- Beranda
- Stories from the Heart
Generation With No Mythologies To Follow
...
TS
konigswood
Generation With No Mythologies To Follow
Love? What is that? Seems legit, can I have some on it?
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Hai untuk seseorang disana, Aku sayang padamu ketika aku benar benar membencimu saat ini, maafkan aku yang terlalu angkuh untuk mengatakan aku sayang padamu, maafkan aku yang ternyata tidak berusaha saat engkau hendak meninggalkan ku terdampar disini
Just enjoy it, If there was same name, same place, same stories (Copy Paste) at this story, i just said So sorry im to terrible to hear that, cz My stories gonna using similar name similar place, if you wanna share it, please dont forgot the copyright
Moral? I dont give a fuck with it, so here we go!
Kita coba sedikit pengindexan ya, sebelumnya ga ada indexnya
Spoiler for Sop Iler:
Diubah oleh konigswood 11-01-2018 11:35
0
92K
501
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
konigswood
#11
Jogja Nowadays
Jogjakarta, 14 Mei 2011
Jogja, kota pelajar dengan segala kehidupan malamnya, banyak yang mengatakan pergaulan di Jogja itu lebih bebas dari Jakarta, sebagai penghuni kota Jakarta tentunya aku ingin mencicipi bagaimana citarasa Khas Jogjakarta ini
Kereta sampai di Lempuyangan pagi hari, kita langsung menghubungi jasa layanan penyedia penginapan, waktu itu biaya penginapan hanya 100rb / malam, kalau sekarang cari penginapan 100 rb permalam di sekitaran malioboro? Mimpi apa kamu mas?
Setapak demi tapak ku lalui jalan ini, hingga kulihat Plang bertulis “Jl.Malioboro”, dan tak jauh dari Stasiun tugu nantinya kami menginap, Lempuyangan – Tugu jalan kaki? Betul – betul melelahkan, terlebih kami semua memang perokok dan pemabuk berat.
“Nyet agenda kemana dulu nih?” Tanyaku pada yang lain
“Istirahat dulu ampe jam 10an, abis itu ke vredeurburg (CMIIW kalo tulisannya salah), dah tidur dulu lah” Ucap Fajar
Lalu kami semua tidur dalam satu kamar yang terdapat dua ranjang ini, satu hal yang patut di waspadai, jika tidur bersama seperti ini, di wajibkan menggunakan ikat pinggang dan celana denim, karena kita semua penjahat, saat itu Ainun tidur menggunakan boxer, pada pukul 9 aku terbangun, dan nampaknya aku menemukan mainan, ku bangunkan personel lainnya, perlahan tapi pasti, boxer Ainun sudah terbuka, terlihatlah segitiga pengaman masa depan, lalu aku melihat sebuah pewangi ruangan di dalam kamar, langsung kuambil, dengan menggunakan kaki, kami berhasil menurunkan segitiga tersebut, dan munculan teripank milik Ainun, kemudian langsung SROOOOOOTTTT suara pewangi ruangan itu Cumiik keras saat ku semprotkan pada teripank milik Ainun, dan yang lain berusaha menahan Ainun supaya tidak terbangun tiba – tiba
Dan benar saja, belum habis pewangi ruangan ini, Ainun terbangun saat teripanknya penuh dengan busa dari pewangi ruangan ini
“Woi, Woi, woi apaan lah ini, anjinglah lu pada, perih anjing”Ucapnya sambil memegang teripank yang berwarna putih tersebut
“Hahahahah bodoh” Ucap kami bersamaan
Kemudian kami meninggalkan mainan tersebut, sedangkan Ainun masih tergeletak tak berdaya
“Gimana nyet? Glade sama Sutra enak mana aromanya?” Tanya ku sambil tertawa
“Ah tailah, pedih nyet, udah berasa pake kalpanax ini panasnya” Ucap Ainun
“Dah lu mandi sana bodoh, dah terima aja sih, teripank lu di obok – obok” Ucap Rizky secara kejam
Sebenarnya ini mainan kami ketika kami berlibur bersama dan ada yang menggunakan celana yang mudah di buka, Apakah teripank ku pernah mendapat perlakuan yang sama? Pernah, saat itu Martin mengoleskan Gel ke bulu teripank, hingga membentuk anak punk
Setelah Ainun mandi, kemudian kita bergegas menuju benteng di alun – alun selatan itu
Diorama demi diorama kami masuki, museum yang rama pengunjung saat itu, tak lupa kami banyak mengabadikan moment menggunakan kamera DSLR milik Fajar
Lapar menyerang, karena kami sadar, kami belum sarapan sedari pagi tadi, hingga perut kami membetuk sebuah musikalisasi, hingga kontes menyanyi
“Makan lah, lapar gua” Keluh Ainun
“Teripank lu lapar juga ngga?” Tanya Rizky setengah meledek
“Tai, masih perih ini” Keluhnya
“Najis bego lu pada, mau makan aja ngomongin teripank”Ucapku kegelian
Kami menyantap bakso di depan outlet Dagadu, yap tujuan berikutnya Dagadu Store, Ke Yogya namun tak mampir Dagadu ada yang kurang sepertinya, sepertinya dagadu telah berhasil memarketkan hingga memiliki customer yang loyal seperti kami, sial betul dagadu memang, terhitung sudah belasan kali aku kesini
Setelah selesai kita kemudian kembali ke penginapan dengan barang belanja yang banyak, belum apa – apa udah belanja aja ya, ini kenapa mental pria kesepian seperti layaknya ibu – ibu pecinta discount di mall ya?
“Beresin yang rapih lah nyet, ketuker aja nanti punya lu ama gua” Ucap ainun setengah jengkel melihat kantung plastik berserakan
“Teripanknya ketuker?”Ucapku sambil tertawa
“Ah tailah” Ucapna jengkel
Setelah membereskan semua, kami lalu duduk di depan penginapan, sambil mengamati wisatawan lewat, sambil mencari mangsa untuk nanti malam
“Liquid ya nanti malam” Ucapku dengan semangat
“Naek apa blok? Jauh bego Liquid Malioboro itu” Ucap Martin
“Terbang lah bego, ada Taxi juga ribet amat, Woles ada gua, jangan ngeremehin soal relasi gua disini mah” Ucapku
Segera kuhubungi rekanan dari Forum online mengenai dunia gemerlap, untuk memintanya menyediakan layanan tamu spesial bagi kepada kami, dengan anggaran 5 Juta kami serasa Raja malam itu, Wanita, Alkohol, Dentuman musik keras, OH yeah
Pukul 10.00
“Suhu, gua udah di depan Tugu nih, mobil lu yang mana suhu?” Ujarku melalui Telephone
“Innova abu – abu” balasnya
“OK, I see”
Kemudian kami berlima menghabiskan segelas Kopi joss ini, dan berangkat menuju mobil
“Mamen, Apa kabar?” Ucapnya sambil memeluk ku
“Sehat bro, Gimana? Cabut kita?” Ucapku
“Yuk lah, gua udah pesen 6 paket” Ucap lelaki asing itu
“Bro, sorry neh gua ngerepotin, minta di anterin segala ke Liquid aja”
“Gapapalah bro, kapan – kapan kalo gua ke Jakarta gua minta di anterin juga ke Stadium”
“Santai”
Sebelumnya kita memang sudah kenal satu sama lain, aku mengenalnya karena waktu itu secara tidak sengaja ada acara gathering di Bandung, jadi kita bisa lebih kenal
Setibanya di Liquid
“Reservasi atas nama Xin” Ucap Xin, yap dia memang keturunan Chinese, dia kuliah di Yogya, asli bandung
Kemudian para stewardess menyiapkan apa yang telah di pesan, sembari menunggu pesanan, Xin berkenalan dengan kawan – kawan ku, tak lama kemudian Xin menghubungi sesorang yang tidak ku kenal
“Barusan gua telpon, bentar lagi cewe – cewe dateng kok” Ucap Xin
“Nah, gua demen dah kalo ada cewenya gini”Tukas Rizky
“Oh ya bro, lu semua rencana kuliah dimana?”
“Senayan bro, gw mah yang deket – deket aja dari rumah” Sahutku
“Gw kuliah perhotelan, ya mau nerusin usaha kos – kosan bokap sih bro, sukur – sukur dari kos – kosan berubah jadi kamar hotel bintang 5 kan?” Ucap Rizky
“Seh keknya gua doang yak yang niat ngejar cita – cita? Gua pengen jadi jurnalis, yang laen mah nerusin bokap semua, tokai lah” Seru Ainun
Sembari ngobrol datanglah 6 wanita, yang pakaiannya kurang bahan mungkin, karena terlalu pendek, dan terlalu through see
“Hai, Udah lama? Sorry ya telat” Ucap salah satu dari mereka
“Di ospek dulu bos, lu pilih mana hahahhaha” Canda Xin, saat melihat kawan – kawan ku melongo
“Oi kicu, lu liatin biasa aja, kalo udah sangdibun beneran mah, ajak aja ke atas” Ucapku meledek mereka
Kemudian kami berkenalan satu sama lain, aku lupa sih sebenarnya nama mereka siapa saja, yang ku ingat hanyalah Sonya, karena dia yang malam itu bersama ku
Wine demi wine masuk kedalam tenggorokan, ah segar rasanya, kemudian sekitar pukul 2, kita langsung menggarap para wanita ini, mereka menggunakan mobil lain, sehingga di depan Wisma terdapat 2 mobil, 2 unit Innova yang dipenuhi dosa – dosa
Setelah memuaskan hasrat, aku sedikit mengobrol dengan Sonya, selain lihai dalam atraksi ranjang, tidak ada salahnya jika kita mengobrol untuk mendekatkan diri
“Kamu kuliah apa kerja di Yogya?”
“Menurutmu?”
“Tinggal sama siapa disini?”
“Sendirian, kenapa mau nemenin?”
“Next time kalo aku ke sini lagi mungkin, itupun kalo boleh sama cowo mu”
“Cowo? Spesies apa itu? Mumpung masih muda, seneng – seneng dulu aja, masalah cari cowo buat jadi pendamping hidup mah santai aja”
“Menurutmu apakah aku termasuk lelaki yang cocok jadi pendamping hidupmu?”
“Kurasa banyak wanita yang lebih cocok bersamamu ketimbang diriku yang sudah melakukan aborsi berkali – kali ini, dan kurasa di luar sana, ada banyak lelaki yang lebih cocok bersama ku kelak”
“Mengapa seperti itu?”
“Saat ini kita sama – sama berada di kasta terhina, dimana kita tidak saling melengkapi satu sama lain, dan tidak mungkin, seorang wanita murah sepertiku mendapat lelaki yang murah sepertimu, begitu juga sebaliknya, hidup perlu dua buah sisi yang saling melengkapi, oleh karena itu, aku seperti ini, supaya nantinya mendapat pendamping hidup yang baik, yang mampu mengajak ku keluar dari lembah hitam ini”
“Good girl, kayanya udah pagi, keluar yuk, cari sarapan”
“Tidur aja belum udah cari sarapan, hahahaha”
“Xin, Ini GFE nya 9, next time gua order sendiri ini Xin” Kirim ku melalui messenger ke Xin
Kemudian kita menyantap sarapan di restoran cepat saji, kita jalan kaki kesana, karena ya tidak cukup jauh, dan aku tidak perlu meminjam mobil Xin, Egg Scrumble dan waffle menjadi menu sarapan pagi itu, sembari bercerita – cerita hal yang tidak penting, peduli apa kami dengan status? Kami tidak lah berpacaran namun kita bisa sedekat ini? Rangkul – rangkulan di pinggir jalan pasar kembang? Mengapa tidak?
Setelah selesai sarapan kita kembali ke wisma, dan langsung pamit kepada ladies untuk kembali ke penginapan, kawan – kawanku belum bangun, tapi aku meninggalkan mereka bersama Xin, aku berjalan dari pasar kembang menuju ke malioboro, perjalanan dengan udara sehat di pagi hari, dan aku masih dapat menikmati, mbok – mbok yang bersiap dengan tas belanjanya yang memiliki tujuan pasar bringharjo
Sepertinya ini akan menjadi pagi yang panjang, ku buka DAP, ku mainkan lagu bernuansa Chillout berformat FLAC, sambil menikmati teh bercampurkan dengan vanilla serta sedikit creamer
Ternyata Yogyakarta seperti ini toh, bagus juga kotanya, setidaknya masih ada yang bisa di rindukan untuk kunjungan berikutnya, tak terhitung sudah berapa kali aku kesini, namun selalu ada hal baru yang kutemukan di Yogya
“Nah si monyet, nongkrong di depan penginapan aja, ninggalin lagi” Ucap si Rizky
“Hahaha sorry lah, ga kuat gua ngimbangin Sonya, dah gitu GFE nya oke pula”
“Nah si monyet ini, selalu kebagian yang enak terus kalau pas party begini, besok – besok kita harus swing nyet, ga mau tau” Ucap Fajar
“Bukannya lu tadi dapet yang mukanya manado banget ya Jar? Masa masih mau swing?”
“Beda, berisik banget ini tadi orangnya, ga menikmati gua asem lah”
Kemudian kita merokok bersama, dan mereka mencoba mencicipi Teh Vanilla ku, dan hasilnya mereka mengernyitkan dahi mereka
“Monyet bodoh, ini apa sih”
“Dah lah sana, gua mau rokokan dulu, sambil nikmati udara pagi”
“Ntar siang kita ke padang pasir, lu jangan kabur sendirian lagi nyet” Ucap Martin
“Cie elah kaya cewe aja gua, woles lah gampang”
Sekitar pukul 8, aku masuk kekamar, dan aku mulai terlelap, dan bermimpi indah bersama Laras, ntah mengapa aku memimpikan Laras, mungkin rindu diri ini padanya, saat tengah asik bermimpi ada sedikit sakit di kepala
“Anjing lah, tai sakit pala gua, ini apa – apaan dah, ngapa di jambak – jambak gua”
“Lu liat jam bodoh, udah jam 2 ini, buset lu di banguninnya kek bangunin mayat” Ucap Ainun jengkel
“Ah anjing lah, ya udah sih, ngantuk gua, mana mimpinya lagi bagus – bagusnya”
“Tidur di mobil aja, lu mandi gih sono, sebelum kita seret dan gua ceburin ke bak mandi” Ucap Martin
“Iye – iye, tai lu pada”
Ada yang pernah merasakan padang pasir di Yogya? Spesial bukan? Di Indonesia ternyata terdapat padang pasir yang cukup luas, onta arab nampaknya senang karena serasa ada di kampung halamannya, sehingga ia menyempatkan untuk take a pic.
Dan tak terasa waktu sudah sore, kemudian kita kembali ke penginapan serta mengembalikan mobil rental
“Tidur dulu dah, ntar malem kita cobain naek kuda, keliling Yogya” Ucap ku
0