! Hah!?’ gw dengan cepat langsung memegang tempurung kepalanya.
‘Eh?! EH!!’
‘Adi aku gak bisa bergerak!!!’
‘Oh ya?!’
‘Gw kira lo punya ilmu beladiri karena gw pernah ngeliat lo di bawah dulu’
‘Oh! Ughh Aku punya!!’ Valli langsung menggenggam tangan kiri gw yang menggeggam kepalanya dengan kedua tangannya, dan pada saat itu juga gw merasakan sebuah gerakan, sebuah gaya yang pada akhirnya masih tertahan oleh tangan kiri gw. Valli berusaha memutari tangan kiri gw.
‘Ugh. Aneh. Biasanya bisa. Harus bisa. Ughhh’
‘Bagaimana? Nyerah?’
‘Ughh. Iya iya aku nyerah’
‘Hm hahahahha’
‘Kamu tahu tertawa seperti itu saat menang dari seorang cewek itu tidak pantas tau’
‘Ho, tapi sepengetahuan Gw zaman sekarang cewek bersuara agar di samakan dengan cowok perlakuannya bukan?’
‘Ugh bisa gak kamu jangan jawab aku mulu uh’
‘Iya iya maaf tuan puteri’
‘Tuh kan kamu masang tampang bosen itu lagi!’
‘Hm? Ah sorry sorry, pas gw pikir kalau hari ini gw bisa menikmati waktu sendiri bersama Liara sendirian daripada nemenin lo, membuat gw depresi’
‘Liara? Siapa itu? Bukannya itu nama cewek? Hm?’
‘Itu pacar gw’
‘Ha? Pacar? Aku gak tau kamu punya pacar! Gak gak! Jangan kan pacar! Aku aja ragu kalau kamu punya teman!’
‘Oy. Ngajak berantem lagi lo ya’
‘Pemboong! Aku gak pernah liat kamu ngobrol sama cewek lain!’
‘Oh lo bakal terkejut kalau gw punya banyak teman cewek’
‘Liara salah satunya? Sejak kapan kamu pacaran sama dia?’
‘Sejak gw menetap di sini’
‘Tinggal dimana dia?’
‘Satu kamar sama gw kok dia’
‘He??’
‘Ah betapa cantiknya tampang dia, bagaimana dia menemani gw saat lelah, bagaimana dia menemani gw saat gw bosan, tidak ada wanita yang bisa menandinginya’
‘Heee??’
‘Betapa bagus resolusinya, betapa kencang kecepatannya, betapa indahnya gambar yang bisa dia tampilkan’
‘Tunggu dulu, kita lagi menmbicarakan Liara bukan?’
‘Ya. Liara. PC gw’
PLAK. Sebuah tamparan mendarat di pipi kanan
‘Oy. Apaan ini!! Sakit tau!! Ughh’ protes gw memegang pipi kanan gw yang panas
‘Kamu nya ngomong kaya orang idiot! Aku kira serius tau ga!’
‘Siapa bilang gw ga serius hah?’
‘Heh? Kamu sadar yang kamu deskripsiin itu bukan manusia?’
‘Apa salahnya? Selama dia bikin gw senang ya gw suka sama dia!’
‘Kamu gila!’
‘Hah?! Apa kamu bilang?! Dasar nenek sihir!!’
‘Urrrgghhhhh!’
‘Haaah. Sudah sudah. Lihat. Kita sudah sampai’
‘Hah?’
‘Ini salah satu brothel besar di daerah sini, lebih aman dan ramah dari brothel yang lain, tapi ingat, lo harus jagan nafsu lo untuk ngomong sesuatu. Tunggu aba aba gw’
Gw dan Valli pun memasuki gedung besar ini. Tidak perlu menunggu, mungkin buat banya lelaki ini adalah pemandangan yang akan menajdi surga dunia mereka. Dada, Paha, Kemaluan dimana mana, dengan duit yang cukup semua ini bisa dinikmati dengan bebas. Gw melihat ke arah Valli yang terperangah oleh pemandangan disekeliling kita, dia pernah bilang ke gw kalau dia sudah lama mengawasi kawasan ini, ya, tapi hanya dari luar, tidak pernah dari dalam. Terkadang lucu antara gedung ini dan dunia luar hanya terpisah oleh selapis tembok, tapi lihat betapa kontrasnya kehidupan disini dengan diluar. Bukan hanya ini, diluar sana masih banyak tipe kehidupan lain yang banyak orang tidak ketahui, ketika orang orang berpikir mereka sudah hidup dengan nyaman, mereka tidak tahu kalau di samping mereka ada yang kesusahan, ketika orang orang berpikir mereka memiliki moral yang lebih bagus, mereka tidak sadar bahwa jauh didalam pikiran mereka, moral mereka membusuk.
Akhirnya Gw berhenti didepan sbeuah kamar, kamar yang biasa gw masuki, kamar yang pertama dan yang satu satunya yang gw pakai di sini. Gw membuka kamar ini disertai oleh Valli yang mengikuti dari belakang. Di depan gw tampak seorang wanita yang sudah gw kenal sedang duduk di sebuah kursi yang sudah tersedia.
‘Selamat malam, nyonya Panda’ ucap gw dengan hormat ke dia
‘Selamat malam, Bruce , jika itu masih namamu, dan, dengan siapa nona kehormatan kita malam ini’ ucap dia, sambil berdiri dan sedikit membungkukan badan
‘Selamat malam, namaku Valerya’
‘Namaku ada banyak ditempat ini, tapi karena kamu teman Bruce, kamu bisa panggil aku Panda, dan silahkan duduk’
‘Siapa Bruce?’ bisik Valli ke gw
‘Bruce Grayson. Nama Gw disini. Keren bukan’ bisik gw lagi
‘Maksudmu dari Bruce Wayne dan Dick Grayson? Hihihi’
‘Shush! Diam dan duduk!’
‘Ok Batman!’
Gw dan Valli pun duduk di saling berhadapan di depan meja bundar di depan kami. Nyonya Panda, adalah wanita pertama yang ditawarkan ke gw saat pertama kali gw kesini, wanita special kata mereka, spesial karena dia adalah satu satunya wanita penghibur disini yang belum ternodai, terima kasih ke gw, kesatria hitam pelindung keperawanan, sama seperti batman, cuman bedanya batman pembobol keperawanan wanita. Hanya sekedar info kenapa gw sebut special? Karena tarif wanita perawan yang banyak diminati orang itu sangat lah mahal, ingat, semakin tinggi permintaan, semakin tinggi harga. Plus memang Nyonya Panda memang lebih cantik dan punya kualitas lebih dari wanita lainnya di gedung ini. Itu plus plusnya.
‘Jadi, Bruce, keluh kesah apa yang akan kita bicarakan malam ini hm?’ tanya Panda
‘Keluh kesah?’ tanya Valli
‘Sshh ingat peraturan!’ tegur gw berbisik ke Valli
‘Ha hahaha, kali ini bukan keluh kesah gw yang akan kau dengarkan Panda, kali ini kau akan mendengarkan nona ini, dan kuharap kau menjawab pertanyaannya dengan jujur’
‘Oh. Aaah disaat aku sangat menunggu obrolan kita berdua minggu ini, tapi apa boleh buat, nona Valerya, silahkan dengan pertanyaannya’ ucap Panda
Valli melirik ekarah gw menunggu aba aba gw agar dia bisa ngomong sesuai dengan perintah gw. Gw menganggukan kepala gw sebagai ajwaban membuat Valli langsung mengambil tasnya dan mengeluarkan beberapa dokumen dan catatan kecil lalu memulai satu per satu pertanyaan yang dia sudah tahan dari tadi. Sedangkan gw, tentu gw tidak punya urusan apa apa dalam perbincangan ini tapi kuping gw mau gak mau mendengar percakapan mereka dan memeras satu persatu informasi penting tentang lingkungan prostitusi ini, bukannya gw gak tau, tapi prostitusi dan rantai kriminal setiap negara berbeda beda, tidak seperti Indonesia yang simpel, di Russia rantai ini lebih rumit dan berbahaya bagi orang biasa yang tidak familiar dengan sistem ini. Satu demi satu pertanyaan Valli lontarkan, entah sudah lama gw mendengarkan, membuat gw ketiduran, karena ini memang malam yang indah buat tidur.
‘Hey, Bruce, bangun! Malam masih panjang dan kau malah tertidur!’ teriak Valli membangunkan gw
‘Ah.. sudah selesai? Hoaaaam oke kalau gitu kita pindah’
‘Kay’
‘Pasangan yang menarik yang kamu bawa malam ini Bruce’ ucap dia, tapi bukan dengan bahasa Russia, melainkan bahasa Polandia, negara asal Panda
‘Hm?’
‘Pacarmu, kalian cocok sekali’
‘Nononono, Gw dan Dia hanya orang asing, tidak ada apa apa di antara kita’
‘Hooo. Sayang sekali, kalau begitu untuk malam ini, terima aksih Bruce, dan hati hati’
‘Lo juga, hati hati’ Gw langsung berjalan ke arah Valli dan keluar.
‘Hmm.. Gdziye obok?’ ucap Valli membuat gw kaget
‘Hoh waw Valli, gw gak sangka kau bisa bahasa Polski’
Valli melihat ke arah gw, namun tidak dengan ekspresi biasanya, terlihat sebuah amarah dan kekecewaan dari ekspresinya itu. Matanya yang abu abu menatap langsung ke mata gw.
‘Jak Mozjna Wiedzijc?’
(Bagaimana Kamu bisa tahu?)
‘Jesteczmy Prostu Obcy’
(Ketika kita hanyalah orang asing)
Valli pun berjalan lebih dulu dan gw terdiam dan mengikutinya dari belakang
Diubah oleh open.minded 18-06-2016 10:34
sormin180 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
