Masuknya pekerja asal China ke kawasan Halim Perdanakusuma yang merupakan daerah militer milik TNI AU terus memicu kegeraman publik. Pasalnya kehadiran mereka tidak hanya ilegal namun kelima warga China tersebut juga berkeliaran menggunakan seragam militer negaranya, anehnya hal ini tidak terjadi di perbatasan melainkan di Ibu Kota.

Benarkah mereka berkeliaran memakai seragam militer hanya untuk gaya-gayaan saja, sedangkan mereka berada di negeri orang. Jika dianggap demikian maka tidak perlu menuntut penjelasan pihak Kedubes China karena hal ini hanya dianggap peristiwa biasa.

Namun nyatanya banyak pihak yang merasa heran atas peritiwa tersebut bahkan kelakuan pekerja asal Negeri Tirai Bambu itu dianggap telah mengusik nasionalisme dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal ini disebabkan oleh rangkaian peristiwa sebelumnya, menyangkut manuver China di Kawasan Laut China Selatan, termasuk insiden di Laut Natuna dimana KM Kway Fey 10078 berbendera China nyelonong memasuki wilayah laut Indonesia yang kemudian diselamatkan oleh kapal petugas penjaga pantai (coast guard) China.

Tidak heran jika banyak pihak menganggap apa yang terjadi di Halim merupakan ancaman serius sebagaimana pandangan politisi Gerindra yang juga merasa heran hal ini bisa terjadi.

"Bagaimana bisa orang asing selama hampir sebulan melakukan aktivitas ilegal di area militer kita, terlebih orang asing tersebut tidak membawa dokumen identitas lengkap dan berpakaian militer negaranya.," kata Sufmi Dasco Ahma, di Jakarta, Jumat (29/4/2016).

Satu hal yang paling mengherankan dan perlu diperhatikan, sambungnya, kasus ini terjadi di jantung Ibukota negara. "Jika di Jakarta saja bisa kebobolan, kita khawatir hal yang sama mungkin saja terjadi di daerah-daerah remote (terpencil) yang sulit untuk dipantau," pungkasnya.

Sumber