“nama gue edyta”
Gue hanya diam dan masih canggung untuk bersuara.
“nama gue roni” sahut gue sambil menjabat tangannya
Beberapa saat kemudian, pelayan pun datang untuk membawakan pesanan kami. Keadaan meja ini pun seketika hening dan masing masing dari kami hanya sibuk dengan makanan yang ada di meja.
Gue dan edyta pun masih memilih untuk diam dan hanya melihat teman teman gue yang sedang asik mengobrol dengan teman teman edyta. Sekilas gue mulai melihat edyta yang nampaknya mulai sibuk dengan hpnya untuk keluar dari zona yang canggung ini.
“gue manggil lo dyt apa ta ya?” tanya gue
“hmm… kebanyakan sih pada manggil gue ta, tapi kalo dyt gapapa kok ron”
“yaudah dyt aja ya? Nggapapa kan?”
“nggapapa kok ron” sahutnya sambil tersenyum
Edyta termasuk orang yang cukup supel dan cukup gampang mengakrabkan diri, dan dia mempunyai sesuatu hal yang sangat sama dengan gue, yaitu dia adalah fans arctic monkeys.
“ron, korek lo logo arctic monkeys?” ujar edyta sambil memegang korek gue
“iya, kenapa?lo tau?”
“hahaha tau banget gue,gue ngefans banget sama band itu ron”
Berawal dari sebuah korek berlogo band favorit ini lah suasana kami menjadi lebih cair. Perlahan lahan gue mulai tau bahwa edyta dan bela adalah sahabat sejak dari smp sampai sekarang, sedangkan jeihan dan nadila adalah teman sma mereka.
Tak terasa, jam pun sudah menunjukkan pukul 10 malam dan edyta bersama teman temannya pun mulai pamit untuk segera pulang. Beberapa saat kemudian, gue dan teman teman gue pun memutuskan untuk pulang juga karena besok masih ada jam kuliah di pagi hari.
“gimana ron?” tanya Rafael kepada gue yang masih sibuk menyetir
“apanya el?”
“edytaa, mau ngga lo sama dia?”
“lah elo kenapa nanyanya ke gue doang? Lo ngga nanya ke fadil sama ivan?”
“mereka mah pasti mau sama jeihan nadila, lah elo kan sebelumnya ngomong ke gue kalo lo nggamau deket sama cewek dulu, nah sekarang lo mau ga?”
“yaelah el, baru kenalan berapa jam, gimana gue tau coba”
“ya kali aja lo mau langsung gerak buat deketin,tapi kayaknya doi mau juga sama lo”
“ngaco lo, mulai sotoynya keluar kan lo el”
“hahaha serius sumpah,bela kok yang ngomong ke gue”
Mendengar ucapan Rafael barusan, gue langsung menengok ke arah Rafael dengann tampang yang agak kebingungan
“ye gue bilang edyta mau langsung nengok, malu malu kucing nafsu anjing lo”
“hahaha yakan gue cuman mau memastikan aja el kalo lo ngga sotoy”
“terus?lo mau?”
“entar deh ya, gue mikir mikir dulu. Gue lagi males pacaran el soalnya”
Sehabis mengantarkan teman teman gue, gue akhirnya sampai di kosan gue sekitar pukul 12 malam. Gue langsung mengecharge hp gue yang batrenya sudah kosong dan mulai memikirikan sosok edyta sambil membakar rokok gue.
Hp gue akhirnya mulai menyala dan gue melihat ada satu notifikasi bbm di hp gue. Lalu, gue langsung membukanya dan mendapatkan suatu notif yang sama sekali membuat gue kebingungan, yaitu sebuah friend request dari edyta.
Tanpa menunggu lama, gue pun langsung meng accept firend request tersebut dan mulai membuka display picture miliknya, yaitu sebuah foto dia yang sedang berada di suatu pantai dengan memakai sebuah kacamata hitam dan memperlihatkan senyuman manisnya.
10 menit kemudian, hp gue kembali bergetar pertanda ada bbm masuk. Beberapa saat kemudian, gue pun langsung membukanya dan melihat edyta sedang menyapa gue.
“ron”
“kenapa dyt?”
“korek lo ketinggalan sama gue!!”
“lah serius?pantesan gue cari ga ada dyt hahaha”
“iyaa, gue juga baru nyadar pas gue di kamar. Akhirnya gue minta sama bela buat nanyain ke Rafael pin lo”
“yaudah jagain aja dyt, tapi jangan ilang ya!! Susah tuh belinya hahahaha”
“iyaa, tenang aja. Mau lo ambil kapan?”
“hmm… lo kosongnya kapan dyt?”
“besok gue ada kelas sampe jam 2, abis itu kosong kok. Kalo lo?”
“boleh deh,lo bawa mobil apa ngga kalo pergi ke kampus?”
“bawa sih biasanya, kenapa?”
“yaudah besok gue jemput aja ya? Jam 2an gue udah di kampus lo”
“yaudah boleh deeh ron, nanti gue kabarin lagi ya”
“okeeey! See you!”
“seeyou”
Gue hanya menatap layar hp gue sambil tersenyum sendiri. Entah kenapa, gue sendiri masih lumayan bingung dengan apa yang gue ketik barusan kepada edyta, yaitu gue menjemput edyta di kampusnya? Dan gue nyuruh dia buat ngga bawa mobil? Itu secara ngga langsung gue harus nganterin dia pulang besok.
*****
Siang hari di bandung kali ini cukup lumayan membuat keringat gue terus bercucuran dari dahi gue. Terkadang gue masih suka bingung dengan perkataan orang orang yang berkata bahwa bandung termasuk kota yang dingin, namun kenyataannya cuaca bandung di siang hari ini sama panasnya seperti di Jakarta. Gue bersama teman teman gue akhirnya memutuskan untuk santai sejenak di kosan ivan karena kosannya termasuk yang paling dekat jaraknya ke kampus gue.
“cie yang mau jalan sama edyta nih, kemaren malem ngomongnya mikir mikir, eh sekarang udah ajak jalan aja” sahut Rafael
“ler lo el, korek gue ketinggalan masalahnya. Kalo korek yang harga seribu apa dua ribu mah gue ikhlasin”
“Sengaja kali lo ron koreknya lo tinggal, biar lo bisa jalan kan? Ngaku lo sama gue hahaha”
“tuh dil,van, belajar gih sama roni. Cepet juga geraknya” sahut Rafael lagi
“yee gue aja ngga nyadar el sumpah kalo korek gue ketinggalan. Kemaren malem aja gue masih bingung kok gue bisa bbman sama dia terus malah nyuruh dia ngga bawa mobil el”
“nah kan, belang lo udah keliatan ternyata ron, diem diem menghanyutkan”
“paling gue cuman nganterin dia balik doang kok,ngga bakal aneh aneh gue tenang”
“yaudah apa kata lo aja, yang penting kalo jadian traktir gue paling gede kan gue yang ngenalin lo“
Jam pun menunjukkan pukul 13.30 ketika gue mulai berpamitan kepada teman teman gue dan langsung menuju kampus edyta yang berada di dipatiukur. Tak lupa, sebelum gue menuju tempat tersebut, gue mengabari edyta terlebih dahulu bahwa gue sudah berada di jalan.
“dyt gue udah sampe nih. Cari aja mobil yaris warna silver”
“yaudah bentar ya ron, 5 menit lagi gue keluar”
Bbm dari edyta pun hanya gue baca dan gue langsung keluar dari mobil gue untuk merokok sejenak. Tak lama kemudian, sosok edyta pun mulai menghampiri gue. Edyta kali ini tampil dengan tampilan yang cukup santai namun tetap tidak bisa mengurangi kecantikannya. Kali ini dia memakai sebuah tanktop dan dilapisi oleh kemeja flannel berwana pink yang tidak dikancing dan lengan bajunya dilipat sampai siku,tak lupa sneakers berwarna pink pun yang dia pakai pun menambah kesan casual terhadap dirinya.
“nih koreknya, ron”
“untung aja sama lo, gue kira ilang dyt hahaha”
“lagian jadi orang jangan pelupa dong hahaha”
“nih mau langsung pulang? Apa lo mau pergi dulu?” tanya gue
“hmm.. udah makan belom lo ron?”
“belom sih, lo udah? Mau makan dulu nih?”
“yuk deh, cari café deket sini aja ya”
Gue langsung membukakan pintu mobil penumpang gue dan mempersilahkan edyta masuk. Kemudian, gue langsung duduk di kursi pengemudi dan langsung menyetir keluar dari kampus edyta.
“dit,mau kemana?gue kan bukan orang sini loh”
“ke daeraah itu aja ron, nanti gue tunjukkin deh jalannya”
Gue hanya mengangguk dan kembali fokus menyetir. Kami pun mulai terlarurt dalam obrolan tentang kuliah kami, kehidupan gue di Jakarta, atau pun kehidupan edyta di bandung.
“ I-pod lo passwordnya apa ron?” tanya edyta smabil memegang I-pod gue
“ultah gue dyt”
“gue kan nggatau ron ultah lo kapan, kenalan aja baru kemaren”
“oh iya ya? Hahaha **** dy passwordnya”
“gue pilih ya lagunya” sahut nya
Gue langsung menengok ke arah edyta yang sedang sibuk memilih lagu lagu dari I-pod gue. Seketika gue malah teringat dengan ghina yang biasanya langsung mengambil I-pod gue dan memilih lagu lagu untuk menemani kami di jalan.
“wah album arctic monkeys lo lengkap juga ya ron?”
“yakan ngefans dyt.. wajar dong”
“hahaha iya sih, enaknya yang mana tapi ya ron?”
“lo suka lagunya yang mana dyt? Pilih aja yang lo suka, gue mah apa aja suka kan itu I-pod gue”
“only ones who knows aja deh ya?”
Gue hanya mengangguk dan kami pun mulai bernyanyi bersama.
In a foreign place, the saving grace was the feeling,
That it was her heart that he was stealing,
Oh, he was ready to impress and the fierce excitement
The eyes are bright, he couldn't wait to get away,
And I bet that Juliet was just the icing on the cake,
Make no mistake, no.
Selepas lagu ini berakhir gue akhirnya mulai mencoba untuk mengajak edyta mengobrol kembali
“lo kenapa sih dyt suka arctic? Jarang loh cewek gue temuin suka band kayak gini”
“alex turner ron yang bikin gue suka sama arctic. Dia jago banget buat urusan bikin lyrics di lagu lagu yang dia buat,gue juga awalnya suka arctic gara gara ga sengaja gue ngedengeirn lagu mereka sambil mahamin lyricsnya, dan itu keren banget buat gue”
“lagu apaan emang?”
“ya termasuk lagu only ones who knows, 505, banyak deh!”
Kami pun akhirnya sampai di café ini dan mulai memesan makanan. Obrolan kami juga tidak jauh dari hal hal musik,film,dan seputar kehidupan kami. Tak terasa,waktu pun sudah berjalan sampai malam hari akibat kami berdua yang sangat asyik dalam bertukar pikiran di hari ini. Gue dan edyta pun akhirnya memutuskan untuk pulang.
“gila ya ngobrol sama lo aja bisa sampe jam segini ron”
“hahaha ya gue juga heran lo ternyata nyambung juga ngobrol sama gue”
“yaa gue ga nyangka aja kalo lo lumayan banyak sepimikiran sama gue ron”
Setelah berkutat di jalanan bandung selama 30 menit, gue pun akhirnya sampai di rumah edyta. Sebelum gue pulang, gue dan edyta pun masih terlihat asyik mengobrol dan masih belum rela untuk menyudahi momen ini.
“dyt,gue balik deh ya, ngomong sama lo ngga ada ujungnya nih”
“hahaha yaudah gih, ngga lupa kan lo jalannya?”
“yaa kalo gue lupa gue tinggal nelfon lo aja dyt, gampang”
“yaudah gue masuk ya,daaah!” ucap edyta sambil meninggalkan gue
Mobil gue pun akhirnya perlahan lahan mulai menjauhi rumah edyta. Ketika gue sedang terfokus di jalan sambil membakar rokok gue,hp gue pun bergetar tanda ada bbm masuk dan gue pun langsung membuka chat tersebut.
Edyta : Thanks for today, cowok bawel!