- Beranda
- Stories from the Heart
Eric & Katrina (horror complete story)
...
TS
vigovampironeo
Eric & Katrina (horror complete story)
ini cerita bukan sembarang cerita tetapi benar benar telah terjadi pada sekitar akhir tahun 2011 ketika eike masih kuliah semester 9 , 100 % true story tanpa rekayasa ,tanpa formalin dan tidak mengandung minyak babi , selain daripada itu cerita ini memang dirancang dengan alur yang dinamiz dan tata bahasa yang dramatiz sehingga cocix buat dibaca sebelum agan agan bobox cantix
Quote:

Quote:
Di atas karpet lusuh pemuda ceking itu terkapar tak berdaya setelah sebelumnya menenggak beberapa butir pil Lexotan , sementara botol Vodka dan ceceran daun ganja tampak berserakan di sekitarnya hingga membuat keadaan kamar ini jadi semakin kotor... begitulah caranya untuk lari dari kenyataan yang terlalu pahit serta kepedihan yang mungkin takkan pernah bisa terobati , Eric telah drop out dari kampusnya setahun yang lalu , keluarganya tercerai berai sejak bisnis ayahnya hancur dan menyisakan banyak utang , segala aset dan barang habis dijual , hingga puncaknya adalah kematian adik perempuannya yang bunuh diri karena tak sudi 'dijual' ayahnya kepada kolega bisnis.... sungguh betapa pahit dan pedihnya kenyataan yang harus ditanggung oleh Eric , betapa ia teramat sangat kehilangan adik perempuan yang begitu disayanginya itu , sekaligus betapa marahnya ia kepada ayahnya yang menyebabkan semua ini terjadi.
Me : " ric !!... eric !!.. "
Eric :" zzz... zzz... "
Danang : " udah biarin aja vig , udah teler berat dia "
Tak ada sahutan sama sekali saat aku mencoba membangunkannnya , kurasa ia terlalu teler dan mungkin baru akan terjaga esok siang.
Me : " kita ngapain nih sekarang ? "
Danang : " kita ngabisin minum aja vig "
Dengan malas aku dan Danang menghabiskan Vodka yang masih tersisa separuh botol , sementara benak kami terus memikirkan nasib Eric yang mengalami keterpurukan seperti ini... dulu ia adalah seorang anak band yang gaul , supel , alim , energik , serta hobi mendaki gunung , selain itu ia juga digandrungi cewe karena wajahnya yang lumayan ganteng mirip bintang film Junot , namun setelah sekian tahun tak bertemu dengannya kami merasa tak percaya melihat kondisinya yang berubah drastis , kini ia cuma seorang pemadat yang kurus kering , kere , nganggur dan depresi... rasanya sungguh miris saat aku melihat pipinya yang tirus dan badannya yang ceking itu.
Me : " kasian juga ni anak "
Danang : " lha trus kita mesti gimana vig ?!... gw gak tega juga sebenernya tapi bisa apa kita ? "
Me : " gw juga gak tau mesti gimana nang "
Dalam hati kami tak tega dengan Eric dan ingin bisa menolongnya bangkit dari keterpurukan , tapi masalahnya kami sendiri tak tau harus bagaimana , satu satunya yang bisa kami lakukan hanyalah menemaninya minum seperti halnya malam ini , mungkin dengan menceritakan beban beban psikologisnya kepada kami ia bisa merasa sedikit lega dan tak kesepian lagi , apalagi kami baru tau ternyata selama ini ia hidup mengasingkan diri di gang jl Borobudur dan meninggalkan pergaulannya semasa kuliah dulu , bahkan jika tadi sore kami tak membeli Vodka di dekat kampus ABM mungkin kami tak akan pernah bertemu dengannya lagi... pertemuan tidak sengaja itulah yang mengantarkan kami berada di dalam kamar sempit ini.
Danang : " si eric kita ajakin ngeband aja gimana vig ?!.. bayaran kita buat dia aja "
Me : " gw gak yakin dia minat ngeband lagi , ni anak udah kelewat depresi "
Danang : " pusing gw mikirinnya vig , cepetan abisin deh vodkanya trus kita pulang "
Tanpa berlama lama aku dan Danang segera mereguk Vodka hingga habis tak tersisa , beberapa menit kemudian kemudian adzan shubuh mulai terdengar sayup sayup dan kurasa sudah waktunya bagi kami buat balik ke kosan.
Me : " balik sekarang nih ? "
Danang : " iya sekarang vig , jam 9 pagi kan kita kuliah "
Me : " yo wes ayo ! "
Sebelum pergi dari sini kami memandangi si Eric yang masih terkulai di atas karpet , dalam hati aku hanya bisa berharap semoga ada keajaiban untuknya hingga ia bisa tersenyum lagi seperti dulu.
Me : " ric !!... eric !!.. "
Eric :" zzz... zzz... "
Danang : " udah biarin aja vig , udah teler berat dia "
Tak ada sahutan sama sekali saat aku mencoba membangunkannnya , kurasa ia terlalu teler dan mungkin baru akan terjaga esok siang.
Me : " kita ngapain nih sekarang ? "
Danang : " kita ngabisin minum aja vig "
Dengan malas aku dan Danang menghabiskan Vodka yang masih tersisa separuh botol , sementara benak kami terus memikirkan nasib Eric yang mengalami keterpurukan seperti ini... dulu ia adalah seorang anak band yang gaul , supel , alim , energik , serta hobi mendaki gunung , selain itu ia juga digandrungi cewe karena wajahnya yang lumayan ganteng mirip bintang film Junot , namun setelah sekian tahun tak bertemu dengannya kami merasa tak percaya melihat kondisinya yang berubah drastis , kini ia cuma seorang pemadat yang kurus kering , kere , nganggur dan depresi... rasanya sungguh miris saat aku melihat pipinya yang tirus dan badannya yang ceking itu.
Me : " kasian juga ni anak "
Danang : " lha trus kita mesti gimana vig ?!... gw gak tega juga sebenernya tapi bisa apa kita ? "
Me : " gw juga gak tau mesti gimana nang "
Dalam hati kami tak tega dengan Eric dan ingin bisa menolongnya bangkit dari keterpurukan , tapi masalahnya kami sendiri tak tau harus bagaimana , satu satunya yang bisa kami lakukan hanyalah menemaninya minum seperti halnya malam ini , mungkin dengan menceritakan beban beban psikologisnya kepada kami ia bisa merasa sedikit lega dan tak kesepian lagi , apalagi kami baru tau ternyata selama ini ia hidup mengasingkan diri di gang jl Borobudur dan meninggalkan pergaulannya semasa kuliah dulu , bahkan jika tadi sore kami tak membeli Vodka di dekat kampus ABM mungkin kami tak akan pernah bertemu dengannya lagi... pertemuan tidak sengaja itulah yang mengantarkan kami berada di dalam kamar sempit ini.
Danang : " si eric kita ajakin ngeband aja gimana vig ?!.. bayaran kita buat dia aja "
Me : " gw gak yakin dia minat ngeband lagi , ni anak udah kelewat depresi "
Danang : " pusing gw mikirinnya vig , cepetan abisin deh vodkanya trus kita pulang "
Tanpa berlama lama aku dan Danang segera mereguk Vodka hingga habis tak tersisa , beberapa menit kemudian kemudian adzan shubuh mulai terdengar sayup sayup dan kurasa sudah waktunya bagi kami buat balik ke kosan.
Me : " balik sekarang nih ? "
Danang : " iya sekarang vig , jam 9 pagi kan kita kuliah "
Me : " yo wes ayo ! "
Sebelum pergi dari sini kami memandangi si Eric yang masih terkulai di atas karpet , dalam hati aku hanya bisa berharap semoga ada keajaiban untuknya hingga ia bisa tersenyum lagi seperti dulu.
Quote:
Sore hari selepas kuliah aku dan Danang berniat datang kembali ke kosannya Eric , kali ini kami membawakannya sebungkus nasi Padang dan juga sebotol Vodka buat minum bareng seperti semalam... ketika tiba di kosannya kami mendapati Eric tengah nongkrong sendirian di atas lantai 3 yang dipakai buat jemuran , dengan melambaikan tangan ia menyuruh kami untuk naik ke sana.
Me : " ayo ke atas ! "
Danang : " lewat situ vig "
Setelah berjalan menaiki anak tangga di samping rumah akhirnya kami tiba di lantai 3 , rupanya dari sini pemandangannya terlihat begitu elok , berhektar hektar area persawahan tampak terhampar di segala penjuru , belum lagi semilir angin yang berhembus membuat kami jadi merasa segar.
Me : " enak nongkrong sini ric "
Danang :" iya nih pemandangannya ijo banget ric , anginnya seger lagi "
Eric : " tiap sore gw kayak gini ini "
Kini aku dan Danang telah duduk di sebelah Eric , segera saja kuserahkan bungkusan nasi Padang padanya namun entah kenapa ia malah menolaknya.
Eric : " ngapain bawain gw makan vig ? "
Me : " ya buat lu makan ric "
Eric : " gw gak mau lu kasian ma gw gara gara keadaan gw kayak gini , gw masih bisa beli makan vig "
Me : " santai aja lu ric , namanya temen kan wajar ngasih makan temennya "
Danang : " iya tuh ric , dulu kan lu juga sering nraktirin kita makan "
Me : " udah makan aja ric , santai aja lu "
Eric terlihat agak sungkan menerima sebungkus nasi Padang ini , mungkin ia merasa sensitif dan rendah diri saat kami membawakannya makanan , kini sambil mengunyah ia sedikit bercerita pada kami.
Eric : " gw sebenernya gak pengen ketemu siapa siapa lagi , gw pengen ngilang "
Danang : " lu gak kesepian kayak gini ? "
Eric : " sejak adek gw mati sebenernya gw juga udah mati nang... jiwa gw ini yang mati , gw ngerasa kosong "
Danang : " tapi kan enak kalo ada temen yang bisa lu curhatin "
Eric : " gak ada yang bisa bikin gw jadi ngerasa hidup lagi... gak ada nang "
Danang : " gw ngerti ric , tapi sampe kapan lu kayak gini terus ? "
Eric : " gw gak tau sampe kapan gw kayak gini... mungkin sampe gw beneran mati nang "
Danang : " lu jangan ngomong gitu dong ric "
Me : " ya mau gimana lagi ric , kita mesti bisa ikhlasin apa yang udah ilang "
Eric : " ikhlas ?!?... ha.. ha.. gimana gw bisa ikhlas adek gw mati vig ?!.... semua ini gara gara bokap gw "
Raut muka Eric tampak membara saat ia menyebut ayahnya , ada kemarahan besar yang terpancar di balik sorotan matanya , kemarahan yang mungkin telah coba ia redam namun tak pernah bisa.
Eric : " dimana sih adilnya tuhan vig ?!... kenapa mesti kayak gini keluarga gw ?!... kenapa bukan bokap gw aja yang mampus ?!?... kenapa mesti adek gw ?! "
Me : " gw juga benci sama bokap gw ric... nyokap gw cerai , masa kecil gw susah "
Eric : " tapi lu gak kehilangan apa apa vig... gw ?!?... "
Me : " udahlah ric "
Eric : " kalo tuhan itu emang beneran ada mestinya gak bakalan gw ngalamin semua ini vig... apa gunanya gw dulu rajin sholat , tahajud , doa tiap malem ?!?...
Me : " ric ?!.. "
Eric : " mana yang katanya tuhan itu maha penolong ?!?... maha pelindung ?!?!.... mana vig ?!?... "
Begitu berapi api Eric meratapi takdir hidup yang dirasanya tak adil , sebelum akhirnya ia menangis tersedu sambil menatap hamparan persawahan.
Eric : " gw kangen vig.. hikz !.. gw kangen katy... hikz !... gw kebayang terus sama dia... ketawanya... tingkahnya... senyumnya... manjanya... hikz !... gw kangeen !!... "
Danang : " gw ngerti ric "
Aku dan Danang tak bisa menghibur Eric yang tampak begitu rapuh , kami hanya bisa merangkulnya erat erat sambil mendengarkannya bercerita tentang adik perempuannya yang bernama Katrina atau biasa dipanggilnya Katy.
Eric : " kalo waktu bisa diputer gw akan ajak adek gw kabur ke malang sini atau kemanapun terserah , gw akan banting tulang buat dia.... bikin dia seneng , bikin dia ketawa "
Me : " .... "
Danang : " ..... "
Eric : " harusnya gw balik ke pontianak kalo tau akhirnya kayak gini... gw gak bisa ngelindungin dia... gak bisa nyelametin dia.... dia kejebak di keluarga gw yang amburadul , gw di malang sini gak bisa ngapa ngapain sampe akhirnya dia bunuh diri "
Me : " .... "
Danang : " ..... "
Eric : " hikz !... hikz !..
Setelah bercerita dengan terbata bata Eric mulai menangis sesenggukan , bisa kurasakan betapa pedihnya rasa kehilangan yang selama ini dirasakannya dan betapa hampanya ia menjalani hidup selepas kematian adiknya itu.
Me : " nang , kita minum di sini aja "
Danang : " iya vig "
Kubuka sebotol Vodka dan kuserahkan kepada Eric , setelah menyeka air mata ia langsung mereguknya pelan pelan sambil memandangi senja di ufuk barat... matanya tampak berkaca kaca sementara mulutnya diam seribu bahasa , ia menatap senja itu dengan kegetiran yang terus membelit jiwanya.
Me :" indah ya ric "
Eric : " .... "
Danang : " pantesan lu sering nongkrong di atas sini ric , senjanya cakep gini "
Eric : " lu tau kalo gw liat senja rasanya gw kayak mandangin muka adek gw "
Danang : " .... "
Eric : " cuma senja yang bisa ngehibur gw , gak ada lagi yang lain "
Perlahan senja di ufuk barat itu kian meredup seiring hari yang kian beranjak petang , sementara kumandang adzan maghrib mulai terdengar sayup sayup dan kami bertiga segera kembali ke kamar.
Me : " ayo ke atas ! "
Danang : " lewat situ vig "
Setelah berjalan menaiki anak tangga di samping rumah akhirnya kami tiba di lantai 3 , rupanya dari sini pemandangannya terlihat begitu elok , berhektar hektar area persawahan tampak terhampar di segala penjuru , belum lagi semilir angin yang berhembus membuat kami jadi merasa segar.
Me : " enak nongkrong sini ric "
Danang :" iya nih pemandangannya ijo banget ric , anginnya seger lagi "
Eric : " tiap sore gw kayak gini ini "
Kini aku dan Danang telah duduk di sebelah Eric , segera saja kuserahkan bungkusan nasi Padang padanya namun entah kenapa ia malah menolaknya.
Eric : " ngapain bawain gw makan vig ? "
Me : " ya buat lu makan ric "
Eric : " gw gak mau lu kasian ma gw gara gara keadaan gw kayak gini , gw masih bisa beli makan vig "
Me : " santai aja lu ric , namanya temen kan wajar ngasih makan temennya "
Danang : " iya tuh ric , dulu kan lu juga sering nraktirin kita makan "
Me : " udah makan aja ric , santai aja lu "
Eric terlihat agak sungkan menerima sebungkus nasi Padang ini , mungkin ia merasa sensitif dan rendah diri saat kami membawakannya makanan , kini sambil mengunyah ia sedikit bercerita pada kami.
Eric : " gw sebenernya gak pengen ketemu siapa siapa lagi , gw pengen ngilang "
Danang : " lu gak kesepian kayak gini ? "
Eric : " sejak adek gw mati sebenernya gw juga udah mati nang... jiwa gw ini yang mati , gw ngerasa kosong "
Danang : " tapi kan enak kalo ada temen yang bisa lu curhatin "
Eric : " gak ada yang bisa bikin gw jadi ngerasa hidup lagi... gak ada nang "
Danang : " gw ngerti ric , tapi sampe kapan lu kayak gini terus ? "
Eric : " gw gak tau sampe kapan gw kayak gini... mungkin sampe gw beneran mati nang "
Danang : " lu jangan ngomong gitu dong ric "
Me : " ya mau gimana lagi ric , kita mesti bisa ikhlasin apa yang udah ilang "
Eric : " ikhlas ?!?... ha.. ha.. gimana gw bisa ikhlas adek gw mati vig ?!.... semua ini gara gara bokap gw "
Raut muka Eric tampak membara saat ia menyebut ayahnya , ada kemarahan besar yang terpancar di balik sorotan matanya , kemarahan yang mungkin telah coba ia redam namun tak pernah bisa.
Eric : " dimana sih adilnya tuhan vig ?!... kenapa mesti kayak gini keluarga gw ?!... kenapa bukan bokap gw aja yang mampus ?!?... kenapa mesti adek gw ?! "
Me : " gw juga benci sama bokap gw ric... nyokap gw cerai , masa kecil gw susah "
Eric : " tapi lu gak kehilangan apa apa vig... gw ?!?... "
Me : " udahlah ric "
Eric : " kalo tuhan itu emang beneran ada mestinya gak bakalan gw ngalamin semua ini vig... apa gunanya gw dulu rajin sholat , tahajud , doa tiap malem ?!?...
Me : " ric ?!.. "
Eric : " mana yang katanya tuhan itu maha penolong ?!?... maha pelindung ?!?!.... mana vig ?!?... "
Begitu berapi api Eric meratapi takdir hidup yang dirasanya tak adil , sebelum akhirnya ia menangis tersedu sambil menatap hamparan persawahan.
Eric : " gw kangen vig.. hikz !.. gw kangen katy... hikz !... gw kebayang terus sama dia... ketawanya... tingkahnya... senyumnya... manjanya... hikz !... gw kangeen !!... "
Danang : " gw ngerti ric "
Aku dan Danang tak bisa menghibur Eric yang tampak begitu rapuh , kami hanya bisa merangkulnya erat erat sambil mendengarkannya bercerita tentang adik perempuannya yang bernama Katrina atau biasa dipanggilnya Katy.
Eric : " kalo waktu bisa diputer gw akan ajak adek gw kabur ke malang sini atau kemanapun terserah , gw akan banting tulang buat dia.... bikin dia seneng , bikin dia ketawa "
Me : " .... "
Danang : " ..... "
Eric : " harusnya gw balik ke pontianak kalo tau akhirnya kayak gini... gw gak bisa ngelindungin dia... gak bisa nyelametin dia.... dia kejebak di keluarga gw yang amburadul , gw di malang sini gak bisa ngapa ngapain sampe akhirnya dia bunuh diri "
Me : " .... "
Danang : " ..... "
Eric : " hikz !... hikz !..
Setelah bercerita dengan terbata bata Eric mulai menangis sesenggukan , bisa kurasakan betapa pedihnya rasa kehilangan yang selama ini dirasakannya dan betapa hampanya ia menjalani hidup selepas kematian adiknya itu.
Me : " nang , kita minum di sini aja "
Danang : " iya vig "
Kubuka sebotol Vodka dan kuserahkan kepada Eric , setelah menyeka air mata ia langsung mereguknya pelan pelan sambil memandangi senja di ufuk barat... matanya tampak berkaca kaca sementara mulutnya diam seribu bahasa , ia menatap senja itu dengan kegetiran yang terus membelit jiwanya.
Me :" indah ya ric "
Eric : " .... "
Danang : " pantesan lu sering nongkrong di atas sini ric , senjanya cakep gini "
Eric : " lu tau kalo gw liat senja rasanya gw kayak mandangin muka adek gw "
Danang : " .... "
Eric : " cuma senja yang bisa ngehibur gw , gak ada lagi yang lain "
Perlahan senja di ufuk barat itu kian meredup seiring hari yang kian beranjak petang , sementara kumandang adzan maghrib mulai terdengar sayup sayup dan kami bertiga segera kembali ke kamar.
Quote:
Di dalam kamar Eric langsung melinting ganja dan kemudian menghisapnya pelan pelan , kepulan asap pekat perlahan mulai memenuhi kamar sempit ini.
Eric : " lu gak pengen nyimeng ? "
Danang : " gw gak doyan ric "
Me : " gw udah males nyimeng ric "
Dengan berat hati aku dan Danang menolak lintingan rokok ganja yang ditawarkan Eric , kini sambil terbatuk batuk ia mulai bercerita lebih jauh tentang kehidupannya saat ini.
Eric :" lu tau gw dapet duit darimana ? "
Danang : " ?!? "
Me : " ?!? "
Eric : " ya dari jualan cimeng ini "
Danang : " lu jadi bandar ric ?! "
Eric : " gw pengedar kecil kecilan doang , yang beli anak kuliahan sama anak sma "
Danang : " kalo ketangkep polisi gimana lu ? "
Eric : " gw gak peduli , masuk penjara atau dihukum mati sekalian malah seneng gw "
Danang : " buset lu ric ! "
Dalam hati aku merasa terkejut mendengar pengakuan Eric yang menjadi pengedar ganja , tadinya kupikir ia hanyalah seorang pengangguran yang bekerja serabutan atau menjual apa saja untuk bisa makan , mabok dan nyimeng.
Eric : " tapi ya gini ini , cimeng buat dagangan kadang gw embat juga "
Danang : " trus ?! "
Eric : " ya gw gak dapet duit dari bede , utang gw banyak "
Danang : " trus mau sampe kapan lu kayak gini ric ? "
Eric : " sampe gw mampus nang... ha.. ha.. "
Danang : " ric ric !!.. "
Semua ini terlalu menyedihkan dan sepertinya Eric justru menikmati keterpurukannya ini , sambil mengepulkan asap ganja ia terus melanjutkan ceritanya , kali ini ia agak meracau karena efek kimiawi ganja yang dihisapnya.
Eric : " apa sih yang orang cari di dunia ini ? "
Danang : " ya nyari bahagia ric "
Eric : " bahagia ?!?.. kayak apa ?!... "
Danang : " ya pokoknya bahagia ric "
Eric : " bener nang , orang hidup emang nyari bahagia... tapi kalo buat gw itu semua udah ilang , trus bahagia kayak gimana lagi yang mesti gw cari ?! "
Danang : " .... "
Me : " ..... "
Eric : " dulu gw punya impian bakalan jadi sarjana , kerja enak , duit banyak , nikah , beli rumah gede yang bakalan gw tempatin sama bini , sama adek gw juga "
Danang : " .... "
Eric : " kalo impian gw itu kesampaian gw bakalan jadi orang paling bahagia nang , hidup gw ini bakalan sempurna "
Me : " ..... "
Eric : " apa tuhan itu gak denger ya doa gw tiap malem pas tahajutan dulu ?!.. ato emang tuhan itu sebenernya gak ada ?!... "
Danang : " ya ngga gitu juga ric "
Eric : " ngga gitu gimana nang ?!?... lu liat anak anak di palestina sono ?!... pada mati juga kan dibantai israel ?!... kenapa tuhan biarin aja ?!?... "
Aku hanya terdiam mendengar racauan Eric yang penuh kekecewaan dan keputusasaan , ia terlihat seperti orang yang sedang menggugat Tuhan atas takdir buruk yang tengah dijalaninya.... maafkan aku yang tak bisa menjawab satupun pertanyaanmu ric , only god knows why.
Eric : " lu gak pengen nyimeng ? "
Danang : " gw gak doyan ric "
Me : " gw udah males nyimeng ric "
Dengan berat hati aku dan Danang menolak lintingan rokok ganja yang ditawarkan Eric , kini sambil terbatuk batuk ia mulai bercerita lebih jauh tentang kehidupannya saat ini.
Eric :" lu tau gw dapet duit darimana ? "
Danang : " ?!? "
Me : " ?!? "
Eric : " ya dari jualan cimeng ini "
Danang : " lu jadi bandar ric ?! "
Eric : " gw pengedar kecil kecilan doang , yang beli anak kuliahan sama anak sma "
Danang : " kalo ketangkep polisi gimana lu ? "
Eric : " gw gak peduli , masuk penjara atau dihukum mati sekalian malah seneng gw "
Danang : " buset lu ric ! "
Dalam hati aku merasa terkejut mendengar pengakuan Eric yang menjadi pengedar ganja , tadinya kupikir ia hanyalah seorang pengangguran yang bekerja serabutan atau menjual apa saja untuk bisa makan , mabok dan nyimeng.
Eric : " tapi ya gini ini , cimeng buat dagangan kadang gw embat juga "
Danang : " trus ?! "
Eric : " ya gw gak dapet duit dari bede , utang gw banyak "
Danang : " trus mau sampe kapan lu kayak gini ric ? "
Eric : " sampe gw mampus nang... ha.. ha.. "
Danang : " ric ric !!.. "
Semua ini terlalu menyedihkan dan sepertinya Eric justru menikmati keterpurukannya ini , sambil mengepulkan asap ganja ia terus melanjutkan ceritanya , kali ini ia agak meracau karena efek kimiawi ganja yang dihisapnya.
Eric : " apa sih yang orang cari di dunia ini ? "
Danang : " ya nyari bahagia ric "
Eric : " bahagia ?!?.. kayak apa ?!... "
Danang : " ya pokoknya bahagia ric "
Eric : " bener nang , orang hidup emang nyari bahagia... tapi kalo buat gw itu semua udah ilang , trus bahagia kayak gimana lagi yang mesti gw cari ?! "
Danang : " .... "
Me : " ..... "
Eric : " dulu gw punya impian bakalan jadi sarjana , kerja enak , duit banyak , nikah , beli rumah gede yang bakalan gw tempatin sama bini , sama adek gw juga "
Danang : " .... "
Eric : " kalo impian gw itu kesampaian gw bakalan jadi orang paling bahagia nang , hidup gw ini bakalan sempurna "
Me : " ..... "
Eric : " apa tuhan itu gak denger ya doa gw tiap malem pas tahajutan dulu ?!.. ato emang tuhan itu sebenernya gak ada ?!... "
Danang : " ya ngga gitu juga ric "
Eric : " ngga gitu gimana nang ?!?... lu liat anak anak di palestina sono ?!... pada mati juga kan dibantai israel ?!... kenapa tuhan biarin aja ?!?... "
Aku hanya terdiam mendengar racauan Eric yang penuh kekecewaan dan keputusasaan , ia terlihat seperti orang yang sedang menggugat Tuhan atas takdir buruk yang tengah dijalaninya.... maafkan aku yang tak bisa menjawab satupun pertanyaanmu ric , only god knows why.
Quote:
Quote:
Malang Mysterio( Trit Utama )
dedicated to ERIC and his beloved sister KATRINA
Apabila anda puas bilang sama teman , saudara atau tetangga anda ….. bila timbul gejala gejala aneh segera berobat ke mantri hewan terdekat di kota anda
Diubah oleh vigovampironeo 10-04-2022 06:48
ferist123 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
42.4K
Kutip
71
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
vigovampironeo
#2
Part III Rekk
Quote:
Jam 10 malam lewat Steve dan Danang telah tiba di kosanku , kini di dalam kamar aku dan Steve bersiap siap melakukan prosesi astral projection sementara Danang menunggu di ruang tamu.
Steve : " siap mas ? "
Me : " oke "
Menit demi menit terus berlalu saat aku mencoba untuk melepaskan sukmaku , ketika telah berhasil kudapati sukmanya Steve tengah melayang di hadapanku.
Steve : " berangkat sekarang mas ? "
Me : " inget tampangnya katrina kan ? "
Steve : " aku inget kok mas "
Daya ingatku yang tak sebaik Steve membuatku sulit untuk mengingat wajah Katrina secara detil , kubiarkan Steve yang menentukan tujuan jarak jauh dengan cara membayangkan wajah Katrina.
Steve : " pegangan mas ! "
Me : " oke ayo ! "
Kupegangi lengan Steve seerat eratnya lalu " wuuuzzz !!! "tembok kamarku langsung tertembus dan dalam sekejap kami melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi , sementara keadaan sekeliling tampak blur selama beberapa detik " wuuuzzz !!! " begitu cepat kami melesat hingga akhirnya kami terhenti dan segalanya mulai terlihat normal lagi , ternyata kami telah berada di sebuah kamar yang cukup gelap dan pengap.... yang mengejutkan adalah saat kami mendapati bahwa di hadapan kami telah berdiri sesosok gadis berambut panjang yang mengenakan daster warna biru , tak salah lagi dia adalah Katrina.
Steve : " siap mas ? "
Me : " oke "
Menit demi menit terus berlalu saat aku mencoba untuk melepaskan sukmaku , ketika telah berhasil kudapati sukmanya Steve tengah melayang di hadapanku.
Steve : " berangkat sekarang mas ? "
Me : " inget tampangnya katrina kan ? "
Steve : " aku inget kok mas "
Daya ingatku yang tak sebaik Steve membuatku sulit untuk mengingat wajah Katrina secara detil , kubiarkan Steve yang menentukan tujuan jarak jauh dengan cara membayangkan wajah Katrina.
Steve : " pegangan mas ! "
Me : " oke ayo ! "
Kupegangi lengan Steve seerat eratnya lalu " wuuuzzz !!! "tembok kamarku langsung tertembus dan dalam sekejap kami melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi , sementara keadaan sekeliling tampak blur selama beberapa detik " wuuuzzz !!! " begitu cepat kami melesat hingga akhirnya kami terhenti dan segalanya mulai terlihat normal lagi , ternyata kami telah berada di sebuah kamar yang cukup gelap dan pengap.... yang mengejutkan adalah saat kami mendapati bahwa di hadapan kami telah berdiri sesosok gadis berambut panjang yang mengenakan daster warna biru , tak salah lagi dia adalah Katrina.
Quote:
Di dalam kamar yang cukup gelap ini kami saling berpandangan dengan Katrina , wajahnya sama persis dengan yang ada di photo namun raut mukanya tampak murung dan pucat , begitu juga tatapan matanya yang tampak sayu... ia terlihat memendam kepedihan yang sangat mendalam.
Steve : " diem dulu mas , jangan ditanyain dulu "
Me : " oyi "
Selama beberapa menit kami berdua hanya diam membisu sembari menatap Katrina yang berdiri mematung di hadapan kami , sebelum akhirnya ia menyapa kami terlebih dahulu.
Katrina : " kalian siapa ? "
Steve : " aku steve "
Me :" aku vigo dek "
Katrina : " ngapain ke sini ?!.. ini kamarku "
Steve : " ini di pontianak kan ? "
Katrina : " iya , ini pontianak "
Selain gelap dan pengap kondisi kamar ini juga sangat kotor , barang barangnya tertutup debu sementara dindingnya dihasi sarang laba laba , kurasa kamar ini adalah tempat dimana Katrina bunuh diri dan tak pernah lagi ditempati semenjak kematiannya.
Steve : " kamu punya kakak namanya eric ? "
Katrina : " kkak eric ?!?... hikz !.. hikz !...
Katrina langsung menangis tersedu ketika Steve menyinggung soal Eric , sepertinya ia merasa kangen dengan kakaknya yang kini telah berbeda dimensi dengannya itu.
Katrina : " kkak eric dimana ?!.. aaku kangen sama dia.. hikz !... hikz !... "
Steve : " kamu tenang dulu katrina , kak eric temennya mas vigo ini "
Katrina : " kak vigo ttemennya kak eric ?!... "
Me : " iya dek , aku temennya eric "
Katrina : " aaku kangen sama kak eric... hikz !.. cuma kak eric yang sayang aku... hikz !.. ttolong ajak dia ke sini !... hikz !.. dia gak pernah pulang lagi... hikz !.. aaku kangen kak eric !!... aaku kangen !! "
Me : " gimana stiv ? "
Steve : " katrina , kita gak bisa ajak eric ke sini tapi kita bisa ajak kamu ketemu kak eric di malang "
Katrina : " kkak eric masih kuliah di malang ?!.. "
Steve : " pokoknya kalau kamu ikut ntar bisa ketemu sama dia "
Katrina : " mmau... hikz !... aaku mau ikut !!... hikz !... aaku mau ketemu kak eric ! "
Steve : " ayo sini pegangin tanganku ! "
Tanpa ragu Steve mengulurkan tangan kanannya pada Katrina , kini dengan langkah gontai Katrina berjalan mendekati Steve dan kemudian menggenggam erat tangannya.
Steve : " mas sekarang aku pegang tanganmu , kita langsung balik ke malang , ke kosannya eric "
Me : " sekarang gw yang bayangin muka eric ? "
Steve : " kan aku ngga kenal sama dia "
Me : " oke "
Tadinya rencana kami hanyalah untuk menemui Katrina saja tanpa perlu mengajaknya ke Malang , tapi berhubung terlanjur seperti ini ya sekalian saja dia ikut.... kurasa tak ada salahnya jika ia menemui kakak yang sangat dirindukannya itu.
Steve : " diem dulu mas , jangan ditanyain dulu "
Me : " oyi "
Selama beberapa menit kami berdua hanya diam membisu sembari menatap Katrina yang berdiri mematung di hadapan kami , sebelum akhirnya ia menyapa kami terlebih dahulu.
Katrina : " kalian siapa ? "
Steve : " aku steve "
Me :" aku vigo dek "
Katrina : " ngapain ke sini ?!.. ini kamarku "
Steve : " ini di pontianak kan ? "
Katrina : " iya , ini pontianak "
Selain gelap dan pengap kondisi kamar ini juga sangat kotor , barang barangnya tertutup debu sementara dindingnya dihasi sarang laba laba , kurasa kamar ini adalah tempat dimana Katrina bunuh diri dan tak pernah lagi ditempati semenjak kematiannya.
Steve : " kamu punya kakak namanya eric ? "
Katrina : " kkak eric ?!?... hikz !.. hikz !...
Katrina langsung menangis tersedu ketika Steve menyinggung soal Eric , sepertinya ia merasa kangen dengan kakaknya yang kini telah berbeda dimensi dengannya itu.
Katrina : " kkak eric dimana ?!.. aaku kangen sama dia.. hikz !... hikz !... "
Steve : " kamu tenang dulu katrina , kak eric temennya mas vigo ini "
Katrina : " kak vigo ttemennya kak eric ?!... "
Me : " iya dek , aku temennya eric "
Katrina : " aaku kangen sama kak eric... hikz !.. cuma kak eric yang sayang aku... hikz !.. ttolong ajak dia ke sini !... hikz !.. dia gak pernah pulang lagi... hikz !.. aaku kangen kak eric !!... aaku kangen !! "
Me : " gimana stiv ? "
Steve : " katrina , kita gak bisa ajak eric ke sini tapi kita bisa ajak kamu ketemu kak eric di malang "
Katrina : " kkak eric masih kuliah di malang ?!.. "
Steve : " pokoknya kalau kamu ikut ntar bisa ketemu sama dia "
Katrina : " mmau... hikz !... aaku mau ikut !!... hikz !... aaku mau ketemu kak eric ! "
Steve : " ayo sini pegangin tanganku ! "
Tanpa ragu Steve mengulurkan tangan kanannya pada Katrina , kini dengan langkah gontai Katrina berjalan mendekati Steve dan kemudian menggenggam erat tangannya.
Steve : " mas sekarang aku pegang tanganmu , kita langsung balik ke malang , ke kosannya eric "
Me : " sekarang gw yang bayangin muka eric ? "
Steve : " kan aku ngga kenal sama dia "
Me : " oke "
Tadinya rencana kami hanyalah untuk menemui Katrina saja tanpa perlu mengajaknya ke Malang , tapi berhubung terlanjur seperti ini ya sekalian saja dia ikut.... kurasa tak ada salahnya jika ia menemui kakak yang sangat dirindukannya itu.
Quote:
" wuuuzzz !! "dengan sangat cepat kami melesat kembali ke Malang hingga dalam sekejap mata kami telah tiba di kamarnya Eric yang sempit dan dipenuhi kepulan asap ganja , seperti malam malam sebelumnya Eric tampak teler berat dan terkulai tak berdaya di kasurnya.
Me : " itu kakakmu "
Katrina : " kaaak ?!?... kaakk eric ?!?... ini katy di sini kak ?!.. "
Dengan panik Katrina menghampiri kakaknya dan mencoba untuk membelai rambutnya atau memeluk tubuhnya , tapi sia sia saja.... tangan Katrina hanya menembusi tubuh dan kepala Eric tanpa menghasilkan kontak fisik sama sekali.
Katrina : " kaakk ?!?... kaak eric ?!?.. ini katy di sini kak ?!?.. hikz !!... hikz !!.. "
Me : " gimana stiv ? "
Steve : " biarin dulu mas "
Sungguh memilukan melihat apa yang ada di hadapan kami saat ini , seorang adik perempuan yang telah terpisah dimensi dengan kakak yang dirindukannya kini hanya bisa menangis tersedu tanpa bisa menyentuh ataupun berbicara sama sekali... Eric tak akan bisa merasakan sentuhan atau mendengarkan suara Katrina yang kini tengah duduk bersimpuh di sebelahnya.
Katrina : " kaakk eric ?!?.. hikz !!.. katy di sini kaak ?!.. katy pengen sama kakaak terus !!... "
Eric : " .... "
Jujur saja aku merasa trenyuh melihat Katrina menangis tersedu di sebelah kakaknya yang tengah teler berat itu , sedari tadi ia terus meraba raba sekujur tubuh Eric dan berharap kakaknya itu dapat menyadari keberadaannya.
Steve : " kematian itu ya kayak gitu mas , pisah dimensi gak bisa ngapa ngapain lagi "
Me : " gw ngerti stiv "
Steve : " katrina butuh badan fisik biar bisa nyentuh atau ngomong sama eric "
Me : " maksud lu ? "
Steve : " kita cepetan balik ke kosan trus ke sini lagi sama mas danang "
Me : " kita tinggal katrina di sini ? "
Steve " iya , ntar kita pinjemin badannya mas danang biar dia bisa kontak fisik sama kakaknya "
Me : " lu mau masukin katrina ke badannya danang ? "
Steve : " mediumisasi sebentar aja mas , aku ngga tega soalnya "
Me : " bahaya ngga ? "
Steve : " ngga , aman aja "
Me : " boleh tuh stiv , gw juga gak tega liat dia nangis kayak gitu "
Kami punya rencana baru dan untuk sejenak waktu Katrina akan kami tinggalkan di kamarnya Eric dulu , segera saja kami meniatkan untuk kembali ke tubuh masing masing lalu " wuuuzzz !!! " sekejap kemudian kami telah terjaga dan saling berpandangan , sebelum akhirnya kami berdiri lalu keluar dari kamar.
Danang : " stiv ?!.. udah ketemu katrina lu ?! "
Steve : " udah mas , sekarang lagi ada di kamarnya eric "
Danang : " lu ngajakin dia ikutan ?! "
Steve : " aku punya rencana sendiri mas "
Dengan sedikit persuasif Steve membeberkan rencananya pada Danang , gayungpun bersambut karena si Danang tak masalah tubuhnya dipinjam sebentar agar Katrina bisa berinteraksi dengan Eric.
Danang : " demi eric gak masalah stiv , kali aja dengan cara kayak gini dia bisa bangkit lagi "
Steve : " ayo berangkat sekarang mas ! "
Me : " gw mau keluarin mobil dulu "
Dengan tergesa kukeluarkan mobilku dari halaman kosan , tanpa buang waktu kami segera meluncur menuju kosannya Eric... dalam hati aku benar benar berharap bahwa apa yang kami lakukan ini akan mengubah keadaan jadi lebih baik , baik bagi Eric maupun Katrina.
Me : " itu kakakmu "
Katrina : " kaaak ?!?... kaakk eric ?!?... ini katy di sini kak ?!.. "
Dengan panik Katrina menghampiri kakaknya dan mencoba untuk membelai rambutnya atau memeluk tubuhnya , tapi sia sia saja.... tangan Katrina hanya menembusi tubuh dan kepala Eric tanpa menghasilkan kontak fisik sama sekali.
Katrina : " kaakk ?!?... kaak eric ?!?.. ini katy di sini kak ?!?.. hikz !!... hikz !!.. "
Me : " gimana stiv ? "
Steve : " biarin dulu mas "
Sungguh memilukan melihat apa yang ada di hadapan kami saat ini , seorang adik perempuan yang telah terpisah dimensi dengan kakak yang dirindukannya kini hanya bisa menangis tersedu tanpa bisa menyentuh ataupun berbicara sama sekali... Eric tak akan bisa merasakan sentuhan atau mendengarkan suara Katrina yang kini tengah duduk bersimpuh di sebelahnya.
Katrina : " kaakk eric ?!?.. hikz !!.. katy di sini kaak ?!.. katy pengen sama kakaak terus !!... "
Eric : " .... "
Jujur saja aku merasa trenyuh melihat Katrina menangis tersedu di sebelah kakaknya yang tengah teler berat itu , sedari tadi ia terus meraba raba sekujur tubuh Eric dan berharap kakaknya itu dapat menyadari keberadaannya.
Steve : " kematian itu ya kayak gitu mas , pisah dimensi gak bisa ngapa ngapain lagi "
Me : " gw ngerti stiv "
Steve : " katrina butuh badan fisik biar bisa nyentuh atau ngomong sama eric "
Me : " maksud lu ? "
Steve : " kita cepetan balik ke kosan trus ke sini lagi sama mas danang "
Me : " kita tinggal katrina di sini ? "
Steve " iya , ntar kita pinjemin badannya mas danang biar dia bisa kontak fisik sama kakaknya "
Me : " lu mau masukin katrina ke badannya danang ? "
Steve : " mediumisasi sebentar aja mas , aku ngga tega soalnya "
Me : " bahaya ngga ? "
Steve : " ngga , aman aja "
Me : " boleh tuh stiv , gw juga gak tega liat dia nangis kayak gitu "
Kami punya rencana baru dan untuk sejenak waktu Katrina akan kami tinggalkan di kamarnya Eric dulu , segera saja kami meniatkan untuk kembali ke tubuh masing masing lalu " wuuuzzz !!! " sekejap kemudian kami telah terjaga dan saling berpandangan , sebelum akhirnya kami berdiri lalu keluar dari kamar.
Danang : " stiv ?!.. udah ketemu katrina lu ?! "
Steve : " udah mas , sekarang lagi ada di kamarnya eric "
Danang : " lu ngajakin dia ikutan ?! "
Steve : " aku punya rencana sendiri mas "
Dengan sedikit persuasif Steve membeberkan rencananya pada Danang , gayungpun bersambut karena si Danang tak masalah tubuhnya dipinjam sebentar agar Katrina bisa berinteraksi dengan Eric.
Danang : " demi eric gak masalah stiv , kali aja dengan cara kayak gini dia bisa bangkit lagi "
Steve : " ayo berangkat sekarang mas ! "
Me : " gw mau keluarin mobil dulu "
Dengan tergesa kukeluarkan mobilku dari halaman kosan , tanpa buang waktu kami segera meluncur menuju kosannya Eric... dalam hati aku benar benar berharap bahwa apa yang kami lakukan ini akan mengubah keadaan jadi lebih baik , baik bagi Eric maupun Katrina.
Diubah oleh vigovampironeo 18-08-2017 01:49
mas444 dan 3 lainnya memberi reputasi
2
Kutip
Balas