Pantai Ancol. Satu tempat yang cukup berbekas di hati gue bersama dina. Setiap kali gue pergi ke tempat ini ,pasti ingatan gue hanya berusaha memutar memori memori gue bersama dina disini. Terlalu banyak kenangan gue bersama dina di tempat ini.
Dan hari ini,gue kembali ke tempat ini,walaupun bukan bersama dina,namun dengan wanita lain,yaitu Fiana. Fiana adalah sosok seorang wanita yang sekarang membantu gue untuk menjaga jarak dengan seseorang yang sama berartinya buat gue sekarang,yaitu Ghina.
Gue pun akhirnya sampai di pantai ancol ini bersama fiana. Setelah membeli dua botol minuman dan cemilan,gue pun bersama fiana duduk diatas pasir pasir pantai ini sambil mendengarkan lagu di I-pod gue dengan earphone yang gue bawa bersama fiana dan menikmati senja yang akan datang di kota ini.
Gue pun berifkir sambil melihat ombak ombak air yang bergerak menuju ke tempat gue.hidup gue kenapa kayak drama banget ya? Tapi,kalo bukan karena drama drama yang gue lalui di hidup gue,mungkin gue ngga bakal seperti ini.
Kami pun hanya terdiam sambil menikmati alunan lagu dan pemandangan di depan kami. Hanya suara dari I-pod gue dan suara ombak dari pantai ini lah yang menemani kala itu. Tak jarang gue melihat pemandangan beberapa keluarga yang sedang asik bercanda tawa ataupun suara pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya sambil memutari pantai ini. Pemandangan seperti ini mengingatkan pemandangan yang dulu gue lihat bersama dina. Tempat duduk yang kami pilih pun sama seperti tempat duduk yang gue dan dina pilih dulu.
“ron mikirin apa?” sahut fiana memecahkan keheningan
“hah? Ngga ada apa apa kok fi” ujar gue
“nggausah boong deh. Gue udah kenal lu lama” sahut fiana
“dulu gue pernah kesini,sama dina” sahut gue
“teruuus?”
“yaa gue tiba tiba inget dina lagi aja” sahut gue
“berarti banget ya?” tanya fiana
“ya gimana ya fi. Gue ngga bisa ngedeskripsiin dina,tapi intinya ya berarti sih”
“tapi ya, yaudah gue cuman lagi kepengen nginget masa masa gue dulu aja kok” sahut gue lagi
“gue sih ga terlalu kenal sama dina,cuman sekedar tau aja sih” sahut fiana
“tapi ya mungkin,dina juga nganggep sama kok kayak lu nganggep dia” sahut fiana lagi
“hahaha udah jangan bahas ini ah,kan sekarang gue bukan sama dina” sahut gue mengelak
Kami pun terdiam kembali. Diantara gue atau fiana pun tidak ada yang berani untuk membuka suara. Apakah kata kata gue barusan salah? Gue juga gapaham sama sekali. Tapi lebih baik gue menikmati pemandangan ini sambil menghisap rokok gue dibanding gue harus membahas dina atau ghina yang bakal mengingatkan gue lagi tentang mereka.
“rooon” sahut fiana tiba tiba
“kenapa fi?
“Lu kenapa mau belain gue sampe segitunya siih?” tanya fiana
“maksudnya fi? Otak gue ngga nyampe nih sama omongan lu”
“ah percuma dibilang kalkulator berjalan tapi gini aja ga ngerti” sahut fiana kesal
“heheheh maap ah namanya juga manusia”
“jadi giniloh. Lu udah bela belain gue buat nyamperin ridwan lah,janji sama dia lah, nemenin gue lagi gabut lah, anter jemput gue dan masih banyak yang lain yang males gue sebutin. Itu kenapa?”
“ya,gue juga gangerti fi kalo ditanya kenapa. Tapi gue ngerasa aja kalo gue harus lakuin itu,tanpa ada alsan yang jelas sih” sahut gue
“kok bisa ngerasa?emangnya gue ini apa buat lu?”
“Entah,jangan tanya lu itu apa atau siapa buat gue. Gue juga nggaktau. Gue cuman merasa ya kalo gue harus lakuin itu aja fi”
“ooh gitu ya,emang lu deket sama siapa aja sih?”
“buat sekarang ya ga ada,liat aja hp gue. Smsan juga sama rey,niko,jonson,okta buat nongkrong atau kumpul bareng. Paling sesekali gue smsan ngajak jalan lu atau salsa” sahut gue jujur
“salsa adek kelas kita?”
“iyaa fi”
“emang sedeket apa sih lu sama dia?” tanya fiana
“yaa kayak gue deket sama lu aja sih fi,tapi mungkin deketnya gue sama lu tuh jauh lebih deket dibanding gue sama dia,kaena gue juga jarang jalan sama salsa. Cuman berapa kali aja kok”
“emang kenapa fi?” tanya gue
“nggakpapa kok,gue cuman pengen tau aja” sahut fiana yang sedang asik melihat pemandangan ancol ini
Gue pun tidak melanjutkan obrolan ini dan lebih memilih untuk menikmati rokok gue, karena gue sendiri nampak bingung untuk melanjutkan obrolan ini . Setelah kami berdiam cukup lama,gue pun berinisiatif untuk mengambil gitar gue yang berada di bagasi mobil gue karena gue ingin mencairkan suasana kami kembali.
Gue pun berpamitan sebentar kepada fiana untuk ke mobil dengan alasan ada barang yang ketinggalan di mobil gue. Sesampainya gue di parkrian mobil gue,gue bertemu dengan sekelompok anak kuliahan yang sedang mencari dana untuk acara kuliahnya dengan cara berjualan bunga mawar.Tanpa pikir panjang,gue pun membeli 1 tangkai bunga mawar itu untuk fiana.
15 menit kemudian,gue pun kembali ke tempat fiana menunggu gue. Dan,tanpa pikir panjang gue langsung memainkan gitar yang gue bawa dan lagu yang gue mainkan adalah lagu yang berasal dari musisi bernama Michael Buble dengan judul “Everything”
You're a falling star, you're the get away car.
You're the line in the sand when I go too far.
You're the swimming pool, on an August day.
And you're the perfect thing to say.
And you play it coy but it's kinda cute.
Ah, when you smile at me you know exactly what you do.
Baby don't pretend that you don't know it's true.
'cause you can see it when I look at you.
And in this crazy life, and through these crazy times
It's you, it's you, you make me sing.
You're every line, you're every word, you're everything.
You're a carousel, you're a wishing well,
And you light me up, when you ring my bell.
You're a mystery, you're from outer space,
You're every minute of my everyday.
And I can't believe, uh that I'm your man,
And I get to kiss you baby just because I can.
Whatever comes our way, ah we'll see it through,
And you know that's what our love can do.
So, la, la, la, la, la, la, la
So, la, la, la, la, la, la, la
And in this crazy life, and through these crazy times
It's you, it's you, you make me sing.
You're every line, you're every word, you're everything.
You're every song, and I sing along.
'Cause you're my everything.
Yeah, yeah
So, la, la, la, la, la, la, la
So, la, la, la, la, la, la, la
“kamu mau tau alasan aku buat pertanyaan yang tadi fi?” tanya gue
“yang mana?” tanya fiana
“yang aku rela relain buat samperin ridwan,atau support kamu terus, atau nemenin kamu terus” sahut gue
“emang apa alasannya?”
“karena aku sayang kamu”
“fi,buat kamu ya,aku harap kamu suka” ucap gue lagi sambil memberikan bunga mawar ini
Fiana pun tiba tiba memeluk gue tanpa mempedulikan dengan orang orang sekitar kami yang melihat. Kami merasa hanya kamilah yang berada di tempat ini. Pelukan yang sangat erat dan hangat oleh seseorang yang mulai berarti untuk gue. Sesekali gue mengusap perlahan rambut lurusnya dan mencium aroma dari rambut tersebut. Aroma yang sangat wangi walupun sempat terkena oleh panasnya matahari di hari ini.
Kemudian,gue pun mulai mencium keningnya secara perlahan dengan penuh ketulusan. Kami pun mulai menikmati momen momen berharga ini walaupun hanya beberapa menit saja. Suasana yang cukup tenang ditambah oleh indahnya sang matahari yang sedang terbenam di pantai ini.
malam pun tiba. Fiana akhirnya mengajak gue pulang karena memang kami sudah keluar dari pagi dan perjalanan kali ini cukup menguras tenaga kami.Sesampainya di mobil pun gue hanya langsung menyetir mobil gue menuju rumah fiana sambil menikmati alunan musik dari radio gue,tanpa obrolan sama sekali. Fiana pun nampaknya langsung tertidur di jok penumpang karena kecapek an.
Melihat pemandangan itu,gue hanya memberikan jaket gue yang biasa gue simpan di mobil gue untuk menyelimutinya dan sesekali mencium keningnya perlahan. Gue akhirnya memilihh untuk fokus dijalan sambil menikmati rokok yang gue hisap dikarenakan gue sendiri juga sangat capek dengan hari ini.
Setelah kami melewati kemacetan Jakarta di malam minggu ini,kami pun akhirnya sampai dirumah Fiana pukul 21.30. Gue pun enggan untuk membangunkan fiana. Gue merasa mungkin fiana butuh sedikit istirahat dan tidak tega melihat fiana kecapek an akibat ajakan jalan gue hari ini. Gue pun mencoba sesekali memandang wajahnya,wajah yang sangat teduh dan cantik sekali. Memang benar ya perempuan itu terlihat cantik atau tidaknya ketika tertidur.
Selagi gue menikmati rokok gue,gue pun mencoba mencari lagu yang pas untuk suasana ini,dan pilihan gue jatuh kepada grup band asal Bandung bernama Mocca dengan judul “ On the Night Like This”
On the night like this
There's so many things I want to tell you
On the night like this
There's so many things I want to show you
Cause when you're around
I feel safe and warm
Cause When you're around
I can fall in love every day
In the case like this
There are a thousand good reasons
I want you to stay...
Jam pun menunjukkan pukul 22.30 itu berarti sudah 1 jam gue berada di mobil gue sambil menghisap rokok dan melihat fiana tertidur. Gue pun mencoba membangunkan fiana karena memang sudah larut malam dan menurut gue lebih baik dia beristirahat di kamarnya dibanding harus disini.
“fii bangun fii” ucap gue
“iyaa,udah sampe ya?” tanya fiana
“sebenernya udah dari jam setengah sepuluh. Cuman aku baru bangunin kamu aja” ucap gue
“tapi kamu ngga ngapa ngapain aku kan ron?” tanya fiana
“ya kaga lah,ngapain juga-_-“ sahut gue kesal
“yaudah aku pulang ya” sahut fiana
“oh iya ron”
“kenapa lagi?” tanya gue
“aku bakal coba gantiin posisi mereka kok” sahut fiana
“iyaa,aku juga bakal bantu kamu kok buat gantiin posisi mereka” sahut gue sambil tersenyum
“oh iya ron,makasih juga ya bunga sama nyanyiannya. I love you,roni.”
“ I loveyoutoo fiana,makasih juga ya hari ini” ucap gue
Kami pun kembali terdiam dan hanya ditemani oleh alunan musik yang berada di I-pod gue. Tiba tiba,bola mata kami pun kembali bertemu. Gue mulai memandang wajah cantik fiana ini sambil memegang perlahan pipinya dengan lembut. Fiana pun tersenyum melihat apa yang gue lakukan barusan terhadapnya. Kemudian,perlahan lahan kepala kami pun saling mendekat dan kami berdua pun memejamkan mata. Dan akhirnya,bibir kami berdua saling bertemu dengan sangat lembut dan sangat tulus sambil ditemani cahaya bulan yang menyinari malam ini.