- Beranda
- Stories from the Heart
Generation With No Mythologies To Follow
...
TS
konigswood
Generation With No Mythologies To Follow
Love? What is that? Seems legit, can I have some on it?
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Hai untuk seseorang disana, Aku sayang padamu ketika aku benar benar membencimu saat ini, maafkan aku yang terlalu angkuh untuk mengatakan aku sayang padamu, maafkan aku yang ternyata tidak berusaha saat engkau hendak meninggalkan ku terdampar disini
Just enjoy it, If there was same name, same place, same stories (Copy Paste) at this story, i just said So sorry im to terrible to hear that, cz My stories gonna using similar name similar place, if you wanna share it, please dont forgot the copyright
Moral? I dont give a fuck with it, so here we go!
Kita coba sedikit pengindexan ya, sebelumnya ga ada indexnya
Spoiler for Sop Iler:
Diubah oleh konigswood 11-01-2018 11:35
0
92K
501
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
konigswood
#2
Dont Drive Drunk - Old Man Said
Selama libur aku selalu bermain game online yang saat itu sedang booming, Point Blank, aku bermain itu hingga aku berstatus progaming, aku dahulu seorang progaming yang dengan mudah mendapatkan uang dari game
“Ham, Papa mau ke Mc D nih, kamu mau ikut ngga?” Tawar papa ku saat aku tengah asik bermain Point Blank
“Oke, sebentar ya pa” Jawab ku
Mc D adalah restoran cepat saji dengan secret menu terbanyak menurutku
“Papa rencananya mau beliin kamu mobil, nanti kita ke show room milik teman papa”Ucap papa ku saat menikmati Mega Mac
“Motor aja cukup ko Pa, males naek mobil aku” Tolak ku secara halus
“Tapi ga bisa satu mobil ganti – gantian pakainya, semalam papa ingin pakai mobil, tapi papa baru inget kalau mobil kamu pakai” Pungkasnya secara jelas
“Ya udah deh” Pasrahku
Kemudian kami melesat ke Jalan daerah Jakarta Selatan, dimana banyak Show room mobil di pinggirnya, kita turun tidak tepat di depan show room tersebut, karena kita memarkirkan mobil di Mc D, karena letak Mc D dan Show room tidak begitu jauh, saat masuk kedalam show room kami di sambut dengan cara yang tidak sopan oleh karyawatinya, mungkin karena aku menggunakan celana pendek dan kaos serta sandal crocs ini, papa ku sama seperti ku karena style kami memang sama, satu selera lah istilahnya
“Maaf pak, ada perlu apa ya kemari?” Tanya si karyawati tersebut, menurut ku hal tersebut tidak lazim di tanyakan oleh seorang karyawati, alangkah baiknya jika karyawati tersebut diam dan tidak banyak bicara, atau memberikan penjelasan tentang produk mereka kepada pengunjung, bukan bertanya, karyawati dalam kontrak sama sekali tidak di berikan wewenang untuk bertanya kepada pengunjung, karyawati hanya boleh mengajukan pertanyaan yang berupa opsi untuk pemilihan produk
“Perlu ya mbak saya jawab pertanyaan mbak?” Ucap Papa ku sedikit kesal
“Oh tidak pak” ucap karyawati tersebut sambil kembali duduk di atas mobil mercedes benz S Class tersebut
Kemudian papa sedikit menelpon yang aku sendiri tidak tahu siapa lawan biacaranya
“Halo, bisa ke lobby sebentar” Ucap papa ku melalui telepon
“Liat ham, ini yang dinamakan money talk, kamu harus paham apa itu money talk” Ucap papa ku sambil berdiri di lobby
Kemudian pria berbaju rapih keluar dari office room, sambil berjalan terlihat gimik muka yang senang dan bahagia di wajahnya
“janc*k wes suwi ora ketemu pangling aku karo sampean iki” Ucap pria tersebut
“Ham, kenalin teman Papa waktu jaman SMA dulu, ini namanya om gondes” Ucap papa ku sambil tertawa
“Loh iki anakmu to? Ojo di gagas jare bapak mu iki, eh iso jowo ora” sahut pria paruh baya tersebut
“Inggih om gondes, kulo putra ne bapak” Jawab ku secara lembut
“Eh si janc*k iki, marai anak e rusak, mosok om gondes” Gerutu pria itu
“Nadyan ndek SMA kae kowe di celok gondes to Ji?, om ini namanya Aji ham, di panggilnya gondes” seru papa ku meluruskan
“janc*k, kelingan jaman ngeloper koran ndisek nek ono koe iki, ngangsu pit onthel nek kuto arjo” ucapnya
“Ndes, aku arep tuku montor ki, nggo anak ku, mboh kon milih kono, koe ra nduwe SPG opo SPB ngono po? Seng iso ngeterne anak ku iki mlaku - mlaku” Ucap papa ku
“Lha mau tak kiro koe wes di prospek karo si yuli, sek tak celok e si yuli” Ucapnya
Tak lama pria tersebut memanggil karyawati yang sombong tadi
“Ya pak, ada apa bapak manggil saya?” Ucap karyawati tersebut
“Kamu tahu siapa mereka? Dan kamu kenapa tidak membantu mereka?” Ucap lelaki tersebut
“Maaf Pak, ini salah saya pak” Ucapnya memelas
“Kamu tolong antar masnya ini keliling show room, kamu macem – macem saya bisa tendang kamu kapan aja” ucap lelaki tersebut secara kesal
Kemudian om Aji dan papa masuk kedalam sebuah ruangan dan mereka terlihat kawan lama, yang baru di pertemukan kembali, om Aji dan Papa adalah rekan semasa SMA, bekerja paruh waktu sebagai looper koran di salah satu koran ternama di Solo, sukses tidak lah mudah dan perlu mental terlatih, itulah yang di tekankan papa ku kepadaku dalam mendidik ku hingga saat ini.
Dari cerita om Aji dan Papa, bisa di katakan untuk menjadi seorang business man di perlukan mental yang kuat dan pekerja keras serta menggunakan resep bisnis, mengapa harus resep bisnis? Ya resep bisnis dimana dengan resep bisnis, bisnis yang kita bangun bisa berusia pada turunan ketiga dari founder bisnis tersebut, sama seperti bisnis ku saat ini, aku adalah turunan kedua yang menjalankan bisnis ini, dan untuk membuktikan resep bisnis ini, aku harus dapat mempertahankan dan mengembangkan bisnis ini untuk keturunan ku nantinya
“Kenapa mbak? Kok sinis gitu liat saya? Ada yang salah dengan saya?” ucapku
“Tidak ada mas, mau beli city car yang mana mas?” Ucapnya, sekali lagi aku mendapat perlakuan tidak enak, dia mengajukan opsi pembeli city car, di pikir aku kekurangan limit di rekening untuk membeli mobil yang luxury
“Jujur ya mbak, perlakuan mbak ini kurang mengenakan kesaya, saya kesini tidak untuk membeli city car” ketusku
“Kere aja bertingkah” Ucapnya perlahan, tapi aku dapat mendengarnya
“Saya ambil hummer deh mbak” keliatannya bagus
“Serius nih mas hummer? Ga minat Jazz gitu, harganya beda jauh loh mas” Ucapnya menyepelekan ku
“Sepertinya saya perlu langsung lapor ke om Aji ya, mbak ini terlalu ribet” ucap ku dengan nada tinggi
Aku berjalan dan menuju ke arah ruangan di mana papa dan om aji bersendau gurau, melihat aku mempercepat langkah ku karyawati tersebut memegang tangan ku dari belakang
“Mas, maaf mas, tolong jangan di laporkan, saya butuh pekerjaan ini” Ucap nya memelas
“Kalo gitu kerja ya kerja mbak, ga usah ngeremehin saya terus, apa karna saya Cuma pake celana pendek kaos sama sendal gitu?” Ucapku
“YA udah buruan lah di urus” tambahku
“Hummer jadinya ham? Ngga bosen naek mobil tinggi gitu? udah punya rubicon beli lagi hummer” ucap papa ku keheranan
“Anak mu iki cok, kudu di wei ngerti montor seng jenenge maserati opo GT opo Ferarri ngono keto e, eh sik, aku nduwe produk anyar iki, Pagani apik jos, jek nek njero gudang” Ucapnya
“Udah terbiasa naek mobil tinggi pa, ga biasa pake mobil pendek – pendek gitu” ucapku singkat
“Ya udah kalau gitu, Ndes bungkus ne, kapan di kirim nek omah ku?” ucap papa ku
“Paling sesasi sisan plat e cok” ucap om Aji
“Yowes, nyoh check e, tulisen regone piro” Ucap papa ku
“Gek kesusu temen, arep nengndi?” ucap lelaki itu, saat kami hendak keluar dari show room tersebut
“Njipok mobil ndes, mobil ku ndek Mc D kono mau bar madang” ucap papa ku
Kemudian kami berjalan bersama menuju pintu keluar, sebelum keluar aku bertemu dengan SPG konyol tadi, ku hampiri dia
“Bagi nomor HP nya mbak, barang kali saya ereksi, dan saya butuh kehangatan, saya bisa telpon mbak kapan pun saya bisa, soal bayaran gampang, mbak butuh berapanya” ucap ku
“Maaf mas, saya tidak semurah itu” Ucapnya
“Jual mahal lu ngehek” ucap ku kemudian berlalu
Sakit hati? Jelas sakit, aku membalasnya dengan merendahkan harga dirinya apakah itu masalah? kurasa tidak, itu adalah bentuk teguran secara sarkas untuk dirinya, dan dia memang berhak untuk hal tersebut, jika ingin di perlakukan secara tidak menyenangkan, lakukan orang lain dengan cara tidak menyenangkan, jika ingin di perlakukan secara menyenangkan perlakukan orang lain dengan cara yang menyenangkan, meskipun terkadang pernyataan ku yang terakhir jarang terbukti!
Kemudian saat kami melangkahkan kaki, terlihat wanita blonde masuk kedalam dan mencium tangan Om Aji
“Istri mudanya om?” Tanya ku pada om Aji
“Anak saya ini ham, kenalan dulu, siapa tau jadi besan nanti” Katanya
“Laras, Nice to meet you, where r u goin?” Ucap wanita blonde yang memang dari gelagatnya tidak fasih berbahasa indonesia
“Graham, Nice to meet you too, I wanna go home dude, maybe if u can let me fly to the sky I will stay here with ya”Ucapku genit kepadanya
“Hahahaha, a Tequlia maybe can let us fly to the sky” Ucapnya
“That’s great, lets take it, pa, I will go home later” Ucapku
“Uwis cok, ben wae, koyo ra tau nom, kon iku” Ucap om Aji kepada papaku
Kemudian papa ku pulang, aku tetap stay di tempat om aji sambil sembari minum tequila (tequila tuh termasuk minuman yang di larang ga sih di Indonesia? Lupa aing te)
“Laras, May I ask some thing?”
“Of course yes”
“Can u speak in bahasa?”
“I Cant speak bahasa well, maybe just a little, it call as hasil perkimpoian silang ya like this” Ucapnya sembari tersenyum
“hmm… where do live in, If u cant speak bahasa well?, as I know if u live in a country u should speak the country language well”
“U know Luxemburg? Infamous country”
“What da hell, Luxemburg is infamous country? Luxemburg is developed country dude”
“Don’t take it serious la, minum dulu ham”
“Ok, Tequila kinda good, wanna cheers?”
“K, Cheers for new rubicon driver Lmao”
“I was an old Rubicon driver, my papa have rubicon too, rubicon is kinda classy for me, that’s why I want more rubicon for me”
“if u bring ur rubicon to college maybe much gold digger wanna be urs”
“Im still at 3rd senior high school, im not too old fo dat, and I don’t want bring my rubicon to my school”
“Hahahah just kidding I also 3rd senior high school, so what the car use for?”
“Just for attribute, I mean when my papa use his car, there still another rubicon at my home”
“Oh I see, Did you bring Handphone?”
“Yes sure, Whats goin on?"
"Throw me ur phone"
"KK"
"Text me Later, see ya"
"Where r u goin fo?"
"I wanna go buy some University Regist Booklet"
"Still 3rd too eh?"
"yes, im not too old to dating with u ryt?"
"KK I wanna go home too, maybe next week we gonna have a date, dont miss it babe"
“Ham, Papa mau ke Mc D nih, kamu mau ikut ngga?” Tawar papa ku saat aku tengah asik bermain Point Blank
“Oke, sebentar ya pa” Jawab ku
Mc D adalah restoran cepat saji dengan secret menu terbanyak menurutku
“Papa rencananya mau beliin kamu mobil, nanti kita ke show room milik teman papa”Ucap papa ku saat menikmati Mega Mac
“Motor aja cukup ko Pa, males naek mobil aku” Tolak ku secara halus
“Tapi ga bisa satu mobil ganti – gantian pakainya, semalam papa ingin pakai mobil, tapi papa baru inget kalau mobil kamu pakai” Pungkasnya secara jelas
“Ya udah deh” Pasrahku
Kemudian kami melesat ke Jalan daerah Jakarta Selatan, dimana banyak Show room mobil di pinggirnya, kita turun tidak tepat di depan show room tersebut, karena kita memarkirkan mobil di Mc D, karena letak Mc D dan Show room tidak begitu jauh, saat masuk kedalam show room kami di sambut dengan cara yang tidak sopan oleh karyawatinya, mungkin karena aku menggunakan celana pendek dan kaos serta sandal crocs ini, papa ku sama seperti ku karena style kami memang sama, satu selera lah istilahnya
“Maaf pak, ada perlu apa ya kemari?” Tanya si karyawati tersebut, menurut ku hal tersebut tidak lazim di tanyakan oleh seorang karyawati, alangkah baiknya jika karyawati tersebut diam dan tidak banyak bicara, atau memberikan penjelasan tentang produk mereka kepada pengunjung, bukan bertanya, karyawati dalam kontrak sama sekali tidak di berikan wewenang untuk bertanya kepada pengunjung, karyawati hanya boleh mengajukan pertanyaan yang berupa opsi untuk pemilihan produk
“Perlu ya mbak saya jawab pertanyaan mbak?” Ucap Papa ku sedikit kesal
“Oh tidak pak” ucap karyawati tersebut sambil kembali duduk di atas mobil mercedes benz S Class tersebut
Kemudian papa sedikit menelpon yang aku sendiri tidak tahu siapa lawan biacaranya
“Halo, bisa ke lobby sebentar” Ucap papa ku melalui telepon
“Liat ham, ini yang dinamakan money talk, kamu harus paham apa itu money talk” Ucap papa ku sambil berdiri di lobby
Kemudian pria berbaju rapih keluar dari office room, sambil berjalan terlihat gimik muka yang senang dan bahagia di wajahnya
“janc*k wes suwi ora ketemu pangling aku karo sampean iki” Ucap pria tersebut
“Ham, kenalin teman Papa waktu jaman SMA dulu, ini namanya om gondes” Ucap papa ku sambil tertawa
“Loh iki anakmu to? Ojo di gagas jare bapak mu iki, eh iso jowo ora” sahut pria paruh baya tersebut
“Inggih om gondes, kulo putra ne bapak” Jawab ku secara lembut
“Eh si janc*k iki, marai anak e rusak, mosok om gondes” Gerutu pria itu
“Nadyan ndek SMA kae kowe di celok gondes to Ji?, om ini namanya Aji ham, di panggilnya gondes” seru papa ku meluruskan
“janc*k, kelingan jaman ngeloper koran ndisek nek ono koe iki, ngangsu pit onthel nek kuto arjo” ucapnya
“Ndes, aku arep tuku montor ki, nggo anak ku, mboh kon milih kono, koe ra nduwe SPG opo SPB ngono po? Seng iso ngeterne anak ku iki mlaku - mlaku” Ucap papa ku
“Lha mau tak kiro koe wes di prospek karo si yuli, sek tak celok e si yuli” Ucapnya
Tak lama pria tersebut memanggil karyawati yang sombong tadi
“Ya pak, ada apa bapak manggil saya?” Ucap karyawati tersebut
“Kamu tahu siapa mereka? Dan kamu kenapa tidak membantu mereka?” Ucap lelaki tersebut
“Maaf Pak, ini salah saya pak” Ucapnya memelas
“Kamu tolong antar masnya ini keliling show room, kamu macem – macem saya bisa tendang kamu kapan aja” ucap lelaki tersebut secara kesal
Kemudian om Aji dan papa masuk kedalam sebuah ruangan dan mereka terlihat kawan lama, yang baru di pertemukan kembali, om Aji dan Papa adalah rekan semasa SMA, bekerja paruh waktu sebagai looper koran di salah satu koran ternama di Solo, sukses tidak lah mudah dan perlu mental terlatih, itulah yang di tekankan papa ku kepadaku dalam mendidik ku hingga saat ini.
Dari cerita om Aji dan Papa, bisa di katakan untuk menjadi seorang business man di perlukan mental yang kuat dan pekerja keras serta menggunakan resep bisnis, mengapa harus resep bisnis? Ya resep bisnis dimana dengan resep bisnis, bisnis yang kita bangun bisa berusia pada turunan ketiga dari founder bisnis tersebut, sama seperti bisnis ku saat ini, aku adalah turunan kedua yang menjalankan bisnis ini, dan untuk membuktikan resep bisnis ini, aku harus dapat mempertahankan dan mengembangkan bisnis ini untuk keturunan ku nantinya
“Kenapa mbak? Kok sinis gitu liat saya? Ada yang salah dengan saya?” ucapku
“Tidak ada mas, mau beli city car yang mana mas?” Ucapnya, sekali lagi aku mendapat perlakuan tidak enak, dia mengajukan opsi pembeli city car, di pikir aku kekurangan limit di rekening untuk membeli mobil yang luxury
“Jujur ya mbak, perlakuan mbak ini kurang mengenakan kesaya, saya kesini tidak untuk membeli city car” ketusku
“Kere aja bertingkah” Ucapnya perlahan, tapi aku dapat mendengarnya
“Saya ambil hummer deh mbak” keliatannya bagus
“Serius nih mas hummer? Ga minat Jazz gitu, harganya beda jauh loh mas” Ucapnya menyepelekan ku
“Sepertinya saya perlu langsung lapor ke om Aji ya, mbak ini terlalu ribet” ucap ku dengan nada tinggi
Aku berjalan dan menuju ke arah ruangan di mana papa dan om aji bersendau gurau, melihat aku mempercepat langkah ku karyawati tersebut memegang tangan ku dari belakang
“Mas, maaf mas, tolong jangan di laporkan, saya butuh pekerjaan ini” Ucap nya memelas
“Kalo gitu kerja ya kerja mbak, ga usah ngeremehin saya terus, apa karna saya Cuma pake celana pendek kaos sama sendal gitu?” Ucapku
“YA udah buruan lah di urus” tambahku
“Hummer jadinya ham? Ngga bosen naek mobil tinggi gitu? udah punya rubicon beli lagi hummer” ucap papa ku keheranan
“Anak mu iki cok, kudu di wei ngerti montor seng jenenge maserati opo GT opo Ferarri ngono keto e, eh sik, aku nduwe produk anyar iki, Pagani apik jos, jek nek njero gudang” Ucapnya
“Udah terbiasa naek mobil tinggi pa, ga biasa pake mobil pendek – pendek gitu” ucapku singkat
“Ya udah kalau gitu, Ndes bungkus ne, kapan di kirim nek omah ku?” ucap papa ku
“Paling sesasi sisan plat e cok” ucap om Aji
“Yowes, nyoh check e, tulisen regone piro” Ucap papa ku
“Gek kesusu temen, arep nengndi?” ucap lelaki itu, saat kami hendak keluar dari show room tersebut
“Njipok mobil ndes, mobil ku ndek Mc D kono mau bar madang” ucap papa ku
Kemudian kami berjalan bersama menuju pintu keluar, sebelum keluar aku bertemu dengan SPG konyol tadi, ku hampiri dia
“Bagi nomor HP nya mbak, barang kali saya ereksi, dan saya butuh kehangatan, saya bisa telpon mbak kapan pun saya bisa, soal bayaran gampang, mbak butuh berapanya” ucap ku
“Maaf mas, saya tidak semurah itu” Ucapnya
“Jual mahal lu ngehek” ucap ku kemudian berlalu
Sakit hati? Jelas sakit, aku membalasnya dengan merendahkan harga dirinya apakah itu masalah? kurasa tidak, itu adalah bentuk teguran secara sarkas untuk dirinya, dan dia memang berhak untuk hal tersebut, jika ingin di perlakukan secara tidak menyenangkan, lakukan orang lain dengan cara tidak menyenangkan, jika ingin di perlakukan secara menyenangkan perlakukan orang lain dengan cara yang menyenangkan, meskipun terkadang pernyataan ku yang terakhir jarang terbukti!
Kemudian saat kami melangkahkan kaki, terlihat wanita blonde masuk kedalam dan mencium tangan Om Aji
“Istri mudanya om?” Tanya ku pada om Aji
“Anak saya ini ham, kenalan dulu, siapa tau jadi besan nanti” Katanya
“Laras, Nice to meet you, where r u goin?” Ucap wanita blonde yang memang dari gelagatnya tidak fasih berbahasa indonesia
“Graham, Nice to meet you too, I wanna go home dude, maybe if u can let me fly to the sky I will stay here with ya”Ucapku genit kepadanya
“Hahahaha, a Tequlia maybe can let us fly to the sky” Ucapnya
“That’s great, lets take it, pa, I will go home later” Ucapku
“Uwis cok, ben wae, koyo ra tau nom, kon iku” Ucap om Aji kepada papaku
Kemudian papa ku pulang, aku tetap stay di tempat om aji sambil sembari minum tequila (tequila tuh termasuk minuman yang di larang ga sih di Indonesia? Lupa aing te)
“Laras, May I ask some thing?”
“Of course yes”
“Can u speak in bahasa?”
“I Cant speak bahasa well, maybe just a little, it call as hasil perkimpoian silang ya like this” Ucapnya sembari tersenyum
“hmm… where do live in, If u cant speak bahasa well?, as I know if u live in a country u should speak the country language well”
“U know Luxemburg? Infamous country”
“What da hell, Luxemburg is infamous country? Luxemburg is developed country dude”
“Don’t take it serious la, minum dulu ham”
“Ok, Tequila kinda good, wanna cheers?”
“K, Cheers for new rubicon driver Lmao”
“I was an old Rubicon driver, my papa have rubicon too, rubicon is kinda classy for me, that’s why I want more rubicon for me”
“if u bring ur rubicon to college maybe much gold digger wanna be urs”
“Im still at 3rd senior high school, im not too old fo dat, and I don’t want bring my rubicon to my school”
“Hahahah just kidding I also 3rd senior high school, so what the car use for?”
“Just for attribute, I mean when my papa use his car, there still another rubicon at my home”
“Oh I see, Did you bring Handphone?”
“Yes sure, Whats goin on?"
"Throw me ur phone"
"KK"
"Text me Later, see ya"
"Where r u goin fo?"
"I wanna go buy some University Regist Booklet"
"Still 3rd too eh?"
"yes, im not too old to dating with u ryt?"
"KK I wanna go home too, maybe next week we gonna have a date, dont miss it babe"
0