Part 25

Andi hanya terdiam di samping gue. Dia gak bisa berkata apa-apa. Gue cuman menahan tangisan gue agar tidak pecah. Sungguh sakit memang, ketika hati telah remuk tak berbentuk. Gue terpuruk.


Kami berduapun berkeliling Kota Jakarta. Mulai dari Monas lalu ke Museum Fatahillah dan akhirnya kami berdua berhenti di Ancol. Mungkin masih banyak lagi tempat yang belum gue kunjungi tapi malam ini gue harus balik lagi ke Surabaya. Mungkin suatu saat nanti gue bisa berkunjung lagi disini untuk sekedar berlibur atau mungkin urusan yang lain.

Ah, apalah jadinya gue kalau gak ada Andi. Mungkin gue gak bakalan tahu rasanya Mencinta dan Jatuh karena Mencinta. Meskipun gue belum bisa melupakan kejadian tadi siang dan semua pecahan hati gue belum kembali menyatu, seenggaknya Andi membuat gue sedikit lebih sabar dalam menyikapi semua kejadian yang begitu saja melintas dihadapan gue.

Sambil menikmati Sunset di pinggiran pantai Ancol..


Yah, mungkin aja perkataan elo bener Ndi. Dan semoga itu bakalan terjadi, pemberian Tuhan yang lebih baik dari yang di ambil-Nya. Gue hanya bisa berharap dan terus berharap.


---


Pagi ini gue sudah tiba di Kota Pahlawan Surabaya. Pikiran gue sudah mulai tenang dan sudah siap kembali ke kehidupan gue seperti biasanya. Gue berusaha untuk mencari kesibukan lebbih untuk melupakan Syafira. Entah, itu berlatih Voli di ekskul sekolah atau pergi hang-out bersama Andi,Dina, dan juga Dian. Gue juga gak tahu mulai sejak kapan Dian akrab banget dengan gue. Apa karena keseringan hang-out bareng atau gimana juga gue gak tahu. Yag penting gue bisa sedikit melupakan Syafira dari otak gue yang kacau.

Hari demi hari berlalu dan kita berempat semakin akrab satu sama lain. Dan tiba saatnya untuk Dian bertambah umurnya dan harus menjadi lebih dewasa dari sebelumnya. Yah, Dian ulang tahun. Diiringi lagu dari Jamrud, suasana pesta ulang tahun Dian makin meriah. Acara pesta ulang tahun Dian yang diadakan dirumahnya sudah berada pada puncaknya yaitu acara tiup lilin.

Sebelum tiup lilin, Dian mengucapkan sebuah kalimat permohonan yang membuat gue terkejut..


‘Fiiuuh..’ satu tiupan dari Dian untuk memadamkan api lilin pengharapannya.

Gue kaget ketika Dian bahwa seseorang yang dia cintai berada dekat dengannya. Gue bukan bermaksud untuk GR karena hampir setiap hari mulai dari pagi sampai malem kita berempat selalu main bareng. Kalo orang yang dimaksud itu Andi itu gak mungkin banget karena Andi sudah punya Dina. Dan gue juga tau Dian, dia gak bakalan ngerebut cowok orang.

Dan sejak malam itu, gue mulai tahu kalau sebenarnya ada malaikat yang setia nunggu gue. tapi gue masih trauma akan kejadian yang gue alami ketika gue ungkapin perasaan gue ke Syafira. Gue gak mau sakit hati lagi untuk kesekian kalinya. Dan gue cuman mau memendam rasa ini berharap rasa ini tak muncul lagi.