Kaskus

Entertainment

fabian.goldmyerAvatar border
TS
fabian.goldmyer
(Masuk Gan) Kisah-kisah pengalaman mantan Gay Indonesia
Quote:


Quote:


(Masuk Gan) Kisah-kisah pengalaman mantan Gay Indonesia


Proses Hijrahnya Seorang Hellow Kitty
Quote:


Ini adalah kisah nyata pengalaman mantan gay yang ane ambil dari grup fesbuk PEDULI SAHABAT. Kisah-kisah selanjutnya akan ane apdet lagi.

Daftar Kisah
Quote:


Untuk yang ingin tahu tentang PEDULI SAHABAT:
Quote:
Diubah oleh fabian.goldmyer 01-05-2016 19:15
nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
115.2K
137
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
1.3MThread104.1KAnggota
Tampilkan semua post
fabian.goldmyerAvatar border
TS
fabian.goldmyer
#4
Berikut ini pertanyaan yang sering muncul (Frequently Asked Questions) di grup Peduli Sahabat. Sebagian besar contoh menggunakan aturan Islam, teman-teman yang berbeda agama dapat menyesuaikan.

FAQ ini disusun berdasarkan pertanyaan hingga tgl 09 Juli 2015, kelak akan disempurnakan kembali. Semoga bermanfaat emoticon-Smilie

Orientasi seksual

1. Apakah orientasi seksual itu?

Agar mudah dipahami, orientasi (ketertarikan) seksual seseorang itu disamakan saja dengan ‘niat’. Bagi umat muslim pasti sudah tahu bagaimana hukum ‘niat’.

Kadang timbul niat baik dan tidak baik dalam diri kita.

Kalau niat baik tidak dilakukan mendapat satu pahala, dijalankan memperoleh dua pahala.

Jika niat buruk ditahan (tidak dilakukan) akan mendapat satu pahala dan kalau dijalankan akan berdosa.

Ukuran baik dan buruk tentu sesuai aturan agama.

Orientasi seks sesama jenis (ssa = same sex attraction atau bisa juga disebut homoseksual) dihukumi sebagai ‘niat buruk’ dalam Islam karena jelas tindakan seks sesama jenis (dalam Islam) dilarang.

Anda yang mempunyai SSA kalau sabar dan ditahan akan berpahala terus-menerus.

2. Apakah orientasi seksual bisa berubah?

Secara teori memang bisa dengan situasi dan kondisi tertentu, tidak bisa disamaratakan. Di luar Peduli Sahabat banyak bukti bahwa orientasi seksual bisa berubah tapi kami tidak ingin mengambil bukti dari luar.

Peduli Sahabat mempunyai empat narasumber yang berhasil mengubah orientasi seksualnya.

Satu orang dari heteroseksual menjadi SSA kemudian berbalik lagi menjadi heteroseksual. Kisah hidup beliau sudah ada di dalam grup dan situs Peduli Sahabat (kasus ini contoh sempurna tentang Kaum Luth).

Tiga orang yang lain adalah dari SSA kemudian menjadi heteroseksual, id FB mereka tidak ingin diberitakan kepada siapa saja, jadi hanya Peduli Sahabat yang tahu dan ada di daftar friends list Bapak Sinyo di Facebook.

Keempat narasumber itulah yang kemudian jadikan model dan metode untuk membimbing teman-teman yang ingin tetap memilih identitas hetero, baik secara mandiri (sudah ada di buku Anakku Bertanya tentang LGBT) atau lewat pendampingan di Peduli Sahabat. Kalau orientasi seksual juga ikut berubah maka itu adalah bonus atas usahanya.

Jadi jawabnya adalah bisa tetapi tergantung situasi dan kondisi seseorang.

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh mereka yang berhasil berubah orientasinya?

Satu narasumber butuh sekitar 3 – 4 tahun.

Kasus tiga narasumber SSA tadi di atas (nomor 2) umur 40 tahun ke atas dengan catatan belum pernah melakukan tindakan homoseksual, sudah menikah (tersalurkan hasrat seksualnya), dan mempunyai anak.

Sebagai gambaran, ada kasus seorang anak berumur dua tahun sedang duduk berdua dengan neneknya di dapur. Atap dapur terbuat dari seng. Tiba-tiba hujan deras, sang nenek berlari mengambil jemuran tanpa meberitahu cucunya yang masih kecil itu.

Tahukah apa yang terjadi kemudian? Si cucu berpikir bahwa hujan sangat menakutkan karena neneknya sampai lari tunggang langgang. Sejak itu setiap datang hujan dia selalu berlari ketakutan.
Orang tua si anak memerlukan waktu sekitar 3 bulan untuk meyakinkan bahwa hujan baik-baik saja.

Sekarang bayangkan kejadian anak berumur 2 tahun tadi, hujan tidak sampai lima menit saja memerlukan waktu 3 bulan untuk mengubahnya. Nah bagi orang yang SSA sejak kecil sampai dewasa, tentu membutuhkan waktu dan proses yang lama jika ingin mengubah orientasi seksual itu. Mungkin sampai orang tersebut wafat pun akan tetap ada.

Ingat, empat narasumber di atas berjuang sendiri tanpa metode pendampingan. Saat ini kami sedang memantau salah satu narasumber bernama kak Semoga Bermanfaat New. Ikut pendampingan PS tahun 2012, menikah tahun 2014 dan sekarang sudah mempunyai momongan.

Dia adalah SSA sejak kecil dan sebelum menikah hanya tertarik kepada laki-laki saja. Sekarang di tahun 2015 dia masih tertarik dengan laki-laki tetapi tidak sampai ‘on’, dia hanya ‘on’ kepada istri. Luar biasa ya emoticon-Smilie Semoga progresnya positif.

4. Apakah perubahan itu menetap dan terjamin 24 jam?

Lihat nomor 2, tergantung dari orangnya tentu saja karena ini masalah jiwa yang tidak bisa disamaratakan.

Empat narasumber di atas mengaku telah berubah, perkara permanen dan berlaku 24 jam itu lain urusan. Tentu bisa saja suatu saat berubah lagi tergantung sikonnya.

Ada beberapa ilmuwan yang membuat kategori apakah seseorang disebut heteroseksual, biseksual, atau homoseksual (SSA), silakan dicari sendiri dan dibaca.

5. Apakah orang dengan orientasi heteroseksual sesekali tertarik sesama jenis?

Tergantung situasi dan kondisinya. Setiap laki-laki mempunyai kromosom XY yang berarti ada potensi besar untuk berubah orientasinya menjadi bisexual. Untuk perempuan kemungkinannya kecil.

6. Ada pendapat bahwa orientasi seksual tidak berubah menetap (hanya bisa ditahan) dan semua yang berubah suatu saat akan kembali lagi seperti semula.

Coba Anda bayangkan bahwa semua materi di dunia ini berbentuk bulat semua. Apakah kita bisa menyembut benda itu ‘bulat’? Tentu tidak, kita bisa menyebut bulat karena ada kotak, segitiga, atau yang lain.

Begitu juga pendapat di atas, kalau mereka mengatakan ‘semua’ atau ‘tidak ada’, otomatis pendapat itu akan gugur. Bagaimana kita bisa menyebut ‘semua’ kalau tidak ada ‘sebagian kecil’ atau kata ‘tidak ada’ kalau tanpa kata ‘ada’?

Mungkin maksudnya sebagian besar orang SSA tidak bisa mengubah orientasi seksualnya karena keburu dijemput oleh maut.

7. Apakah orientasi SSA sebuah penyakit?

Di peduli Sahabat kita lebih cocok menyebutnya ‘tidak sesuai dengan fitrahnya’ sebagai laki-laki atau perempuan. Sesuai pengalaman kami hal ini memberi dampak yang positif walau mungkin maksudnya sama. Klien kami merasa lebih diterima sebagai orang yang ingin berubah, bukan sebagai pesakitan.

8. Apakah Oreintasi SSA merupakan bawaan gen atau keturunan?

Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah tentang hal itu yang bisa dijadikan patokan pasti, masih menjadi perdebatan para ilmuwan. Silakan buka di mesin cari dan ketikkan ‘gay gene myth’ atau ‘gay gene hoax’ (tanpa tanda petik).

Klien kami berpijak pada sesuatu yang pasti bahwa lingkungan (pendidikan) yang paling berpengauh dalam pembentukan orientasi seksual. Mereka tidak mau mengambil keputusan dari satu hal yang absurd (belum jelas).

Orang-orang yang beropini bahwa SSA adalah keturunan enggan untuk membuktikan diri di rumah sakit atau penelitian karena takut jika terjadi sebaliknya. Ya, sampai saat ini hanya ‘opini’ tanpa mau membuktikan langsung padahal zaman sudah sedemikian maju.

Itulah kenapa klien SSA di Peduli Sahabat tidak mau ikut ribut soal itu karena SSA dianggap sebagai pemberian (anugerah) berupa ujian keburukan yang harus disikapi dengan kesabaran.

9. lantas apa penyebab orientasi SSA yang paling kuat atau mendasar?

Terlepas perdebatan soal gay gene , data Peduli Sahabat menunjukkan ada 3 kategori utama pemicu seorang anak balita berbelok arah menjadi SSA, yaitu:

Pemaksaan dalam mengambill role model (contoh model). Misalnya seorang anak laki-laki mengambil peran dari ibunya. Pemaksaan ini disebabkan oleh beberapa hal seperti broken home, ketidakharmonisan keluarga, dominasi ibu, dominasi ayah, kekerasan rumah tangga, dll. Sekitar 60% klien kami mengalami ini.
Over Protective (terlalu dimanja/dilindungi). Biasanya terjadi pada anak bungsu, tunggal, satu-satunya jenis kelamin dalam keluarga, atau anak istimewa (misalnya paling ganteng atau paling cerdas). Sekitar 30% klien kami mengalami ini.
Salah mengambil role model secara sukarela. Berbeda dengan nomor satu, sikon si anak diberi kebebasan memilih model sendiri (biasanya kedua orang tua sibuk kerja dengan materi berlimpah atau anak yatim-piatu). Jadi secara hubungan keluarga harmonis tapi anak-anak dibiarkan memilih model tanpa diberi contoh atau pemberitahuan. Sekitar 10% klien kami mengalami ini

10. Apakah bukan karena trauma jiwa, misalnya pelecahan seksual?

Berdasarkan data kami, itu bukan pemicu tetapi penguatan. Anak sudah berbelok dahulu kemudian dikuatkan dengan berbagai situasi dan kondisi yang mendukungnya. Misalnya pelecahan seksual, bully, pola pengasuhan anak, atau yang lain. Kebanyakan hal ini terjadi di atas balita.

11. Apa indikasi atau ciri-ciri seorang anak atau remaja mempunyai SSA?

Kurang lebih seperti ini saat anak-anak.

Indikasi fisik berlawanan dengan jenis kelaminnya, misalnya laki-laki bertingkah laku seperti wanita. Perlu dipahami bahwa dugaan ini hanya 50% saja karena masih ada biseksual, transgender, metroseksual (dewasa), kultur setempat (misalnya orang Solo bicara agak halus).
Pilihan karakter berkebalikan dengan jenis kelaminnya sangat dominan. Misalnya laki-laki suka main boneka barbie, berdandan, animasi dengan tokoh perempuan, lagu melankolis, dll.
bermain dekat dengan lawan jenis dibandingkan sesama jenis.

12. Apakah itu juga berlaku untuk remaja dan dewasa?

Biasanya saat remaja orang SSA sudah memahami dan berusaha menutupi kekurangan (yang dianggap tidak sesuai norma hetero) tersebut dengan ikut kegiatan yang sesuai. Mulai dari sini biasanya mulai kabur. Orang yang bersangkutan bisa memlilh menyindiri atau sebaliknya aktif di banyak kegiatan.

Hanya saja tetap masih bisa dideteksi jika kita mau mendalami lewat interaksi yang efektif.

13. Bagaimana mencegah anak agar tidak mempunyai SSA?

Dalam islam sudah diajarkan agar anak-anak dididik dengan kasih sayang secukupnya dengan role model yang jelas. Tidak berlebih dan tidak kurang, seimbang. Bisa dibaca dalam buku-buku tentang parenting terutama peran ayah.

Di Indonesia memang peran ayah dalam mendidik anak sangat minim bahkan cenderung menjadi musuh bagi anak-anak. Ayah adalah ‘sesuatu yang menakutkan’ bagi mereka. Lihatlah mulai dari anak-anak, TK, sampai SD sebagian besar pendidik formal perempuan.

Jadi berilah contoh kepada anak-anak bagaimana seorang ayah dan ibu yang baik.

14. Bagaimana jika orang tua tidak lengkap?

Ambillah role model dari keluarga terdekat atau bisa memberi contoh langsung dari tetangga yang harmonis. Anak-anak akan mudah menangkap lewat contoh.

15. Apakah harus dibedakan mainan untuk anak laki-laki dan perempuan?

Kalau hanya sekadar mengenalkan macam-macam mainan dan permainan tidak masalah agar tahu tapi kalau sudah sampai ke pilihan jelaskan dengan bijak apa yang sering laki-laki dan perempuan lakukan. Hal terpenting di sini adalah penjelasan dan contoh.

16. Apakah orang heteroseksual bisa melakukan tindakan homoseksual?

Sangat bisa, contohnya kaum Nabi Luth. Awalnya juga masyarakat umum dengan identitas hetero seperti kaum lainnya. Secara bertahap mereka mencoba tindakan seksual sesama jenis. Akhirnya tindakan itu bahkan merata. Di Peduli Sahabat ada contohnya.

17. Apakah mereka tidak jijik?

Seks sering melupakan batas-batas norma yang seharusnya dijaga umat manusia, terutama laki-laki. banyak laki-laki heteroseksual yang mengambil keuntungan di dunia seks sesama jenis termasuk di dunia LGBT. Contohnya:

Terhindar dari kehamilan (bebas dari tuntutan)
Tahu sama tahu bagian yang ‘enak’ bagi laki-laki
Tidak dicurigai dengan alasan teman satu hobi
Mencari kenikmatan seks secara gratis sekaligus materi, secara materi sebagian kaum LGBT termasuk mapan
Kalau berpisah aman, karena kalau ada tuntutan akan dicibir masyarakat, dll.

18. Apakah dari kebiasaan itu seorang heteroseksual bisa berubah menjadi SSA?

Bisa


Identitas Sosial

1. Apakah benar ada ‘gay radar’?

Tidak, itu hanya mitos. Kenapa sesama SSA bisa saling mengenali karena ya gestur tubuh dan mimik mukanya menunjukkan itu. Tidak beda dengan laki-laki heteroseksual yang menyukai seorang wanita maka si wanita pasti akan tahu dari gerak-geriknya, tatapan matanya, dll.

Nah begitu juga dengan orang SSA, karena saling mengamati maka akan terdeteksi. Coba Anda lihat di mall-mall kota besar, hal ini mudah dilihat. Kelompok yang sekadar berteman atau memang ada ‘hubungan spesial’, sekali lagi hanya dengan melihat gestur tubuh dan mimik mukanya.


2. Apakah orang dengan SSA otomatis bisa disebut LGBT (lesbian, gay, bisexual, transgender)

Belum tentu. Bedakan antara orientasi seksual dan identitas sosial.

LGBT adalah identitas sosial, semacam penerimaan diri, pencitraan, aktualisasi diri yang hadir sebagai lawan dari identitas hetero. Itulah kenapa kaum LGBT juga ingin diakui eksistensinya seperti kaum hetero seperti persamaan pengakuan di mata masyarakat, persamaan legalisasi pernikahan, dan lain sebagainya.

Nah kalau SSA itu orientasi seksual sesama jenis. Misalnya ada orang yang mempunyai SSA dan pernah melakukan tindakan seks sesama jenis tetapi dia tidak ingin menjadi LGBT maka kita tidak bisa menyebutnya LGBT.

Mudahnya, seorang SSA belum tentu LGBT tapi kalau LGB (Transgender saya sendirikan karena kasus khusus) sudah pasti mempunyai SSA.

Masih banyak orang SSA yang tidak ingin menjadi LGBT, dia ingin hidup secara identitas hetero seperti yang ada dalam agama atau adat setempat.

Di Peduli Sahabat, para SSA ini menganggap bahwa orientasi seks sesama jenis merupakan pemberian (anugerah) Allah sebagai ujian berupa keburukan. Sikap yang diambil adalah sabar dan tetap berusaha hidup di jalan Allah dengan identitas hetero (menikah dengan wanita, punya anak dll) walau dirasa berat.

Sebaliknya kaum LGBT beranggapan bawah SSA adalah pemberian (anugerah) Allah sebagai ujian berupa kebaikan sehingga harus disyukuri dengan jalan menyalurkannya kepada sesama jenis, kalau perlu memperjuangkan hak menikah secara legal.

4. Berarti SSA yang memilih identitas hetero munafik dan membohongi istrinya?

Tidak, karena memang dia menikah atas dasar agama. Bagaimana mungkin orang yang mematuhi agama dikatakan munafik?

Soal cinta itu juga urusan lain, cinta tidak selalu berhubungan dengan orientasi seksual. Banyak klien kami yang mencintai istrinya karena Allah.

5. Peduli Sahabat pro atau kontra LGBT?

Pro dan kontra LGBT sudah jelas secara UU dan agama tapi kita tidak mau membahasnya karena itu urusan masing-masing orang. Kami fokus membantu teman-teman SSA untuk menjalani hidup sesuai perintah agama dan menyesuaikan dengan adat setempat.
Diubah oleh fabian.goldmyer 18-03-2016 15:24
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.