- Beranda
- Stories from the Heart
LOVE IS LIE!
...
TS
dr.nduts
LOVE IS LIE!
Setelah sekian lama membaca dan menikmati SFTH, gua juga ingin bercerita. Semoga bisa dinikmati ya gan, yaaaaaa tapi maaf-maaf aja kalo tulisan atau ceritanya 'kurang', bukan anak sastra gua
Tapi mencoba boleh lah ya gan?
Untuk update, gak bakalan kentang ko gan. Ya, jangan ngomong kentang dulu si, kalau cerita gua aja belom ada yg baca dan suka.
Yaaa, udah ah gan, gak bsa ngomong banyak gua. Nikmatin aja. Ceritanya bisa fiktif, bisa fakta. Silahkan ditebak sendiri, biar cool, misterius dikit gan.
Bukan cerita horor, bukan bok*p juga, yaaa simak aja. Di tggu komen dan sarannya gan.

Tapi mencoba boleh lah ya gan?
Untuk update, gak bakalan kentang ko gan. Ya, jangan ngomong kentang dulu si, kalau cerita gua aja belom ada yg baca dan suka.
Yaaa, udah ah gan, gak bsa ngomong banyak gua. Nikmatin aja. Ceritanya bisa fiktif, bisa fakta. Silahkan ditebak sendiri, biar cool, misterius dikit gan.
Bukan cerita horor, bukan bok*p juga, yaaa simak aja. Di tggu komen dan sarannya gan.
Quote:

Spoiler for Indeks:
Diubah oleh dr.nduts 06-01-2018 23:40
anasabila memberi reputasi
1
7K
45
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dr.nduts
#21
Part 7
Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar
-Chairil Anwar-
-Chairil Anwar-
Esoknya, gua masih diam menemani Alya menuju kosan, tiba-tiba Alya bilang,
” Do, gua sebenernya punya pacar loh!“
“---“ gua Cuma bisa diam.
Jangankan lihat ke arah dia, lihat ke jalan aja gak focus. Gua reflex batuk, gua tau, gua sadar, gua ngerti, tapi rasa cemburu di hati itu timbul tanpa bisa di tahan, hak gua kan gak ada untuk cemburu, toh dia udah punya seseorang dari awal. Dan gua masih ada kaca besar di kosan yang tiap pagi menampar gua untuk sadar kalo Alya dan bahkan buat perempuan yang lain akan susah untuk gua dapatin. Stop dreaming dude, wake up!
“Lu kenapa diam?” Alya melirik gua
Gua paksakan untuk tersenyum, gua harus sadar siapa diri gua “ Iya kepikiran aja ama gua. Masih ada aja yaa yg mau ama lu, gak malu gitu liat lu yg gak ada malunya gini, bisa heboh sendiri”
“Sialan lu, hahaha. Udah 4 tahun gua ama dia, ya walau sring putus nyambung, tapi gua ngerasa Cuma dia yang ngertiin gua, Do. Lu ngerti gak maksud gua?”
“Yang bisa dan siap jinakin lu maksudnya?” Gua senyum kembali ke arahnya.
“Parah lu! Iya tapi, more or lessnya yg lu sebut tadi. Lu si jomblo dari lahir, gak ngerti maksud gua”
Iya gua gak ngerti maksudnya apa, tapi setidaknya gua ngerti gimana rasanya suka terhadap seorang perempuan, dan ternyata perempuan itu tidak mungkin untuk gua miliki. Gua tau rasa itu, bahkan gua bisa dibilang ahli untuk menyembunyikan perasaan gua sendri dari dulu.
“Yaudah Do, hati-hati ya” alya pun hilang dibalik pintu kosannya.
Dan gua masih mematung didepan pagar besar kosan Alya. Ya, gua tau. Untuk orang-orang yang punya berlebihan berat dari kurus, dan sedikit banget ketampanan dari wajahnya, hanya bisa memandang dari jauh. Pun mimpi untuk memiliki cinta bisa dibilang tabu, ya buat apa bermimpi yang lu tau kalau bangun jatuhnya pasti sakit. Dan ini adalah hari terakhir gua untuk bisa pulang bersama Alya. 4 Minggu kebersamaan yang gua bisa bilang indah, selama hidup gua. Baru kali ini gua bisa sedekat ini ama seorang perempuan cantik. Ya, inilah akhir dari dongeng gua berkat ospek.
Setelah ospek selesai, gua hanya bisa melihat Alya dari jauh. Dari kursi paling belakang di kelas, atau hanya melihat dari jauh saat gua ada di kantin. Gua kalau di kampus emang paling enak duduk di belakang, bukan untuk tidur tapi untuk bisa memperhatikan sekeliling, terutama bisa melihat dengan leluasa ke Alya.
Malam minggu, gua masih ingat jelas. Hari itu gua mengikuti seleksi untuk mengikuti salah satu kepanitiaan yang ada dikampus, dan beres pada jam 10 malam. Gua yang emang belum memiliki kendaraan, dan berniat untuk naik ojek pulang, melihat Alya sedang berduan dimotor menuju kosan Alya. Gua melihat dia tertawa sumringah, sangat bahagia. Timbul kembali rasa cemburu, yang harusnya tidak boleh ada di gua. Gua berniat untuk tidak melihatnya, tetapi ojek yang gua naiki malah melambat didepan kosan Alya yang sedang berbicara dengan seorang lelaki, gua buang pandangan kearah lain, tapi gua mendengar Alya memanggil. I don’t care, gak perlu tau gua itu siapa. Ya, gua gak perlu tau.
Pada bulan November pada tahun itu, gua menjalani kepanitian dan Alya juga ikut serta. Sibuk kuliah dan kepanitiaan, gua sering bolak-balik jurusan dan dekanat, tiba-tiba di dekat kantin gua melihat Alya dengan beberapa temannya. Tapia da yang aneh, Alya menunduk, dan gua lihat mukanya merah seperti menangis. Karena penasaran gua mendekatin kumpulan mereka.
“Kenapa lar?” Tanya gua kesalah satu temannya yang ada di sana.
“Ini abis putus ama cowoknya”
Tiba-tiba Alya melihat gua, menangis dan tersenyum melihat gua “Hai Do, gua putus setelah 4 tahun ini. Lu kemana aja kayak ngilang gitu? Sombong lu sekarang ya”
Gua bersorak dalam hati, gua bahagia. Akhirnya dia putus, gua merasakan senang luar biasa mendengar kata-katanya. Dengan senyum gua menjawab, “Udah Al, santai si. Ha ha ha”
“Parah lu Do, malah ketawa. Gua lagi patah hati juga”
“Ya buat apa nangisin dia yang ninggalin lu, Al. Masih banyak laki-laki lain yang lebih baik dari dia. Masih banyak ikan di laut, akuarium juga banyak pasti”
“Dasar” Alya mulai tersenyum.
“Udah udah, bentar lagi kumpul panitia tuh. Sana siap-siap”
“iya bawel”
Seneng? Pasti! Gua tidak bisa melepas senyum yang terukir di mulut gua. Tapi, semua itu hanya kebahagiaan sesaat. Gua masih menemukan suatu masalah besar, gua gak cocok untuk Alya. Gak cocok, sangat gak cocok. Gua bukan siapa-siapa. Jangan meminta hal yang tidak mungkin. Gua gak perlu main hal yang berbahaya.
***
Hari jumat malam di bulan November, gua keluar menuju parkiran di luar gedung tempat acara gua berlangsung. Gerah di dalam, gua berniat untuk sekedar mencari angin. Di saat gua sendirian, tiba-tiba Alya menghampiri gua.
“Ngapain Do?”
“ah, gerah di dalam. Mending di luar, adem” Gua kaget, grogi gua kembali aktif. Hampir 1 bulan gua sudah tidak mengobrol hanya berdua dengan Alya. Kini dia datang menghampiri gua.
“Sama ni, Do. gua temenin ya. Daripada lu kesambet”
Cobaan apa lagi ini tuhan? atau berkah dariMu?batin gua
0