- Beranda
- Stories from the Heart
The Left Eye
...
TS
rafa.alfurqan
The Left Eye
Kepada agans dan aganwatis, sebelumnya TS ucapin salam kenal. Gak lupa TS mohon izin khususnya kepada momod, juga pada agans serta aganwatis buat aplod ini cerita.
The important thing is TS rakyat baru di kaskus. Jadi jika TS belum terlalu familiar dengan kata-kata yang sudah lazim digunain di kaskus, mohon dimaafkeun
Sebagai rakyat baru, biar terlihat sedikit eksis (eeetttt dahhh),,, TS mau share cerita fiksi horor-misteri. Bukan mau ikut-ikutan mumpung di thread yang lagi populernya cerita horor, tetapi emang genre cerita ini udah dibikin dari taun kapan. Jika dibandingin dengan thread cerita horor yang udah populer jauh lebih serem cerita penampakan mereka toh itu pengalaman pribadi mereka.
Intinya niat TS PURE buat nyoba nge-thread di kaskus aja
Update komen dari agan-agan
Kelanjutan cerita akan TS usahakan apdet tiap hari senin
Gak lupa-lupa TS ngingetin,,,, Like once a wiseman said, pengunjung yang baik (mau yang silent reader juga) jangan lupa tinggalkan jejaknya ya
ane juga terima kok kalau dikasih
atau 
yang penting semakin ramai ini thread maka semakin kepikiran TS buat terus ngelanjutin ini cerita, nyampe kelar biar gak ngentangin agans sekalian
Langsung aja deh masuk ke cerita ya
Luaaarr biassaaaa! Terima kasih TS ucapkan buat semua pembaca terutama yang baru-baru aja baca cerita TS ini. Meskipun sebenarnya cerita ini sudah lama sekali kelar
Kesan-kesan yang mereka tinggalin cukup membuat TS antusias dan senang.
Sampai-sampai membuat TS berimajinasi membuat cerita lanjutannya, tentu aja dengan beberapa tokoh tambahan.
Jika berkenan dan jika agan-agan sekalian bener-bener suka dengan cerita ini, agan-agan sekalian bisa bantu TS untuk membuat cerita ini lebih dikenal lagi. Mungkin dengan melihat itu semua bisa membuat TS benar-benar termotivasi untuk membuat cerita lanjutan.
Terima kasih
The important thing is TS rakyat baru di kaskus. Jadi jika TS belum terlalu familiar dengan kata-kata yang sudah lazim digunain di kaskus, mohon dimaafkeun
Sebagai rakyat baru, biar terlihat sedikit eksis (eeetttt dahhh),,, TS mau share cerita fiksi horor-misteri. Bukan mau ikut-ikutan mumpung di thread yang lagi populernya cerita horor, tetapi emang genre cerita ini udah dibikin dari taun kapan. Jika dibandingin dengan thread cerita horor yang udah populer jauh lebih serem cerita penampakan mereka toh itu pengalaman pribadi mereka.
Intinya niat TS PURE buat nyoba nge-thread di kaskus aja
Quote:
Update komen dari agan-agan
Quote:
Kelanjutan cerita akan TS usahakan apdet tiap hari senin
Gak lupa-lupa TS ngingetin,,,, Like once a wiseman said, pengunjung yang baik (mau yang silent reader juga) jangan lupa tinggalkan jejaknya ya
ane juga terima kok kalau dikasih
atau 
yang penting semakin ramai ini thread maka semakin kepikiran TS buat terus ngelanjutin ini cerita, nyampe kelar biar gak ngentangin agans sekalian
Langsung aja deh masuk ke cerita ya
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3.1
Chapter 3.2
Chapter 4.1
Chapter 4.2
Chapter 5.1
Chapter 5.2
Chapter 6.1
Chapter 6.2
Chapter 7.1
Chapter 7.2
Special
Chapter 8.1
Chapter 8.2
Chapter 9.1
Chapter 9.2
Special II
Chapter 10.1
Chapter 10.2
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Behind The Story (The Left Eye)
Final Chapter
Chapter 2
Chapter 3.1
Chapter 3.2
Chapter 4.1
Chapter 4.2
Chapter 5.1
Chapter 5.2
Chapter 6.1
Chapter 6.2
Chapter 7.1
Chapter 7.2
Special
Chapter 8.1
Chapter 8.2
Chapter 9.1
Chapter 9.2
Special II
Chapter 10.1
Chapter 10.2
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Behind The Story (The Left Eye)
Final Chapter
Luaaarr biassaaaa! Terima kasih TS ucapkan buat semua pembaca terutama yang baru-baru aja baca cerita TS ini. Meskipun sebenarnya cerita ini sudah lama sekali kelar

Kesan-kesan yang mereka tinggalin cukup membuat TS antusias dan senang.
Sampai-sampai membuat TS berimajinasi membuat cerita lanjutannya, tentu aja dengan beberapa tokoh tambahan.
Quote:
Jika berkenan dan jika agan-agan sekalian bener-bener suka dengan cerita ini, agan-agan sekalian bisa bantu TS untuk membuat cerita ini lebih dikenal lagi. Mungkin dengan melihat itu semua bisa membuat TS benar-benar termotivasi untuk membuat cerita lanjutan.
Terima kasih
Diubah oleh rafa.alfurqan 12-08-2016 15:27
thespecialist dan 9 lainnya memberi reputasi
8
33.3K
203
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rafa.alfurqan
#2
Chapter 2 - Puisi Untuk Ibu
Ibu Guru : Anak-anak kalian tahu hari ini hari apa?
Rafa : Bu, rafa bu rafa tau hari ini hari rabu! (Ucapku sambil mengangkat tangan sebelum teman-temanku yang lain ikut menjawab)
Ibu Guru :
Betul rafa, hari ini hari rabu. Tapi rafa tau hari ini hari ini kita memperingati hari apa?
Kiki : Ibuuu, kiki tau bu! Hari ini hari ibu
Rafa : Iya bu, hari ini hari ibu tapi hari ini juga hari rabu bu, terus besok hari kamis.
Ibu Guru : Betul, 100 buat kiki! Iya anak-anak hari ini adalah hari ibu.
Rafa : Ibu guru, rafa juga dapat 100 kan?
Ibu Guru : Kalau rafa dapat senyum dari ibu
Rafa : Ah kenapa rafa gak dapat 100 kaya kiki bu?
Ibu Guru : Ha ha ha, itu karena rafa jawabannya kurang tepat. Ibu gak bilang salah kan sama jawaban rafa yang bilang hari ini hari rabu, besok itu hari kamis. Ibu baru bilang salah kalau besok itu kamu jawab hari jumat (seisi kelas menertawakanku)
Hari itu adalah hari rabu, tepat tanggal 22 Desember dimana Indonesia sedang memperingati hari yang diresmikan sebagai hari ibu. Begitulah suasana yang terjadi di ruang kelas 5 SD di tempat aku sekolah.
Pelajaran hari itu diisi dengan membuat puisi untuk ibu yang kemudian puisi-puisi yang kami buat itu akan dipilih oleh ibu guru dimana puisi yang terbaik akan dibacakan ketika hari pembagian rapor setelah ujian semester dilaksanakan akhir bulan nanti.
Malam harinya aku sedang sibuk di kamar untuk mengerjakan tugas pekerjaan rumah. Sedangkan ibu sedang memasak di dapur. Sebelumnya ayahku juga sudah pulang dari kantornya, ayahku biasanya pulang agak larut malam apalagi ketika tiap menjelang akhir tahun. Namun malam ini ayah bisa pulang lebih cepat.
Ayah :Rafaaa, kamu sudah mandi?
Rafa : Iyaa sudah yah, sudah shalat juga
Ayah : Kamu masih ngerjain PR ya? Mau ayah bantuin? (ucap ayah yang sekarang tiba-tiba sudah ada di kamarku)
Rafa : He he he, gak usah yah. Tinggal sedikit lagi kok.
Ayah : Cieeeee, pinter yah anak ayah.
Rafa : Iya dong, anak siapa dulu?
Ayah : Anak ayah kan?
Rafa : Anak ibu
Ayah : Ha ha ha, jadi gitu ya sini sini, awas ya gak ayah kasih uang jajan lagi (ucap ayah gemas sambil menggelitiki tubuhku)
Rafa : Ha ha ha, iya yah iya, ampuunn, rafa anak ayah juga deh
Tiba-tiba ibu berada di depan pintu kamarku
Ibu : Iya iya, rafa itu anak ayah juga anaknya ibu. Ayo makan dulu, udah siap makan malamnya
Rafa : Horeeee, makaaannn
Hari-hari berlalu semenjak makan malam itu, saat ini sudah memasuki minggu ke-4 bulan desember, dan hari terakhir ujian akhir semester. Dan besok lusa adalah hari terakhir di bulan desember atau hari dimana pembagian rapor dilakukan.
Ibu Guru : Ya, waktunya habis. Ayo anak-anak kumpulkan lembar jawaban ujiannya kedepan
Dino : Bentar bu, masih belum kelar, dikit lagi
Ibu Guru : Hayo dikumpulin sekarang, waktunya sudah habis. Oh iya jangan langsung pulang dulu ya. Karena habis ini ibu mau umumin puisi siapa yang menjadi puisi terbaik dan yang akan dibacakan nanti ketika pembagian rapor
Agung : Ah iya, puisi tentang hari ibu kemarin ya bu?
Ibu Guru : Iya betul agung, ibu sudah menentukan puisi mana jadi yang puisi terbaik di kelas ini
Agung : Siapa bu? Siapa bu?
Ibu Guru : Iya nanti ibu umumin, makanya kumpulin dulu lembar jawabannya
Teddy : Ini bu semua lembar jawaban ujiannya
Ibu Guru : Makasih ya teddy, nah sekarang ayo semuanya duduk terlebih dahulu
Kemudian seketika suasana kelas menjadi sunyi senyap, semua siswa di kelas sudah duduk di kursi masing-masing dan siap-siap mendengarkan pengumuman dari ibu guru.
Agung : Siapa bu? Puisi siapa bu?
Ibu Guru : Puisi yang ibu pilih sebagai puisi terbaik dan yang akan dibacakan waktu pembagian rapor nanti adalah puisi buatan kiki
Kiki : Yeeeeeee, horeeeeeeee (kemudian sengaja menjulurkan lidahnya kepadaku)
Ibu Guru : Dan puisi buatan rafa (ucap bu guru sambil tersenyum)
Rafa : Hooorrrreeeeeeeee
Kiki : Ibu, kok jadi 2 orang sih?
Ibu Guru : Iya memang seharusnya ibu memilih 1 puisi dari 20 puisi yang ada, tapi ibu akhirnya menyerah karena memang ada 2 buah puisi yang menurut ibu sangat bagus. Yaitu puisi kamu dan puisi rafa
Kiki : Yaaaaahhh (huh coba liat kelakuannya, joget joget gak jelas gitu)
Ibu Guru : Selamat ya buat kiki dan rafa, nanti kalian harus menyiapkan diri buat membaca puisi kalian waktu pembagian rapor nanti
Malam harinya…
Ibu : Rafa, kamu beneran gak mau ikut ibu sama ayah pergi?
Rafa : Enggak bu, rafa lagi ada yang dikerjain buat lusa nanti
Ibu : Memangnya kamu sibuk ngerjain apa buat lusa? Kan lusa cuma pembagian rapor?
Ayah : Ah iya lusa ya, kalau kamu bisa juara 1 lagi ayah janji kasih hadiah deh
Ibu : Ciyeeee, emang rafa yakin bisa juara 1 lagi?
Rafa : Khusus untuk semester ini rafa yakin, tapi boleh gak kalau rafa minta hadiahnya duluan?
Ayah : Duluan? Terus kalau kamu ternyata gak juara 1 gimana?
Rafa : Gak mungkin gak mungkin, rafa yakin kok
Tapi kalau emang rafa gak juara 1 semester depannya lagi kalau rafa juara 1 rafa gak perlu dikasih hadiah deh. Gimana?
Ibu : Ciyeeee anak ibu yakin banget ya, he he he…
Ayah : Memangnya rafa mau hadiah apa?
Rafa : Rafa mau ayah sama ibu sama-sama datang lusa nanti buat hadir waktu pengambilan rapor. Sekali ini aja rafa pengen ayah sama ibu datang bareng-bareng
Ayah : Hhhhmm gimana ya? Ayah belum bisa mastiin rafa
Ibu : Memangnya kenapa rafa pengen ibu dan ayah bisa sama-sama datang. Kan biasanya juga ibu yang datang, lagian rafa kan tau sendiri ayah sibuk di kantor
Rafa : Makanya rafa minta tolong sekali ini aja, lagi tadi ayah juga janji mau kasih hadiah sama rafa kalau rafa juara 1. Rafa yakin semester ini bisa juara 1 jadi tolong ayah sama ibu sama-sama datang bareng. Setelah ambil rapor, ayah boleh deh langsung balik ke kantor lagi. Tolong ya yah?
Ayah : Ayah usahain ya sayang (ucap ayah sambil tersenyum kepadaku)
Rafa : Janjiii yaaaaaa?
Ibu : Ya udah yuk yah, nanti kita kemaleman
Malam itu ayah dan ibu berencana pergi keluar karena ada acara pertemuan dengan kolega kantor ayah. Sekalian pulangnya ibu juga mau cari titipan barang pesanan paman. Namun sebelum ayah dan ibu berangkat tiba-tiba ada seorang anak perempuan seumuranku mendatangi ayah dan ibu.
Saat itu aku belum mengenal siapa anak perempuan tersebut, cuma yang kulihat dia berbeda dengan kebanyakan anak lainnya. Dia berbicara kepada ayah dan ibuku agar mereka tidak pergi kemana-mana malam itu.
Anak kecil : Om, tante jangan pergi keluar malam ini. Jangan keluar tante (ucap anak kecil itu sambil memegang tangan ibuku)
Ibu : Kamu siapa sayang? Memangnya kenapa tante sama om gak boleh keluar?
Ayah : Bu, anak siapa ini?
Ibu : Ibu juga gak tau yah, ibu baru aja liat anak ini. Sayang nama kamu siapa?
Anak kecil : Tante jangan pergi tante, om juga jangan pergi, jangan kemana-mana malam ini saja
Ibu : Iya iya, tante dengar tapi kenapa tante sama om gak boleh pergi? Rumah kamu dimana sayang?
Anak kecil : Jangan pergi tante! percaya sama aku tante, om…
Tak lama kemudian datang seorang ibu-ibu yang nampaknya orang tua dari anak kecil itu.
Ibu-ibu : Tinaaa, tinaaa, kamu ibu cariin. Ayo kita pulang!
Ayah : Maaf, ibu ini siapa?
Ibu-ibu : Ah iya, saya ibu dari anak ini. Saya mohon maaf atas perlakuan anak saya terhadap bapak dan ibu, anak saya akhir-akhir ini memang seperti ini
Ayah : Seperti ini bagaimana maksudnya bu?
Ibu-ibu : Anak saya sedang sering mengalami halusinasi yang aneh-aneh mungkin karena kecapean karena tugas sekolah
Ibu : Oh begitu, anak ibu sepertinya seumuran dengan anak saya rafa. Anak saya rafa sekarang kelas 5 SD
Ibu-ibu : Iya bu, anak saya sekarang juga kelas 5 SD
Anak kecil : Tante jangan pergi ya tante, malam ini tante sama om di rumah aja
Ibu : Iya sayang, tante sama om gak jadi pergi. Jadi kamu gak perlu khawatir ya, itu ibu kamu sudah ngajakin kamu pulang. Ibu mau masuk dulu kedalam?
Ibu-ibu : Terima kasih bu, tapi sudah larut malam, mungkin lain kali saja. Sekali lagi terima kasih tawarannya dan saya mohon maaf atas perlakuan anak saya
Ibu : Iya gak papa bu, ah iya nama anak ibu ini siapa?
Ibu-ibu : Namanya tina
Ibu : Nah tina, itu anak ibu namanya rafa, dia seumuran dengan kamu. Lain kali kamu main kesini lagi ya ketemu sama rafa.
Anak kecil : Tante jangan pergi, aku banyak mendengar suara perempuan menangis dan suara perempuan cekikian disekitar tante dan om. Aku belum pernah mendengar ada suara perempuan menangis dan cekikian sebanyak ini sebelumnya
Mendengar hal tersebut ayah dan ibuku langsung terkejut.
Ibu-ibu : Tinaa! Cukup tina, sadar! Tidak ada suara apa-apa disini selain suara kita. Maaf pak, ibu. Anak saya memang kata dokter sedang mengalami stress berat yang membuat dia sering mendengar suara-suara aneh di sekitarnya, tapi kata dokter itu hanya khayalannya saja
Ibu : Memangnya kalau boleh tahu anak ibu stress berat karena apa? Rasanya tidak mungkin kalau hanya stress karena pekerjaan sekolah
Ibu-ibu : Aahh kalau itu, kalau itu sebenarnya (ibu-ibu itu menjadi serba salah untuk menjawab)
Ayah : Sudah gak papa bu, gak usah dilanjutkan, kami mengerti. Tina, iya om sama tante gak jadi pergi kok, jadi kamu tenang saja ya. Ibu rumahnya dimana? Mau saya antar?
Ibu-ibu : Tidak perlu pak, terima kasih tawarannya. Ayo tina kita pulang
Kemudian anak kecil yang bernama tina itu akhirnya dibawa ibunya pulang. Dan menyisakan kesan yang mendalam pada kami saat itu.
Ibu : Ayah, kenapa ayah memotong pertanyaan ibu tadi?
Ayah : Ibu, terkadang ada sesuatu hal yang tidak perlu kita ketahui untuk menjaga perasaan orang lain. Kita cukup percaya dengan apa yang dikatakan ibu-ibu tadi itu saja
Ibu : Tapi yah, ibu jadi takut mendengar apa yang dibilang anak kecil tadi. Gimana kalau kita gak jadi pergi aja malam ini?
Ayah : Ibu, tadi dengar kan apa kata ibunya tina tadi. Kalau itu cuma halusinasinya tina saja. Gak akan ada apa-apa kok bu, hayo kita berangkat nanti kita pulangnya kemaleman, kasian rafa di rumah sendirian
Rafa : Ayah, ibu gak bisakah ayah sama ibu gak usah keluar malam ini?
Ayah : Rafa, gak akan ada apa-apa sama ayah dan ibu. Jadi kamu tenang saja ya, tadi anak kecil itu sepertinya sedang sakit jadi kebayang yang aneh-aneh. Ayah janji paling lambat cuma 2 jam diluar habis itu langsung pulang. Jadi rafa kunci rumah baik-baik terus langsung tidur ya, terus kalau ada apa-apa langsung telpon ayah atau ibu. Oke?
Rafa : Iya yah, janji ya cuma 2 jam?
Ibu : Iya sayang, ayah dan ibu janji cuma 2 jam. Kalau ada apa-apa langsung telepon ibu ya. Rafa jangan nakal, rafa harus bisa mandiri kalau ibu sama ayah lagi gak ada seperti ini di rumah. Rafa sayang kan sama ibu?
Rafa : Iya rafa sayang sama ibu
Ibu : (Ibu kemudian memelukku), ibu juga sayang sama rafa dan ayah juga sayang sama rafa. Ya udah ingat kata ayah sama ibu tadi ya, sekarang kamu masuk ke dalam dan kunci pintunya
Rafa : Iya bu, ayah sama ibu hati-hati ya…
Hari pembagian rapor tiba…
Kiki : Ibu guru, rafa beneran bakal tetap datang ya?
Ibu Guru : Iya, ibu sudah menghubungi pamannya, kata pamannya rafa bakal datang kok
Kiki : Ibu guru, kalau rafa jadi datang. Bolehkah yang baca puisi hari ini rafa aja?
Ibu Guru : Kenapa memang sayang?
Kiki : Gak papa bu, kiki cuma lagi gak pengen baca puisi aja. Kiki mau liat rafa baca puisi aja di depan. Boleh ya bu?
Ibu Guru : Beneran kamu gak mau?
Kiki : Iya bu, maafin kiki ya bu…
Ibu Guru : Ya sudah gak papa, kalau gitu kamu duduk dulu ya
Kiki : Iya bu
Tak lama kemudian rafa datang bersama paman dan tantenya. Ibu guru mendekati rafa dan pamannya.
Ibu Guru : Rafa sudah gak papa pak?
Paman rafa : Iya bu, rafa memaksa tetap datang ke sekolah hari ini. Padahal saya sudah memberi tahunya untuk istirahat saja dulu di rumah
Ibu Guru : Rafa, kamu sehat sayang?
(Rafa hanya diam)
Paman rafa : Semenjak kejadian itu, rafa masih jarang berbicara bu. Saya sudah mencoba mengajaknya berbicara tapi rasanya saat ini saya juga belum bisa memaksanya
Ibu Guru : Iya sepertinya begitu pak, saya mengerti. Sebenarnya hari ini sebelum pembagian rapor akan ada pembacaan puisi yang sudah dipilih sebagai puisi yang terbaik. Dan puisi rafa terpilih menjadi puisi yang terbaik. Tapi kalau melihat kondisi rafa, sepertinya kita langsung masuk ke pembagian rapor saja
Paman rafa : Iya gak papa bu
Rafa : Rafa tetap mau baca puisi rafa bu guru
Paman rafa : Rafa…
Ibu Guru : (Ibu Guru tersenyum), iya sayang, kalau gitu rafa tetap boleh baca puisi rafa. Sekarang rafa sama tante dan pamannya duduk dulu ya, nanti bu guru panggil
Rafa : Iya
Ibu Guru : Selamat pagi bapak-bapak dan ibu-ibu, hari ini seperti yang tertulis di undangan kami akan mengadakan pembagian rapor semester genap yang baru saja berlalu. Sebelumnya saya sebagai wali kelas memohon maaf jika waktu pelaksanaan agak terlambat dikarenakan sesuatu hal.
Ibu Guru : Pertama-tama untuk memulai pembagian rapor akan kami beritahukan 3 orang yang menjadi 3 besar di kelas ini. Saya sampaikan selamat kepada juara 3 yang jatuh kepada teddy
(Seisi kelas bertepuk tangan setelah pengumuman ini)
Ibu Guru : Kemudian untuk juara 2 saya sampaikan selamat kepada kiki
(Seisi kelas kembali bertepuk tangan setelah pengumuman juara 2 disampaikan)
Ibu Guru : Dan untuk juara 1 semester genap kali ini saya ucapkan selamat kepada rafa
(Kali ini seisi kelas bertepuk tangan lebih kencang dari 2 kali pengumuman sebelumnya)
Kiki : Selamat ya rafaa (ucap kiki yang saat itu mendekati rafa untuk mengucapkan selamat)
Rafa hanya terdiam, dan suasana kelas menjadi hening sampai ibu guru memecah keheningan dengan pengumuman selanjutnya.
Ibu Guru : Dan sebelum kita memulai pembagian rapor selanjutnya akan ada pembacaan puisi terbaik yang telah dipilih dari puisi-puisi yang dibuat anak-anak kelas 5A. Puisi tersebut dibuat ketika hari ibu yang telah berlalu beberapa hari yang lalu. Puisi terbaik yang dipilih adalah puisi dari buatan rafa. Silahkan rafa maju kedepan.
Rafa kemudian maju kedepan kelas
Ibu Guru : Kamu sudah siap sayang?
Rafa : Iya bu
Ibu Guru : Kamu gak bawa puisi kamu?
Rafa : Rafa sudah hafal bu
Ibu Guru : (Ibu Guru tersenyum)
, baiklah silahkan rafa
Malam itu, malam ketika ibu memelukku sebelum pergi bersama ayah adalah malam terakhir dimana aku dipeluk ibu. Ibu dan ayah mengalami kecelakaan lalu lintas di perjalanan mau pulang ke rumah.
Saat malam itu aku sudah berusaha untuk tidak menangis sampai dengan hari ini, karena aku sudah berjanji pada ibu karena aku akan menjadi anak yang kuat, anak yang baik dan anak yang mandiri. Kejadian itu adalah awal mula dari kisah hidupku yang masih akan aku ceritakan pada kalian kelanjutannya. Kejadian dimana terakhir kalinya aku bisa melihat ayah dan ibuku dan kejadian yang dimana mempertemukanku pertama kali dengan anak perempuan bernama tina itu.
Rafa : Bu, rafa bu rafa tau hari ini hari rabu! (Ucapku sambil mengangkat tangan sebelum teman-temanku yang lain ikut menjawab)
Ibu Guru :
Betul rafa, hari ini hari rabu. Tapi rafa tau hari ini hari ini kita memperingati hari apa?Kiki : Ibuuu, kiki tau bu! Hari ini hari ibu
Rafa : Iya bu, hari ini hari ibu tapi hari ini juga hari rabu bu, terus besok hari kamis.
Ibu Guru : Betul, 100 buat kiki! Iya anak-anak hari ini adalah hari ibu.
Rafa : Ibu guru, rafa juga dapat 100 kan?
Ibu Guru : Kalau rafa dapat senyum dari ibu
Rafa : Ah kenapa rafa gak dapat 100 kaya kiki bu?
Ibu Guru : Ha ha ha, itu karena rafa jawabannya kurang tepat. Ibu gak bilang salah kan sama jawaban rafa yang bilang hari ini hari rabu, besok itu hari kamis. Ibu baru bilang salah kalau besok itu kamu jawab hari jumat (seisi kelas menertawakanku)
Hari itu adalah hari rabu, tepat tanggal 22 Desember dimana Indonesia sedang memperingati hari yang diresmikan sebagai hari ibu. Begitulah suasana yang terjadi di ruang kelas 5 SD di tempat aku sekolah.
Pelajaran hari itu diisi dengan membuat puisi untuk ibu yang kemudian puisi-puisi yang kami buat itu akan dipilih oleh ibu guru dimana puisi yang terbaik akan dibacakan ketika hari pembagian rapor setelah ujian semester dilaksanakan akhir bulan nanti.
-0o0-
Malam harinya aku sedang sibuk di kamar untuk mengerjakan tugas pekerjaan rumah. Sedangkan ibu sedang memasak di dapur. Sebelumnya ayahku juga sudah pulang dari kantornya, ayahku biasanya pulang agak larut malam apalagi ketika tiap menjelang akhir tahun. Namun malam ini ayah bisa pulang lebih cepat.
Ayah :Rafaaa, kamu sudah mandi?
Rafa : Iyaa sudah yah, sudah shalat juga
Ayah : Kamu masih ngerjain PR ya? Mau ayah bantuin? (ucap ayah yang sekarang tiba-tiba sudah ada di kamarku)
Rafa : He he he, gak usah yah. Tinggal sedikit lagi kok.
Ayah : Cieeeee, pinter yah anak ayah.
Rafa : Iya dong, anak siapa dulu?
Ayah : Anak ayah kan?
Rafa : Anak ibu

Ayah : Ha ha ha, jadi gitu ya sini sini, awas ya gak ayah kasih uang jajan lagi (ucap ayah gemas sambil menggelitiki tubuhku)
Rafa : Ha ha ha, iya yah iya, ampuunn, rafa anak ayah juga deh
Tiba-tiba ibu berada di depan pintu kamarku
Ibu : Iya iya, rafa itu anak ayah juga anaknya ibu. Ayo makan dulu, udah siap makan malamnya
Rafa : Horeeee, makaaannn
-0o0-
Hari-hari berlalu semenjak makan malam itu, saat ini sudah memasuki minggu ke-4 bulan desember, dan hari terakhir ujian akhir semester. Dan besok lusa adalah hari terakhir di bulan desember atau hari dimana pembagian rapor dilakukan.
Ibu Guru : Ya, waktunya habis. Ayo anak-anak kumpulkan lembar jawaban ujiannya kedepan
Dino : Bentar bu, masih belum kelar, dikit lagi
Ibu Guru : Hayo dikumpulin sekarang, waktunya sudah habis. Oh iya jangan langsung pulang dulu ya. Karena habis ini ibu mau umumin puisi siapa yang menjadi puisi terbaik dan yang akan dibacakan nanti ketika pembagian rapor
Agung : Ah iya, puisi tentang hari ibu kemarin ya bu?
Ibu Guru : Iya betul agung, ibu sudah menentukan puisi mana jadi yang puisi terbaik di kelas ini
Agung : Siapa bu? Siapa bu?
Ibu Guru : Iya nanti ibu umumin, makanya kumpulin dulu lembar jawabannya
Teddy : Ini bu semua lembar jawaban ujiannya
Ibu Guru : Makasih ya teddy, nah sekarang ayo semuanya duduk terlebih dahulu
Kemudian seketika suasana kelas menjadi sunyi senyap, semua siswa di kelas sudah duduk di kursi masing-masing dan siap-siap mendengarkan pengumuman dari ibu guru.
Agung : Siapa bu? Puisi siapa bu?
Ibu Guru : Puisi yang ibu pilih sebagai puisi terbaik dan yang akan dibacakan waktu pembagian rapor nanti adalah puisi buatan kiki
Kiki : Yeeeeeee, horeeeeeeee (kemudian sengaja menjulurkan lidahnya kepadaku)

Ibu Guru : Dan puisi buatan rafa (ucap bu guru sambil tersenyum)
Rafa : Hooorrrreeeeeeeee
Kiki : Ibu, kok jadi 2 orang sih?
Ibu Guru : Iya memang seharusnya ibu memilih 1 puisi dari 20 puisi yang ada, tapi ibu akhirnya menyerah karena memang ada 2 buah puisi yang menurut ibu sangat bagus. Yaitu puisi kamu dan puisi rafa
Kiki : Yaaaaahhh (huh coba liat kelakuannya, joget joget gak jelas gitu)
Ibu Guru : Selamat ya buat kiki dan rafa, nanti kalian harus menyiapkan diri buat membaca puisi kalian waktu pembagian rapor nanti
-0o0-
Malam harinya…
Ibu : Rafa, kamu beneran gak mau ikut ibu sama ayah pergi?
Rafa : Enggak bu, rafa lagi ada yang dikerjain buat lusa nanti
Ibu : Memangnya kamu sibuk ngerjain apa buat lusa? Kan lusa cuma pembagian rapor?
Ayah : Ah iya lusa ya, kalau kamu bisa juara 1 lagi ayah janji kasih hadiah deh
Ibu : Ciyeeee, emang rafa yakin bisa juara 1 lagi?
Rafa : Khusus untuk semester ini rafa yakin, tapi boleh gak kalau rafa minta hadiahnya duluan?
Ayah : Duluan? Terus kalau kamu ternyata gak juara 1 gimana?
Rafa : Gak mungkin gak mungkin, rafa yakin kok
Tapi kalau emang rafa gak juara 1 semester depannya lagi kalau rafa juara 1 rafa gak perlu dikasih hadiah deh. Gimana?Ibu : Ciyeeee anak ibu yakin banget ya, he he he…
Ayah : Memangnya rafa mau hadiah apa?
Rafa : Rafa mau ayah sama ibu sama-sama datang lusa nanti buat hadir waktu pengambilan rapor. Sekali ini aja rafa pengen ayah sama ibu datang bareng-bareng
Ayah : Hhhhmm gimana ya? Ayah belum bisa mastiin rafa
Ibu : Memangnya kenapa rafa pengen ibu dan ayah bisa sama-sama datang. Kan biasanya juga ibu yang datang, lagian rafa kan tau sendiri ayah sibuk di kantor
Rafa : Makanya rafa minta tolong sekali ini aja, lagi tadi ayah juga janji mau kasih hadiah sama rafa kalau rafa juara 1. Rafa yakin semester ini bisa juara 1 jadi tolong ayah sama ibu sama-sama datang bareng. Setelah ambil rapor, ayah boleh deh langsung balik ke kantor lagi. Tolong ya yah?
Ayah : Ayah usahain ya sayang (ucap ayah sambil tersenyum kepadaku)
Rafa : Janjiii yaaaaaa?
Ibu : Ya udah yuk yah, nanti kita kemaleman
Malam itu ayah dan ibu berencana pergi keluar karena ada acara pertemuan dengan kolega kantor ayah. Sekalian pulangnya ibu juga mau cari titipan barang pesanan paman. Namun sebelum ayah dan ibu berangkat tiba-tiba ada seorang anak perempuan seumuranku mendatangi ayah dan ibu.
Saat itu aku belum mengenal siapa anak perempuan tersebut, cuma yang kulihat dia berbeda dengan kebanyakan anak lainnya. Dia berbicara kepada ayah dan ibuku agar mereka tidak pergi kemana-mana malam itu.
Anak kecil : Om, tante jangan pergi keluar malam ini. Jangan keluar tante (ucap anak kecil itu sambil memegang tangan ibuku)
Ibu : Kamu siapa sayang? Memangnya kenapa tante sama om gak boleh keluar?
Ayah : Bu, anak siapa ini?
Ibu : Ibu juga gak tau yah, ibu baru aja liat anak ini. Sayang nama kamu siapa?
Anak kecil : Tante jangan pergi tante, om juga jangan pergi, jangan kemana-mana malam ini saja
Ibu : Iya iya, tante dengar tapi kenapa tante sama om gak boleh pergi? Rumah kamu dimana sayang?
Anak kecil : Jangan pergi tante! percaya sama aku tante, om…
Tak lama kemudian datang seorang ibu-ibu yang nampaknya orang tua dari anak kecil itu.
Ibu-ibu : Tinaaa, tinaaa, kamu ibu cariin. Ayo kita pulang!
Ayah : Maaf, ibu ini siapa?
Ibu-ibu : Ah iya, saya ibu dari anak ini. Saya mohon maaf atas perlakuan anak saya terhadap bapak dan ibu, anak saya akhir-akhir ini memang seperti ini
Ayah : Seperti ini bagaimana maksudnya bu?
Ibu-ibu : Anak saya sedang sering mengalami halusinasi yang aneh-aneh mungkin karena kecapean karena tugas sekolah
Ibu : Oh begitu, anak ibu sepertinya seumuran dengan anak saya rafa. Anak saya rafa sekarang kelas 5 SD
Ibu-ibu : Iya bu, anak saya sekarang juga kelas 5 SD
Anak kecil : Tante jangan pergi ya tante, malam ini tante sama om di rumah aja
Ibu : Iya sayang, tante sama om gak jadi pergi. Jadi kamu gak perlu khawatir ya, itu ibu kamu sudah ngajakin kamu pulang. Ibu mau masuk dulu kedalam?
Ibu-ibu : Terima kasih bu, tapi sudah larut malam, mungkin lain kali saja. Sekali lagi terima kasih tawarannya dan saya mohon maaf atas perlakuan anak saya
Ibu : Iya gak papa bu, ah iya nama anak ibu ini siapa?
Ibu-ibu : Namanya tina
Ibu : Nah tina, itu anak ibu namanya rafa, dia seumuran dengan kamu. Lain kali kamu main kesini lagi ya ketemu sama rafa.
Anak kecil : Tante jangan pergi, aku banyak mendengar suara perempuan menangis dan suara perempuan cekikian disekitar tante dan om. Aku belum pernah mendengar ada suara perempuan menangis dan cekikian sebanyak ini sebelumnya
Mendengar hal tersebut ayah dan ibuku langsung terkejut.
Ibu-ibu : Tinaa! Cukup tina, sadar! Tidak ada suara apa-apa disini selain suara kita. Maaf pak, ibu. Anak saya memang kata dokter sedang mengalami stress berat yang membuat dia sering mendengar suara-suara aneh di sekitarnya, tapi kata dokter itu hanya khayalannya saja
Ibu : Memangnya kalau boleh tahu anak ibu stress berat karena apa? Rasanya tidak mungkin kalau hanya stress karena pekerjaan sekolah
Ibu-ibu : Aahh kalau itu, kalau itu sebenarnya (ibu-ibu itu menjadi serba salah untuk menjawab)
Ayah : Sudah gak papa bu, gak usah dilanjutkan, kami mengerti. Tina, iya om sama tante gak jadi pergi kok, jadi kamu tenang saja ya. Ibu rumahnya dimana? Mau saya antar?
Ibu-ibu : Tidak perlu pak, terima kasih tawarannya. Ayo tina kita pulang
Kemudian anak kecil yang bernama tina itu akhirnya dibawa ibunya pulang. Dan menyisakan kesan yang mendalam pada kami saat itu.
Ibu : Ayah, kenapa ayah memotong pertanyaan ibu tadi?
Ayah : Ibu, terkadang ada sesuatu hal yang tidak perlu kita ketahui untuk menjaga perasaan orang lain. Kita cukup percaya dengan apa yang dikatakan ibu-ibu tadi itu saja
Ibu : Tapi yah, ibu jadi takut mendengar apa yang dibilang anak kecil tadi. Gimana kalau kita gak jadi pergi aja malam ini?
Ayah : Ibu, tadi dengar kan apa kata ibunya tina tadi. Kalau itu cuma halusinasinya tina saja. Gak akan ada apa-apa kok bu, hayo kita berangkat nanti kita pulangnya kemaleman, kasian rafa di rumah sendirian
Rafa : Ayah, ibu gak bisakah ayah sama ibu gak usah keluar malam ini?
Ayah : Rafa, gak akan ada apa-apa sama ayah dan ibu. Jadi kamu tenang saja ya, tadi anak kecil itu sepertinya sedang sakit jadi kebayang yang aneh-aneh. Ayah janji paling lambat cuma 2 jam diluar habis itu langsung pulang. Jadi rafa kunci rumah baik-baik terus langsung tidur ya, terus kalau ada apa-apa langsung telpon ayah atau ibu. Oke?
Rafa : Iya yah, janji ya cuma 2 jam?
Ibu : Iya sayang, ayah dan ibu janji cuma 2 jam. Kalau ada apa-apa langsung telepon ibu ya. Rafa jangan nakal, rafa harus bisa mandiri kalau ibu sama ayah lagi gak ada seperti ini di rumah. Rafa sayang kan sama ibu?
Rafa : Iya rafa sayang sama ibu
Ibu : (Ibu kemudian memelukku), ibu juga sayang sama rafa dan ayah juga sayang sama rafa. Ya udah ingat kata ayah sama ibu tadi ya, sekarang kamu masuk ke dalam dan kunci pintunya
Rafa : Iya bu, ayah sama ibu hati-hati ya…
-0o0-
Hari pembagian rapor tiba…
Kiki : Ibu guru, rafa beneran bakal tetap datang ya?
Ibu Guru : Iya, ibu sudah menghubungi pamannya, kata pamannya rafa bakal datang kok
Kiki : Ibu guru, kalau rafa jadi datang. Bolehkah yang baca puisi hari ini rafa aja?
Ibu Guru : Kenapa memang sayang?
Kiki : Gak papa bu, kiki cuma lagi gak pengen baca puisi aja. Kiki mau liat rafa baca puisi aja di depan. Boleh ya bu?
Ibu Guru : Beneran kamu gak mau?
Kiki : Iya bu, maafin kiki ya bu…
Ibu Guru : Ya sudah gak papa, kalau gitu kamu duduk dulu ya
Kiki : Iya bu
Tak lama kemudian rafa datang bersama paman dan tantenya. Ibu guru mendekati rafa dan pamannya.
Ibu Guru : Rafa sudah gak papa pak?
Paman rafa : Iya bu, rafa memaksa tetap datang ke sekolah hari ini. Padahal saya sudah memberi tahunya untuk istirahat saja dulu di rumah
Ibu Guru : Rafa, kamu sehat sayang?
(Rafa hanya diam)
Paman rafa : Semenjak kejadian itu, rafa masih jarang berbicara bu. Saya sudah mencoba mengajaknya berbicara tapi rasanya saat ini saya juga belum bisa memaksanya
Ibu Guru : Iya sepertinya begitu pak, saya mengerti. Sebenarnya hari ini sebelum pembagian rapor akan ada pembacaan puisi yang sudah dipilih sebagai puisi yang terbaik. Dan puisi rafa terpilih menjadi puisi yang terbaik. Tapi kalau melihat kondisi rafa, sepertinya kita langsung masuk ke pembagian rapor saja
Paman rafa : Iya gak papa bu
Rafa : Rafa tetap mau baca puisi rafa bu guru
Paman rafa : Rafa…
Ibu Guru : (Ibu Guru tersenyum), iya sayang, kalau gitu rafa tetap boleh baca puisi rafa. Sekarang rafa sama tante dan pamannya duduk dulu ya, nanti bu guru panggil
Rafa : Iya
-0o0-
Ibu Guru : Selamat pagi bapak-bapak dan ibu-ibu, hari ini seperti yang tertulis di undangan kami akan mengadakan pembagian rapor semester genap yang baru saja berlalu. Sebelumnya saya sebagai wali kelas memohon maaf jika waktu pelaksanaan agak terlambat dikarenakan sesuatu hal.
Ibu Guru : Pertama-tama untuk memulai pembagian rapor akan kami beritahukan 3 orang yang menjadi 3 besar di kelas ini. Saya sampaikan selamat kepada juara 3 yang jatuh kepada teddy
(Seisi kelas bertepuk tangan setelah pengumuman ini)
Ibu Guru : Kemudian untuk juara 2 saya sampaikan selamat kepada kiki
(Seisi kelas kembali bertepuk tangan setelah pengumuman juara 2 disampaikan)
Ibu Guru : Dan untuk juara 1 semester genap kali ini saya ucapkan selamat kepada rafa
(Kali ini seisi kelas bertepuk tangan lebih kencang dari 2 kali pengumuman sebelumnya)
Kiki : Selamat ya rafaa (ucap kiki yang saat itu mendekati rafa untuk mengucapkan selamat)
Rafa hanya terdiam, dan suasana kelas menjadi hening sampai ibu guru memecah keheningan dengan pengumuman selanjutnya.
Ibu Guru : Dan sebelum kita memulai pembagian rapor selanjutnya akan ada pembacaan puisi terbaik yang telah dipilih dari puisi-puisi yang dibuat anak-anak kelas 5A. Puisi tersebut dibuat ketika hari ibu yang telah berlalu beberapa hari yang lalu. Puisi terbaik yang dipilih adalah puisi dari buatan rafa. Silahkan rafa maju kedepan.
Rafa kemudian maju kedepan kelas
Ibu Guru : Kamu sudah siap sayang?
Rafa : Iya bu
Ibu Guru : Kamu gak bawa puisi kamu?
Rafa : Rafa sudah hafal bu
Ibu Guru : (Ibu Guru tersenyum)
, baiklah silahkan rafa-0o0-
Quote:
-0o0-
Malam itu, malam ketika ibu memelukku sebelum pergi bersama ayah adalah malam terakhir dimana aku dipeluk ibu. Ibu dan ayah mengalami kecelakaan lalu lintas di perjalanan mau pulang ke rumah.
Saat malam itu aku sudah berusaha untuk tidak menangis sampai dengan hari ini, karena aku sudah berjanji pada ibu karena aku akan menjadi anak yang kuat, anak yang baik dan anak yang mandiri. Kejadian itu adalah awal mula dari kisah hidupku yang masih akan aku ceritakan pada kalian kelanjutannya. Kejadian dimana terakhir kalinya aku bisa melihat ayah dan ibuku dan kejadian yang dimana mempertemukanku pertama kali dengan anak perempuan bernama tina itu.
Diubah oleh rafa.alfurqan 05-04-2016 04:51
redrices dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup

mind to make a story book gan? you should try it gan. semangat berceritanya yaa!!! ane tungguin apdet2an cerita agan selanjutnya deh, cheers!

sama salah satu cwe, antara kiki dan alisha (tina)