Halloween TriP
Hay dear! Gw suka banget yang namanya Halloween Trip. Gw biasanya ngelakuin ini sama temen temen gua. Malem ini gua sama temen temen ngeberaniin diri untuk ngedatengin suatu daerah yang namanya Sigar Bencah. Sigar Bencah merupakan gunung yang di belah dan di jadikan sebuah jalan pintas dengan kanan kiri jurang dengan berbagai kejadian aneh yang ada.
Suatu malam ada kecelakaan mengerikan di suatu tempat yang bernama Sigar Bencah. Gua gak tau gimana persisnya kejadian malem itu. Kabar ini mulai menyebar. Ternyata korbannya adalah temennya temen temen gua. Di kejadian ini, terdapat 1 orang meninggal dunia dan 2 orang yang mengalami koma yang sangat parah.Setelah cukup lama koma, salah seorang yang sudah cukup kuat untuk bercerita mulai bercerita. Gua sebut aja seseorang ini adalah si x. Si x mulai bercerita panjang lebar. Di dalam ceritanya, Ia bilang, ada sesuatu yang sangat mengganjal sehingga terjadilah kecelakaan itu. Malam itu ia melihat jalan yang ada adalah lurus. Si x mengendarai mobilnya dengan sedikit mengebut melintasi jalan lurus itu. Tiba tiba, terjadilah kecelakaan itu. Ternyata jalan yang di lalui si x itu adalah tikungan dengan jurang di kanan kirinya. Si x sendiri sangat bingung dengan kejadian yang dialaminya itu. Bukan hanya itu saja kejadian yang ada di Sigar Bencah itu.
Selain itu, banyak pula kesaksian dari warga sekitar. Mereka banyak yang bilang untuk tak melewati daerah itu pada malam hari. Mereka juga bilang, bahwa memang pernah terjadi kalau jalan yang berubah seperti itu. Selain itu, di jalan ini kadang ada Ambulan & bis ghaib. Ada beberapa saksi yang bercerita bahwa saat mereka jalan di malam hari, mereka mengaku di pepet hingga nyaris masuk jurang. “Saya hanya bias menutup mata sambil berdoa”kata seorang saksi, “Lalu ntah bagaimana, bis / ambulan tersebut hilang begitu saja. Saya benar benar tidak tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.”

Dengan resiko yang menantang, Gua, Putra, Adhi, Onang memberanikan diri untuk pergi ke sana pada puku 01.30 dini hari. Diantara kami berempat, hanya Onang yang tau jalan sepenuhnya. Adhi yang menyetir hanya ikut apa yang dikatakan oleh Onang. Saat itu kami bingung sekali, terutama Onang sebagai penunjuk jalan. Ia berfikir, bahwa Sigar Bencah yang biasanya tak sejauh ini. Tetapi saat itu kami semua belum ada yang mengetahui kalau kami benar benar nyasar. Kami nyasar ke jalan yang sama sekali tak berpenghuni. Gelap sekali. Bahkan tak ada satu titik lampu pun, bahkan dari kejauhan. Onang mulai bingung. Tapi ia tetap yakin kalau inilah jalan menuju Sigar Bencah. Kami tetap melanjutkan perjalanan ini. Jalan ini lurus sekali seperti jalan tol. Kanan kirinya di kelilingi pohon pisang yang sangat tersusun rapih dan padat sehingga kami tidak bisa melihat apa yang ada di balik pohon pohon pisang tersebut. Kami benar benar jalan lurus seperti di arahkan ke suatu tempat. Akhirnya jalan lurus tersebut berakhir dengan bertemunya pohon besar di sebelah kanan dan di sebelah kiri jalan. Setelah itu kami di hadapkan dengan satu jembatan besar. Adhi, Putra, Onang dengan jelas sekali melihat jembatan tersebut berwarna merah seperti darah. Anehnya, Cuma Gua yang melihat jembatan tersebut berwarna seperti jembatan berkarat biasa.

“Yakin! Aku gak pernah lewat sini! Kita nyasar!” seru Onang saat berada di persis di depan jembatan. Ketika Onang berkata seperti ini, Gua langsung takut banget. Gua takut yang dibilang jalan gaib itu benar benar ada. Gua juga takut banget, gimana kalo ternyata itu bukan jembatan nyata?
“Atas kiri jembatan!!!” Adhi nyeletuk sambil membawa mobil dan ketakutan, gugup, bergetar hingga mesin mobil hampir mati.

“Astaghfirullah!!! Kita muter!” Ternyata Onang juga melihat hal yang sama. Sesosok wanita berbaju putih, rambutnya yang lurus panjang menutupi muka yang sedang melihat kepada mobil kami. Jelas saja kami sangat takut. Saat itu hanya kami lah makhluk hidup. Tak ada 1 pun makhluk lain selain kami berempat. Jelas aku langsung sangat takut juga. Kami semua benar benar sangat ketakutan. Kami langsung berputar arah. Kami berputar setelah jembatan mengerikan tadi. Saat kami berputar, tempat sangat gelap sekali, bahkan lampu dim sebuah mobil sudah tak mampu menembus nya lagi. Saat kami sedang putar arah, kami melihat ada tulisan “K L A T E N”. Semenjak itu kami menyebutnya daerah itu adalah “K L A T E N”. Dan di situ pun terdapat tulisan “Titik Hutan”. Tanpa kami sadari kami sudah jalan hingga nyaris memasuki hutan, atau mungkin itu sudah di tengah hutan. Gw gak tau jelasnya gimana.
Kami pulang dengan tergesa gesa. Anehnya, jalan yang kami lalui saat pulang tak sepanjang saat kami pergi tadi. Tapi kami tidak terlalu aneh dengan hal itu, karna sesungguhnya kami juga belum sadar akan hal itu. Kami pulang menuju rumah Hajar dengan melewati jalan PRAMUKA. Kami bingung, ntah kenapa mobil kami di kejar kejar oleh seekor anjing. Apa mungkin Anjing mengejar sebuah mobil? Apa yang di kejar anjing selain makana, manusia, dan makhluk lain yang bergerak??Kami langsung semakin takut dan membuat kami berpikiran bahwa kami di ikutin sama sesosok wanita yang berada di jembatan tadi. Tak begitu lama setelah itu, Adhi dan Onang tanpa sengaja melihat sebuah Pocong di jalan itu. Jalan Pramuka memang sangat mengerikan juga. Ini merupakan hutan yang di belah untuk di jadikan jalan. Kanan kiri jalan PRAMUKA ini adalah hutan, hutan bambu, dan juga banyak pohon pisang. Setelah itu, kami making mengebut untuk langsung segera pulang. Akhirnya kami sampai di rumah Adhi dengan selamat.
Kami sedikit merenung dengan apa yang telah kami lakukan tadi malam. Apakah kami salah melakukan itu? Kami berdedat. Kami sangat bingung sekali dengan jalan yang kami lalui. Kami benar benar mencari tau apa yang sebenarnya tentang “K L A T E N” itu. Selain itu, Adhi yang dari dulu hanya bisa sedikit melihat hal hal gaib, setelah itu menjadi sangat bisa melihat hal hal gaib seperti itu. Intensitas melihatnya semkin besar. Seperti mata batinnya terbuka tanpa tersengaja.
Beberapa hari setelah itu, Onang mendapat sebuah kabar. Ternyata jembatan itu memang sangat angker sekali. Jembatan tersebut telah menjadi saksi bisu pemenggalan seseorang yang telah di rampok. Selain itu, ada beberapa orang yang telah bunuh diri di jembatan itu. Onang pun mencari tahu tentang jembatan itu lebih banyak. Onang juga mendapat informasi bahwa jembatan itu sesungguhnya berwarna karat seperti besi biasa. Jelas Onang, Putra, Adhi langsung kaget sekali. Selain itu, informasi juga mengatakan bahwa jalan naik setelah jembatan merupakan sebuah tempat dimana para buronan melarikan diri dan jalan turun setelah jembatan merupakan kuburan yang dibuka sebagai perumahan oleh sebuah Ustad.
Kami berempat makin penasaran. Kami berniat melakukan perjalanan itu sekali lagi. Kali ini kami melakukan perjalanan dengan menambah 1 orang personil, yaitu kiki. Akhirnya kami dengan nekat melakukan perjalanan itu lagi. Saat ini gua yang jadi supir. Kami pergi sekitar jam 12 kurang, dengan perkiraan saat pukul 12 kami tepat berada di Jembatan itu. Perjalanan kami lakukan dengan tenang. Tanpa kerasa kami sudah arah pulang dari tempat yang namanya “K L A T E N” itu. Kami semua yang berada di dalam mobil terperangah. Kami seakan tak percaya dengan apa yang barusan kami lewati. Gua sebagai supir langsung down. Gua juga bener bener takut. Semua yang telah kami liat di malam pertama tadi tak ada! Kami benar benar tak melihat jalan lurus seperti jalan tol yang kanan kirinya pohon pisang tersusun rapih. Yakin! Kami benar benar yakin bahwa jalan itu tidak kami lewati barusan. Kemana jalan itu??? Kali ini kami semua melihat jembatan itu berwarna besi karat biasa. Adhi, Putra, Onang semakin down. Mereka benar benar tak yakin dengan apa yang telah mereka lihat. Selain itu, kami semua merasa, bahwa jembatan yang kami lewati tak sepanjang saat kami pertama lewat. Dan Gua melihat kembali nama jalan itu. Gak tau kenapa, nama jalan yang sebelumnya “K L A T E N” berubah menjadi “K A L I K A Y E N”. Gua semakin down banget. Kami semua semakin penasaran banget. Kenapa jalan ini beda dengan yang kemarin??? Apakah karna kemarin kami kesananya pukul 01.30? Sendangkan saat itu masih pukul 12.20. Kami tak tau apakah itu benar benar berpengaruh apa tidak. Tapi kami pikir tak ada salahnya kalau kami mencoba pukul 01.30. Kami semua menunggu pukul 01.30 di sebuah nasi kucing terdekat dari tempat itu. Kami semua sedang asik menikmati minuman malam itu. Adhi yang sedang iseng jalan melihat lihat mobil. Dia sangat kaget sekali. Dia melihat sebuah pocong sedang duduk di jok tengah mobil kami. Tapi Ia diam dan tak cerita kepada kami semua. Pukul 01.30 sudah hamper sampai. Kami memulai melakukan perjalanan itu lagi. Kami melakukan nya kembali. Tetapi perjalanan yang kami lakukan ini sama seperti sebelumnya. Kami semua makin down. Akhirnya kami pulang.
Kami langsung berdebat kembali. “Lalu apa semua yang kita liat waktu pertama kali kita kesana??!!! Apa? Kemana itu semua?? ” Itu lah yang ada dalam otak kami semua. Kami benar benar bingung dengan jalan yang kami lalui. Tempat ini benar benar jauh lebih mengerikan dari yang namanya Sigar Bencah.
Sebenernya ceritanya masih To be continue. Karna kami bener bener ngulangin perjalanan yang sama itu lagi. Dan kami benar benar mengalami sesuatu yang lebih mengerikan, ditambah Adhi yang sudah bisa melihat hal hal gaib semakin detil. Bahkan mobil yang kami naiki sering kali di tumpangi oleh KUNTILANAK dan beberapa SOSOK PUCAT. Alhamdulillah sampai sekarang kami baik baik saja. Tapi berhubung kalo di tulis masih panjang banget, ya udah, gua udahin aja. Thanks banget ya dear yang uda mau baca cerita gua. Inget! Gua masih amatiran banget nulis kayak ginian. Mungkin ini baru cerita pertama yang gua tulis serius. Jadi kalo masih jelek dari segi apapun maaf ya! Heheh…