- Beranda
- Stories from the Heart
The Left Eye
...
TS
rafa.alfurqan
The Left Eye
Kepada agans dan aganwatis, sebelumnya TS ucapin salam kenal. Gak lupa TS mohon izin khususnya kepada momod, juga pada agans serta aganwatis buat aplod ini cerita.
The important thing is TS rakyat baru di kaskus. Jadi jika TS belum terlalu familiar dengan kata-kata yang sudah lazim digunain di kaskus, mohon dimaafkeun
Sebagai rakyat baru, biar terlihat sedikit eksis (eeetttt dahhh),,, TS mau share cerita fiksi horor-misteri. Bukan mau ikut-ikutan mumpung di thread yang lagi populernya cerita horor, tetapi emang genre cerita ini udah dibikin dari taun kapan. Jika dibandingin dengan thread cerita horor yang udah populer jauh lebih serem cerita penampakan mereka toh itu pengalaman pribadi mereka.
Intinya niat TS PURE buat nyoba nge-thread di kaskus aja
Update komen dari agan-agan
Kelanjutan cerita akan TS usahakan apdet tiap hari senin
Gak lupa-lupa TS ngingetin,,,, Like once a wiseman said, pengunjung yang baik (mau yang silent reader juga) jangan lupa tinggalkan jejaknya ya
ane juga terima kok kalau dikasih
atau 
yang penting semakin ramai ini thread maka semakin kepikiran TS buat terus ngelanjutin ini cerita, nyampe kelar biar gak ngentangin agans sekalian
Langsung aja deh masuk ke cerita ya
Luaaarr biassaaaa! Terima kasih TS ucapkan buat semua pembaca terutama yang baru-baru aja baca cerita TS ini. Meskipun sebenarnya cerita ini sudah lama sekali kelar
Kesan-kesan yang mereka tinggalin cukup membuat TS antusias dan senang.
Sampai-sampai membuat TS berimajinasi membuat cerita lanjutannya, tentu aja dengan beberapa tokoh tambahan.
Jika berkenan dan jika agan-agan sekalian bener-bener suka dengan cerita ini, agan-agan sekalian bisa bantu TS untuk membuat cerita ini lebih dikenal lagi. Mungkin dengan melihat itu semua bisa membuat TS benar-benar termotivasi untuk membuat cerita lanjutan.
Terima kasih
The important thing is TS rakyat baru di kaskus. Jadi jika TS belum terlalu familiar dengan kata-kata yang sudah lazim digunain di kaskus, mohon dimaafkeun
Sebagai rakyat baru, biar terlihat sedikit eksis (eeetttt dahhh),,, TS mau share cerita fiksi horor-misteri. Bukan mau ikut-ikutan mumpung di thread yang lagi populernya cerita horor, tetapi emang genre cerita ini udah dibikin dari taun kapan. Jika dibandingin dengan thread cerita horor yang udah populer jauh lebih serem cerita penampakan mereka toh itu pengalaman pribadi mereka.
Intinya niat TS PURE buat nyoba nge-thread di kaskus aja
Quote:
Update komen dari agan-agan
Quote:
Kelanjutan cerita akan TS usahakan apdet tiap hari senin
Gak lupa-lupa TS ngingetin,,,, Like once a wiseman said, pengunjung yang baik (mau yang silent reader juga) jangan lupa tinggalkan jejaknya ya
ane juga terima kok kalau dikasih
atau 
yang penting semakin ramai ini thread maka semakin kepikiran TS buat terus ngelanjutin ini cerita, nyampe kelar biar gak ngentangin agans sekalian
Langsung aja deh masuk ke cerita ya
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3.1
Chapter 3.2
Chapter 4.1
Chapter 4.2
Chapter 5.1
Chapter 5.2
Chapter 6.1
Chapter 6.2
Chapter 7.1
Chapter 7.2
Special
Chapter 8.1
Chapter 8.2
Chapter 9.1
Chapter 9.2
Special II
Chapter 10.1
Chapter 10.2
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Behind The Story (The Left Eye)
Final Chapter
Chapter 2
Chapter 3.1
Chapter 3.2
Chapter 4.1
Chapter 4.2
Chapter 5.1
Chapter 5.2
Chapter 6.1
Chapter 6.2
Chapter 7.1
Chapter 7.2
Special
Chapter 8.1
Chapter 8.2
Chapter 9.1
Chapter 9.2
Special II
Chapter 10.1
Chapter 10.2
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Behind The Story (The Left Eye)
Final Chapter
Luaaarr biassaaaa! Terima kasih TS ucapkan buat semua pembaca terutama yang baru-baru aja baca cerita TS ini. Meskipun sebenarnya cerita ini sudah lama sekali kelar

Kesan-kesan yang mereka tinggalin cukup membuat TS antusias dan senang.
Sampai-sampai membuat TS berimajinasi membuat cerita lanjutannya, tentu aja dengan beberapa tokoh tambahan.
Quote:
Jika berkenan dan jika agan-agan sekalian bener-bener suka dengan cerita ini, agan-agan sekalian bisa bantu TS untuk membuat cerita ini lebih dikenal lagi. Mungkin dengan melihat itu semua bisa membuat TS benar-benar termotivasi untuk membuat cerita lanjutan.
Terima kasih
Diubah oleh rafa.alfurqan 12-08-2016 15:27
thespecialist dan 9 lainnya memberi reputasi
8
33.3K
203
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rafa.alfurqan
#11
Chapter 3.2 - I Don't Tell A Lie
Zaki kemudian terjatuh setelah kudorong, dan seketika zaki jatuh sebuah petasan meluncur ke arah zaki dan mengenainya. Suasana langsung menjadi hening seketika, seakan tak percaya ada petasan yang tepat mengenai mata zaki sampai akhirnya para orang tua yang ada di dalam berlari menghampiri kami.
Zaki langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Setelah mendapatkan perawatan dari dokter dapat dikatakan bahwa petasan yang mengenai mata zaki bisa saja membuatnya buta apabila dalam beberapa hari mendatang kornea pada matanya tidak kunjung membaik.
Ayah Zaki : Zaki sebenarnya apa yang terjadi?
Zaki : Rafa tiba-tiba mendorong zaki pah, sewaktu zaki jatuh tiba-tiba ada petasan yang mengenai zaki
Ibu Zaki : Kamu kenapa mendorong zaki rafa!? (tanyanya padaku dengan marah)
Ayah Zaki : Ibu tolong diam sebentar!
Ibu Zaki : Tapi pah, dia mendorong zaki
Ayah Zaki : Kamu benar mendorong zaki? (beda dengan istrinya, beliau bertanya padaku dengan nada biasa tapi sorot matanya tajam memandang mataku)
Rafa : Iya rafa mendorongnya, tapi karena… (belum selesai aku berbicara, ayah zaki memotongnya dan kembali bertanya pada anaknya)
Ayah Zaki : Bagaimana bisa petasan itu mengenaimu?
Zaki : Sewaktu zaki terjatuh petasan itu tiba-tiba mengenai zaki pah
Ayah Zaki : Siapa yang memegang petasannya waktu itu?
Zaki : Zaki tidak melihatnya
Andreas : Saya melihatnya om, petasan itu ada di meja waktu menyala
Ayah Zaki : Di meja? Lalu siapa yang menyalakannya?
Zaki : (tiba-tiba zaki berbicara) rafa yang menyalakannya pah
Rafa : Bohong! Rafa ti… (kembali belum selesai aku berbicara, ayah zaki kembali memotongnya)
Ayah Zaki : Kamu yakin? Kamu tahu kalau kamu berbohong apa resikonya?
Zaki : Iii…ii…yaa yah zaki yakin, andreas kamu juga lihat kan kalau rafa yang menyalakan petasannya?
Andreas : Iii..yyaa om andreas juga melihatnya
Rafa : Andreas!!! Maksudmu a…
Ayah Zaki : Kamu yang menyalakannya petasannya?
Rafa : Bukan rafa om! Bukan rafa!
Paman : Pak maaf sebelumnya, bukan saya ingin membela keponakan saya. Tapi menurut saya kita juga harus mendengar dari penjelasan rafa juga
Ayah Zaki : Apalagi yang harus saya dengar? Dia mengakui telah mendorong anak saya dan teman-temannya juga bilang seperti itu. Di sini ada saksi yang juga mengatakan sebaliknya.
Paman : Tapi pak?
Ayah Zaki : Kalau benar keponakanmu tidak menyalakannya maka berikan buktinya? Dengar abimana, kamu sudah melihat sendiri bagaimana aku menyikapi masalah ini seobjektif mungkin. Kamu juga tahu sendiri bagaimana aku sehari-hari di kantor. Kalau kamu mengerti, sekarang aku tanya kepadamu apa yang akan kamu lakukan jika kamu di posisiku sekarang?
(paman terdiam)
Rafa : Paman, bukan rafa yang menyalakannya. Paman, tante, rafa bersumpah pada paman dan tante kalau rafa tidak berbohong (aku menangis di hadapan paman, kalau paman tidak percaya padaku lantas siapa yang mau percaya padaku lagi?)
Tante : Ayah, bunda yakin bukan rafa yang menyalakannya (ucap tante kepada paman)
Paman : Pak, saya tahu persis bagaimana bapak. Bagaimana bapak menyelesaikan suatu masalah seobjektif mungkin dan saya juga belajar seperti itu dari bapak. Tapi bukannya saya ingin membela keponakan saya, saya percaya apa yang dikatakan rafa
Ayah Zaki : Jadi kamu bilang anakku dan anaknya Hendra berbohong (ayahnya andreas)?
Paman : Saya bukan dalam posisi menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah sekarang pak. Saya hanya ingin memberi masukan kepada bapak
Ayah Zaki : Baiklah, apa itu?
Paman : Pertama, cobalah bapak cari tahu di sekolah bagaimana perlakuan anak bapak dan teman-temannya terhadap rafa. Rafa dituduh sebagai anak yang curang dan anak pembohong
Ibu Zaki : Maksudmu apa!?
Ayah Zaki : Ibu, diam! Benar itu zaki?
Ibu Zaki : Tapi pah kalaupun itu benar, pasti semua ada alasannya. Lagipula itu tidak ada kaitannya dengan masalah ini
Paman : Betul, seperti yang ibu bilang semua ada alasannya. Dengan kata lain semua yang terjadi pasti karena ada sebab dan akibatnya. Begitu pula dengan rafa yang mendorong zaki, rafa pasti punya alasannya
Paman : Rafa, kenapa kamu mendorong zaki?
Rafa : Karena dia bilang ibu rafa seorang pembohong
Zaki : Pah itu karena… (belum selesai zaki berbicara, paman memotongnya)
Paman : Saya tidak akan melanjutkan kenapa zaki berbicara seperti itu kepada rafa, bapak bisa mencari tahu sendiri kenapa
Paman : Kedua, asal bapak tahu, anak ini (paman memegang kepalaku) adalah anak terkuat yang pernah saya lihat. Disaat kematian ayah dan ibunya tidak pernah saya lihat dia menangis, hanya meneteskan air mata dan itupun hanya sekali sampai dengan saat ini. Tak pernah dia mengeluh kenapa ayah dan ibunya meninggalkannya
Paman : Sama ketika anak ini dituduh sebagai pembohong yang membuatnya dijauhi oleh teman-temannya bahkan guru-gurunya di sekolah pun tak percaya padanya. Tapi dia tidak pernah menangis, tidak pernah sama sekali
Paman : Tapi pak, baru hari ini. Baru hari ini saya melihat dia menangis dan mengatakan kalau dia yang bukan menyalakan petasannya. Bagaimana saya bisa tidak percaya melihatnya? Bagaimana saya bisa tidak percaya terhadap orang yang belum pernah berbohong kepada saya?
(Suasana sempat hening sesaat sampai ayah zaki membuka suara)
Ayah Zaki : Ikhsan, dani, apa kalian lihat siapa yang menyalakan petasannya?
Dani : Saya lihat om, rafa yang menyalakannya
Ayah Zaki : Kamu ikhsan?
Ikhsan : (Ikhsan terdiam sesaat dan kemudian memandangku) maaf rafa, aku benar-benar tidak tahu
Rafa : Ikhsan…
Ayah Zaki : Abimana, sekarang aku harus bagaimana? 3 orang anak mengatakan kalau keponakanmu yang menyalakannya dan 1 orang lagi tidak tahu. Kamu tahu kan permasalahannya memang bukan yang menyalakan petasan yang salah tetapi bahayanya menyalakan petasan jika tidak digunakan dengan hati-hati
Paman : (paman terdiam) saya minta maaf pak atas apa yang telah terjadi. Saya akan pulang mengantar istri saya dan rafa terlebih dahulu kemudian saya akan langsung kemari lagi dan bertanggung jawab atas semuanya
Rafa : Paman, rafa tidak bohong paman
Tante : Ayah…
Paman : Ayo kita pulang…
-0o0-
Sampai seminggu setelah kejadian itu, paman sampai dengan saat ini tidak banyak berbicara di rumah. Bagaimana dengan zaki? Yang kudengar kata dokter untungnya retina matanya tidak sampai dengan rusak. Namun masih harus dilakukan check up terus menerus sampai mereka bisa memastikan kondisi matanya benar-benar tidak apa-apa.
Paman : Hari ini zaki keluar rumah sakit, kita sebaiknya datang ke rumahnya malam ini
(aku hanya diam)
Paman : Kamu juga ikut rafa, bagaimanapun juga kamu masih subjeknya disini
Rafa : Subjek bukan berarti tersangka bukan? Baik rafa akan ikut, tapi jika paman berharap rafa akan meminta maaf seperti paman maka jangan pernah berharap.
Paman : Oke paman mengerti
Malamnya kami tiba di rumah zaki, dan seperti yang aku bilang aku bersedia ikut. Sama seperti waktu sebelum kejadian, malam ini juga ada andreas, dani dan juga ikhsan. Ketika aku ingin menginjakkan kakiku ke dalam rumah itu sebenarnya hatiku sangat ingin menolaknya, tetapi akal sehatku malah ingin aku berbuat sebaliknya.
Tidak seperti sebelumnya ketika aku disambut dengan ramah oleh kedua orang tua zaki, saat ini malah sebaliknya. Aku seperti orang transparan disitu, ada tapi seakan tidak ada. Disamping itu aku juga melihat zaki bersama yang lain-lainnya sedang berada di luar namun yang berbeda kali ini mereka sedang tidak bermain kembang api ataupun petasan lagi.
Aku kemudian menghampiri mereka keluar…
Rafa : Kenapa tidak ada yang main kembang api dan petasan lagi? Apa karena kalian takut kalau akan ada petasan yang akan mengenai kalian lagi?
Ikhsan : Rafa…
Rafa : Diantara semua yang ada disini, meskipun jawabanmu kemarin mengagetkanku tapi paling tidak aku yakin kamu tidak berbohong kalau kamu benar-benar tidak melihatnya. Ucapku kepada ikhsan.
Andreas : Maksudmu apa rafa?
Zaki : Maksud dia selain ikhsan, kita semua telah berbohong
Andreas : Apa!? Kalau gitu buktikan kalau kami berbohong!
Dani : Iya, buktikan kalau kami yang berbohong
Zaki : Dia tidak akan bisa membuktikan apa-apa, dia memang pembohong dan terlahir sebagai seorang pembohong
-0o0-
Aku kemudian mengeluarkan sesuatu dari tas yang aku bawa. Aku mengeluarkan sebuah petasan, petasan yang benar-benar mirip dengan petasan kemarin yang membuat aku jadi tersangka.
Zaki : Kamu mau apa!? (tanya zaki panik)
Rafa : Tenang aku hanya mau merekayasa kembali kejadian yang kemarin
Dani : Papaaaaaaaaaaaaahhhh (dani berteriak ketakutan dan seketika itu para orang tua yang berada di dalam rumah langsung berlari keluar mendekati kami)
Paman : Rafa, apa yang kamu lakukan!?
Tante : Rafa hentikan rafa (pinta tante kepadaku sambil menangis)
Rafa : Sekarang sama seperti yang kamu bilang ke semua orang kalau akulah yang menyalakan petasannya bukan? (ucapku kepada zaki)
Rafa : Maka aku akan benar-benar menyalakan petasan ini, tapi jangan salah setelah menyalakan petasan ini aku tidak akan meletakkannya di meja tapi aku akan tetap memegangnya dan mengarahkannya ke matamu
Zaki : Apaaa!?
Paman : Rafaaaa!!!
Rafa : Jika memang benar aku pelakunya maka sekarang aku akan membuktikannya, aku akan mengarahkan petasan ini ke matamu setelah kunyalakan. Dan jangan berharap kalau kali ini petasan ini hanya mengenai sedikit matamu seperti dulu namun kali ini aku akan mengarahkannya benar-benar mengenai matamu
Zaki : Papaaaaahh, ibuuuuuuuu (panggil zaki kepada orang tuanya sambil ketakutan)
Ibu Zaki : Paahh, tolong zaki paahh
(namun ayah zaki masih terdiam melihat apa yang kulakukan)
Rafa : Zaki, aku akan memberikanmu kesempatan. Kamu masih mau bilang aku pembohong atau kamu akan berkata yang sebenarnya?
Zaki : Maksudmu apa? Aku sudah bilang aku tidak berbohong
Rafa : Baiklah kalau begitu kamu mau aku yang memegang petasan ini atau kamu yang mau memegangnya? Silahkan ambil petasan ini dan arahkan kepadaku, kalau kamu tidak mau mengambilnya maka aku yang akan mengarahkannya kepadamu
(saat itu petasan itu sudah kunyalakan, melihat petasan yang sudah menyala tanpa ragu zaki mengambil petasan itu dan mengarahkannya kepadaku)
Rafa : Paman, jika sebuah kebenaran itu sangat mahal harganya. Lihatlah paman, rafa tak akan pernah ragu terhadap kebenaran
…
… Paman : Rafaaaaaaaaa awaaass…
Dan petasan itu akhirnya meledak dan mengenaiku. Aku pun langsung tersungkur kesakitan dan tak lama kemudian aku merasa sakit yang luar biasa pada mata kiriku. Iya, petasan itu benar-benar mengenai mata kiriku.
Diubah oleh rafa.alfurqan 05-04-2016 11:04
redrices dan 2 lainnya memberi reputasi
3

mind to make a story book gan? you should try it gan. semangat berceritanya yaa!!! ane tungguin apdet2an cerita agan selanjutnya deh, cheers!

sama salah satu cwe, antara kiki dan alisha (tina)