Something About Home
Tulisan ini sebenernya ngga ada kaitan dengan part part sebelumnya dan tulisan ini mungkin agak berbeda dari sebelumnya juga. Sorry for wasting your time.
******
Jakarta, 2016
Siang ini gue hanya dirumah karena kebetulan kantor gue sedang libur. Gue hanya menatapi jam yang berada di dinding gue dan jam itu menunjukkan pukul 1 siang. Kemudian, gue menarik satu kursi kesayangan gue tepat menghadap ke jendela sambil memandangi rintikan hujan yang turun cukup deras.
Gue akhirnya menyumpalkan kuping gue dengan earphone I-pod kesayangan gue dan memilih playslit playlist favorit gue. Niat gue di hari ini sebenarnya ingin mengajak Audrey jalan untuk pergi ke suatu restoran favorit kami dan menghabiskan waktu waktu kami berdua, namun karena Audrey yang sedang pergi bersama keluarganya, rencana kami pun batal.
Perlahan lahan gue mulai mencari rokok favorit gue dan mulai membakarnya. Asap asap ini pun langusng memenuhi seisi kamar gue dan seketika itu juga asap asap itu keluar akibat angina yang berada di luar cukup kencang.
Sebuah notifikasi pesan line masuk di hp gue. Silau pijar layarnya membuat gue sedikit memincingkan kedua mata gue yang masih terasa perih akibat asap asap rokok yang gue bakar. Dilayar hp gue, tercantum sebuah nama yang telah sekian lama tidak gue dengar.
“hey, lagi di Jakarta kan?”
Dalam hitungan detik gue hanya menatap layar ini dan seketika ingatan gue mulai mengingat sosok nya. Sifatnya yang selalu tidak bisa membuka obrolan pun masih sama. Kemudian, gue hanya bisa tersenyum dan mengetik balasan dari pesan tersebut.
“iya, kenapa emangnya?”
Tanpa menunggu lama, pesan yang gue kirimkan pun langsung dibalas olehnya. Dia hanya mengirim sebuah foto. Sebuah foto yang mengingatkan kembali kepada gue tentang memori memori yang gue lakukan bersamanya.
“dateng ya ron? Masih 3 bulan lagi kok”
“lo kerja di Jakarta kan ron? Ajak Audrey ya?”
“iyaa, nanti gue bakal kosongin tanggal itu buat dateng kok. Iya gue kerja di Jakarta, nanti gue juga ajak Audrey deh”
Dalam waktu singkat gue jadi mengingat bagaimana rasanya dibuat jatuh hati dan kemudian dipatahkan oleh orang yang sama.
“apa kabar? Boleh minta tolong ngga?”
“gue baik baik aja kok, kalo lo? Minta tolong apa?”
“gue juga baik baik aja kok, nanti lo kerumah gue aja jam 3 ya.”
Sejujurnya, gue senang mendengar bahwa gue dan dia baik baik saja, dan mungkin kita sudah sibuk berlayar menuju apapun tujuan kita yang sesungguhnya. Gue juga sudah lama tidak mengikuti perkembangan hidup dan cita citanya,begitu juga dia.
Mungkin, hari ini semesta masih mengizinkan gue dan dia untuk pergi ke sebuah titik temu yang mempertemukan kita kembali walaupun hanya beberapa jam saja.
“gimana?” tanyanya lagi
“yaudah, gue izin ke Audrey dulu ya?”
“nggausah izin ke Audrey kok, tadi gue udah ngomong sama dia, dan dibolehin. Coba aja lo tanya dia”
Setelah satu helaian nafas panjang,gue pun memutuskan untuk tidak membalas pesan tersebut dan langsung menelfon Audrey.
“halo kamu dimana?”
“di jalan sama papah mamah, kenapa?kok kayaknya suaranya kayak orang bingung?”
“kamu tadi pagi di line dia?” tanya gue tanpa basabasi
“iyaa, dia katanya mau miinta tolong sama kamu, sayang.”
“terus kamu izinin aku jalan sama dia?”
“ya kenapa aku harus ngelarang kamu? Dia juga mau minta tolong kan. Masa kita nolak bantuin orang? Aku juga percaya sama kamu kok kamu ngga bakalan aneh aneh, lagian dia juga ngasih tau aku dia mau minta tolong apa sayangg”
“emang dia mau minta tolong apa?”
“calon suaminya lagi pergi ke luar kota selama 2 minggu dan dia minta tolong kamu buat nemenin dia bantuin hari pernikahannya. Awalnya aku juga di ajak, sekaligus kita liat liat buat acara pernikahan kita juga, tapi aku kan lagi pergi sama papah mama makanya aku suruh kamu aja”
“yaudah deh ya, have fun! Salam buat mamah papah”
“iyaa, nanti malem kerumah ya? Aku malem udah pulang kok, daah!”
Dengan rasa bingung akhirnya gue pun menjawab pesan tersebut.
“yaudah,gue otw abis ashar ya”
“okeey, take your time”
******
Mobil gue melaju perlahan diantara kemacetan kota Jakarta. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore ketika gue bersama dia sedang menjalajah kota ini untuk mempersiapkan acaranya yang tinggal 3 bulan lagi.
Kita hanya memutari jalanan Jakarta ini sambil mencari persiapan persiapan untuk acaranya kelak. Seharian dia gelisah dan takut akan ada kekurangan pada acaranya kelak. Dan gue hanya bisa memberikan saran saran yang menurut gue bisa membantu dia.
Di senja yang menjelang malam ini, sekarang dia hanya bersandar di kursi penumpang dan mendengarkan lagu lagu yang berada di mobil gue.
Wajah yang sangat lelah namun masih bisa memberikan senyuman yang sangat bahagia.
“ron, makan yuk. Gue traktir deh kan lo udah nemenin gue seharian” sahutnya tiba tiba
Gue hanya menengok ke arahnya dan tersenyum.
“boleh, mau makan dimana?”
“jangan mahal mahal tapi! Belom gajian nih gue”
“hahaha yaudah ngga usah ditraktir deh, sayang uangnya”
“yaudah, street gallery aja deh ya? Kan banyak tuh makanannya”
Gue hanya mengangguk dan melajukan mobil gue ke arah pondok indah. Sekian lama gue menyetir, gue baru tesadar bahwa dia nampak sedang tidur akibat kelelahan. Melihat kondisi tersebut, gue langsung mematikan rokok yang gue bakar, menutup jendela,menyalakan ac agar lebih dingin, dan mengurangi volume lagu di mobil gue.
“hey,udah sampe nih” sahut gue sambil menggoyangkan badannya
“ah iya,gue ketiduran ya? Capek banget abisnya”
“iya abis makan pulang aja deh ya”
Kami akhirnya berjalan dari parkiran menuju street gallery pondok indah. Kebiasaan dia pun masih sama, yaitu kebingungan dalam hal memilih restoran yang kita tuju. Beberapa saat kemudian, kami akhirnya berada di suatu restoran italia yang sudah menjamur di jaakarta dengan tema yang berbeda beda di setiap mallnya.
“calon suami lo kemana sih emangnya?” tanya gue membuka obrolan
“lagi terbang ron, biasa deh makanya gue ditinggal lama hahahha”
“ pantesan minta tolong gue, gue baru inget kerjaan dia pilot”
“ya gitu deh, dia juga sering nanyain lo mulu tuh”
“nanyain apa?”
“kapan nyusul kita?hahahaha”
“hahaha doain aja akhir tahun ini deh ya,gue juga masih nabung buat semuanya”
“kalo Audrey sama lo kurang ngerti masalah ginian, minta tolong gue aja hahaha”
“itung itung kan bales budi sama lo hari ini, ron”
“iya gampang deh ya”
“sebenernya gue mau ngajak Audrey juga ron,cuman katanya Audrey lagi pergi kan?”
“iya lagi pergi dia,tadi dia juga udah ngomong kok sama gue”
“ngomong apa?”
“suruh nolongin lo hahaha”
“oh lo nelfon dia?tenang aja ron, geu udah ngomong sama Audrey kan gue bilang lo ngga bakal gue apa apain hahaha”
“gue juga nggamau ngapa ngapain lo kali, yang ada gue ditabrak pake pesawat sama cowok lo”
“hahaha garing lo ah!” sahutnya sambil mengaduk mengaduk minumannya
“lo nggamau berenti ngerokok ron?”
“yah gimana ya…”
“maksud lo?”
“mau banget kok gue,kasian gue sama badan gue, kasian gue sama Audrey, kasian gue sama anak gue nanti”
“terus, kapan?”
“ya ini gue lagi nyoba kok, gue udah ngurangin rokok gue sekarang”
“cuman belom berenti total aja sih, kadang gue kalo lagi mumet ya pelariannya itu”
“cepet berenti ya, olahraga yang rutin juga”
Gue hanya menjawab obrolannya dengan anggukan dan senyuman simpul gue. Beberapa saat kemudian, gue memilih untuk meminum minuman yang gue pesan sambil memperhatikan dirinya.
“kok lo sekarang bisa deket sama Audrey sih?” tanya gue lagi
“hahaha kepo ya lo? Nanti aja kapan kapan kalo ada Audrey juga”
“yee dasar lo! Gue kayaknya pas pulang harus nanya Audrey nihh”
“tanya aja, nanti gue bakal line dia biar jangan kasih tau lo hahaha”
Tak terasa, obrolan kami pun seakan akan membunuh waktu di malam hari ini dan kami akhirnya memutuskan untuk langsung pulang. Dijalan pun kami hanya berbasa basi sejenak sebelum dia kembali tertidur akibat aktifitas hari ini.
“eh kebo, udah sampe nih! Betah amat lo tidur di mobil gue”
“ah iya iya, yaudah gue masuk ya?”
“yaudah gih, jalannya ati ati, ntar kesandung aja lo gara gara masih ngantuk”
Dia hanya tertawa kecil sambil memperhatikan gue dan akhirnya dia bersuara kembali.
“hahaha garing lo ah! Salam buat Audrey ya”
“garing tapi lo ketawa, mulai kan anehnya lo. Iya salam juga buat pilot ya? Nanti kalo gue kemana mana bilangin dong suruh gratis”
“yee enak aja, ntar cowok gue ngga punya duit dong kalo orang yang naik pesawatnya orang kayak lo semua”
“hahaha yaudah deh, gue mau ke rumah Audrey dulu, mau kangen kangenan, emangnya elo gabisa kangen kangenan cowok lo kan jauh” ejek gue
“yee ditabrak pesawat di jalan baru tau rasa lo! Hahahaah”
“okeey, bye ron!” sahutnya sambil meninggalkan gue
Perlahan lahan mobil gue mulai melaju menjauhi rumahnya. Gue hanya bisa tersenyum dijalan sambil mengingat kejadian kejadian kita dulu yang penuh dengan kenangan. Waktu memang cepat berlalu ya? Kamu yang dulu aku kenal sekarang sudah menemukan rumah barumu,begitupun aku. Dan hari ini, aku baru tersadar bahwa kita baik baik saja,meskipun tidak lagi bersama. Semoga kamu selalu bahagia bersama calon suamimu,keluarga kecilmu,dan kehidupan barumu.