absurdum4197Avatar border
TS
absurdum4197
CERITA DEWASA
permisi semuanya para penghuni forum sfth iniemoticon-Hai. kali ini ane akhirnya turun gunungemoticon-Cool. ane dulunya SR disiniemoticon-Malu (S). karena gak tau cara bikin ID kaskusemoticon-Hammer (S). pas udh tau, ane bikin deh. emoticon-Ngakak (S)

ane mau coba menceritakan proses pendewasaan ane nih gan. tujuan ane nulis sih cuma satu. biar nggak ada orang tolol yang kayak ane.emoticon-Hammer (S)

semoga cerita ane bisa menginspirasi dan nggak ngebosenin yeps ☺

sekalian nih ada rules. kan ane belom ngasih rules ya pas di awal.

1. silahkan kepo se kepo2nya. tapi kalo menurut ane udh menusuk jantung privasi ane dan para tokoh. 50:50 deh bakalan ane bales.

2. kalo baca cerita ane, persiapin segala sesuatunye. terutamaa tisu. buat yg ngupi ame ngerokok boleh dehjadi temennye si tisu.itu aja dulu sih. ntar kalo ada tambahan tinggal ane tambahin.

#keepreading #keepcrying
Quote:



SOB CERITA LANJUTANNYA KAGAK GUE INDEKS.. SOALNYA TEBIR MAKE HAPE.. HARAP MAKLUM YEHH

OHIYA SATU AGAIN, JANGAN LUPA NGOPI BIAR GAK KAGET emoticon-coffeeemoticon-coffee
Diubah oleh absurdum4197 16-09-2016 13:38
tien212700
permana55aditya
xzun
xzun dan 17 lainnya memberi reputasi
12
443.8K
458
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
absurdum4197Avatar border
TS
absurdum4197
#108
PERKATAANNYA BENAR

Udah terhitung lima hari gue nggak bbm atau telfonan sama fitri. Posisi gue saat itu, lagi banyak tugas kuliah. Dan piker gue, dia juga sama. Dan ketika gue keingetan, gue coba telfon dia. Hasilnya, nggak diangkat. Nyambung sih, Cuma nggak diangkat. Mungkin hapenya lagi di cas.

Keesokan harinya, gue ada jadwal kuliah pagi. Jam delapan. Di tengah – tengah dosen sedang menjelaskan materi, hape gue ada yang nelfon. Getarnya doang yang kerasa. Soalnya gue silent.

Akhirnya jam setengah sepuluh tiba. Si dosen keluar kelas, karena jam mengajar kelas guenya udah habis. Dan kita akhirnya saling ngobrol dan becanda di kelas.

Gue inget ada telfon tadi. Coba gue cek. Nomernya nggak gue kenal. Tapi gue telfon balik. Takutnya siapa gitu.

“ halo, maaf ini dengan siapa?” Tanya gue.

“ benar ini nak ipang? “ Tanya bapak – bapak ke gue di telfon.

“ iya. Benar. Ada apa ya om? Ehiya ini dengan siapa?” Tanya gue ke bapak – bapak itu.

“ ini saya, papahnya fitri. Kamu bisa ke sukabumi? ” Tanya bokapnya fitri ke gue.

“ owh iya. Memang ada apa om di sukabumi ? “ Tanya gue.
“ fitri sekarang di rumah sakit. Dia koma. Meningitisnya kambuh. “ kata bokapnya fitri.

Sumpah, disini gue langsung lemes. Gue nggak bisa ngapa – ngapain. Gue takut fitri……. Gue takut fitri ninggalin gue. Mata gue udah mengucurkan air mata.

“ bisa kirim alamatnya om? “ Tanya gue ke bkapnya fitri.

“ rumah sakit xxxxx kamar xxxx nomer xxx “ kata bokapnya.

Dan langsung gue menutup telfon. Seketika air mata gue udah membasahi meja gue.

“ kunaon maneh pang? “ Tanya Ardner ke gue.

“ fitri bro. Gue harus ke sukabumi. Lo bisa anter gue ke terminal? “ Tanya gue sambil menahan tangis.

“ iya kenapa fitri? “ Tanya ardner lagi ke gue.

“ fitri masuk rumah sakit. Bokapnya bilang meningitisnya kambuh. “ jawab gue ke ardner.

“ hayu. Pang! Barudaks, urang nitip absen nyak! Urang nganter si ipang heula.” Kata ardner yang sedang mmasuk – masukan buku ke dalam tasnya.

Sesampainya gue di kosan, gue ambil sejumlah duit hasil gue nabung dan usaha. Dan langsung menuju terminal. Sesampainya di terminal…

“ pang, kalem! Allah maha melihat pang! Yang sabar. Semoga fitri bisa sembuh ya. “ kata ardner.

Gue bales dengan anggukan dan langsung menaiki bis. Dan selama perjalanan gue Cuma bisa berdoa. Sembuhkan fitri ya allah. hamba ingin melihat senyum cerianya lagi. Sepanjang perjalanan air mata gue terus bercucuran.

Singkat cerita, gue udah sampe di rumah sakit. Dan langsung menuju kamar fitri dirawat. Disana gue melihat beberapa orang yang ternyata keluarganya fitri.

“ assalamualaikum om, gimana keadaan fitri om? “ Tanya gue yang tadi langsung menghampiri bokapnya fitri.

“ masih koma, kamu mau lihat? Masuk saja.” Kata bokapnya fitri.

Gue langsung masuk. Dan gue melihat fitri yang terbaring dengan selang – selang yang berada di sekitaran hidung dan mulutnya. Gue disini langsung lemes. Dan gue hampiri.

“ ay, ini aku ay. Bangun dong ay.” Dengan suara yang sesenggukan gue coba membangunkan dia.

“ kamu nggak mau, kita sama – sama? Inget nggak waktu kita janji tentang kita akan nikah. Dan berapa anak yang akan kita punya?” lanjut gue lagi sambil mencium – ciumi tangannya.

“ ay, aku udah berhenti ngerokok loh ay, karena kamu juga ay. Ay bangun dong, ayo kita ke bukit lagi. kita makan sepiring berdua lagi. kamu nggak kangen ay? “ air mata gue udah nggak bisa ditahan setetes pun.

“ ay kamu kenapa nggak cerita sih kalo kamu punya penyakit ini ay? “ Tanya gue lagi ke fitri.

“ mungkin karena om, sudah memaksa dia. Sehingga membuat dia terlalu lelah untuk berpikir. Om menyesali perbuatan om. “ kata bokapnya fitri yang sejak kapan dia masuk kesini gue nggak tau.

“ fitri. Ayo bangun dong.. ini ada nak ipang.. kesini dia jauh – jauh buat ngejenguk kamu. Papah janji, papah nggak akan memaksa kamu lagi. “ lanjut bokapnya fitri yang juga menitikkan air matanya.

Akhirnya gue dan bokapnya fitri keluar kamar. Dan gue diajak ke kantin rumah sakit. Disana awalnya kita cumma diem – dieman. Dan akhirnya…

“ maafin om ya nak ipang, om sempat memisahkan kalian. Om berpikir Cuma materi saja waktu itu. Om nggak memikirkan perasaan fitri. “ kata bokapnya fitri.

Lalu bokapnya fitri mengeluarkan sebungkus rokok dan menawarkannya ke gue.

“ maaf om. Saya sudah berhenti. “ kata gue.

“ semua karna fitri om. Saya berhenti merokok. Saya rajin kuliah. Saya rajin cari uang, saya tabungin uang saya. Untuk melamar fitri om. Saya mau buktiin ke om. Kalo saya calon imam yang tepat buat fitri.” Lanjut gue.

“ dan ternyata benar. Kamu yang tepat buat fitri. Kemarin di ulang tahunnya. Om tau dia bohongin om. Katanya mau ke bogor. Kangen sama fika,temennya. Tapi dia ke bandung kan, dia nemuin kamu kan? “ kata bokapnya fitri.

“ kok om bisa tau om? “ Tanya gue ke bokapnya.

“ dia itu anak om. Jadi tau bakat berbohongnya nurun dari siapa. Haha “ kata bokapnya fitri.

Dan kita tertawa dengan penuh kesedihan sore itu.

Malem harinya, bokap dan nyokapnya fitri harus pulang. Karena ada beberapa urusan di kantor dan rumahnya. Dan keluarganya yang lain juga udah pulang. Disini tinggal gue bertiga. Fitri, gue, dan rahma, sepupunya fitri. Dia yang paling deket sama fitri.

“ ma, sejak kapan dia mengidap penyakit ini ma ? “ Tanya gue ke rahma yang duduk di sofa.

“ gue kurang tau sejak kapannya. Yang gue tau, dia dulu waktu kecil suka tiba – tiba pusing gitu kepalanya. Katanya kayak ada seribu jarum menancap di kepalanya. “ kata rahma.

“ lo nggak pulang ke bandung ? bukannya besok masih hari kuliah? “ Tanya rahma ke gue.

“ gue udah titip absen ke temen gue ma. Jadi gue bisa standby jagain fitri. Lo kalo mau pulang, pulang aja ma. Nggak apa – apa gue sendiri. “ kata gue ke rahma.

“ mau naik apaan jam segini? Lagipula, cewek lo ini udah gue anggap sodara kandung gue sendiri. Mana mungkin gue ninggalin dia dalam keadaan kayak gini Cuma untuk urusan tidur. “ kata dia.

Esok paginya gue terbangun karena suara cewek. Tapi ini bukan rahma. Dan gue buka mata. Bukan suster juga. Gue liat fitri. Dia udah sadar.

“ ay, kamu ngapain disini ? “ Tanya fitri ke gue dengan suara yang lemah banget.

“ aku mau ngejagain kamu. “ kata gue sambil menangis tersenyum.

“ ih, aku kan bukan anak kecil lagi ayy “ kata fitri.

“ kamu emang bukan anak kecil. Tapi kamu penghuni disini. Di hati kecil gua..” Kata gue yang sedari tadi malam menggenggam erat tangan fitri.

“ kamu emang nggak kuliah ? “ Tanya fitri ke gue.

“ udah titip absen ay. “ kata gue.

“ itu rahma juga nginep ? “ Tanya fitri sambil melihat rahma yang masih tidur.

“ iya. Kita semaleman nungguin kamu.” Kata gue ke fitri.

“ kalian ngomongin aku ya. Ngomongin apa aja? “ Tanya dia lagi ke gue.

“ enggak. Cuma obrolan ringan aja. “ kata gue.

Dan rahma pun bangun.

“ ih bener manjur lo dateng kesini pang! Udah empat hari dia koma, akhirnya bangun juga.” Kata rahma yang senang melihat fitri sudah sadar.

“ mana kalo ngigau manggilnya jali – jali mulu. Siapa sih si jali itu fit “ Tanya rahma ke fitri.

Dan kita berdua ketawa melihat rahma yang bertanya – Tanya siapa jali itu.

“ eh lo bedua pada nyengir. Bukannya ngasih tau.” Kata rahma.

Langsung gue ngeluarin dompet dan kasih unjuk KTP gue.

“ owh ternyata jali itu lo. Rojali Azka Rianto. Kenapa jadi ipang? “ Tanya rahma ke gue.

“ dulu gue paling nggak resep di panggil jali. Kesannya kayak nama ondel – ondel” kata gue.

“ emang mirip. “ kata fitri sambil tertawa kecil.

“ terus, semenjak gue kenal sepupu lo ini, dia doang yang manggil nama gue jali. Bokap nyokap gue aja manggilnya azka. “ kata gue ke rahma sambil mengelus – elus rambutnya fitri.

“ yaudah, gue keluar dulu ya. Mau cari sarapan. Laper. Ada yang mau nitip? “ kata rahma yang udah di depan pintu keluar.

“ boleh deh. Ayam debus sama air zamzam. Jangan lupa pake nasi.” Kata gue.

“ apaan tuh ayam debus?” Tanya rahma yang kebingungan.

“ ayam bakar.” Kata gue.

“ aneh – aneh aja lo pang “ kata rahma yang sambil ngeloyor keluar.

“ ay, aku engap pake ginian terus. Lepas ya?” kata fitri yang mau melepas selang oksigen di sekitaran mulut dan hidungnya.

“ jangan!” kata gue sambil menahan tangannya yang sudah mau melepaskan selang oksigennya.
anonymcoy02
anonymcoy02 memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.