Kali ini yang ku ceritakan kisah tentang Refreshing yang sangat melelahkan, sama sekali tidak ada kebahagiaan di rasa setelah pulang, yang ada hanya lelah, encok, dan capek
7. Refreshing yang Melelahkan A
Quote:
Setelah kejadian-kejadian seperti itu saya berniat untuk mengendalikan agar tidak perlu melihat, saya baca sana sini buku dan bertanya kemana-mana akhirnya saya pun bisa sedikit mengendalikan dengan cukup merasakan lokasi dan (melihat dalam bathin) wujudnya, kata orang jawa ngebathin, Alhamdulillah sangat jarang lagi saya melihat penampakan, (Hanya Sesekali aja sih), itupun jaraknya tidak lagi sedekat dulu, paling menampakkan dari jauh atau hanya sekelebat saja.
Akhirnya sekolah selesai dan kuliah di kampus yang kecil, kami bersama teman kuliah menuju Malino, sebuah tempat wisata di Kab. Gowa yang terkenal bagi orang sulsel sebagai tempat Dingin… ketika sampai ke sana kami memilih tempat penginapan dan menyimpan barang kami, dan selanjutnya kami berjalan menuju sebuah taman agak luas tapi sepi, hari itu masih sore sekitar jam setengah 5, saat masuk ke tempat itu sebenarnya sudah mulai merasa tidak enak, bukan karena demam, tapi sangat terasa aura nya, tempat terbuka tapi terasa hawanya tidak segar, tapi ku coba berperilaku seperti yang lain, dan berusaha mengabaikan, soalnya tujuan kita ini refreshing, biar santai. foto-foto, ketawa ketiwi, menyanyi sambil main gitar, selayaknya para ababil yang kehilangan induk, semakin lama badan ini merasa makin tidak nyaman tapi mencoba untuk diamkan saja, akhirnya teman-teman wanita minta kembali ke penginapan karena sudah menjelang maghrib untuk istirahat. sesampainya di penginapan hal yang paling ingin ku lakukan saat udara dingin adalah Kencing, di penginapan itu dari depan terlihat 1 lantai, ternyata di bagian belakang itu masih ada tangga untuk turun, karena tekstur tanah yang yang merupakan pegunungan, tepat 2 meter samping tangga turun itu ada sebuah WC, ada 2 piihan, paling ujung yang sempit atau yang tidak jauh dari tangga tapi luas. Tentu ane pilih yang dekat karena sudah tidak sabar untuk keluarkan cairan racun ini, dan ccuuurrr… ohhh, lega nya, tapi tiba-tiba shiiinggg, kayak ada angin melintas di belakang, padahal pintu tertutup dan anehnya kamar mandi ini mestinya dingin seperti suhu di luar, padahal ada ventilasi besar di atas kea rah hutan belakang (jendela sekitar panjang 50cm tanpa kaca), wah, kayaknya ini salam perkenalan dari dia, yang tidak menunjukkan sopan santun pada ane, ane yakin dia tdk sopan karena ngintip ane pipis bro, waahhh, kurang ajar.
Setelah naik menuju kamar untuk istirahat, saya sempatkan ke kamar para cewek-cewek menyampaikan agar kalau ke kamar mandi sebaiknya minimal berdua.
Abis sampaikan pesan, ane langsung ke kamar yang di dalamnya sudah di isi oleh freddy dan bombom, saya liat kalung salib freddy yang besar saya pinjam, pakai sambil ngobrol dan bercanda, tiba-tiba tok… tok tok…
“siapa?” tanyaku
“dundung” jawabnya
“buka, tidak di kunci” sahut ku
“toy, liat si Ani, keluar dulu sini” kata dundung seperti buru-buru
“kenapa si Ani?” saya sebenarnya sudah tau apa yang terjadi, bulu kuduk sudah berdiri.
“liat mi dulu” jawab dundung
“oke, freed, keluar sana liat ani, saya menyusul” perintahku ke freed, krn bombom sudah kabur keluar tanpa perintah. Mungkin krn panic.
Mereka pun semuanya pergi, tinggal saya di kamar sendiri mencoba tenangkan diri. Karena ruang tamu berada di sisi kanan kamar yang terlihat langsung saat keluar dari kamar, maka saya mencoba keluar menahan lelahnya tubuh ini, dan kerennya, pas ketika saya keluar kamar, kepala Ani langsung menoleh pelan-pelan kearah saya sambil melotot (si Ani memang punya mata besar gan, jadi lengkap deh klo dia melotot). Saya menghampirinya dengan pelan sambil senyum teman-teman sumua kelihatan panic tapi hanya berdiridi sekitarnya,
“Jangan Ikut Campur, bukan urusanmu” Kata Jin ke arah saya.
“hehhehehe,,, jangan marah, kita kenalan dulu, biar kalau ketemu bisa saling sapa” jawabku bercanda sambil sodorkan tangan.
Si jin hanya liat tanganku kemudian menatap tajam ke arahku.
“Keluar yah? Kasian teman ku, tidak ada salahnya malah kau ganggu” mintaku.
“Tidak, saya minta anak ini” jawabnya santai di iringi ketawa cekikikan, buset bikin merinding.
“keluar tidak?” minta ku sambil melotot, karena sudah emosi liat gaya nya yang sok berkuasa.
“Tidak Maaauuuu… saya bilang, anak ini saya ambil” jawabnya ngarep.
“PEGANG” minta ku ke teman-teman.
Di sergaplah si ani seakan dia makanan di tengah orang kelaparan… ada yang lepas pegangannya tiba-tiba, (lupa siapa dia) saya bilang “pegang, jangan lepas”, dia jawab, “takut toy, dia melotot ke saya”, saya panggil yang lain untuk gantikan posisinya dengan pesan “jangan takut,dia hanya melotot kau melotot juga, makin kau takut, makin kuat dia” (kami semua tau, kalau si ani melotot memang seram gan, orangnya memang manis tapi karena matanya besar kalau melotot terasa seram apalagi tau ini kerasukan).
Dengan doa-doa pendek yang pernah di ajarkan orang-orang tua, ku bisikkan di telinga nya, di sertai tiupun ke telinganya sampai akhirnya dia kejang-kejang teriak,
“kita bisa begini terus sampai pagi kalau kau tidak mau keluar” kataku
“Stooppp… panass… panas…” jawabnya memelas
Lanjut tertawa Hihihiiiiiiiiiii
Saya kembali bacakan doa sampai dia teriak-teriak… ampun ampun… trus malah ketawa lagi, menjengkelkan gak gan?,, laki-laki siapa yang tidak sakit hatinya di permainkan oleh wanita??? Hah?? Siapa??? (duuhhh… malah kesitu)
Kemudian saya berhenti dan berdiri, dan meminta semua lepaskan pegangan.
“wooii,,, kau penguasa di sini???” tanyaku
Di jawab dengan senyuman.
Saya jongkok dan berusaha mendekati wajahnya.
“oke, kalau kau penguasa wilayah sini, ingat muka ku, ingat… kalau mau mengganggu, ingat muka ku, saya saja yang kau ganggu, jangan teman-teman ku…” kataku dengan dengan menantang..
“kalau ilmu mu tinggi, serang saya sekarang” lanjut tantangan ku (Harap jangan di ikuti, ini merupakan kesalahan jika melawan musuh tak kasat mata).
Dia mulai terlihat marah dan melototiku… dan ku sambut dengan ketawa santai, sambil mengejek keluarkan lidah sambil billekang mata(tidak tau apa bahasa indonesianya gan) wkwkwkwkk
Dan yang terasa sikut kanan saya terasa tertusuk jarum, dalam hati pun mengumpat “baik, masukk… lupa baca doa keasikan mengejek” tapi mengejek terus ku lakukan,, sikut kanan mulai menjadi dingin beku, ku lanjut dengan baca doa, sekaligus belajar tentang pagar tubuh, walaupun saya rasa itu telat, tapi harus di lakukan. Sumpah demi Allah, badan tubuh sebelah kanan dingin menggigil, sampai saya hamper jatuh, karena posisi saat itu saya sedang berdiri, karena terasa tulangku sangat menggigil bahakn pegang HP pun saya tidak bisa, malah hp yang ku pegang jatuh, karena tangan, kaki dan tubuh sebelah kanan terus bergetar hebat, terus ku tahan serangan itu yang terasa seperti tekanan beruntun dari arah kanan, mungkin analoginya ente baring tapi terus di dorong dari samping dengan halus
Sambil tatapan dengan Ani saya duduk di sofa di depannya, sambil terus ketawa “beginiji ilmu nu? Begini ji jago nu? Tai ji ini” (“Ilmu mu hanya sampai segini? Hanya segini ilmu mu?, Cuma Tai”
Sekali lagi saya lompat ke samping telinganya dengan mencoba menyerang dengan doa, dia terus menjerit, kami seperti bertarung dalam Arena UFC tapi saling pukul saja, tidak ada penyelesaian.
Setelah saya merasa dia teriak-teriak saja kepanasan tapi tidak mau keluar, dan saya mulai lelah (ade lelah bang.. lelah). Saya kembali ke sofa di sebelahnya duduk saling tatap saja, tekanan ini cukup berat, wajah gantengku tak bisa ku tunjukkan lagi karena lelah.
Dia tertawa di lanjut menatap emosi, energy tekanan yang kurasa sangat berat tapi masih bisa ku pertahankan tubuhku agar tidak di kuasai (hanya Ane dan Tuhan tau bgaimana kondisiku saat itu, sangat berat karena mesti mengejek sambil terus berdoa dan memasang pagar sukma, sungguh multi tasking..wkwkwkwkk), ku panggil temanku, si mus, untuk segera cari cara lain, karena saya kewalahan.
Ternyata Sul langsung teriak, saya ada kenalan, dia baru ingat seorang teman yang bisa Ruqiah, di telpon minta tolong, tiba-tiba pulsa habis gan… ironisnya yang di sana juga kehabisan pulsa. Jam 1 malam teman-teman keliling mencari penjual pulsa, semua tutup, hanya 1 jalan gedor-gedor dan minta tolong. Akhirnya beberapa kartu perdana di bawa oleh mus dan sul. Saya masih di tempat dengan saling tatap, tidak ada lagi senyum dan tawa di antara kami, terus terang mungkin ini yang namanya bosan. Sampai akhirnya hanya kaki dan tangan saya bergetar, karena terus melawan, jidat si ani mulai mengerut karena marah, teman yang lain hanya melongo kami sedang main apa, sebenarnya kami main tatap-tatapan saja siapa yang kalah bakal di ketawai… (itu yang terlihat).
Kemudian si sul berhasil menelpon kembali si pak ustad, dan HP kemudian di leptakkan di atas Gelas yang berisi air minum, kemudian di minta minumkan ke Ani dan kemudian HUeeekk.. Hueeekkk…saya pun tertawa besar, arena tangan dan kaki ku kembali normal. Dan ani pun sadar dan bertanya ada apa, lumayan 2 jam gan lelah bukan main.
Tapi masih terasa ada yang lain, Saya bilang pada Nini untuk periksa Riri di kamarnya, karena Riri di kamar sendirian tidur. Dan Nini kembali dan bilang, “Toy, Riri”
Bersambung Refreshing yang melelahkan B
Gambar Ilustrasi tidak ada, silahkan bayangkan sendiri... Wujud yang Kuasai teman ku itu sesosok kuntilanak, tetapi banyak terlihat darah di wajah dan di bajunya...