- Beranda
- Buat Latihan Posting
Warung Kopi BLP Raya ! - Part 1
...
TS
pfapb
Warung Kopi BLP Raya ! - Part 1
Welcome To
Warung Kopi BLP Raya!
Warung Kopi BLP Raya!
Quote:
Disini tempat buat kongkow dan buat chit-chat antar kaskuser 
Perlu diperhatikan,disini dilarang post yang mengandung sara dan jangan debat disini!

Perlu diperhatikan,disini dilarang post yang mengandung sara dan jangan debat disini!

- PERATURAN UMUM :
1. No SARA
2. No Personal Insult
3. No Nude Picture
4. Menggunakan bahasa yang baik saat berbincang dengan member lain.
5. PRIME ONLY![Clone hanya boleh post disini tiap hari minggu,dan ID clone juga harus terdaftar di warkop ini.]
6. Jika Melanggar Peraturan No.5 = Delete Post
SANKSI :
1. Pelanggaran Pertama Kali : Teguran & Delete Post
2. Pelanggaran Kedua Kali : Banned
3. SARA , PERSONAL INSULT : BANNED (TANPA TOLERANSI)
4. TIDAK DIPERKENANKAN UNTUK JUALAN , PROMOSI BLOG , PROMOSI WEB : Hapus Post (TANPA TOLERANSI)
Quote:
Aturan main
1. Wajib ngejunk
2. Tidak melakukan Insult terhadap kaskuser lainnya
3. Wajib Rate 5 Thread ini.
4. Jika ada masalah pribadi dengan kaskuser disini,silahkan selesaikan via PM dgn ybs
5. Upload foto DP = BANNED
6. Upload foto nude = Delete post (Tergantung pertimbangan dari TS
)
7. Biasakan Single Quote! Multi quote digunakan hanya untuk kepepet
1. Wajib ngejunk
2. Tidak melakukan Insult terhadap kaskuser lainnya
3. Wajib Rate 5 Thread ini.
4. Jika ada masalah pribadi dengan kaskuser disini,silahkan selesaikan via PM dgn ybs

5. Upload foto DP = BANNED
6. Upload foto nude = Delete post (Tergantung pertimbangan dari TS
)7. Biasakan Single Quote! Multi quote digunakan hanya untuk kepepet

Siapa pun yang melanggar aturan,akan terkena banned 3 Hari atau Permanent 

Quote:
Buat yang mau gabung disini Wajib Isini Biodata dibawah ini
1. ID Prime :
2. ID Clone :
3. Nama Asli :
4. Nama panggilan :
5. Umur :
6. Jenis Kelamin :
7. Twitter/Line/Instagram (optional) :

1. ID Prime :
2. ID Clone :
3. Nama Asli :
4. Nama panggilan :
5. Umur :
6. Jenis Kelamin :
7. Twitter/Line/Instagram (optional) :

Semoga betah nongkrong terus dimari 
#SalamBLP

#SalamBLP

Diubah oleh pfapb 22-05-2016 15:20
0
290K
Kutip
10K
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buat Latihan Posting
35.7KThread•1.9KAnggota
Tampilkan semua post
lithium.rusak
#2078
Distrik 18: Part 2
Quote:
Penyamun tadi ambruk kehilangan keseimbangan dalam sekali tendangan dari sapuan kaki Edel. Saat aku alihkan pandangan mata ku, pemuda yang terluka tadi dengan sigap langsung memungut senapan dari penyamun yang sudah bermandikan darah. Secara terampil, dia mulai memisahkan magazinedari tempatnya, dan mengosongkan kamar peluru secepatnya. Wow. Apakah dia seorang militer?
"Edel, darimana saja kamu?" tanya ku ke Edel yang menodongkan pisaunya kearah penyamun yang terluka
"..." dia tetap dalam posisinya dengan pandangan yang sangat tajam kearah penyamun tadi. Seolah akan keluar sebutir peluru dari matanya yang siap menembus kulit
"Jangan tembak!.. Tolong jangan tembak!.. Jangan bunuh aku. Aku punya seorang istri dan anak" rengek si penyamun tadi memohon belas kasih
"Why are you asking for something good, even you're never doing a good thing?" kalimat itu terlontar dari mulut pemuda tadi
Si pemuda itu mulai merapatkan posisinya ke arah penyamun tadi. Aku cukup heran dengan pernyataannya yang menginterupsi Edel, bahkan Hart terlihat seperti kebingungan. Edel yang sedang menodongkan pisau dengan tangan kirinya kearah penyamun tadi, dengan waktu yang sama dibutuhkan mata untuk berkedip, mulai mengacungkan pistol lewat tangan kanannya kearah hidung pemuda tadi
"Siapa kau?" tanya Edel tetap pada posisinya dengan suara sedingin bongkahan es yang mengerucut ke bawah dan siap untuk jatuh
Pemuda itu tak gentar sedikit pun. Langkahnya tetap berirama konstan tanpa berkurang temponya. Tangannya mulai bergerak kearah tangan Edel. Entah apa yang dia pikirkan, kejadian berbahaya seperti itu seharusnya dihindari. Edel yang masih berurusan dengan penyamun tadi terlihat siap untuk menarik pelatuk. Aku yang dari tadi terduduk tidak bisa melakukan apa-apa
"Jangan!" Aku teriak sambil menutup mata tak mau menyaksikan hal mengerikan akan terjadi
Sepanjang mata ku terpejam, aku hanya mendengar suara suatu benda terjatuh di lantai yang sudah kotor dari reruntuhan badai peluru tadi. Aku sedikit memberanikan diri untuk membuka mata. Sesaat mata ku terbuka, aku melihat sebuah magazine peluru yang terjatuh. Pemuda itu memegang pergelangan tangan Edel dengan tangan kanan. Bisa dilihat, Edel mulai mengalihkan penglihatannya
"Masih ada satu peluru lagi yang harus kau keluarkan" ucap Edel dengan tatapan mata yang tidak kalah dingin dari sebelumnya
"Dengan senang hati aku akan menerima peluru itu, jika kau sanggup. Kau juga boleh meminta kawan mu disana untuk menembak ku sekarang" balas pemuda itu sambil mengarahkan todongan pistol Edel tepat kearah keningnya. Sangat tenang sekali
Eh? Tunggu dulu. Maksudnya kawan mu disana itu siapa? Pada awalnya hanya Aku, Hart, dan Edel yang berkeliaran disini. Lalu maksudnya itu siapa?
Edel terlihat mencoba untuk menarik pelatuknya. Tapi, seperti ada yang aneh. Ternyata jari telunjuk pemuda itu masuk ke sela-sela trigger pistol Edel. Sehingga menutup pergerakan jemari Edel untuk menarik pelatuknya
"Menarik" satu kata yang keluar dari bibir Edel yang mengakhiri aksi koboy-nya
Edel mulai menurunkan tensinya yang membuat kami segan untuk menginterupsi. Lalu ia mengangkat satu tangannya seperti isyarat berhenti. Wajah si penyamun yang sedari tadi menahan nafas agar pisau Edel tidak bertemu dengan nadi di lehernya, terlihat sekali berwarna putih pucat pasi. Bahkan luka di tangannya pun dapat dihiraukan dengan baik. Pemuda itu mulai melepaskan genggamannya setelah Edel mengosongkan kamar peluru pistolnya.
Aku hampir lupa jika Hart juga kena tembak di lengannya. Dengan segera aku menghampiri Hart yang terlihat cukup tegang atas pemandangan yang cukup memompa darah barusan. Hart yang memakai Hoodie berwarna gelap terlihat menahan perihnya di suntik sebutir peluru, entah itu kaliber berapa. Aku mengambil gunting untuk memotong bagian lengan hoodie Hart
"Jangan dipotong. Ini Hoodie kesayangan ku" pinta Hart sambil menjauhkan lengannya dari ku
"Sudahlah, jangan bertindak seperti jagoan. Lengan mu terluka tau" jawab ku tanpa memperdulikan permintaan Hart
"Ya ampun. Lukanya parah sekali. Ini harus diamputasi segera supaya tidak infeksi" kata ku sambil melihat lengan Hart yang terkoyak cukup parah oleh peluru
Warna muka Hart terlihat berubah menjadi biru. Nampak jelas dia sangat ketakutan sekali. Mirip seorang anak kecil yang kehilangan harapan untuk menggapai cita-citanya kelak. Melihatnya seperti itu aku jadi gak tega
"Hahaha, aku bercanda. Lagian kamu gak hati-hati sih" ucap ku sedikit terkekeh melihat tingkahnya
Aku tidak memiliki cukup persediaan untuk sekarang. Sepertinya membalut luka Hart adalah pilihan yang terbaik untuk sementara. Jika kita sudah sampai di Safe House tindakan lebih lanjut baru bisa dilaksanakan. Sekiranya hampir setengah jam berjalan kaki, kita akan segera sampai
Ketika aku sedang membersihkan luka Hart, aku melihat 'pemuda itu' sedang melakukan sesuatu pada si penyamun. Dia terlihat sedang mengosongkan peluru senapan si penyamun. Dan Edel? Dia terlihat membidik 'pemuda itu' dari jarak 2 meter. Bukankah pistol Edel sudah kosong isi pelurunya?
"Kau cari mati ya?" tanya Edel pada si 'pemuda itu' dengan sepucuk pistol yang siap meledak
"Kalau mau tembak, silakan saja" acuh si 'pemuda itu' dan tetap asyik melucuti senapan si penyamun
"Sepertinya kau orang militer ya?"
"Aku tidak ingat"
"Mungkin sebutir peluru bisa membuat mu ingat" gertak Edel pada si 'pemuda itu'
"Mungkin juga jasad ku nanti tidak akan berbicara banyak"
Debat mereka berlangsung sangat alot. Dan baru kali ini aku melihat Edel tidak berkutik saat berdebat dengan seseorang. Aku tidak menyangka 'pemuda itu' bisa meladeni Edel dengan tenang sekali. Apakah boleh aku meminta ilmu debat mu wahai anak muda?
"Wah wah, sepertinya ada yang kalah" ucap seseorang lelaki dengan tiba-tiba masuk ke dalam ruangan
"Leet? Kamu kemana saja baru kelihatan lagi?" tanya ku sedikit meninggikan suara karena terkejut bercampur senang
Sesosok laki-laki yang selalu memakai ghillie suit yang senada dengan kondisi sekitar reruntuhan gedung serta menenteng sepucuk sniper M1D garand dengan yang dililitkan semacam perban. Entah apa maksudnya lilitan perban itu sampai saat ini pun aku tidak mengerti
"Ah, aku baru menyelesaikan tugas pengintaian di sekitar perbatasan. Makanya aku jarang kelihatan" jawabnya sambil sedikit menggaruk kepalanya
Oh iya. Selama ini ternyata Leet mendapat tugas pengintaian dari Mod. Ketua dari kelompok kami. Sebelumnya, kami adalah pasukan Independence Trinity Organization cabang District 18. Kelompok ITO ini mungkin terlihat seperti kaum militan yang tidak suka dengan pemerintah. Jika pandangan kalian seperti itu, ya aku tidak akan menyangkal. Lagi pula aku berkata demikian bukan karena tanpa akal. Pemerintahan yang otoriter sekarang ini lebih merugikan rakyat seperti kami. Revolusi pemerintahan yang baru merupakan target kami
"Loh, ini siapa?" Leet bertanya pada kami setelah menemukan 'pemuda itu' dalam pergerakan kami
"Oh, tadi aku ketemu sama dia disini. Kepalanya luka. Sepertinya dia korban perampokan atau semacamnya" jelas ku sambil mencari sesuatu yang berbentuk perban
"Oh begitu. Mungkin dia cuma umpan" sambil melempar sebundel perban, nada suara Leet menandakan keraguannya
"Hmm, mungkin saja. Kenapa kamu gak tanya sendiri?" aku menangkap perban itu, lalu ku gunakan untuk membungkus luka Hart
Hart terus memperhatikan lukanya yang sejak tadi sedikit menganga. Tapi aku tidak melihat raut wajah yang menunjukan rasa cemas. Sepertinya Hart agak kesal karena dia tidak bisa beraksi lebih banyak selain terkena luka tembak. Sabar ya Hart, luka mu pasti lekas sembuh kok.
Tiba-tiba kepala ku sedikit pusing. Keseimbangan badan ku agak goyah ke samping kanan. Untungnya, ada sebuah meja yang bisa aku jadikan pijakan. Gerakan ku yang sempoyongan barusan sedikit menarik perhatian sepasang mata
"Hey. Kau siapa?" tanya seorang lelaki yang sedari tadi dipanggil Leet
"A..a..Aku tidak ingat" ucap ku pelan hampir seperti sebuah bisikan
"Perubahan drastis" suara itu berasal dari perempuan bernama Edel. Saat aku lihat pelupuk matanya, terlihat dingin sekali
Jika ada yang bertanya apa rasanya menjadi seekor kelinci di hamparan salju, mungkin aku bisa menjelaskan sedikit. Dinginnya air yang menjadi kristal es ini mungkin tak sedingin tatapan dingin seekor serigala kelaparan yang mengintai dari kejauhan dan juga tetesan air liurnya yang membuat nuansa lebih mencekam. Dan yang aku bisa mungkin hanya berlari, Err maksud ku melompat-lompat mencari tempat yang aman. Walaupun 100% aku pasti diterkam.
Kehadiran ku disini sepertinya sangat amat tidak tepat. Sekumpulan serigala yang bertarung melawan hyena bertemu dengan seekor anak kambing yang menjadi mangsa keduanya. Yang aku bisa lakukan mungkin hanya mengembik meminta bantuan dengan peluang mati yang besar
Nafas ku sedikit tidak karuan. Aku coba merebahkan tubuh ku ke tembok hingga akhirnya terduduk membelakangi tembok. Luka di kepala ku yang entah bagaimana aku mendapatkannya pun memperparah kondisi ku ini. Aku melihat Leet dan Sora sepertinya masih berbicara. Terlihat mereka sedikit menahan tertawa dan ekspresi Hart terlihat agak kecewa. Bisa ditebak arah obrolan mereka kearah luka yang didapat Hart. Seharusnya hal itu tidak perlu......
Fwushh trakk
Tiba-tiba aku merasa ada lesatan angin tepat sekali melewati 5 milimeter dari telinga kanan ku, dan tembok disebelah ku juga sedikit hancur. Aku bereaksi 2 detik setelahnya, memalingkan kepala ke sebelah kiri. Sebelum aku sadar apa yang terjadi, Edel terlihat mengacungkan pistol berperedam dengan sedikit gumpalan asap yang keluar dari larasnya.
"Dulu aku pernah mendengar sebuah proyek menjijikan di Distrik 21. Para tahanan dijadikan kelinci percobaan. Otak para tahanan itu ditanam keahlian tertentu. Seperti keahlian memegang senjata bahkan bela diri tingkat tinggi" tanpa aku sadari, wajahnya hanya berjarak 15 cm dari ku, dan sepucuk pistol kesayangannya terlihat mencium leher ku. Terasa hangat cenderung panas, dan mematikan
"Errrmm.." jawab ku sedikit gugup "maksud mu tahanan yang ditangkap karena melanggar hukum dan dikurung dalam sel?"
"Mungkin kau salah satunya" terlihat jari yang membalut pelatuk pistolnya mulai bereaksi
Ini pemandangan yang cukup menyeramkan. Kemungkinan tembakannya meleset hanya mencapai angka 0%. Disaat seperti ini, yang lainnya hanya mematung seolah sedang melihat pertunjukan sulap. Hello? Apakah kalian termasuk orang yang apatis jika melihat leher seseorang akan berlubang dalam waktu 3 detik kedepan?
Jantung ku mulai berpacu diluar kendali. Aroma mesiu masih tercium pada pistol itu. Aku hanya bisa memejamkan mata. Berharap, kematian ku nanti tidak seburuk apa yang aku bayangkan
Klik...klik...klik...klik...
Aku yakin, suara itu bukan berasal dari Mouse yang tersambung pada laptop maupun komputer. Lagipula mana ada orang bodoh yang asyik sendiri dengan Laptop saat dihadapannya ada skenario pembunuhan!
"Hei hei, sudahlah Edel. Kamu menakutinya tuh" pekik seseorang yang bernama Leet
"Seharusnya kalian merekam wajah bodohnya tadi" ejek Edel sambil menahan tawa
Aku membuka mata. Yang aku lihat, pistol yang digenggam Edel masih sama. Saat aku sadari, magazine pelurunya tidak ada. Peluru yang dia muntahkan hanya berasal dari dalam kamar peluru yang sempat terkokang. Demi apapun. Jika ini bercanda, sangat amat tidak lucu. Nyawa bukanlah bahan tertawaan.
"Terus, yang satu lagi kita apain enaknya?" Leet menginterupsi sambil melirik si penyamun "Sepertinya dia kelihatan jahat"
Saking seriusnya aku pada skenario bunuh membunuh tadi, aku lupa kehadiran si penyamun tak kalah pentingnya. Air mukanya mirip seekor anak anjing yang ketakutan. Aku sedikit mendelik kearah celananya. Ternyata tetap kering
"Oh, aku punya ide bagus" Sora menginterupsi. Lalu aku melihatnya dia mengambil sebilah pisau yang masih digenggam Edel.
*to be continued*
"Edel, darimana saja kamu?" tanya ku ke Edel yang menodongkan pisaunya kearah penyamun yang terluka
"..." dia tetap dalam posisinya dengan pandangan yang sangat tajam kearah penyamun tadi. Seolah akan keluar sebutir peluru dari matanya yang siap menembus kulit
"Jangan tembak!.. Tolong jangan tembak!.. Jangan bunuh aku. Aku punya seorang istri dan anak" rengek si penyamun tadi memohon belas kasih
"Why are you asking for something good, even you're never doing a good thing?" kalimat itu terlontar dari mulut pemuda tadi
Si pemuda itu mulai merapatkan posisinya ke arah penyamun tadi. Aku cukup heran dengan pernyataannya yang menginterupsi Edel, bahkan Hart terlihat seperti kebingungan. Edel yang sedang menodongkan pisau dengan tangan kirinya kearah penyamun tadi, dengan waktu yang sama dibutuhkan mata untuk berkedip, mulai mengacungkan pistol lewat tangan kanannya kearah hidung pemuda tadi
"Siapa kau?" tanya Edel tetap pada posisinya dengan suara sedingin bongkahan es yang mengerucut ke bawah dan siap untuk jatuh
Pemuda itu tak gentar sedikit pun. Langkahnya tetap berirama konstan tanpa berkurang temponya. Tangannya mulai bergerak kearah tangan Edel. Entah apa yang dia pikirkan, kejadian berbahaya seperti itu seharusnya dihindari. Edel yang masih berurusan dengan penyamun tadi terlihat siap untuk menarik pelatuk. Aku yang dari tadi terduduk tidak bisa melakukan apa-apa
"Jangan!" Aku teriak sambil menutup mata tak mau menyaksikan hal mengerikan akan terjadi
Sepanjang mata ku terpejam, aku hanya mendengar suara suatu benda terjatuh di lantai yang sudah kotor dari reruntuhan badai peluru tadi. Aku sedikit memberanikan diri untuk membuka mata. Sesaat mata ku terbuka, aku melihat sebuah magazine peluru yang terjatuh. Pemuda itu memegang pergelangan tangan Edel dengan tangan kanan. Bisa dilihat, Edel mulai mengalihkan penglihatannya
"Masih ada satu peluru lagi yang harus kau keluarkan" ucap Edel dengan tatapan mata yang tidak kalah dingin dari sebelumnya
"Dengan senang hati aku akan menerima peluru itu, jika kau sanggup. Kau juga boleh meminta kawan mu disana untuk menembak ku sekarang" balas pemuda itu sambil mengarahkan todongan pistol Edel tepat kearah keningnya. Sangat tenang sekali
Eh? Tunggu dulu. Maksudnya kawan mu disana itu siapa? Pada awalnya hanya Aku, Hart, dan Edel yang berkeliaran disini. Lalu maksudnya itu siapa?
Edel terlihat mencoba untuk menarik pelatuknya. Tapi, seperti ada yang aneh. Ternyata jari telunjuk pemuda itu masuk ke sela-sela trigger pistol Edel. Sehingga menutup pergerakan jemari Edel untuk menarik pelatuknya
"Menarik" satu kata yang keluar dari bibir Edel yang mengakhiri aksi koboy-nya
Edel mulai menurunkan tensinya yang membuat kami segan untuk menginterupsi. Lalu ia mengangkat satu tangannya seperti isyarat berhenti. Wajah si penyamun yang sedari tadi menahan nafas agar pisau Edel tidak bertemu dengan nadi di lehernya, terlihat sekali berwarna putih pucat pasi. Bahkan luka di tangannya pun dapat dihiraukan dengan baik. Pemuda itu mulai melepaskan genggamannya setelah Edel mengosongkan kamar peluru pistolnya.
Aku hampir lupa jika Hart juga kena tembak di lengannya. Dengan segera aku menghampiri Hart yang terlihat cukup tegang atas pemandangan yang cukup memompa darah barusan. Hart yang memakai Hoodie berwarna gelap terlihat menahan perihnya di suntik sebutir peluru, entah itu kaliber berapa. Aku mengambil gunting untuk memotong bagian lengan hoodie Hart
"Jangan dipotong. Ini Hoodie kesayangan ku" pinta Hart sambil menjauhkan lengannya dari ku
"Sudahlah, jangan bertindak seperti jagoan. Lengan mu terluka tau" jawab ku tanpa memperdulikan permintaan Hart
"Ya ampun. Lukanya parah sekali. Ini harus diamputasi segera supaya tidak infeksi" kata ku sambil melihat lengan Hart yang terkoyak cukup parah oleh peluru
Warna muka Hart terlihat berubah menjadi biru. Nampak jelas dia sangat ketakutan sekali. Mirip seorang anak kecil yang kehilangan harapan untuk menggapai cita-citanya kelak. Melihatnya seperti itu aku jadi gak tega
"Hahaha, aku bercanda. Lagian kamu gak hati-hati sih" ucap ku sedikit terkekeh melihat tingkahnya
Aku tidak memiliki cukup persediaan untuk sekarang. Sepertinya membalut luka Hart adalah pilihan yang terbaik untuk sementara. Jika kita sudah sampai di Safe House tindakan lebih lanjut baru bisa dilaksanakan. Sekiranya hampir setengah jam berjalan kaki, kita akan segera sampai
Ketika aku sedang membersihkan luka Hart, aku melihat 'pemuda itu' sedang melakukan sesuatu pada si penyamun. Dia terlihat sedang mengosongkan peluru senapan si penyamun. Dan Edel? Dia terlihat membidik 'pemuda itu' dari jarak 2 meter. Bukankah pistol Edel sudah kosong isi pelurunya?
"Kau cari mati ya?" tanya Edel pada si 'pemuda itu' dengan sepucuk pistol yang siap meledak
"Kalau mau tembak, silakan saja" acuh si 'pemuda itu' dan tetap asyik melucuti senapan si penyamun
"Sepertinya kau orang militer ya?"
"Aku tidak ingat"
"Mungkin sebutir peluru bisa membuat mu ingat" gertak Edel pada si 'pemuda itu'
"Mungkin juga jasad ku nanti tidak akan berbicara banyak"
Debat mereka berlangsung sangat alot. Dan baru kali ini aku melihat Edel tidak berkutik saat berdebat dengan seseorang. Aku tidak menyangka 'pemuda itu' bisa meladeni Edel dengan tenang sekali. Apakah boleh aku meminta ilmu debat mu wahai anak muda?
"Wah wah, sepertinya ada yang kalah" ucap seseorang lelaki dengan tiba-tiba masuk ke dalam ruangan
"Leet? Kamu kemana saja baru kelihatan lagi?" tanya ku sedikit meninggikan suara karena terkejut bercampur senang
Sesosok laki-laki yang selalu memakai ghillie suit yang senada dengan kondisi sekitar reruntuhan gedung serta menenteng sepucuk sniper M1D garand dengan yang dililitkan semacam perban. Entah apa maksudnya lilitan perban itu sampai saat ini pun aku tidak mengerti
"Ah, aku baru menyelesaikan tugas pengintaian di sekitar perbatasan. Makanya aku jarang kelihatan" jawabnya sambil sedikit menggaruk kepalanya
Oh iya. Selama ini ternyata Leet mendapat tugas pengintaian dari Mod. Ketua dari kelompok kami. Sebelumnya, kami adalah pasukan Independence Trinity Organization cabang District 18. Kelompok ITO ini mungkin terlihat seperti kaum militan yang tidak suka dengan pemerintah. Jika pandangan kalian seperti itu, ya aku tidak akan menyangkal. Lagi pula aku berkata demikian bukan karena tanpa akal. Pemerintahan yang otoriter sekarang ini lebih merugikan rakyat seperti kami. Revolusi pemerintahan yang baru merupakan target kami
"Loh, ini siapa?" Leet bertanya pada kami setelah menemukan 'pemuda itu' dalam pergerakan kami
"Oh, tadi aku ketemu sama dia disini. Kepalanya luka. Sepertinya dia korban perampokan atau semacamnya" jelas ku sambil mencari sesuatu yang berbentuk perban
"Oh begitu. Mungkin dia cuma umpan" sambil melempar sebundel perban, nada suara Leet menandakan keraguannya
"Hmm, mungkin saja. Kenapa kamu gak tanya sendiri?" aku menangkap perban itu, lalu ku gunakan untuk membungkus luka Hart
Hart terus memperhatikan lukanya yang sejak tadi sedikit menganga. Tapi aku tidak melihat raut wajah yang menunjukan rasa cemas. Sepertinya Hart agak kesal karena dia tidak bisa beraksi lebih banyak selain terkena luka tembak. Sabar ya Hart, luka mu pasti lekas sembuh kok.
Tiba-tiba kepala ku sedikit pusing. Keseimbangan badan ku agak goyah ke samping kanan. Untungnya, ada sebuah meja yang bisa aku jadikan pijakan. Gerakan ku yang sempoyongan barusan sedikit menarik perhatian sepasang mata
"Hey. Kau siapa?" tanya seorang lelaki yang sedari tadi dipanggil Leet
"A..a..Aku tidak ingat" ucap ku pelan hampir seperti sebuah bisikan
"Perubahan drastis" suara itu berasal dari perempuan bernama Edel. Saat aku lihat pelupuk matanya, terlihat dingin sekali
Jika ada yang bertanya apa rasanya menjadi seekor kelinci di hamparan salju, mungkin aku bisa menjelaskan sedikit. Dinginnya air yang menjadi kristal es ini mungkin tak sedingin tatapan dingin seekor serigala kelaparan yang mengintai dari kejauhan dan juga tetesan air liurnya yang membuat nuansa lebih mencekam. Dan yang aku bisa mungkin hanya berlari, Err maksud ku melompat-lompat mencari tempat yang aman. Walaupun 100% aku pasti diterkam.
Kehadiran ku disini sepertinya sangat amat tidak tepat. Sekumpulan serigala yang bertarung melawan hyena bertemu dengan seekor anak kambing yang menjadi mangsa keduanya. Yang aku bisa lakukan mungkin hanya mengembik meminta bantuan dengan peluang mati yang besar
Nafas ku sedikit tidak karuan. Aku coba merebahkan tubuh ku ke tembok hingga akhirnya terduduk membelakangi tembok. Luka di kepala ku yang entah bagaimana aku mendapatkannya pun memperparah kondisi ku ini. Aku melihat Leet dan Sora sepertinya masih berbicara. Terlihat mereka sedikit menahan tertawa dan ekspresi Hart terlihat agak kecewa. Bisa ditebak arah obrolan mereka kearah luka yang didapat Hart. Seharusnya hal itu tidak perlu......
Fwushh trakk
Tiba-tiba aku merasa ada lesatan angin tepat sekali melewati 5 milimeter dari telinga kanan ku, dan tembok disebelah ku juga sedikit hancur. Aku bereaksi 2 detik setelahnya, memalingkan kepala ke sebelah kiri. Sebelum aku sadar apa yang terjadi, Edel terlihat mengacungkan pistol berperedam dengan sedikit gumpalan asap yang keluar dari larasnya.
"Dulu aku pernah mendengar sebuah proyek menjijikan di Distrik 21. Para tahanan dijadikan kelinci percobaan. Otak para tahanan itu ditanam keahlian tertentu. Seperti keahlian memegang senjata bahkan bela diri tingkat tinggi" tanpa aku sadari, wajahnya hanya berjarak 15 cm dari ku, dan sepucuk pistol kesayangannya terlihat mencium leher ku. Terasa hangat cenderung panas, dan mematikan
"Errrmm.." jawab ku sedikit gugup "maksud mu tahanan yang ditangkap karena melanggar hukum dan dikurung dalam sel?"
"Mungkin kau salah satunya" terlihat jari yang membalut pelatuk pistolnya mulai bereaksi
Ini pemandangan yang cukup menyeramkan. Kemungkinan tembakannya meleset hanya mencapai angka 0%. Disaat seperti ini, yang lainnya hanya mematung seolah sedang melihat pertunjukan sulap. Hello? Apakah kalian termasuk orang yang apatis jika melihat leher seseorang akan berlubang dalam waktu 3 detik kedepan?
Jantung ku mulai berpacu diluar kendali. Aroma mesiu masih tercium pada pistol itu. Aku hanya bisa memejamkan mata. Berharap, kematian ku nanti tidak seburuk apa yang aku bayangkan
Klik...klik...klik...klik...
Aku yakin, suara itu bukan berasal dari Mouse yang tersambung pada laptop maupun komputer. Lagipula mana ada orang bodoh yang asyik sendiri dengan Laptop saat dihadapannya ada skenario pembunuhan!
"Hei hei, sudahlah Edel. Kamu menakutinya tuh" pekik seseorang yang bernama Leet
"Seharusnya kalian merekam wajah bodohnya tadi" ejek Edel sambil menahan tawa
Aku membuka mata. Yang aku lihat, pistol yang digenggam Edel masih sama. Saat aku sadari, magazine pelurunya tidak ada. Peluru yang dia muntahkan hanya berasal dari dalam kamar peluru yang sempat terkokang. Demi apapun. Jika ini bercanda, sangat amat tidak lucu. Nyawa bukanlah bahan tertawaan.
"Terus, yang satu lagi kita apain enaknya?" Leet menginterupsi sambil melirik si penyamun "Sepertinya dia kelihatan jahat"
Saking seriusnya aku pada skenario bunuh membunuh tadi, aku lupa kehadiran si penyamun tak kalah pentingnya. Air mukanya mirip seekor anak anjing yang ketakutan. Aku sedikit mendelik kearah celananya. Ternyata tetap kering
"Oh, aku punya ide bagus" Sora menginterupsi. Lalu aku melihatnya dia mengambil sebilah pisau yang masih digenggam Edel.
*to be continued*
Diubah oleh lithium.rusak 23-04-2016 18:50
0
Kutip
Balas