Sudah hampir dua bulan gue berada di kota bandung dan perlahan lahan gue mulai bisa beradaptasi dengan suasana kota ini. Hubungan gue dengan edyta pun terbilang lancar semenjak kami jalan berdua akibat kasus “korek ketinggalan”. Kami terkadang suka berpergian untuk sekedar makan siang, nonton bioskop, dan hal hal lainnya.
*****
Jumat kali ini terbilang cukup beruntung buat gue. Gue yang kemarin malam habis begadang untuk menonton bola akhirnya harus kesiangan dan tidak mengikuti matkul yang terjadwal di pagi hari. Namun, Rafael memberi tahu gue bahwa dosen matkul tersebut pun tidak masuk dan alhasil kelas gue akhirnya diliburkan.
Gue pun memilih untuk melanjutkan tidur gue setelah gue melaksanakan kewajiban seorang pria muslim di hari jumat. Entah hampir beberapa jam gue tertidur, gue akhirnya terbangun kembali akibat suara hp gue yang selalu berdering tanda ada telfon masuk sekitar 5 menit sekali.
“halooo”
“lo dimana mat? kok baru diangkat sih?”
“baru bangunn dinnn”
“mat udah sore mat!! Masa lo baru bangun”
“ya kan lagi ga ada kelas din, emang kenapa sih? Masih ngantuk gue”
“kerumah gue dong”
“kapaan?sekarang?”
“iya,tapi harus mandi dulu”
“yaudah sejam lagi gue sampe sana ya” ucap gue sambil mematikan telfon tersebut.
Gue cuman bisa ngedumel sama kejadian yang barusan gue alamin. Bisa bisanya gue yang lagi mau istrihat dan dina malah maksa gue ke rumahnya dan lebih parahnya lagi gue sama sekali ngga nolak karena gue males sama tamparannya nanti.
Hampir 1 jam kemudian, gue pun telah selesai bersiap siap dan langsung pergi menuju rumah dina. Dijalan menuju rumah dina pun hp gue terus berbunyi tanda ada telfon masuk dari dina, namun gue sama sekali menghiraukannya dan lebih memilih untuk fokus menyetir. Tak lama kemudian, gue pun sudah sampai d rumah dina dan langsung mengabarinya.
“lo beliin titipan gue ga mat?”
“titipan apan din?”
“makanya kalo ditelfon tuh diangkat, di bbm tuh dibales. Yaudah sana pergi lagi”
“bareng aja udah, gue nggatau lo mau apaan”
Dina pun memutuskan untuk ikut dengan gue dan pergi di salah satu minimarket yang dekat dengan rumahnya. Kami pun hanya membeli ceemilan, minuman kaleng, dan tak lupa rokok untuk gue.
“emang mau ngapain sih din sampe beli cemilan sebanyak ini?”
“nyokap gue balik ke Jakarta mat, lo temenin gue ya nginep di rumah gue?”
“emang boleh sama nyokap lo?”
“nyokap gue yang nyuruh malah! Awalnya gue mau ngikut pulang ke Jakarta, tapi nyokap gue nyuruh gue disini sama minta tolong lo buat nemenin gue”
“yakin?”
“iya, nih telfon aja”
Dina langsung menelfon nyokapnya dan langsung memberikan hp nya kepada gue. Seketika, gue mendengar suara nyokap dina yang meminta tolong kepada gue untuk menemani dina di bandung selama 2 hari.
“percaya kan lo, mat?”
“iya iya, tapi ke kosan gue dulu kalo gitu din”
“ngapain?”
“ya gue ambil baju lah! Lo kira gue ga mandi apa ntar?”
“iya iya , galak deh lo sekarang, hiii serem” ucapnya sok takut
Gue akhirnya memutuskan langsung ke kosan gue demi mengambil beberapa baju untuk menginap di rumah dina. Tak lama kemudian, kami pun akhirnya sudah kembali kerumah dina dan langsung bersantai di ruang tv rumah dina.
“lo mau nonton ngga mat? Movie marathon aja ya kita? Mau film apa lo?”
“lo aja yang pilih deh, yang ada gue bingung din mau nonton apaan”
“500 days of summer aja kali ya?”
“film apaan tuh din?”
“romance sih,nonton aja deh ngggausah banyak omong!”
Sebuah film bergenre romance yang menurut gue cukup bagus dibanding film romance lainnya.
“An offbeat romantic comedy about a woman who doesn’t believe true love exist, and the young man who falls for her”..
Sekilas film ini mengingatkan gue tentang diri gue sendiri, tetapi gue lah yang berperan menjadi seseorang yang tidak percaya dengan apa arti cinta sejati tersebut.
Banyak juga kalimat kalimat yang bisa membukakan pikiran kita tentang arti dari sebuah “true love“ itu sendiri. Seperti kalimat berikut ini
“Just because she likes the same bizzaro crap you do, doesn’t mean she’s your soulmate”
“lo pernah kayak gitu mat?” ucap dina tiba tiba
“maksud lo?”
“ya kayak tom Hansen sama summer finn mat”
“yaa jelasin dong din maksud lo yang mana, kan banyak din”
Dina langsung menegok ke arah gue dan menggit bibr bawahnya dengan pelan, tak lama kemudian dia pun kembali terfokus dengan film tersebut”
“ya jatuh cinta sama orang yang salah mat” sahut dina
Mendengar ucapan dina barusan, gue hanya mencoba untuk membetulkan posisi duduk gue dan menghisap rokok gue kuat kuat.
“nggatau din, gue masih belom paham sama maksud lo tentang jatuh cinta dengan orang yang salah”
“ya contohnya kayak tom Hansen yang jatuh cinta sama summer finn mat, padahal summer finn bilang sendiri ke tom ”
“bilang apa?gue ngga fokus din”
“ You weren’t wrong tom. You were just wrong about me” ucap dina sambil mengulang kata kata di film tersebut
“gimana ya? Kayak gitu lebih ke unrequited love sih ya?”
“iya sih, ngga kebayang gue kalo kayak gitu mat hahaha”
Sehabis ucapan barusan, dina pun langsung diam dan kembali fokus menonton sedangkan gue hanya memperhatikan wajah dina yang sangat fokus menonton sambil memakan cemilan miliknya. Gue hanya bisa tertawa melihat mimik mukanya yang berubah menjadi senang, sedih, tertawa ketika menonton film ini.
“tapi lo pernah din jadi kayak summer?”
“maksud lo? Ga percaya sama arti kata true love itu sendiri?”
“bukan sih, lebih kayak di kehidupan asli lo tuh ada ngga cowok yang berjuang sama lo kayak tom Hansen sedangkan lo malah kayak summer finn yang ngga peduli tentang dia tapi lo tetep ngasih harapan ke dia?”
Beberapa saat kemudian, dina kembali menengok ke arah gue dan memberikan sebuah senyum simpul kepada gue. Tak lama kemudian, dia akhirnya mencoba untuk membuka suara kembali.
“gue sih lebih baik ngejauhin cowok tersebut sama ngga ngasih harapan ke dia mat”
“kenapa?”
“karena gue tau mat rasanya orang yang cuman kita mainin perasaannya”
“ya kayak Tom Hansen itu sendiri, emang lo mau kayak dia? Engga kan? “
“ya engga sih din…”
“ya lo tadi denger ga kata Rachel Hansen ke tom?”
“apaan emang din?gue mana nginget dia ngomong apaan”
“Look, I know you think she was the one, but I don’t. Now, I think you’re just remembering the good stuff. Next time you look back, I, uh, I really think you should again”
“lo ngerti kan? Dia udah dibutain sama perasaan cintanya dia sendiri, emang lo mau kayak dia?”
Gue hanya mengangguk dan kembali mencoba untuk fokus dalam menonton film ini. Setelah hampir 30 menit gue terfokus, film ini pun selesai dan kami memutuskan untuk mengistirahatkan mata kami sejenak. Gue hanya bisa mengingat film tersebut dan gue baru tersadar bahwa film ini seperti mencerminkan kehidupan gue.
“lo udah makan mat?mau gue masakin ngga?” tanya dina yang membuyarkan lamunan gue
“belom, mau masak apaan lo?”
“tenang aja, bukan ayam kok”
“yaudah gih, yang sering ya! Biar uang jajan gue utuh”
“lo kira gue tukang catering makanan apa,yaudah bantuin gue masak sekarang!”
Dina langsung menarik tangan gue menuju dapur dan gue hanya bisa pasrah terhadap perlakuannya kepada gue. Dia mulai memperhatikan bahan bahan yang berada di dapur ini dan mulai memilih memilih bahan tersebut.
“mau masak apa sih lo din?”
“nggatau HAHAHA, enaknya apa ya?gue cuman gegayaan aja sih milih milih”
“ah elo, yaudah apa aja deh asal jangan ayam. Laper banget nih gue”
“siaaap!”
Kami berdua pun mulai sibuk dengan bahan bahan makanan yang berada di dapur ini. Sesekali gue mencoba untuk menjahili dina dengan memeperkan bahan bahan makanan yang berada di dapur seperti kuning telur,garam, dan lainnya tepat di mukanya. Dina pun hanya bisa menggerutu melihat perlakuan gue barusan dan memasangkan muka cemberut.
“yeay jadi! cobain duluu nih mat”
“enak ngga nih? Kalo ngga enak gue gamau temenan sama lo lagi din”
“nih nggausah bawel, cobain buruan!” ucapnya sambil menyuapi gue
“enak ngga mat?”
“hmm… boleh lah din buat ukuran pemula mah”
“ngga akan gue masakin lagi lo!” sahutnya ketus
Setelah kami selesai menyantap makanan ini kami akhirnya memilih untuk melanjutkan menonton film kembali. Total hampir 4 film yang kami tonton sepanjang hari ini, mulai dari genre romance, thriller, comedy, dan action.
Jam di ruangan ini pun menunjukkan pukul 12 malam ketika gue melihat dina yang sudah terlelap di sofa ruangan ini. Beberapa saat kemudian, gue mencoba untuk membangunkan dirinya untuk menyuruh dia tidur di kamarnya.
“bangun din, tidur di kamar lo gih”
Dina langsung mengucek ngucek matanya dan berjalan menuju kamarnya sambil memeluk guling yang ia bawa. Melihat tingkah dina yang sangat lucu gue hanya bisa tersenyum dan tertawa kecil. Setelah dina sudah berada di kamarnya, gue akhirnya menyalakan tv dan mencoba mencari channel yang bagus di tv tersebut.
Gue pun mulai bosan dan mematikan tv tersebut. Kemudian gue mencoba mencari I-pod gue dan memilih lagu yang cocok untuk menemani gue di malam ini sambil menghisap rokok yang masih gue punya.
“mat, ngga tidur?”
Mendengar suara tersebut gue pun langsung menengok ke sumber suara dan menemukan sosok dina yang masih memeluk guling miliknya sambil menguap. Dia nampak seperti anak kecil di mata gue malam ini.
“kok lo tiba tiba bangun lagi din?”
“takut hehehe”
“terus?lo mau tidur disini gitu?”
“iyaa, muat juga kan sofanya”
“yaudah gih, lo tidur aja duluan, gue masih belom ngantuk din”
Perlahan lahan dina mulai melangkahkan kakinya menuju ke arah gue. Kemudian, dia pun langsung mencoba untuk berbaring di dekat gue sambil terus menguap.
“jangan kemana mana mat, gue takut nih”
“kenapa sih lo? Gara gara film horror tadi?”
“iyaa! Gue takut jadinya, makanya lo disini aja ya”
“iya bawel! Yaudah lo merem buruan, gue ngabisin rokok gue dulu bentar”
"nyanyiin gue lagu dong mat"
"banyak mau deh lo! mau lagu apaan?"
"terserah lo"
Kemudian gue mencoba untuk mencari lagu yang pas untuk menemani dina tidur dan mengambil gitar gue yang berada di bagasi mobil.
"You and me -lifehouse mau ngga lo?" tanya gue
Dina hanya menjawab omongan gue barusan dengan mengangguk.
Cause it's you and me and all of the people with nothing to do, nothing to lose
And it's you and me and all of the people
And I don't know why I can't keep my eyes off of you
All of the things that I want to say just aren't coming out right
I'm tripping on words
You got my head spinning
I don't know where to go from here
Setelah lagu ini selesai ,tak lama kemudian dia pun mulai memejamkan matanya sambil mencari posisi yang pas untuk tidur. Lagi lagi gue hanya bisa tertawa kecil melihat perlakuan dina di malam hari ini yang terlihat seperti anak kecil.
gue pun langsung menyalakan ac yang berada di ruangan ini dan menyelimutinya yang nampak sudah terlelap dalam tidurnya. Beberapa saat kemudian,gue pun sudah berbaring di tepat di sebelahnya dan hanya dipisahkan oleh guling yang sengaja gue tempatkan tepat di antara kami berdua.
“Goodnight din” ucap gue pelan sambil tersenyum kepadanya.