carienneAvatar border
TS
carienne
Dunia Yang Sempurna [TAMAT]




(credit to : risky.jahatfor the beautiful cover)


PROLOG :


Gue selalu percaya, apapun yang kita alami di dunia ini selalu memiliki alasan tersendiri. Ga terkecuali dengan kehadiran orang-orang di kehidupan kita. Setiap orang, setiap hal, memiliki perannya masing-masing di kehidupan kita ini. Ada yang datang untuk sekedar menguji kesabaran kita, ada yang datang untuk menyadarkan kita akan mimpi dan harapan yang selalu mengiringi kita.

Gue menulis cerita ini, sebagai wujud rasa cinta gue terhadap segala yang pernah terjadi kepada gue. Ada yang ingin gue lupakan, dan ada yang ingin gue kenang selamanya. Tapi pada satu titik gue menyadari, bahwa ga ada yang harus gue lupakan, melainkan gue ambil pelajarannya. Dan untuk segala yang pernah hadir di hidup gue, ataupun yang akan hadir, gue mengucapkan terima kasih dari hati gue yang terdalam.

Cerita ini berawal pada tahun 2006, pada saat gue masih culun-culunnya menjalani kehidupan. Gue baru saja lulus SMA, dan memutuskan untuk merantau, meskipun ga jauh-jauh amat, ke ibukota untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Gue masih mengingat dengan jelas momen ketika gue mencium tangan ibu, dan elusan kepala dari bapak, yang mengantarkan gue ke gerbang rumah, sebelum gue menaiki angkutan umum yang akan membawa gue ke ibukota.

Ketika angkutan umum yang membawa gue ke ibukota itu mulai berjalan, gue sama sekali ga bisa membayangkan apa yang akan terjadi di hidup gue selanjutnya. Tentu saja gue ga bisa membayangkan kehadiran seseorang, yang dengan segala keunikan dan keistimewaannya, memberikan warna tersendiri di hati gue.

Nama gue Gilang, dan semoga sekelumit cerita gue ini bisa berkenan bagi kalian semua.


Quote:
Diubah oleh carienne 27-03-2017 14:48
andromigas
xue.shan
tonosaputra1484
tonosaputra1484 dan 47 lainnya memberi reputasi
48
2M
5.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.7KAnggota
Tampilkan semua post
carienneAvatar border
TS
carienne
#4
PART 3

Seminggu setelah ospek selesai, gue dan Ara udah mulai terbiasa oleh rutinitas kuliah. Karena masih semester-semester awal, jadilah gue dan Ara sering, bahkan selalu sekelas. Pelan-pelan gue mencoba mengenal cewek yang hidup disamping gue ini. Malam itu gue dan Ara duduk bersila di lantai, di depan kamar Ara. Gue bersandar di balkon, sementara Ara duduk bersandar di kusen pintu kamarnya.

“ra…” panggil gue.

“hmm?” ara tampak sibuk memainkan handphonenya.

“lo punya pacar, Ra?”

Ara mengalihkan pandangan dari handphone yang dari tadi dia pegang, dan beralih ke gue. Dia terdiam sebentar, kemudian tertawa kecil.

“iya, punya. Kenapa emang?”

Gue menggeleng, “gapapa, nanya aja gue. Abisnya lo kayak asik gitu SMSan daritadi…”

“bilang aja lo ga betah gue cuekin sih…” sahutnya gemas sambil menyenggol kaki gue dengan kakinya.

“ya engga juga sih…”

“boong banget…” Ara menjulurkan lidah.

“betah-betah aja gue sih…” gue kekeuh.

“ya udah kalo gitu gue SMSan dikamar aja ya. Byeee…” sahutnya sambil beranjak berdiri dan mencoba menutup pintu.

“eh tega lo ninggalin gue diluar gini...” jawab gue sewot.

“ya tega aja, lagian gue juga capek, lo juga tidur sono gih!” perintahnya.

Ara nyengir kemudian menutup pintunya, meninggalkan gue yang masih duduk bersandar pada balkon sendirian. Kampret, pikir gue. Akhirnya dengan malas-malasan gue merangkak masuk ke kamar gue, mendorong sedikit pintu dengan kaki, sehingga masih ada celah sedikit untuk ventilasi udara. Gue kemudian berbaring di kasur, dan mata gue menerawang ke langit-langit, berharap mata gue mulai sedikit mengantuk karena hawa malam.

Gue terbangun karena ada suara seorang cewek yang memanggil nama gue. Entah berapa lama gue tertidur. Gue melihat Ara sedang berdiri di celah pintu yang tadi sengaja gue biarkan terbuka. Mungkin lebih tepatnya Ara lagi ngintipin gue.

“Gilaaang…” panggilnya lirih.

Gue bergidik. Itu beneran Ara apa jadi-jadian yang nyamar jadi Ara? Kok manggilnya lirih-lirih sedap gitu.

“Ara? Kenapa?”

Perlahan Ara membuka pintu kamar, dan memandangi gue dengan tatapan polos.

“Lo tidur?” tanyanya.

“enggak, gue lagi bikin bebegig sawah…” jawab gue sekenanya. Ya abisnya dia pasti lihat dong gue udah tidur tadi, masih nanya juga. “lo belom tidur, Ra?” tanya gue dari balik bantal.

“belom, ga bisa tidur gue, Gil…” jawab Ara, “gue boleh masuk?”

Gue menyingkirkan bantal yang menutupi muka gue, dan duduk sambil menggaruk-garuk rambut. “Boleh, masuk aja, Ra…” jawab gue sambil menguap.

Ara kemudian masuk ke kamar gue, dan gitu aja duduk di kasur, bersandar ke tembok di sebelah gue. Kepala gue rasanya pening, gara-gara baru tidur sebentar dan dipaksa bangun.

“temenin gue ngobrol dong…” pintanya.

Gue mengambil bantal dan memeluknya. “ya udah ngomong aja, gue dengerin….” jawab gue sambil memejamkan mata.

“gue lagi ada masalah sama cowok gue…..” dia mulai bercerita.

“uh – huh…”

“dia mulai posesif gitu sama gue. Waktu gue bilang ya gini ini konsekuensinya LDR, eh dianya marah-marah….”

“uh – huh….”

Ara mulai bercerita panjang lebar tentang masalahnya dengan cowoknya, dan gue cuma menjawab seadanya gara-gara ngantuk. Mendadak hidung gue dipencet dengan keras oleh Ara.

“aduhduhduh…” gue mengaduh mendadak, dan mata gue terbuka sepenuhnya. Gue lihat Ara ekspresinya kesel.

“napa sih Ra, sakit tau!” sahut gue keki.

“lah elo diajak curhat malah molor. Kan kesel gue!” balas Ara ga kalah keki.

“salah siapa lo curhat sama orang ngantuk….”

“lo kan tadi udah bilang iya, dengerin gue kek…” dia mulai merajuk.

Gue mengusap-usap muka gue, mencoba menghilangkan rasa kantuk gue ini demi seorang cewek rewel disamping gue. Gue menoleh ke Ara.

“iyaa udah ini gue dengerin. Gih cepet cerita, cepet bobo balik lagi ke kamar lo…” kata gue sambil tertawa.

“lo ngusir gue nih?”

“lah iyak masa lo mau tidur sini yang bener aja….” gue mulai lemes.

“ya udah gue balik ke kamar deh….” Ara merajuknya makin menjadi-jadi.

“lo mau cerita apa mau nguji kesabaran gue siiih….” gue mengerang sambil memeluk bantal erat. Rasanya kesel pengen cabik-cabik tuh bantal.

“ya makanya dengerin gue…..”

“IYA INI DARITADI GUE DENGER, SORAYAAAA….” gue merasa darah gue agak menggelegak seperti magma gunung berapi.

Akhirnya Ara pun mulai bercerita lagi panjang lebar, kali ini tanpa rewel karena gue udah sepenuhnya terbangun. Gue juga semampunya memberikan saran, dengan batasan-batasan yang ada, tentu saja, karena gue sama sekali ga tahu menahu dan ga kenal sama cowoknya Ara. Gue melihat jam di handphone gue udah menunjukkan pukul 2 pagi, sementara Ara semakin sedikit bercerita. Lama kelamaan suaranya semakin lirih dan akhirnya menghilang, dan dia tertidur di kasur gue.

Wah ini cewek bener-bener deh, pikir gue. Ngebangunin gue malem-malem buat ngegusur gue dari kasur. Akhirnya malam itu gue habiskan dengan tidur di tikar alas kasur gue, sementara Ara tidur di samping gue, dan diatas kasur gue.
sormin180
junti27
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.