Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

h4lAvatar border
TS
h4l
[CURHAT] Kenapa Ane Takut Punya Anak ?
Sebelumnya, ane mohon izin curhat disini. Ane gak tau lagi harus curhat dimana. Kalaulah agan / aganwati merasa punya solusi dng masalah ane, mohon jangan sungkan untuk menyampaikannya. Ane juga mohon maaf kl salah room. Terima kasih.

Pertama, ane mau sedikit mengenalkan diri ane.
Ane domisili kota Medan, kelahiran tahun 79. Istri ane lebih tua 7 bulan dari ane. Kita menikah pada tahun 2008.

Seperti umumnya orang yang berumah tangga, pasti berharap untuk bisa mendapat momongan. Begitu juga dengan kita. Tapi sepertinya rezeki itu belum diberikan Allah SWT kepada kami.

Hingga pada tahun 2009, akhirnya kita coba untuk berusaha, baik melalui jalur alternatif, maupun jalur medis, tapi jangankan hasil, masalahnya dimana pun kita gak tau. Udah beberapa dokter, laboratorium maupun orang pintar, semua bilang kita gak ada masalah, akhirnya solusi yang diberikan hanyalah selalu pil vitamin, penyubur dan perbaikan nutrisi.

Setahun berlalu tanpa kejelasan permasalahan, apalagi hasil, maka pada tahun 2010, akhirnya kita putuskan untuk coba memeriksakan diri ke kota Penang, Malaysia. Apalagi krn domisili kita di kota Medan, yg hanya 40 menit ke Penang via Pesawat.

[SKIP]

Sesampainya di Island Hospital, Penang, dokter memerintahkan kita berdua di periksa. Ane cek sperma. Sedangkan istri ane menjalani pemeriksaan rahim menggunakan metode HSG (Hysterosalpingography).

Selesai cek, menunggu hasil pemeriksaan, sekitar sejam, akhirnya yg pertama di panggil adalah ane.

Hasil pemeriksaan dari ane, tidak ada masalah. “Alhamdulillah”, ucap ane dalam hati, walau sempat terbersit di fikiran ane bahwa di Penang ini pun bakal mirip seperti sebelumnya, gak ketemu masalah nya dimana. Vitamin lagi... vitamin lagi...

Menunggu lagi sekitar 2 jam, akhirnya giliran hasil pemeriksaan istri ane. Tapi kali ini, perawatnya gak ngomong apa2x. Kita berdua di hanya disuruh masuk dan jumpa langsung ama dokternya. “Waduh, parah gak ya masalahnya?” bisik ane dalam hati.

Ane gak tau berapa lama kita duduk terdiam di hadapan dokter, karena dokternya terus membolak balik lembar hasil pemeriksaan Lab. Yang jelas, rasanya lama bener, seperti menunggu vonis hakim.
Akhirnya, lembaran itu di letakkannya, dokter memandangi kami berdua beberapa saat sebelum mulai bicara...

Maaf, saya haru memberikan kabar yang tidak enak, kedua saluran Tuba Valopi ibu tersumbat. Kalau begini, tidak mungkin bisa memiliki keturunan menggunakan cara konvensional”.

Kita berdua terdiam, bingung, kaget... Beberapa saat ane coba mengumpulkan keberanian untuk bertanya “Apa solusi nya ya Dok ?”.

Dokter menjawab, “Kalau sudah begini, satu – satunya solusi hanyalah dengan in vitro fertilisation alias Bayi Tabung

Ane terdiam, lemas, membayangkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk program bayi tabung ini. Apalagi ane hanyalah pegawai kantoran biasa yang gajinya pas – pas an untuk biaya hidup dan membayar cicilan rumah sampai 15 tahun kedepan. Sempat ane melihat ke wajah istri ane, melihat air matanyanya yg perlahan jatuh.

Sesudah berkonsultasi mengenai program bayi tabung ini, terutama masalah biayanya, kita pun keluar dari Island Hospital, dan terduduk di halaman depannya.

[SKIP]

Ane gak tau berapa lama kita hanya duduk terdiam di depan rumah sakit itu, istri ane nyandar ke pundak ane sambil nangis. Sampai akhirnya ane beranikan diri untuk memulai bicara...

Sudah lah yank, jangan nagis terus, masalah biaya, Insya Allah masih bisa kita dapatkan. Kalau masalah hubungan kita, gak usah takut, aku janji, aku gak akan meninggalkanmu walau dengan permasalahan ini. Aku janji, kita hadapi bersama”.

[SKIP]

Beberapa hari kita habiskan di Penang layaknya seperti orang liburan, sambil untuk menghibur diri, sebelum kita balik ke Medan.

Sesudah balik ke Medan, bermodalkan hasil pemeriksaan dari Penang, kita coba cari pendapat lain dari beberapa dokter di Medan. Ternyata hasilnya sama. Kita gak punya pilihan lain kecuali bayi tabung.
Akhirnya sesudah rembuk dengan keluarga, kita memutuskan untuk mencoba program bayi tabung di Medan. Di salah satu dokter yang memiliki track record cukup bagus untuk keberhasilan program bayi tabung ini.
Sesudah berkonsultasi masalah biaya, akhirnya kita punya misi, yaitu menabung untuk memenuhi biaya program bayi tabung.

Alhamdulillah, berusaha dan berdoa, jalan rezeki kita semakin di lebarkan Allah SWT. Mulai dari peningkatan karir ane di kantor, plus adanya bantuan dana dari keluarga, akhirnya pada tahun 2012, kita memulai program bayi tabung. Demi menghemat anggaran, ane pun belajar singkat cara menyuntik, karena selama 3 bulan pertama mulainya program, istri ane harus di suntik obat 2x sehari. Daripada harus bayar setiap kali nyuntik, jadi lah ane dokter dadakan yg menyuntik istri ane 2x sehari.

Syukur nya lagi ane juga mendapat dukungan dari teman dan pimpinan di kantor. Sehingga selama 3 bulan itu, ane bisa rutin permsi siang hari untuk pulang sebentar buat nyuntik istri ane.

Alhamdulillah, selesai sesi suntik menyuntik 3 bulan, programnya berhasil, istri ane Hamil, kembar dua pula...

Sungguh masa-2x yg membahagian bagi ane, kita dan keluarga... Rasanya gak sabar menunggu kehadiran si kembar... sampai usia kehamilan mencapai 4 bulan.

Masuk bulan ke empat, saat kontrol, hasil USG ternyata sangat mengejutkan. Posisi janin bergeser ke luar kandungan. Dokternya mengatakan dengan kondisi seperti itu, kemungkinan yg ada adalah

1. 50% kematian ibu dan anak.

2. Sedangkan 50 % sisanya kelak harus memilih, nyawa siapa yang akan di selamatkan, ibunya, atau anaknya...

Rasanya seperti disambar gledek, lutut ane lemas, semua harapan dan kebahagian yang udah kita rasakan beberapa bulan ini seakan sirna hanya oleh perkataan dokter yg hanya butuh beberapa detik saja untuk mengucapkannya.

Gak percaya, pasti ada cara lain, akhirnya ane memutuskan untuk mecoba meminta pendapat dari dokter yang lain.

3 Dokter kandungan lainnya yg cukup terkenal di kota Ane kita datangi. Ternyata hasilnya sama... Semua dokter tersebut menyarankan untuk aborsi.

Ane merasa hampa... harapan, perjuangan dan kebahagiaan yg udah dirasakan selama ini rasanya sirna gak berbekas.

[SKIP]

Sesudah rembuk keluarga, akhirnya keputusan yang disepakati adalah aborsi.
Sekarang semuanya harus dimulai lagi dari awal. Menabung lagi, terapi lagi, suntik menyuntik lagi, semua perjuangan itu... dari awal lagi.

[SKIP]

Gak terasa, sekarang tahun 2015. Tabungan kita sudah tinggal sedikit lagi mencapai nilai yang mencukupi untuk memulai Program Bayi tabung lagi.

Istri ane meminta agar program kali ini dilakukan di Penang, di tempat yang kita lihat track record keberhasilannya lebih tinggi lagi dari pada yang di Medan waktu itu.
Kita udah coba berkonsultasi via Email. Tinggal menunggu waktu untuk mulai menajalnkan programnya.

Jelas ane lihat di mata istri ane, kalau dia begitu bersemangat dan ingin untuk segera menjalankan program ini... Membuat ane jadi memendam dalam2x rasa yg selama ini selalu ane sembunyikan dari istri ane.
Gak sanggup ane mengutarakannya. Takut hanya akan membuat istri ane jadi terluka. Takut juga akan mengecewakan keluarga yang udah begitu berharap untuk menimang cucu...

Karena sekarang ini, rasanya ada yang beda. Ane takut.... Ya, jujur ane akui, ane takut.

Masih terbayang sangat jelas di ingatan ane, wajah dokter yang menunggu ucapan ane.
Menunggu ucapan ane untuk menyetujui membunuh dua nyawa tak berdosa didalam perut istri ane...

Rasanya baru kemarin, saat ane menunggu di depan ruang operasi, melihat istri ane masuk ke ruang operasi, untuk mengakhiri kedua nyawa tak berdosa yang sangat kami harapkan untuk hadir menemani hidup kami...

Masih jelas terdengar di ingatan ane, bisik – bisik perawat yang terdengar ama ane secara tak sengaja, kalau kedua janin di rahim istri ane itu sebenarnya kondisinya sangat sehat dan kuat, sehingga proses aborsinya lebih sulit dari biasanya. Terbayang ama ane kalau mereka berdua berusaha melawan, seakan tak ingin hidupnya diakhiri....

Jujur... sekarang ane merasa takut... takut kalau harus membunuh lagi...
Jujur... Ane gak mau membunuh nyawa yang tak berdosa lagi...


UPDATE Klik disini ! (Post #86)

UPDATE 2 DISINI !!! (Post #94)

Diubah oleh h4l 31-03-2016 08:37
tata604
tata604 memberi reputasi
1
24.4K
144
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & FamilyKASKUS Official
8.8KThread9.8KAnggota
Tampilkan semua post
h4lAvatar border
TS
h4l
#94
UPDATE 2 !!!


Sebelumnya, ane mau mengucapkan beribu - ribu terima kasih buat agan n sista semua (Mungkin terlalu banyak kl ane harus sebutin satu per satu) , yg udah mau bantu doakan ane n keluarga, serta support dan nasehat baik itu dari Thread ini, maupun via PM.

Juga mohon maaf kalo ane lama baru update, berhubung kesibukan ane...
Baiklah, ane akan lanjutkan ceritanya...

=======================================================================
Di bulan september, kami kembali kontrol bulanan ke dokter. Ane udah gak sabar pengen ngeliat wajah anak ane dari layar USG. Bagaimana kah dia nanti ? Sempurna kah ? Sehat kah? Mirip seperti ane atau bakal mirip seperti istri ane ? Segunung pertanyaan di pikiran ane saat kami menunggu giliran di ruang tunggu.
Akhirnya nama istri ane pun di panggil, kami pun bergegas masuk ke ruang praktek. Tidak lama, mulai lah proses USG nya. Dan terlihat lah wajah anak ane, lebih jelas dari yang lalu. Gak tau lah gimana menjelaskan senang n bahagianya perasaan ane melihat wajah mungilnya di layar USG, kalau bukan krn takut tengsin ama dokter n perawatnya, mungkin ane udah teriak girang disitu.

Selesai USG dan pemeriksaan rutin lainnya, dokter mengatakan kalau kondisi janin istri ane dalam keadaan sehat.

"Alhamdulillah", ucap ane dalam hati...

Dokter kemudian membuat surat pengantar untuk pemeriksaan darah ke Laboratorium, untuk mengetahui kondisi keseluruhan utk persiapan melahirkan.

[SKIP]

2 Hari kemudian kita balik lagi ke dokter untuk mengetahui hasil pemeriksaan LAB. Sesudah giliran kami bertemu dokter, ada bbrp saat sunyi senyap krn dokternya aga lama membaca hasil LAB. Menunggu... sambil ane mencomot permen yg selalu tersedia di meja dokter, hehehehe...

"Wah, ini berbahaya nih..." ucap dokter yg mendadak memecah kesunyian... dan membuat darah ane berdesir...

"Apa lagi nih?" Ucap ane dalam hati. Belum tau kenapa berbahaya, tapi rasanya badan ane udah lemas...

"Terjadi pengentalan darah, penurunan HB dan naiknya tensi. Ini berbahaya buat janinnya, sepertinya sistem imun ibu menolak janinnya". Lanjut dokternya...

Ane terdiam... Ane gak tau mau ngomong apa... Ane takut kl ane bertanya lebih lanjut, jawaban dokternya adalah jawaban yg paling ane takutkan, yg mengulang lagi cerita lalu...
Baru juga bbrp bulan ini ane merasa sangat bahagia... Apa ane gak boleh bahagia ??? Koq banyak banget masalah yg harus kami hadapi ? Apa salah kami ? Dan ane pun hanya terdiam dengan pikiran kalut...

Akhirnya istri ane yg mulai buka suara, "Jadi gimana solusinya dok?"

"Saya akan kasih obat anti pengentalan darah, harus di minum tiap hari. 2 Minggu lagi kita ulangi cek LAB nya. Mudah-2x an obatnya bisa menolong" jawab dokter.

Selama perjalanan pulang, kami hanya terdiam. Satu-2x nya pembicaraan hanyalah ane meminta agar masalah pengentalan darah ini gak usah diceritakan ke orang tua kita masing-2x. Kasihan mereka kalau harus cemas lagi, sesudah bisa senang beberapa waktu terakhir ini. Gak tega ane rasanya. Istri ane pun setuju.

[SKIP]

Baru seminggu berjalan, tapi rasanya seperti sebulan. Kalau bisa, pengen rasanya ane memantau kondisi calon anak ane setiap hari. "Apakah obat anti pengentalan ini manjur ? Aman dan sehat kah calon anak ane di dalam kandungan sana ?" Dan beribu pertanyaan lainnya di kepala ane yg rasanya mau meledak. Tapi cobaan gak hanya berhenti sampai disini.
Kota medan mulai diselimuti ama kabut asap (akibat kebakaran hutan) yg setiap hari semakin parah. Sangkin parahnya, sampai-2x Masker N95 jadi langka dan harganya melambung. Ane benar-2x merasa gak berdaya, banyak bener masalah yang diluar kemampuan ane datang. Ane rasanya gak berdaya. Sudahlah kondisi kesehatan kehamilan istri ane yang kurang baik, sekarang di tambah kabut asap yang banyak membuat orang jatuh sakit. Berdoa kepada Allah SWT tinggal satu - satunya yg bisa ane lakukan.

"Anak itu adalah amanah, dan Allah SWT mungkin sedang menguji apakah kami sudah layak mendapatkan amanah itu", kalimat ini lah yg selalu ane ucapkan kalau pikiran jelek mulai berkecamuk di kepala ane. Apapun ceritanya, ane harus terlihat tegar, agar bisa jadi support buat istri ane.

[SKIP]

2 Minggu berlalu, sudah waktunya kembali test LAB dan kedokter.
Saat USG, satu - satunya hal yg mampu membuat hati ane terhibur adalah melihat wajah Anak ane yang semakin jelas di layar USG, mendengar detak jantungnya yg masih berdegub kuat, seperti berjuang untuk bertahan.
Seusai USG dan pemeriksaan rutin lainnya, kembali duduk di depan meja praktek dokter, suasana pun kembali hening menunggu dokter selesai membaca hasil LAB terbaru.

"Syukurlah, kondisi janinnya sehat, hasil LAB nya sudah ada perbaikan dibanding 2 minggu yang lalu... Walau belum bisa dikatakan normal... Obat anti pengentalan darahnya terus di minum setiap hari ya !" Ucap dokternya...

Walaupun belum bisa disebut kabar baik, tapi Alhamdulillah ya Allah !!! Mendengar calon anak ane masih baik-2x aja, ane udah sangat senang.

"Bertahan dan berjuang lah didalam sana ya nak, kami pun berusaha semaksimal yg kami mampu disini!"

[SKIP]

Beberapa kali kontrol rutin selanjutnya berita yg kami dapat masih tetap sama. Satu-2x nya kabar gembira yang kami terima setiap kontrol adalah kalau kondisi janin sehat dan masih kuat bertahan. Semoga kelak nanti ia akan menjadi anak yang tangguh berjuang... Seperti ia tangguh berjuang di dalam rahim melawan kondisi kesehatan kehamilan ibu nya yg kurang baik.
Sampai akhirnya di kontrol terakhir, dokter menyarankan agar proses kelahirannya melalui cara Operasi. Dokter sangat tidak menyarankan utk cara normal, mengingat semua kendala selama ini. Kami pun menyetujuinya, dan ditetapkan lah hari kelahirannya pada tanggal 11 Desember 2015.

[SKIP]

Hari ini hari Jumat, pagi, tanggal 11 Desember 2015.

Ane dan mertua duduk didepan ruang operasi. Orang tua ane masih dalam perjalanan ke Rumah Sakit.
Sebelumnya ane udah diajak dokter untuk ikut ke ruang operasi. Tapi ane menolak. Ane takut kalau ada berita buruk didalam sana nanti, ane gak sanggup... ane takut lepas kontrol...
Jadilah ane terduduk menatap pintu ruang operasi. Hari ini ada beberapa keluarga lain yg melahirkan juga. Sudah beberapa kali pintu ruang operasi itu terbuka krn perawat yang keluar membawa boks bayi sambil memanggil keluarga sang bayi. Sudah banyak tawa dan tangis bahagia keluarga lain yg ane saksikan selama menunggu ini. Sudah banyak ucapan selamat yang terdengar ane, saat keluarga mereka mendapatkan berita bahagia dari sang suster.

Ane hanya menunggu giliran... bahagia atau sedih... ntah lah, ane gak mau memikirkannya. Ane cuma mau duduk, menunggu dengan pikiran kosong.

Orang - orang yang awalnya ramai, mulai menjadi sepi. Tinggal 2 keluarga lagi yang masih menunggu didepan ruang operasi. Keluarga ane dan keluarga lain. Mertua ane mulai resah "Ada apa ya, koq lama ?"

"Ntah lah bu..." Jawab ane datar

Tiba2x pintu itu terbuka lagi... Dan nongol lah suster membawa boks bayi sambil memanggil...

"Keluarga Ibu [nama istri ane] !"

"Saya... saya suaminya..." Jawab ane sambil bangkit dan berjalan cepat mendekati boks bayi yg dibawa perawat itu. Pandangan mata ane hanya tertuju pada boks bayi nya. Mungkin kalau ditanya saat ini, apakah ane ingat wajah suster yang membawa boks bayi ane, maka jawabannya adalah tidak ! Sedikitpun ane gak ingat utk memandang wajah perawatnya. Pandangan ane hanya ke bayi mungil di dalam boks itu, mulai dari bangkit dari tempat duduk, sampai ane udah benar-2x di depan boks itu.

"Selamat ya pak, Anak perempuan, sehat dan sempurna" Ucap perawat itu.

Ane masih terus memandang kearah bayi mungil itu. Matanya udah terbuka, memandang ke arah ane...

Gak tau berapa lama kami saling berpandangan, sampai akhirnya perawatnya bilang "Apa gak mau di foto dan di Qomat kan pak ? Bayi nya belum bisa lama-2x diluar".

"Oh iya", jawab ane gugup, sambil ane mulai Sujud Syukur, meng-Qomat kan dan memfoto nya.

"Selamat ya nak... Udah berhasil perjuangan kalian sekian tahun ini" Ucap Ortu ane yg tiba-2x udah dibelakang ane, ane udah gak sadar, kapan beliau nyampe nya.

Bayinya pun dibawa masuk...

Kemudian Keluarga lain yg sama-2x menunggu mendadak menghampiri ane, menyodorkan tangannya utk salaman dan mengucapkan selamat untuk ane.

Akhirnya... sesudah sekian lama berjuang... setelah sekian kali memberi kan selamat kepada teman, kerabat dan keluarga atas kelahiran putra - putri mereka... hari ini... akhirnya ane bisa mendapatkan ucapan selamat itu. Mungkin bagi kalian itu hanyalah ucapan selamat biasa dan wajar, tidak begitu berarti...

Tapi bagi kami... Ucapan selamat itu... adalah hal yang sungguh tak ternilai harganya. Krn bagi kami ucapan selamat itu begitu mahal sulit mendapatkannya, bahkan bisa dikatakan kalau kami hampir gak akan pernah bisa menerima ucapan selamat seperti itu. Ucapan selamat yang jadi penanda akhir dari perjuangan panjang kami, kekhawatiran yg selalu berkecamuk selama ini, renungan malam yang mengganggu tidur... dan yang terpenting, akhirnya Allah SWT memberikan kepercayaannya kepada kami melalui amanahnya...

Alhandulillah, terima kasih ya Allah, akhirnya, di hari Jumat, tanggal 11 Desember 2015 ini, kami udah berhasil mempunyai Putri pertama kami, kami udah syah menjadi Papa dan Mama. Bantu kami ya Allah, agar kami bisa menjaga, merawat, mendidik dan membesarkan amanah mu ini dengan baik, Aamiin !!!

=====================================================================

Di hari ane menulis Update ini, putri ane menuju 4 bulan umurnya. Alhamdulillah, putri ane sehat wal afiat dan sempurna.

Sekali lagi ane ucapkan terima kasih kepada agan dan sista semua, yg udah mau mendengarkan curhat ane setahun ini, memberikan masukan, support dan doa. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan agan dan sista, Amiin !



Spoiler for Sedikit Penampakan:

0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.