Semenjak kejadian malam itu,gue seperti mulai merasakan yang namanya “jatuh cinta lagi”. Walaupun,sejujurnya hubungan gue dan fiana pun masih abu abu akibat gue yang masih belom siap untuk mempunyai suatu hubungan dengannya. Dan, intinya gue nyaman dengan hubungan ini namun bukan berarti gue bisa seenaknya saja memainkan perasaannya.
Hubungan gue dan fiana ini pun sudah berjalan kurang lebih empat bulan. Walaupun nampaknya fiana yang awalnya nampak sedikit resah dengan hubungann seperti ini,semakin lama dia pun mulai mengerti dan mulai nyaman dengan hubungan ini.
Salsa? Ya,gue memutuskan untuk menjauhinya,karena gue teringat dengan kata salsa yang dulu pernah ia ucapkan kepada gue yaitu dia lagi males pacaran. Khansa? Gue memang jarang bertemu dia lagi semenjak dia kuliah di depok,tapi intensitas gue berhubungan pun masih sering bergantian dengan fiana.
Hari ini pun tiba,suatu hari yang cukup sakral menurut anak kelas 3 sma, yaitu UN. Masa masa gue di sekolah ini sudah semakin menipis dan gue bakal mencari sesuatu rutinitas baru lagi. Banyak kenangann yang udah gue lalui disini, mulai dari gue masih memakai seragam smp gue ketika mos sma ini,yaitu seragam berwarna putih hijau sebagai ciri khas smp gue.
Atau hari hari kelas satu gue yang diisi oleh sosok yang sampai sekarang masih belom bisa untuk gue temui,yaitu dina, atau gue yang baru mulai pertama kali mengenal sahabat gue yang bernama niko dan rey. Kepergian dina,kedatangan ghina yang menggantikan posisi dina, satu band dengan fiana,kenal dengan senior bernama khansa,ataupun dengan junior seperti salsa.
Gue pun mulai mencoba mengerjakan ujian ini dengan perlahan. Hasil tiga tahun gue belajar hanya ditentukan oleh suatu ujian yang berlangsung selama 3 hari ini. Walaupun gue sendiri agak kurang yakin dengan beberapa pelajaran yang di ujikan karena gue sendiri kurang menguasai pelajaran pelajaran seperti biologi dan kimia. Ya,it sucks! Karena hitungannya lebih sedikit dibanding hafalan.
“nyet” sahut rey yang sedang merokok di tongkrongan ini
“kenape?” tanya gue
“liburan yuk,mumpung besok hari terakhir un,yakali kita ga liburan”
“mau kemanaa emang?siapa aja?kita kita aja?”
“paling gue,elu,niko,jonson,Yasmin,kalo ada Yasmin ya ada ghina, terus okta,nah kalo ada okta kan chika pasti ikut soalnya ada ghina juga hahaha”
“ngerembet amat yak,mau kemane?”
“mau ke bali. Anak anak pada mau kok,lu aja udah kayak anak sd abis kelar un langsung pulang makanya gue baru bisa ngomong sekarang,fiana mau ngga?”
“yah dia mah maunya kalo berdua sama gue doang rey, dia mana mau kalo rame rame gini”
“kenapa emang?malu?”
“hooh kan ga kenal jir,nanti coba gue tanyain yak”
Setelah rey mengucapkan kata liburan dan kata “Bali” fokus gue pun mulai berpindah. Gue udah lama ngga merasakan yang namanya night life,atau hal hal yang menurut gue dulu sangat wajar ketika kita lakukan di bali,seperti ada magnet tersendiri dari tempat tersebut.
***************
Akhirnya gue sukses melewati tiga hari perjuangan terhadap ujian nasional ini dan sekarang gue sudah bisa sedikit bernafas lega dan duduk santai di smoking room bandara Soekarno Hatta. Jam pun masih menunjukkan pukul 7 malam ketika gue,niko,jonson sudah sampai disini dengan membawa tas ransel gue untuk menikmati liburan ini.
Seperti yang sudah gue duga,fiana menolak ajakan gue dengan alasan dia malu untuk berlibur bersmaa teman teman gue. Fiana nampaknya lebih memilih untuk berlibur bersama teman teman akrabnya dan belajar untuk menghadapi Ujian masuk perguruan tinggi nanti.
Setengah jam kemudian,kami pun sudah berkumpul di bandara Soekarno hatta ini. Total ada 8 orang yang ikut berlibur ke bali dengan lima laki laki dan tiga perempuan. Beberapa saat kemudian,kami sudah bersiap check in dan menuju ruang tunggu keberangkatan pesawat tersebut.
Perjalanan dari bandara soekarno hatta menuju bandara ngurahrai pun terbilang cukup sebentar,Karena hanya memakan waktu kurang lebih dua jam.
“BALIIII!” sahut niko dan jonson sehabis menginjakkan kaki di bandara ini
“lebay lo,yang jemput mana ta?katanya om lu yang jemput?” tanya gue
“iyaa,bentar lagi sampe kok”
“terus nginepnya dimana?”
“villa om gue ron” sahut okta
Sekitar pukul 11 malam WITA kami akhirnya sampai di villa yang berada di daerah Sanur. Tanpa membuang buang waktu lagi,gue pun langsung menuju kamar yang berada di kamar inidan mulai membereskan barang barang gue. Kamar pertama diisi oleh gue dan rey,sedangkan kamar kedua diisi oleh jonson,niko,okta dan kammar terakhir diisi oleh para perempuan yang ikut berlibur.
“besok baru pergi ya? Istirahat dulu mending,itu mobil dikasih buat kita selama disini,cuman bensin tetep patungan,makanan juga udah disediain kok,tapi kalo mau masak ya bisa beli di minimarket deket sini” sahut okta
Kami semua pun mengangguk tanda mengiyakan dan kembali ke kamar masing masing untuk mulai beristirahat. Guue akhirnya mulai mencoba untuk tidur demi mengisi tenaga gue untuk melanjutkan aktifitas aktifitas yang akan gue lakukan disini. Entah berapa lama gue tertidur sampai akhirnya ada seseorang yang membangunkan gue..
“roon,bangunnn” ucap ghina smabil menggoyangkan kepala gue
“haa iyaa. Kok elu yang bangunin? Rey kemana?”
“tuh di depan villa,udah pada siap siap. Buruan gih udah siang tau”
5 menit kemudian,gue sudah selesai untuk bersiap siap mulai dari cuci muka dan berganti pakaian untuk berwisata di daerah ini. Dan akhirnya,kami pun mulai memacu mobil kami menuju pasar sukowati.
Ga banyak barang yang kami belanjakan disini,hanya sekedar souvenir ouvenir untuk oleh oleh dan satu barang yang tak mungkin kami lupakan,yaitu arak bali.
Tapi diperjalanan kali ini sedikit berbeda. Ghina yang biasanya jarang sekali memegang hp nampak selalu memgang hp dan memainkan hpnya terus menerus selama perjalanan. Fikiran gue kali ini hanya memikirkan apakah dia mempunyai gebetan baru? Atau emang dia bakal balikan sama ryan? Who knows…
“bengong aja lo!” sahut rey tiba tiba
“yee masih aja diperhatiin anak orang,inget fiana!”
“hahaha kagak,gue cuman merhatiin tuh orang megang hp mulu sekarang”
“yaelah biarin aja apa,lo juga kan yang udah bikin keputusan milih fiana ngapain juga ngurusin ghina lagi”
Jam di tangan gue menunjukkan pukul 17.00 WITA ketika kami sudah sampai di pantai sanur. Entah kenapa,jika gue pergi ke tempat seperti ini gue pasti akan selalu ingat tentang kenangan kenangan yang gue lalui dengan dina. Gue pun lebih memilih untuk menatap pantai ini dengan tatapan kosong daripada harus ikut bersama teman teman gue yang sedang asyik untuk bermain air di pantai ini.
“roon ngga ikut?” tanya suara yang tiba tiba membuyarkan lamunan gue
“mager ghin,lagi pewe nih.bagus banget pemandangannya”
Ghina hanya terdiam dan duduk tepat di samping gue untuk melihat pemandangan yang gue liat dari tempat ini.
“lo ngapain juga malah ikutan duduk disini ghin?” tanya gue
“ngusir nih?”
“iyee,sono sono mending lu maen aer. Cocoknya anak kecil disana”
“bawel! Gapapa gue mau liat juga apa yang lu liat”
“fiana gimana?” tanya ghina tiba tiba
“maksudnya?kok nanyain fiana tiba tiba?”
“ya nggapapa. Abisnya kayaknya lo sama dia mulu sekarang,kok dia ga lo ajak kesini?”
“udah gue ajak kok,dianya gamau. Dia katanya mau liburan sama temen temennya juga”
“kenapa?cemburu ya?” tanya gue lagi
“ih apaan enak aja,males banget cemburuin lo mending gue cemburuin cowok lain yang lebih pantes”
“hahaha siapa emang yang pantes?” tanya gue
Sejujurnya memang gue ingin sekali menanyakan tentang status ghina sekarang,apakah ada seseorang yang mendekati dirinya atau tidak,namun gue urungkan jauh jauh niat itu.
“nggatau deh, males ah ngomongin cowok ga ada abisnya hahaha”
“ron biasa dong, I-pod sama earphonenya pinjem”
“tuh,pilih sendiri lagunya” ucap gue sambil memberikan I-pod gue
“ini aja ya?”
“apaan?”
“Iris – Goo Goo Dolls”
Kami pun mulai menyanyikan lagu ini secara berbarengan...
“And all I can taste is this moment
And all I can breathe is your life
When sooner or later it's over
I just don't wanna miss you tonight
And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am
And you can't fight the tears that ain't coming
Or the moment of truth in your lies
When everything feels like the movies
Yeah, you bleed just to know you're alive”
“lo suka pantai ya ron?” tanya ghina lagi
“biasa aja kok,tapi ya pemandangannya enak aja.kenapa?”
“nggapapa sih,gue cuman liat aja dari cara lo ngeliat pantai ini beda”
“hahaha beda gimana?jangan kayak dukun ah sotoy!” sahut gue sambil mencubi pipinya pelan
“yaa serius,pasti ada apa apanya deh sama yang namanya pantai makanya bisa kayak gini”
“kok lu bisa mikir gitu ghin?” tanya gue bingung
“ya allah ron, gue udah kenal lo lama kali,sebangku juga udah sampe bosen,masa gue gatau lo gimana sih?”
“cerita aja ron kalo emang mau cerita” sahut ghina yang masih memandang pantai ini
“hahaha ga ada apa apa ghin,emang pemandangannya bagus kok. Cuman ya kalo gue ke pantai suka inget dina aja kayak gue ngeliat ujan hahaha”
“Emang dia kapan balik deh ron?”
“entaah,gue sendiri udah gapernah ngobrol atau tau tentang kabar dia gimana”
“yaudah,siapatau kalo lo disini malah bisa ngobatin kangen lo sama dia kan?”
“hahaha nggatau sih,yaudah jangan bahas ini lagi ghin,mending liat tuh udah sunset” ucap gue mengalihkan pembicaraan
“iya ya,bagus banget deh ron…”
Tanpa gue sadar,kedua tangan kami sudah berpegangan diatas pasir pantai sanur ini sambil menikmati matahari yang sudah mulai tenggelam dengan indahnya diiringi oleh suara suara ombak pantai ini.
“ron…” sahut ghina yang tiba tiba bersuara
“kenapa ghin?”
“nanti kita bakal ketemu lagi ga ya?”
“maksud lo?”
“yaa masih bisa ketemu ngga ya?”
“lo kenapa mikir gitu ghin?”
“gatau hahaha. Random banget ya gue? Gue cuman kepikiran kalo gue harus di posisi dina nantinya,jarang ketemu lo yang sahabat gue”
"emang siapa yang ngakuin lo sahabat ghin?"
"kan mulai deh ngeselinnya!"
“janji ya?”
“janji apaan ghin?”
“sesibuk sibuknya kita nanti walaupun udah beda tempat kuliah, gue harap kita masih bisa sering ketemu kayak sekarang”
Gue hanya tersenyum mendengar ucapan ghina barusan.
“ih senyum doang,janji ya? Pinky promise?”
“Yes, I promise “
“Nanti gue bakal tagih janji looo !” ucap ghina sambil melempar segenggam pasir di tangan kirinya tepat di muka gue dan langsung berlari untuk kabur dari gue
“GHINAAA!!!”