- Beranda
- Stories from the Heart
Seandainya Gue Bisa Nggak Menikah Dulu
...
TS
kangplastik
Seandainya Gue Bisa Nggak Menikah Dulu
Quote:
RULES : DON'T SHARE
What happens here, stays here. Jadi mohon maaf aja, kalau ada yang sharekeluar, cerita ini langsung gue hapus. Harap dimengerti
What happens here, stays here. Jadi mohon maaf aja, kalau ada yang sharekeluar, cerita ini langsung gue hapus. Harap dimengerti
Spoiler for F.A.Q:
Frequently Asked Questions
Kok setelah ane baca, judulnya agak nggak sesuai sama tulisannya. Ganti dong gan biar nggak bikin orang prejudicesama ceritanya
Sejauh ini sih ane masih yakin kalau judul dan pesan yang pengen ane sampein di cerita ini masih relevan. Jadi jangan buru-buru ngejudge apapun ya.
Update tiap berapa hari gan?
Nggak nentu. Kadang sehari bisa 2 kali. Ya sesempetnya aja di sela-sela kesibukan ngantor.
Kok jarang-jarang sih ngupdatenya?
Kalau pengen bikin semacem curhatan biasa sih, mungkin ane bisa bikin cepet. Tapi ane pengen bikin yang agak bagusan dikit, sekalian belajar nulis buku. Kadang bikin 1 chapter aja mesti ngulang lagi karena ane nggak puas sama tulisan sendiri. Maklum, namanya juga masih belajar.
Update yang sering dong gan..
Ah gimana mau semangat, yang nge-rate juga cuman dikit, yang cendolin juga nggak ada #sedih #kodekeras.
Ini cerita nyata apa bukan?
Bisa nyata bisa nggak. Ane kasih tau aja sih, selebay-lebaynya adegan di sinetron, kadang bisa kejadian juga di dunia nyata. Tapi bukan berarti ini cerita nyata sih.
Jadi cerita nyata apa bukan nih?
Ya bisa nyata bisa nggak, hehe. You choose. Tapi baca dulu yang bener sampe selesai.
Kok setelah ane baca, judulnya agak nggak sesuai sama tulisannya. Ganti dong gan biar nggak bikin orang prejudicesama ceritanya
Sejauh ini sih ane masih yakin kalau judul dan pesan yang pengen ane sampein di cerita ini masih relevan. Jadi jangan buru-buru ngejudge apapun ya.
Update tiap berapa hari gan?
Nggak nentu. Kadang sehari bisa 2 kali. Ya sesempetnya aja di sela-sela kesibukan ngantor.
Kok jarang-jarang sih ngupdatenya?
Kalau pengen bikin semacem curhatan biasa sih, mungkin ane bisa bikin cepet. Tapi ane pengen bikin yang agak bagusan dikit, sekalian belajar nulis buku. Kadang bikin 1 chapter aja mesti ngulang lagi karena ane nggak puas sama tulisan sendiri. Maklum, namanya juga masih belajar.
Update yang sering dong gan..
Ah gimana mau semangat, yang nge-rate juga cuman dikit, yang cendolin juga nggak ada #sedih #kodekeras.
Ini cerita nyata apa bukan?
Bisa nyata bisa nggak. Ane kasih tau aja sih, selebay-lebaynya adegan di sinetron, kadang bisa kejadian juga di dunia nyata. Tapi bukan berarti ini cerita nyata sih.
Jadi cerita nyata apa bukan nih?
Ya bisa nyata bisa nggak, hehe. You choose. Tapi baca dulu yang bener sampe selesai.
Sebuah cerita tentang keluarga baru, yang semoga bisa menjadi bahan pelajaran untuk agan dan aganwati sekalian, sebelum memutuskan untuk memulai sebuah rumah tangga.
Selamat menikmati
Quote:
Selamat menikmati
Quote:
Diubah oleh kangplastik 21-06-2016 03:41
0
23.5K
145
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.5KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kangplastik
#71
Suatu Sore di Bulan Ramadhan
Seharusnya gue tahu dari dulu, kalau gue harus benar-benar meyakinkan kalau calon istri gue adalah orang yang benar-benar cocok dan nyaman berada di dekat keluarga gue.
Tiara punya segala yang diinginkan oleh calon mertua. Dia baik, cantik, cerdas, dan pintar mengambil hati orang tua. Alhasil, Ibu gue benar-benar senang ketika Tiara gue ajak ke rumah. Bahkan, ada suatu kejadian di bulan puasa yang benar-benar membuat gue tambah yakin dengan Tiara.
Bulan Ramadhan saat itu, gue sedang kerja di sebuah laboratorium kampus, dan Tiara, yang saat itu masih kuliah, sedang libur. Biasanya komunikasi kita, baik via telepon atau sms cukup lancar. Tapi entah kenapa, Tiara hari itu susah dihubungi. Begitu menjelang sore, dia baru menghubungi gue.
Gue nggak langsung dapat balasan dari Tiara. Yang ada, malah Ibu gue yang telepon gue.
Gue pun nggak bisa menolak lebih jauh lagi. Karena gue juga belum dealdengan teman-teman kantor, akhirnya gue memutuskan untuk pulang ke rumah, buka puasa bersama keluarga.
Di jalan, Tiara kirim pesan Blackberry Messenger ke gue.
Gue pun kembali menyetir. Nggak terburu-buru, karena jam buka puasa masih cukup lama. Kantor gue menetapkan jam pulang yang lebih cepat selama bulan Ramadhan, jadi jalanan belum terlalu macet.
Sampai di depan rumah, gue segera memarkir mobil memasuki garasi.
Dan, Tiara sudah di depan pintu rumah gue, dengan muka lelah tapi penuh dengan senyum.
Masakannya enak ternyata! Saat itu pun gue segera membayangkan kalau saat kita menikah nanti, gue akan sering mencicipi makanan seperti ini.
Tiara punya segala yang diinginkan oleh calon mertua. Dia baik, cantik, cerdas, dan pintar mengambil hati orang tua. Alhasil, Ibu gue benar-benar senang ketika Tiara gue ajak ke rumah. Bahkan, ada suatu kejadian di bulan puasa yang benar-benar membuat gue tambah yakin dengan Tiara.
Bulan Ramadhan saat itu, gue sedang kerja di sebuah laboratorium kampus, dan Tiara, yang saat itu masih kuliah, sedang libur. Biasanya komunikasi kita, baik via telepon atau sms cukup lancar. Tapi entah kenapa, Tiara hari itu susah dihubungi. Begitu menjelang sore, dia baru menghubungi gue.
Quote:
Gue nggak langsung dapat balasan dari Tiara. Yang ada, malah Ibu gue yang telepon gue.
Quote:
Gue pun nggak bisa menolak lebih jauh lagi. Karena gue juga belum dealdengan teman-teman kantor, akhirnya gue memutuskan untuk pulang ke rumah, buka puasa bersama keluarga.
Di jalan, Tiara kirim pesan Blackberry Messenger ke gue.
Quote:
Gue pun kembali menyetir. Nggak terburu-buru, karena jam buka puasa masih cukup lama. Kantor gue menetapkan jam pulang yang lebih cepat selama bulan Ramadhan, jadi jalanan belum terlalu macet.
Sampai di depan rumah, gue segera memarkir mobil memasuki garasi.
Dan, Tiara sudah di depan pintu rumah gue, dengan muka lelah tapi penuh dengan senyum.
Quote:
Masakannya enak ternyata! Saat itu pun gue segera membayangkan kalau saat kita menikah nanti, gue akan sering mencicipi makanan seperti ini.
To have a happy life, people should:
Give more,
Expect less.
It’s what they have said.
Give more,
Expect less.
It’s what they have said.
0