Part 14


Dari pada pusing mikirin cinta mending ane mikirin ulangan akuntansi ane yang harus mendapat nilai di atas 90. Tak terasa setelah ane tertidur cukup lelap semalam, hari sudah mulai pagi dan saatnya ane berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah ane langsung menuju kelas dan mengincar tempat strategis hehehe tapi ane telat, ternyata tempat strategisnya sudah di tempati si Evi. Ane mau duduk di sampingnya namun ada perasaan yang tidak enak. Karena agan tau sendirilah ada yang selalu mengancam ane hehehe. Akhirnya ane memutuskan untuk duduk di pojok depan dekat pintu keluar.




Bel masuk pun berbunyi. Selama pelajaran berlangsung ane terus kepikiran dengan Ms. Bento, ternyata dia bukan si Evi. Apa mungkin si Evi bohong sama ane ya?.Lagi2 kemampuan detektif ku di uji. Pada jam istirahat ane mendapat pesan dari Dian.




ane pun hanya bisa pasrah untuk acara nanti sore. Mungkin ortu ane gk bakal ngijinin ane keluar, alasan pertama karena ane baru aja sembuh kedua ane tidak boleh pacaran. Pasti ortu ane mengira ane pacaran sama si dian kalo dia kerumah minta ijin ngajak jalan. Ah sudahlah masih ada misteri yang belum terpecahkan. Kembali ane menyendiri untuk memikirkan siapa Ms.Bento ini. Tiba-tiba konsentrasi ane buyar setelah selly duduk di seblelah ane.





Untungnya saat itu bel masuk berbunyi jadi urusannya gk tambah ribet hehehe. Tiba saatnya untuk ganti pelajaran, karena sekarang menggunakan system moving class jadi kami kaluar kelas dan menuju kelas selanjutnya. Selama perjalanan menuju kelas selanjutnya tiba-tiba si Evi udah di samping ane.




Saat di kelas si Evi langsung nyeret ane untuk duduk sebangku bareng dia. Emang sih selama pelajaran kita gk saling mengobrol. Klo ngobrol pasti udh kena marah guru gan hehehehe. Langsung skip aj ya, skip hingga bel pulang. Saat ane menuju gerbang sekolah lalu ada suara yang tak asing di telinga ane.




Waah ane baru tau kalo si evi ini selalu di jemput pakai mobil sebagus itu wkwkwkwk. Mungkin latar belakang keluarga si evi ini cukup kaya. Namun si evi tidak menampakkan kalo dia anak dari orang kaya. Hmmmm mungkin dia memiliki pribadi yang apa adanya dan tidak mau yang berlebihan.

Ane pun langsung menuju depan gerbang sambil menunggu jemputan dari bokap ane. Setelah cukup lama menunggu tapi bokap ane belum datang tumben nih bokap belum datang jam segini. Ane memutuskan untuk menelfon bokap ane.



Ane pun mengambil alih kemudi hehehe saat asik mengendarai motor tiba-tiba ada pak polisi yang menghentikan kami

Pak polisi : selamat siang adek. Maaf mengganggu. Tolong tunjukkan sim dan stnk

Dian : ini pak stnk nya.

Ane : kalo sim saya tidak punya pak.

Pak polisi : adek kalo belum punya sim kenapa mengendarai motor ? trus gk pake helm lagi. Kalau terjadi kecelakaan gimana.

Dian : pak ada yang mau bicara ni (sambil memberikan HPnya ke pak polisi)



Ketika menerima telfon sepertinya pak polisi itu akrab dengan si penelfon karena mereka tampak saling bercanda dan tertawa sesekali. Setelah beberapa saat, pak polisi memberikan hp si dian dan menyuruh kami untuk terus jalan. Ane pun kebingungan sebenernya apa yang di bicarakan di telfon tadi.





Selama ane ganti pakaian di kamar, ane gk tau apa yang mereka berdua bicarakan. Setelah selesai ganti pakaian ane langsung ngajak dian ke ruang makan untuk makan bersama. Sekitar 20 menitan kami makan bersama dengan obrolan santai.




Kami berangkat menuju dermaga sekitar jam 4 sore. Selama di perjalanan menuju dermaga banyak pemandangan indah di samping kanan dan kiri. Di samping kiri ada hamparan sawah yang masih berwarna hijau dan di ujung sawah di batasi oleh sebuah gunung. Sebelah kanan kami adalah pantai dengan pohon mangrove. Sekitar 30 menit perjalanan menuju dermaga yang kita tuju,

Sesampainya di dermaga ternyata sudah banyak muda mudi yang sekedar berjalan-jalan menikmati suasana di dermaga ada juga yang asik memancing. Banyak anak-anak kecil yang asik mandi di tepian dermaga. Mungkin anak2 itu orang asli deket dermaga.

Kami akhirnya memutuskan untuk parkir di ujung dermaga yang berada cukup jauh dari tepian. Mungkin sekitar 800 meter dari bibir pantai. Di sana ane dan dian mengobrol di temani beberapa brurung yang beterbangan dan angin sepoi-sepoi khas tepi pantai.




ini kenapa jadi ane yak yang minta wkt biasanya kbanyakan cewek yang minta waktu. memang pada saat itu serasa dunia sudah terbalik gan. jadi ane yang sedang berada dalam keadaan terdesak saat itu.