rifqi.habibiiiAvatar border
TS
rifqi.habibiii
Awas Industri Gula Nasional Mulai Dipermainkan



Dua pendapat berbeda, muncul mengenai industri gula di Indonesia dan perkebunan tebu rakyat. Di satu sisi Asosiasi Gula Indonesia (AGI) menyatakan kebutuhan rata-rata tahunan gula kristal putih (GKP) Indonesia yang berada di kisaran tiga juta ton bisa dipenuhi pada 2016.

Di sisi lain, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menyatakan pada tahun 2016 ini adalah tahun yang berat bagi industri gula nasional. Hal tersebut dikarenakan iklim kemarau panjang yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia.

Simak saja pendapat Ketua Badan Pengarah AGI yang juga Direktur Utama PTPN XI Dolly Pulungan yang mengatakan jumlah tersebut berasal dari target pemerintah yang dibebankan kepada produsen gula BUMN sekitar 1,6 juta ton, satu juta ton dari swasta dan sisanya sekitar 400.000 ton dari efisiensi industri gula.

“Jadi dari produsen BUMN diusahakan bisa dua juta ton,” ujar Dolly di Kantor Sekretariat Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Jakarta, Senin (4/4/2016).

Dia menambahkan saat ini efisiensi industri sudah berjalan dan akan terus ditingkatkan. Beberapa caranya seperti memaksimalkan kapasitas giling, memperbaiki budidaya tanam, meningkatkan teknologi pupuk. Selain itu, para pemangku kebijakan gula juga meminta pemerintah membatasi izin impor gula agar industri nasional bisa berkembang.

“Impor harus disesuaikan dengan kuota dalam negeri. Pemerintah jangan mudah memberikan izin pendirian pabrik gula baru yang ternyata dijadikan sebagai kedok untuk mengimpor gula mentah,” tutur Ketua Umum Dewan Pembina DPP Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil.

Adapun demi memenuhi target 2016, termasuk untuk swasembada gula pada 2018 yang dicanangkan pemerintah, perusahaan gula BUMN juga melakukan konversi lahan seluas sekitar 30.150 hektare. Lahan yang berasal dari wilayah PTPN VII, PTPN IX, PTPN XII dan dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) itu akan dikonversi secara bertahap sampai tahun 2018.

Jenis lahan yang akan dikonversi menjadi tanaman tebu itu berasal lahan mati, tanaman karet, kopi, dan tanaman keras. “Kebijakan ini akan memperluas area perkebunan tebu dan meningkatkan produktivitas,” kata Ketua Umum DPP APTRI Abdul Wachid.

Dua pendapat berbeda itu menurut Zulkarnain, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda, menyatakan jika kekompakan dan pandangan masyarakat tebu Indonesia tidak seragam.

Namun menurut Zulkarnain, kondisi tebu dan industri gula di Indonesia, sebenarnya mudah dipermainkan oleh para pialang atau mafia industri gula. “Banyak pihak yang bermain di sana. Misalnya saat isu dihembuskan tentang adanya fluktuasi harga gula internasional, sehingga harganya malah jatuh. Selanjutnya petani kita tak tertarik menanam tebu, nah pada saat itu, tiba-tiba harga gula meroket,” kata Zulkarnain.

Cara-cara tersebut harus diwaspadai. Zulkarnain, yang juga staf ahli bid perencanaan pembangunan APKASI, dan pemerhati masalah pertanian, menilai petani harus dan industri gula nasional harus hati-hati. “Jangan sampai dipermainkan dengan informasi yang tidak benar, petani harus dilingdungi,” tutur Zulkarnain.

Sumber : http://swasembada.net/2016/04/05/awa...-dipermainkan/
0
1K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Tampilkan semua post
jokohadiningratAvatar border
jokohadiningrat
#4
main gula siap2 kena diabetes.....emoticon-Big Grin


Quote:

hai qaqa.....emoticon-Kiss

0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.