Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

crazydeeAvatar border
TS
crazydee
Mas Aa - Say Something
Pernah nggak si agan-agan mengalami suatu hal, yang dirasa begitu tidak adil, pahit, sakit, menyebalkan, bahkan menyedihkan saat terjadi, tapi malah menjadi kenangan yang manis banget buat dikenang di masa sekarang? Ane pernah merasakannya, saat mulai kenal dengan yang namanya cinta tanpa status apa-apa. Mungkin bagi sebagian orang, kisah seperti itu biasa saja, tapi buat orang tipe 'Highly Sensitive Person' dan pernah hampir terjerumus dalam kelamnya kehidupan 'Borderline Personality' kalau gak kuat iman, kejadian-kejadian yang udah lewat itu begitu membekas dan mungkin tak bisa hilang sampai ane tua nanti, sekalipun cuma kegiatan biasa, bukan plus-plus lho ya.emoticon-Hammer (S)

Cerita ini berasal dari kejadian asli dan sedikit tambahan bumbu imajinasi, yang ane tuliskan untuk mengenang seorang (kaskuser) yang pernah bertengger *halah* terlalu lama di hati, dan pernah ane publish di blog pribadi. Walau gak pinter nulis dan acapkali berantakan, ane berharap semoga tulisan ini bisa jadi alat latihan nulis dan alat terapi hati biar ane makin kuat menerima kenyataan #gagalmoveon. emoticon-Malu (S)

Closing Statement: Butuh 4 tahun untuk 'menyelesaikan' tulisan ini dengan damai. Yak, kisah (setengah fiksi) dari 2013, mulai ditulis 2016, dan berakhirnya 2020 emoticon-Cape d... (S) Padahal ane rajin nulis di blog, baru banget inget pernah numpang nyantolin ini di mari wkwk. Memang sih, mungkin ceritanya terkesan lompat-lompat dan ada gap diantara satu part dengan lainnya. Tapi ya balik lagi, namanya masih latihan (yakali latihan nulis selama ini/biarin sih daripada nggak sama sekali). Akhirul kalam, terimakasih ane ucapkan kepada seluruh pembaca yang sudah mampir di thread latihan menulis ini (walau gak tau dibaca beneran atau sekedar diintip doang). Ane nggak akan menghapus thread ini, karena asli kenangan banget lah untuk pertama kalinya ane 'uji nyali' berani menulis di sebuah forum. Ane berharap kelak kalau ane udah nikah, terus anak ane menemukan thread ini, dia nggak akan minder karena melihat mamaknya pernah jadi orang aneh juga, emoticon-Ngakak (S)

Quote:


Part 1: Harapan
Part 2: Mas Aa
Part 3: Video Call
Part 4: Gagal
Part 5: Kunjungan Malam
Part 6: Mimpi
Part 7: Perjalanan
Part 8: Pulang
Part 9: Block
Part 10: Kelas Malam
Part 11: Pamit
Part 12: Perkenalan
Part 13: Surat
Part 14: Monokrom
Part 15: Come Home (End)

Diubah oleh crazydee 13-05-2020 05:00
anasabila
suekethos
grg.
grg. dan 2 lainnya memberi reputasi
3
4.3K
34
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.9KAnggota
Tampilkan semua post
crazydeeAvatar border
TS
crazydee
#1
(Satu)

Gemuruh derap langkah kaki menuruni tangga terdengar riuh sore ini. Aku bergegas menyelipkan headset kecil ke balik kerudung tebal ini untuk kembali mengingatkan hafalan juz 'amma yang masih berantakan. Ya memang begini kemampuanku, sangat jauh dari adikku yang sedari kecil sudah mengenyam pendidikan agama di sekolah islam, hingga memori hafalannya terlatih begitu kuat. Aku sebagai kakak malu.

"Naaa... aku pulang dulu yaa..", terdengar teriakan dari lantai satu saat kantor mulai sepi.
"Yoi mbak, hati-hati.."
"Na, belum kelar kamu? Aku duluan ya. Udah ditunggu pacarku nih."
, tanya Dila, teman seruanganku.
"Oke, jangan macem-macem lho, Dil. Haha.."
"Yee...ni bocah kacau mulai dah. Pulang gih. Bye."
Dila pun pergi. Suasana kantor makin sunyi.

Ku bereskan nota yang berserakan di meja. Memang begini resiko bekerja dengan tim lapangan, ruangan selalu ditinggalkan kotor. Jangankan kertas kerja ataupun nota, seperangkat alat make up, masker, sarung tangan, kunci motor, bahkan sampai kaos kaki pernah ku temukan di kolong meja. Jorok kan? Haha.. Tapi justru di sinilah aku merasa betah, menikmati kejorokan dan kehebohan yang terjadi setiap pagi diantara salesman dan SPG marketing yang selalu ceriwis saat berdandan mengundang, atau ketidakkonsistenan SPV-ku yang selalu membuatku ingin melempar batu, hingga kerasnya Bapak Manager kalau sudah meluapkan emosi tak pandang siapapun di kantor ini. Kondisi yang sungguh sangat bertolak belakang dengan sifatku, introvert ; antisosial ang pemalu kata orangtuaku. Mereka tanpa sadar menyalahkan hasil didikan mereka sendiri, aneh.

****

Ku langkahkan kaki menuju arah taman kota setelah berpamitan pada sekumpulan driver jaga yang sedang asyik bermain karambol dengan tukang parkir restoran siap saji di depan. Cuaca di luar cukup cerah untuk berjalan kaki ke rumah, suatu hal yang sudah beberapa minggu ini tidak kulakukan sejak masa pemulihan sakit. Aroma matahari sore terasa begitu menyegarkan. Aku selalu menyukainya, sekalipun aku harus menempuh jarak memutar 3 km hingga sampai ke rumah. Orang bilang aku gila, tapi aku sudah menutup telinga. haha.

Taman kota cukup ramai dengan kesibukan panitia acara ulang tahun sebuah bank swasta yang hadir dengan pesta rakyatnya. Aku menatap sekeliling, mencoba mencari sosok yang selama lima tahun ini menghantuiku. Di sebelah timur, terlihat gedung pertunjukkan berdiri dengan gagah di tengah-tengah manisnya rumput hijau. Segerombol anak kecil nampak asyik tertawa mengejar gelembung sabun, dan beberapa remaja sibuk berkejaran berebut bola kaki. Dia tak ada. Ku hirup udara sore yang hangat, namun terasa begitu sesak. Ah..betapa aku merindukan kenangan kita, kak..

Kau tahu, alasanku untuk terus berjalan ke sini adalah sebuah harapan,
bahwa aku bisa kembali melihatmu suatu waktu,
di tempat dimana kita berjumpa dulu.

****

Mas Aa

Mas Aa, begitu aku memanggilnya. Tubuh kurus, wajah tirus, rambut tak terurus, itulah sosok yang pertama kali ku jumpai di halaman parkir sebuah bank, setelah kita berjanji bertemu malam sebelumnya untuk meminjam buku. Pertemuan kami hanya berbekal kilasan kenangan sepuluh tahun yang lalu saat kami SD dulu. Aku dan dia dipertemukan semesta saat mengikuti lomba bergengsi di jamannya, saat kami menjadi wakil kecamatan dalam lomba siswa teladan di Kabupaten. Aku bahkan ingat, kami tak mengobrol saat itu, hanya berdiri diam di sebelah ibu kepala sekolahnya, yang sedang memohon padaku untuk meminjamkan baju olahragaku pada bocah di sampingnya, mas Aa. Jelas lucu, karena aku yang dari kecil terlahir dengan badan subur ini memiliki ukuran baju yang kebesaran saat mas Aa pakai. Ia bahkan terlihat seperti orang-orangan sawah yang melakukan gerakan senam. Awal pertemuan yang sangat tidak normal.

Sejak pertemuan itu, aku tak pernah memikirkannya lagi.
Masa SD, SMP, dan SMA kulewati dengan berbagai rasa dan cerita. Mulai dari ser-seran dengan adik kelas, hingga ngefans dengan kakak kelas, anak dokter yang pinter namun hobi berjalan seperti kepiting dengan tas melorot, juga tampang yang sedikit nggilani. Ah, seleraku memang gak pernah tinggi kata temanku. Tak pernah aku naksir laki-laki yang bertampang selebriti. Sebagai anak yang sedang dalam masa puber, aku memang sempat merasakan rasa gelisah karena interaksi khas anak muda, namun langkahku tak pernah mencapai kata pacaran seperti anak jaman sekarang yang kebablasan dan bahkan tingkahnya melebihi orang dewasa. Memang, saat SMA aku pernah bersambut dengan seorang (lagi-lagi) adik kelas, namun aku memutuskan pergi setelah orangtua mengetahui. Setelah itu aku tak pernah lagi berani jika ada yang mendekati.

2010, tahun peralihan masa sekolah menjadi masa kuliah.
Aku menjadi mahasiswa cupu di kampus yang hidup dengan diriku sendiri. Pada awalnya aku bisa hidup bersama dengan seorang teman dari sekolah dulu, namun karena berlainan gaya hidup (dia bergabung dengan genk yang berkategori high class), kami pun berpisah kost. Aku memutuskan pindah setelah bertemu seorang anak hilang yang tak punya teman sepertiku. Beruntung kami mendapat kost dengan harga murah, karena yang punya adalah seorang nenek tua yang hanya butuh teman bicara. Di kost baru inilah kisahku bermula.

****
Diubah oleh crazydee 18-05-2016 04:29
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.