Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

telatbergabungAvatar border
TS
telatbergabung
Sebuah Kisah Amatiran Lainnya
"Tak kenal, maka tak sayang" sebuah kalimat yang sering digunakan sebagai pembuka sebuah forum, presentasi, kelas atau apapun itu yang melibatkan banyak audiens.
Akan kupakai lagi kalimat tersebut sebagai pengawal cerita ini.
Kalimat tersebut kugunakan karena memang kali ini akan kuperkenalkan diriku dan dirinya.
Dirinya?
Ya, dirinya . .
Aku tak tahu akan sepanjang apa ceritaku nanti, bagaimana alur ceritanya, jaminan bahwa semua yang akan kuceritakan sesuai dengan kenyataan karena ingatanku yang seperti ikan ini.
Tapi yang pasti akan kuceritakan adalah dirinya.

Bagaimanapun juga, jika sebuah intro saja kutulis sepanjang itu, seperti apa jadinya perkenalan yang akan kutulis?
Namaku tidak akan kuberitahu, tapi panggil saja aku "A", toh aku tidak akan menarasikan ceritaku sendiri dengan sudut pandang orang ketiga serbatahu seperti: "Si A blablabla . . .".
Umurku kepala dua diikuti dengan nol, agamaku adalah agama yang banyak pengikutnya, aku adalah seseorang yang lahir dikota pahlawan, berkebangsaan asli Indonesia.
Meskipun jiwaku sangat tertarik dengan seni, aku mempelajari algoritma dan bahasa mesin, di suatu universitas bukan di kota kelahiranku.
Aku terlahir dengan sebuah ekor didepan, yang berarti kalian tahu sendiri kan? Kaum Adam.
Aku terlahir dengan kulit yang sangat putih, sekarang sudah berwarna sawo matang karena seringnya keluar rumah tanpa memakai jaket seterik apapun sinar matahari pada saat itu.
Ras? Ya lokal-lokal saja tak perlu kuberitahu.
Rambutku sangat hitam dan lebat, aku sangat bersyukur karena sesering apapun aku bermandikan sinar matahari rambutku tidak memerah.
Alisku tebal dan ada alis jarang-jarangnya ditengah.
Mataku sipit dan jarang putih, terlihat selalu mengantuk dan sering ditemui kantong mata dibawahnya, tidak lupa kuberitahu aku mengidap penyakit mata miopi dengan minus dua digit.
Telingaku . . . biasa saja.
Hidungku, well hidungku menurutku sangat lucu, mancung tetapi melebar dan tidak menajam, kedua lubangnya sebesar kawah gunung Krakatau.
Pipiku tembem, tetapi jika senyumku sedang selebar Joker akan terlihat lesung pipit di sebelah kanan.
Bibirku tebal, gigi-gigiku rapi berwarna alami putih kekuningan efek kebanyakan ngopi dengan dua gigi geraham dalam bawah pertama kanan dan geraham atas kedua kiri berlubang ditambah satu buah gigi geraham dalam bawah pertama kiri yang tinggal akarnya saja karena pecah saat makan french fires dulu, ya french fries membuat gigiku pecah, mengherankan.
Daguku tidak bisa kudeskripsikan karena aku bingung cara mendeskripsikan dagu, aku bukan master dagulogi, you know. Yang jelas terlihat seperti pantat karena ada belahannya ditengah, daguku bukan model dagu yang maju seperti exodia.
Terkadang aku berkumis terkadang kucukur habis, saat berkumis entah kenapa tumbuhnya selalu dari samping sisi bibir seperti Tukul Arwana dan jarang ada kumis ditengahnya.
Jenggot selalu kurawat dan kusisakan rapi saat aku grooming.
Rambutku selalu berganti gaya tetapi tidak pernah ketinggalan gaya.
Badanku tinggi diatas rata-rata dan padat, bahkan sedikit overweight.
Perutku sudah mulai sixpack walaupun masih ada sisa-sisa kulit kosong atau gelambir di sisi pinggang.
Saat dilihat aku terlihat proporsional, tetapi saat bergerak gelambir-gelambir jahanam tersebut bergoyang naik-turun seperti jelly, jelly yang sangat tidak diinginkan.
Bulu badanku normal, dan kurasa cukup sampai disini deskripsinya.
Sedetail apapun deskripsi yang kuberikan, bayangan setiap orang pasti kebanyakan berbeda.

Tapi aku yakin seperti apapun caraku mendeskripsikan dirinya setelah ini, yang ada dibayangan kalian adalah sosok ideal milik kalian masing-masing.

Dirinya . .
Dia . .
Dia cantik, well at least cantik bagiku.
Dia imut, poin yang ini aku yakin semua orang pasti akan setuju jika melihatnya secara langsung.
Dia manis, terlihat dari gingsulnya jika tersenyum.
Namanya "S".
Pertama kali aku mengenalnya dua tahun lalu.
Awalnya biasa saja, tetapi lama kelamaan aku tidak bisa tidak memikirkannya.
Seperti lagu, lagu yang disukai bukan karena sekali dengar, tetapi karena didengar berkali-kali, sengaja maupun tidak sengaja.
Pertamanya biasa saja, seiring waktu berjalan, berbagai keindahan tersembunyinya terkuak.
Mungkin karena dia seorang Kaum Hawa, tidak akan kuceritakan fitur tubuhnya.
Umurnya sama denganku, lahir ditahun yang sama denganku hanya selisih beberapa bulan.
Agamanya? Yang kutahu dia beragama sama denganku.
Rasnya campuran lokal dan mancanegara.
Dia cantik . .
Sedih rasanya mendeskripsikan dirinya.
Bukan, bukan karena alasan menyedihkan.
Tetapi karena sudah lama aku tidak bertemu dengannya, wajahku saja aku yakin dia sudah lupa.
Ditambah, dibandingkan banyak orang yang pastinya mengejarnya dan sekarang sudah sangat dekat dengannya, belum ada proses antara aku dan dia.
Ditambah, aku belum menggapai apapun yang berarti dalam hidupku ini.

Tetapi, aku memiliki cerita yang ingin kuceritakan pada kalian . .

Salam, A.

Spoiler for "Updates":
Diubah oleh telatbergabung 15-05-2016 16:30
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.2K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
telatbergabungAvatar border
TS
telatbergabung
#9
Tentang Reaksi Kimia Dalam Otak Tersebut

Aku tak tahu apakah ini awal mula dari kesadaranku akan reaksi kimia dalam otak tersebut.
Reaksi yang memiliki ribuan metafora yang sebagian besar juga hiperbola tersebut.
Reaksi apakah itu?
Bukan! Bukan reaksi seperti efek dari obat-obatan yang membuat tubuh serasa nge-fly, high, trippingdan sebagainya.
Walaupun terjadinya di otak (sepengetahuanku), tetapi reaksi ini malah sering dikaitkan dengan organ tubuh yang lain.
Organ apakah itu?
Entah sejak kapan orang sering salah menunjuk organ yang dimaksud.
Entah sejak kapan juga organ tersebut disangka menyebabkan reaksi kimia tersebut.
Orang sering menunjuk dadanya dan mengatakan bahwa, berbagai perasaan termasuk reaksi kimia tersebut terjadi disitu.
Terkadang juga terjadi mislokasi letak organ tersebut dengan letak organ lain, setidaknya mislokasi tersebut hanya terjadi di negeri kita tercinta ini.
Yang sering ditunjuk bahwa ia berada di dada, padahal diperut (lagi-lagi, di negeri kita).
Yang sering disalahkan tentang berbagai perasaan yang dialami manusia, padahal kerjanya hanya memompa darah.
Yang dalam berbagai hal, digambarkan sebagai pantat terbalik.

Hati.
Cinta.

Jantung di Indonesia, Heart di bahasa Internasional.
Hati di Indonesia, Liver di bahasa Internasional.
Sedikit ilustrasi, jika dikaitkan, seharusnya hati ~ heart, tetapi kenyataannya adalah seperti diatas.
Tapi kesalahpahaman bahasa tersebut sudah terjadi sejak lama bukan? Jadi tidak perlu dibahas lebih lanjut.

Waktu itu aku duduk memakai pakaian adat Jawa, lengkap dengan blangkon dan keris yang waktu itu sangat mengerikan bagiku.
Aku selalu takut saat membetulkan posisi keris tersebut, takut yang terjadi malah sunat prematur.
Aku duduk di suatu ruangan bermandikan sinar matahari pagi yang putih, mungkin sebabnya karena tirai-tirai dalam ruangan tersebut berwarna putih.
Aku duduk di tengah ruangan tersebut, masih terlalu dini untuk acara dimulai, atau acara sudah selesai? Ingatanku samar-samar tentang kronologinya.
Aku duduk hanya dibatasi sebuah kursi kosong dengan seorang perempuan.

Waktu itu aku masih di dalam kelompok bermain.
Play group, ya masih di dalam play group, bahkan belum bisa dikatakan bahwa play group itu adalah lembaga pendidikan.
Masih play group sudah cinta-cintaan?!
Aku waktu itu belum tahu arti dari cinta, sumpah deh.
Sebagai pembelaan, sejak kecil yang kuurusi hanya Tom & Jerry dan mobil, mobil polisi tepatnya.
Mobil kecil, mobil besar, mobil pendek, mobil panjang, mobil merah, mobil balap semua tidak ada yang menarik bagiku kecuali mobil polisi.
Membuatku tidak sempat melirik hal lainnya, boro-boro cinta-cintaan, setiap ada televisi dan yang diputar bukan Tom & Jerry saja aku sudah liar.
Menyebabkan aku tidak pernah menonton tontonan sejenis telenovela.
Mungkin aku baru mulai menonton telenovela saat aku duduk di bangku SD, karena nenekku menontonnya aku join saja.

Dapat dikatakan, belum ada gambaran sama sekali waktu itu bagiku tentang cinta.
Kembali ke ruangan bermandikan sinar putih tersebut.
Disamping pikiranku yang panik akan kemungkinan terjadinya sunat prematur tersebut, ada satu hal yang mengganjal pikiranku.
Perempuan di sampingku . ., dia adalah temanku selama setahun ini . .
Ini adalah acara perpisahan . ., yang berarti setelah ini ada kemungkinan aku tidak akan menemuinya lagi . .
Teman-temanku yang lain belum datang/sudah pulang duluan tidak sempat terpikirkan olehku . .
Dalam pikiranku yang hanya berisi mobil dan kucing dan tikus tersebut sekarang terfokus ke sebuah fakta yang baru kusadari.
Bahwa ini adalah perpisahan . .
Bahwa ada yang akan pergi . .
Bahwa yang pergi adalah orang yang sekarang ini duduk sangat dekat denganku . .

Ibuku yang berada diluar bercengkrama dengan ibu-ibu muda lainnya.
Beliau masuk ke ruangan sebentar dan bertanya, "Panas ya bajunya? Mau keluar sebentar?"
Aku menggelengkan kepala.
Beliau tersenyum dan berkata, "Kalo gitu mama keluar lagi ya."
Aku mengangguk.
Aku hanya ingin berada di dalam sana selama mungkin.
Walaupun kita tidak saling bicara.
Karena memang seorang bocah ingusan yang masih dibingungkan dengan perasaan tersebut tidak tahu harus apa, harus bicara apa.
Mungkin itu juga yang tejadi padanya.
Mungkin aku saja yang begitu dan dia sebenarnya hanya memikirkan barbienya dirumah belum makan.

Kita berdua yang duduk bersandar ke kursi kayu coklat terang melihat kearah luar.
Melihat ibu-ibu bercengkrama diteras ruangan, sedangkan anak-anaknya bermain di taman.
Terdiam hanyut dalam pikirannya masing-masing.

Apa yang terjadi setelah itu samar-samar.
Aku lupa apakah ada anak-anak yang masuk keruangan dan acara perpisahan dimulai.
Ataukah akhirnya aku atau perempuan tersebut keluar duluan dan pulang dijemput oleh orangtua.
Tetapi yang pasti, aku berlama-lama memaksakan diri berdiam diruangan tersebut, menahan kencing karena intimidasi dari keris di pinggangku itu.
Tetapi yang pasti, setelah itu aku tidak se-excited hari-hari kemarin saat tahu akan masuk ke Taman Kanak-kanak.
Tetapi yang pasti, itulah hal terjauh yang kuingat tentang tidak ingin kehilangan seseorang disamping keluargaku.

Bukan guruku.
Bukan temanku.
Tapi lawan jenis yang bahkan tidak pernah kuajak bermain.

Kesedihan yang aneh.
Kesedihan yang bukan untuk seorang bocah.
Kesedihan yang aneh, saking anehnya rasanya asing, rasanya berbeda dengan sedih-murka-liar karena program Tom & Jerry diganti dengan breaking news.
Kesedihan karena reaksi kimia di dalam otak tersebut.

Salam, A.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.