Kaskus

Story

dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah, gue mati aja
Yaudah, gue mati aja

Cover By: kakeksegalatahu


Thank for your read, and 1000 shares. I hope my writing skill will never fade.





Gue enggak tau tulisan di atas bener apa enggak, yang penting kalian tau maksud gue



emoticon-Bettyemoticon-Betty emoticon-Betty



----------




SECOND STORY VOTE:
A. #teambefore
B. #teamafter
C. #teamfuture

PREDIKSI KASKUSER = EMIL



----------



PERLU DIKETAHUI INI BUKAN KISAH DESPERATE, JUDULNYA EMANG ADA KATA MATI, TAPI BUKAN BERARTI DI AKHIR CERITA GUE BAKALAN MATI.



----------


Spoiler for QandA:


WARNING! SIDE STORY KHUSUS 17+



NOTE! SIDE STORY HANYA MEMPERJELAS DAN BUKAN BAGIAN DARI MAIN STORY


Spoiler for Ilustrasi:


Cerita gue ini sepenuhnya REAL bagi orang-orang yang mengalaminya. Maka, demi melindungi privasi, gue bakalan pake nama asli orang-orang itu. Nggak, gue bercanda, gue bakal mengganti nama mereka dengan yang lebih bagus. Dengan begitu tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kecuali mata kalian.


Spoiler for INDEX:
Diubah oleh dasadharma10 06-01-2017 18:49
JabLai cOYAvatar border
mazyudyudAvatar border
xue.shanAvatar border
xue.shan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.1M
3.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#1393
PART 61

Mulut gue dibungkam sama mas Roni, pake uang? Bukan, pake rokok. Karena dari awal yang gue cari cuma rokok.

“Wi, please Wi… jangan ngomong sama Irma ya Wi.” Mas Roni memberi sebungkus rokok.
“No way, masa iya rahasia beginian aku cuma dikasih sebatang doang," tolak gue.
“Kalo dua bungkus?” tawar mas Roni.
“Gila aja, ini menyangkut keselamatan umat mas! Masa iya cuma dua bungkus? Ga cocok bangetlah.”
Mas Roni menghela nafas, “Lima bungkus deh Wi.”
“Eeennnhh… no.”
“Maumu berapa sih? Satu slop? Rokok beginian mana ada disini Wi?”
Gue mengambil bungkus rokok yang dibawa mas Roni dan mengambil dua batang, “Segini dulu aja udah cukup.”
Mas Roni menodongkan pistolnya ke kepala gue, “Bolong tenan lho!”
“Wooleees brooo… woleees.”

Rahasia mas Roni? Kata dia cuma gue dan koh Wahyu yang tau semua itu. Gue sendiri enggak menyangka semua itu. Yah, mungkin tampang dia lumayan mendukung, tapi dari segi luar dia cuma kayak preman kosan yang kerjaannya cuma duduk di teras kosan minum beer sambil galer.

Beberapa saat yang lalu, setelah mas Roni melihat gue memegang pistolnya, dia langsung kelihatan panik banget dan langsung menghampiri gue. Jelas aja gue yang menyadari dia menghampiri gue jadi ikutan panik. Tapi untungnya dalam kepanikan itu otak gue masih bisa bekerja dan badan gue merespon lebih cepat dari saat-saat sebelumnya. Gue langsung menutup pintu mobil dan menutup kaca samping mobil lalu menguncinya. Mas Roni mencoba membuka pintu mobil, setelah dia sadar kalo mobil dikunci, dia langsung merogoh semua kantung sakunya, dia mencari kunci. Well, bad luck buat mas Roni, kuncinya ada di gue.

Menyadari kalo dia enggak bawa kunci buat buka pintu, mas Roni mengambil batu besar di dekat mobil. Dia mengangkat batu itu tinggi-tinggi sambil menatap mata gue setengah panik. Gue yang sadar dia bakal mecahin kaca mobil langsung menggeleng ‘Jangan lakukan ini mas!’ Dan seketika dia mengangguk ‘Aku harus lakukan ini Wi.’ Belum jadi kaca mobil dipecahkan, mbak Irma menegur kita berdua, “Kalian ngapain?”

Jelas aja gue sama mas Roni kaget bukan main. Mbak Irma berjalan menghampiri gue dan mas Roni, dan itu membuat kita berdua makin panik. Mas Roni membuang batu itu lalu menggedor pintu mobil yang langsung gue buka. Kita berdua langsung mengunci pintu mobil kembali dengan mbak Irma yang masih diluar.

Dia menatap gue dan mas Roni dengan penuh tanda tanya, “Buka!”
Gue dan mas Roni menggeleng bersamaan.
“Aku pecahin ini kaca mobil kalo enggak dibuka!” ancam mbak Irma.

Mbak Irma mencoba mengangkat batu besar yang tadi sempat diambil mas Roni, enggak keangkat.

Mbak Irma menendang ban mobil, “Ini kenapa dikunci? Buka mas!”

Gue memandang mas Roni dengan wajah penuh kepanikan. Begitu juga mas Roni yang menatap balik ke gue dengan muka yang enggak kalah paniknya.

Mbak Irma akhirnya capek nungguin pintu dibuka, dia pergi meninggalkan kita berdua di dalam mobil. Berdua dalam mobil?! Gue segera membuka kunci mobil, dikunci lagi sama mas Roni pake central lock. Mampus! Gue kan tadi menghindar dari mas Roni, kenapa jadi malah mengunci diri kayak gini?!

“Mas, akubelum mau mati … jangan bolongin kepalaku mas!”
Mas Roni menoyor kepala gue, “bodoh.”
“Podo-podo kan Mas.”
Mas Roni membuka kaca mobil lalu menyalakan rokok, “Kamu pasti curiga sama itu pistol kan Wi?”
Gue mengangguk.
“Kayaknya emang harus diceritain semuanya.” Mas Roni menghela nafas panjang, “Jadi gini….”

Seusai mas Roni cerita panjang lebar tentang masa lalunya akhirnya gue paham mengenai kepemilikan pistol itu. Yah, no offense, semua orang punya masa lalu yang kelam, gue enggak bisa menghakimi mas Roni seenak jidat. Mas Roni meminta gue untuk menutup mulut karena menurutnya ini bakalan besar masalahnya kalo sampe ketahuan sama yang lain, terutama mbak Irma.

Setelah negosiasi batang disepakati dan gue mendapat apa yang gue mau, gue segera turun dari mobil. Gue berjalan menjauhi mobil menuju villa meninggalkan mas Roni. Sewaktu gue lihat kebelakang, gue lihat mas Roni di dalam mobil enggak sendiri. Dia berdua sama seseorang, cewek, mbak Irma?! tapi dari kapan?
Diubah oleh dasadharma10 08-04-2016 11:41
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.