Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rafa.alfurqanAvatar border
TS
rafa.alfurqan
The Left Eye
Kepada agans dan aganwatis, sebelumnya TS ucapin salam kenal. Gak lupa TS mohon izin khususnya kepada momod, juga pada agans serta aganwatis buat aplod ini cerita.

The important thing is TS rakyat baru di kaskus. Jadi jika TS belum terlalu familiar dengan kata-kata yang sudah lazim digunain di kaskus, mohon dimaafkeun emoticon-Big Grin emoticon-Big Grin

Sebagai rakyat baru, biar terlihat sedikit eksis (eeetttt dahhh),,, TS mau share cerita fiksi horor-misteri. Bukan mau ikut-ikutan mumpung di thread yang lagi populernya cerita horor, tetapi emang genre cerita ini udah dibikin dari taun kapan. Jika dibandingin dengan thread cerita horor yang udah populer jauh lebih serem cerita penampakan mereka toh itu pengalaman pribadi mereka.

Intinya niat TS PURE buat nyoba nge-thread di kaskus aja emoticon-Big Grin emoticon-Big Grin emoticon-Big Grin

Quote:


Update komen dari agan-agan
Quote:


Kelanjutan cerita akan TS usahakan apdet tiap hari senin

Gak lupa-lupa TS ngingetin,,,, Like once a wiseman said, pengunjung yang baik (mau yang silent reader juga) jangan lupa tinggalkan jejaknya ya emoticon-Big Grin

ane juga terima kok kalau dikasih emoticon-Rate 5 Star atau emoticon-Toast

yang penting semakin ramai ini thread maka semakin kepikiran TS buat terus ngelanjutin ini cerita, nyampe kelar biar gak ngentangin agans sekalian emoticon-Blue Guy Peace


Langsung aja deh masuk ke cerita ya emoticon-Malu



Luaaarr biassaaaa! Terima kasih TS ucapkan buat semua pembaca terutama yang baru-baru aja baca cerita TS ini. Meskipun sebenarnya cerita ini sudah lama sekali kelar emoticon-Big Grin

Kesan-kesan yang mereka tinggalin cukup membuat TS antusias dan senang.

Sampai-sampai membuat TS berimajinasi membuat cerita lanjutannya, tentu aja dengan beberapa tokoh tambahan.


Quote:


Jika berkenan dan jika agan-agan sekalian bener-bener suka dengan cerita ini, agan-agan sekalian bisa bantu TS untuk membuat cerita ini lebih dikenal lagi. Mungkin dengan melihat itu semua bisa membuat TS benar-benar termotivasi untuk membuat cerita lanjutan.

Terima kasih emoticon-Smilie
Diubah oleh rafa.alfurqan 12-08-2016 08:27
redrices
bonita71
thespecialist
thespecialist dan 9 lainnya memberi reputasi
8
33K
203
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
rafa.alfurqanAvatar border
TS
rafa.alfurqan
#73
Chapter 13 - Pertemuan Si Kembar
Quote:


13
Pertemuan Si Kembar

Semenjak hari itu aku merasa hancur, sudah lama aku tidak merasakan seperti ini setelah orang tua angkatku meninggal waktu itu. Sudah beberapa hari lewat semenjak hari itu terjadi, sampai saat ini aku masih belum mendengar kabar sedikitpun tentang alisha dan zaki.

Tapi untuk apa lagi aku harus mendengar kabar dari mereka? Mereka telah memilih meninggalkanku bahkan aku selama ini telah diperdaya. Rasanya aku ingin berhenti untuk ikut campur dalam masalah ini. Aku benar-benar sudah tidak perduli lagi tentang mereka, tentang organisasi itu atau bahkan aku sudah tidak perduli lagi dengan dendam ayahku?

Semenjak kejadian itu pula arwah ayahku yang dulu sempat selalu mengikutiku sekarang sudah mulai jarang menampakkan dirinya. Bukan karena beliau sudah tenang, tapi karena aku yang mengusirnya.
Rafa : Ayah, rafa ingin ayah pergi! Rafa sudah muak dengan semua ini! Rafa…rafa sudah muak dengan semuanya
Rafa : Seandainya saja dulu rafa memutuskan untuk tidak terjun lebih jauh ke masalah ini, rafa tidak akan merasa sesakit ini.
Rafa : Rafa…rafa sudah kehilangan semuanya ayah! Rafa tidak ingin merasakan kehilangan lagi. Sudah cukup apa yang rafa rasakan sampai dengan saat ini. Biarlah semua yang sudah terjadi…

Aku sadar kalau saat itu ayah sedih mendengar ucapanku, dan tak lama arwah ayahku menghilang dari pandanganku sampai saat ini. Aku tahu ayah kecewa kepadaku, karena semua yang telah dia lakukan dan dia percayakan kepadaku sudah tidak akan dilanjutkan kembali. Bagaimana dengan alisha? Saat itu aku pikir jika aku tetap menjauh dari masalah ini maka setidaknya alisha tidak akan kenapa-kenapa.

-0o0-

Hari itu…

Tak lama setelah alisha dan zaki meninggalkanku di gedung itu, Pak Ridwan beserta anak buahnya datang ke gedung itu. Namun kedatangan mereka percuma, mereka terlambat datang dan kehadiran mereka disinipun tidak akan bisa merubah apa-apa.
Pak Ridwan : Rafa, apa yang terjadi!?
Rafa : Mereka telah membawa adikku…

Aku dibawa pak ridwan ke kantornya tidak lain dan tidak bukan untuk diminta keterangan atas apa yang telah terjadi di gedung itu. Sengaja pak ridwan hanya mengajakku di ruangannya berdua karena pak ridwan yakin masih banyak hal yang tidak ingin aku sampaikan terus terang kepadanya.
Pak Ridwan : Sekarang maukah kamu menceritakan semuanya?
Rafa : Mereka membawa pergi adikku
Pak Ridwan : Adikmu siapa? Semuanya masih sangat tidak jelas jika kamu belum menceritakan semuanya rafa!?
Rafa : Jika saya menceritakan semuanya, apakah bapak bisa saya percaya?
Pak Ridwan : Kamu tidak punya pilihan lain rafa selain percaya kepadaku. Hanya aku yang bisa membantumu sekarang.
Rafa : Bapak tahu kenapa pintu kamar mandi di pojok sana selalu rusak meski baru diganti?
Pak Ridwan : Kamu tahu darimana? Pak ridwan kaget mendengar ucapanku.
Rafa : Pintunya tidak akan pernah benar karena ada yang tidak ingin ruangan itu digunakan.
Pak Ridwan : Maksudmu rafa? Siapa orangnya?
Rafa : Bukan orang yang bisa kita lihat sesukanya, dia hanya akan menampakkan dirinya jika dia sudah mulai merasa terganggu.

Sampai disini pak ridwan hanya diam mendengar ucapanku. Aku yakin sekali kalau dia tidak paham dengan yang kumaksudkan
Rafa : Bapak percaya padaku?
Pak Ridwan : Buat aku percaya padamu

Tanpa pikir panjang aku langsung menutup mataku, sedikit berkonsentrasi dan kemudian pintu yang harusnya rusak dan tidak bisa dibuka itu terbuka dengan kerasnya. Tidak hanya pintu itu tapi pintu ruangan pak ridwan yang dikunci juga terbuka seketika. Kertas-kertas yang ada di meja berhamburan ke udara dan peralatan elektronik sempat mati kemudian hidup lagi seakan tiba-tiba ada sesuatu yang menimbulkan interferensi di ruangan pak ridwan.

Semua orang yang berada di ruangan langsung berkumpul di ruangan pak ridwan saat itu, seakan masih belum percaya dengan kejadian yang baru saja tadi mereka saksikan.
Pak Ridwan : Semuanya kembali ke tempat masing-masing, dan rapikan semua barang-barang yang terjatuh

Menyaksikan kejadian yang baru saja terjadi aku yakin membuat sedikit beliau shock. Betapa tidak, pandangannya sekarang seperti orang yang setengah percaya dan bingung atas kejadian tadi.
Pak Ridwan : Apa itu tadi? Apa yang telah kamu lakukan rafa? tanya pak ridwan kepadaku
Rafa : Saya tidak melakukan apa-apa, bapak melihat sendiri saya duduk disini saja sedari tadi.
Pak Ridwan : Lantas tadi itu apa!? Tidak mungkin kalau itu hanya kebetulan saja.
Rafa : Saya memang tidak melakukan apa-apa, tapi saya tahu siapa melakukannya.
Pak Ridwan : Maksud kamu?
Rafa : Bapak percaya dengan kehidupan lain selain kita?

Aku kemudian mendekati pak ridwan, memintanya memegang pundakku sebentar. Sesaat ketika beliau memegang pundakku secara refleks beliau menarik kembali tangannya. Sambil berkata dengan muka yang sudah terlihat sangat jauh berbeda dari beberapa menit sebelumnya.
Pak Ridwan : Diakah yang melakukannya?
Rafa : Iya.

-0o0-

Beberapa minggu berlalu semenjak kejadian itu, aku lebih banyak menghabiskan waktuku di kantor polisi untuk mencari tahu keberadaan alisha sambil menyusun rencana apa yang akan kami lakukan.

Pak ridwan sendiri setelah kejadian kemarin beliau mau tidak mau juga akhirnya percaya kepadaku. Namun karena bukti yang telah beliau saksikan masih belum cukup untuk membuat orang lain akan percaya dengan semua ceritaku, akhirnya pak ridwan memutuskan untuk menyelidiki kasus ini secara independen.

Awalnya memang aku sudah berniat untuk tidak perduli dengan kasus ini lagi, tapi kiki dan pak ridwan selalu datang menemuiku dan meyakinkanku kalau masalah ini harus diselesaikan.
Kiki : Rafa, kamu tidak kasihan dengan ayahmu kalau kamu seperti ini!?
Rafa : Tidak, aku sudah cukup melakukan apa yang harus aku lakukan.
Kiki : Alisha pergi dengan mereka apa kamu pikir yang kamu lakukan itu sudah cukup sampai sini rafa!?
Rafa : Aku bertindak pun hanya akan membahayakan alisha!
Kiki : Jadi kamu pikir dengan diam maka itu sudah benar?
Rafa : Entahlah
Kiki : Sejauh ini kamu telah kehilangan banyak orang yang kamu sayangi bahkan dikhianati oleh sahabatmu sendiri. Setidaknya sekarang kamu masih bisa melakukan sesuatu supaya kamu bisa mendapatkan alisha kembali. Tapi sayang kamu lebih memilih berdiam diri
Rafa : Hentikan, cukup kiki!
Kiki : Kamu bukan seperti yang aku kenal, kuat dan selalu percaya diri. Kamu yang sekarang cuma orang yang lemah dan tidak bisa diandalkan. Aku pulang rafa…

Kata-kata terakhir dari kiki membuatku berpikir lama, namun benar-benar efektif mencambuk semangatku lagi. Aku tidak boleh berdiam diri, semua yang telah ayah lakukan harus aku lanjutkan. Dan aku harus membawa alisha kembali bagaimanapun caranya meski aku harus mengorbankan diriku sendiri untuk menghancurkan organisasi itu.

-0o0-

3 bulan kemudian…

Butuh waktu 3 bulan bagiku dan pak ridwan untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan alisha. Seseorang melihat alisha di daerah Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Mendapatkan informasi itu, aku dan pak ridwan bergegas pergi kesana.

Setibanya tiba di bandara Syamsudin Noer Banjarmasin, kami langsung dijemput oleh beberapa petugas. Aku pikir pak ridwan sudah berkoordinasi dengan petugas setempat untuk menangani masalah ini.
Pak Ridwan : Situasi saat ini tidak sama dengan situasi saat kita investigasi kemarin. Aku pikir sudah saatnya kita bergerak dengan bantuan banyak pihak. Lagipula yang kita hadapi bukan organisasi sembarangan

Aku hanya diam mendengar penjelasan pak ridwan. Sejujurnya aku sendiri masih tidak ingin melibatkan orang lain dalam masalah ini. Tapi apa kata pak ridwan juga tidak ada salahnya. Jika ingin menghancurkan organisasi itu kami butuh bantuan yang lebih banyak karena kami tidak tahu apa yang akan kami hadapi sebentar lagi.

Perjalanan dari bandara ke Banjarbaru sendiri tidak terlalu lama karena memang jaraknya yang dekat. Sesampainya di sana kami memutuskan untuk melakukan pengintaian tidak jauh dari rumah yang diinformasikan adanya keberadaan alisha.
Pak Ridwan : Rafa, jika nanti hasilnya tidak sesuai dengan keinginanmu setelah bertemu dengan mereka maka apa yang akan kamu lakukan?
Rafa : Saya hanya ingin alisha kembali, bagaimanapun caranya saya tidak perduli.
Pak Ridwan : Dengar, jika keadaan menjadi lebih buruk maka serahkan semuanya kepadaku. Kamu mengerti?
Rafa : Iya mengerti. Jadi apa rencana kita?
Pak Ridwan : Simpel, kamu hanya perlu membawa alisha. Dan jika memungkinkan membawa buku itu. Selebihnya abimana dan bram biar aku yang urus.

Situasi berubah menjadi sedikit tegang setelah mobil yang kami tempati yang kondisi sebelumnya dalam kondisi mati sekarang menyala sendiri. Begitu pula dengan wiper mobil yang ikut menyala diiringi dengan semua jendela mobil yang terbuka.

Saat itu di mobil hanya ada aku, pak ridwan beserta 2 orang temannya langsung terjaga menyaksikan hal aneh yang terjadi di depan mata kami. Dari apa yang aku lihat ada beberapa makhluk yang masuk ke dalam mobil dan mengganggu kami. Satu dengan muka yang rata dan dengan tangan yang panjang, satu dengan mata yang sangat besar tapi dengan kepala yang berputar 360 derajat. Dan satu lagi sesosok wanita yang menggunakan kain merah diseluruh tubuhnya.

Dari ketiga sosok itu yang paling membuatku siaga adalah sosok wanita berkain merah itu. Jika kalian sering melihat kuntilanak yang menggunakan kain putih di badannya, ini sama seperti itu namun bedanya yang ini menggunakan kain merah. Dengan mata yang berdarah namun dengan warna mata sedikit kehijauan.

Betul saja setelah aku pandangi sosok wanita itu, sosok itu kemudian berteriak kencang di depan mukaku dan langsung membuat mobil yang kami tumpangi langsung mati kembali. Aku kemudian mencekik sosok wanita itu sambil mengatakan.

“Bawa aku kesana!”

Tak lama sosok wanita itu langsung diam namun masih dengan pandangan tajam ke arahku. Kemudian dia pergi masuk ke dalam rumah yang sedang kami awasi waktu itu.


Pak Ridwan : Ada apa ini rafa!?
Rafa : Tampaknya alisha tahu keberadaan kita sekarang.

Alisha, kali ini kamu tidak akan bisa pergi lagi!

Bersambung...
bonita71
bonita71 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.