BRENGSEK!Andai kata ini ada di atas jembatan suramadu, udah gue lempar ini Diana sekalian bencongnya ke laut sekalian. Astaga. Gue yang gegar otak, tapi kok malah Diana yang gila ya.?


Emang dasar namanya juga bencong, di ajuin permintaan kayak gitu malah loncat kegirangan sambil joget-joget gak jelas.





Sumpah gue baru kali ini gila-gilaan di jalan sampe segitunya! Akhirnya yaudahlah untung aja gue gak takut atau jijik sama makhluk yang bergenre kompilasi itu. Gue gak rela aja kalo sampe beneran dicium bencong. Gak rela dunia – akhirat gue.


Akhirnya gue mulai deh pegang-pegang fake titsitu. (Jangan Tanya gimana rasanya, Gan. Gue gak bisa gambarin sensasinya. Mending ente rasain sendiri deh.)


Gue mulai tarik-tarik tali beha nya. Si banci mendesah keenakan sambil goyang-goyangin pinggulnya. Diana ketawa ngakak di jok belakang.

Eh, kok rame? Ternyata yang ketawa bukan cuma Diana seorang. Ini pengendara satu perhentian lampu merah ternyata pada ikutan ngakak semua. Bahkan samar-samar terdengar suara ibu-ibu menjerit jijik ngeliat adegan pemerkosaan di tengah jalan itu.


Akhirnya, selesai juga adegan paling horror sedunia itu. Beha nya si banci udah rapih, bancinya ngucapin makasih sambil cubit-cubit gemes pipi gue yang cuma bisa cengengesan pahit menerima nasib buruk hari ini.

Diana kasih uang 20ribu dan si banci Cuma bilang makasih sambil dadah-dadah doang kayak miss Universe. Gak adil banget, kan? Akhirnya lampu hijau menyala dan kami melanjutkan perjalanan.






Sepanjang perjalanan gue diam membisu. Entah karena gue yang mendadak dingin atau memang angin malam itu yang dingin. Tiba-tiba Diana buka sedikit omongan.







GREPP. Belum sempat gue membalas, lengan Diana langsung melingkari pinggang gue tanpa aba-aba. Di benamkan wajah cantiknya ke belakang bahu gue dan dirapatkan dadanya ke punggung gue.

Sebagai balasannya, laju motor yang tadinya gue pacu sekitar 70Km/Jam gue kurangi jadi 40Km/Jam seolah kami enggan kehilangan momen indah yang hanya sekejap ini.

(ini bohong, sebenarnya murni karena reaksi mesum gue yang gak mau cepet-cepet kehilangan kesempatan merasakan nikmatnya sensasi ditodong sepasang buah dada di punggung. Muehehehehe)


Akhirnya, kami tiba dirumah Diana. Sesampainya di depan pagar, Diana pun turun dari jok belakang kemudian sedikit berbasa-basi. Gue pun membuka helm dan turun dari motor sekadar membantu menurunkan muatan makanan kucing sampe ke depan pintu rumah.






Gue yang gak mengerti tentang hal terakhir ini akhirnya nurut aja memiringkan kepala kearah Diana.

Ketika wajahnya mulai mendekat, tanpa disangka telapak tangannya yang lembut itu meraih pipi dan mensejajarkan wajah gue dengan wajahnya.

KECUP.

Bibir kami saling bertaut selama 2 detik, tapi mata kami saling bertatap. Gue dengan mata yang terbelalak, Diana dengan matanya yang misterius.

Selama 2 detik yang sekejap itu terasa lama. Diana menghembuskan napasnya sembari melepaskan ciumannya serasa berkata pelan sambil tersenyum.





Dengan iringan senyum dan lambaian tangan Diana, gue pun berlalu dari situ. Sepanjang perjalanan pulang kerumah, entah berapa kali gue nyasar salah jalan karena pikiran gak fokus.

Bukannya memperhatikan jalan, pikiran gue malah melayang – layang. Efek dari ciuman itu ternyata lebih memabukkan daripada ganja. Wah, gawat. Tapi enak juga sih. Hehehehe.

Sesampainya di rumah, gue segera mandi dan berlalu ke kamar. Ketika gue ngelihat notifikasi di hape monokrom, ternyata ada ada 5 panggilan tak terjawab dan 3 SMS dari orang yang sama, Diana. Isi SMS nya kira-kira sebagai berikut ;




Dengan hati yang berbunga-bunga, gue pun membalas isi pesan Diana. Dan tampaknya, malam ini gue bakal mimpi indah dan tidur dengan perasaan bahagia. Semoga saja.