- Beranda
- Stories from the Heart
Akhirnya Ku Menemukanmu...
...
TS
viraajha
Akhirnya Ku Menemukanmu...
Haloo agan dan sist penghuni SFTH permisi numpang lewat.. eh maksudnya numpang eksis ..eh bukan juga cuma mau numpang coret-coret diforum ini sedikit (moga berkenan ya)...
..
Sebelum mulai cerita gw akan sedikit memperkenalkan diri, nama gw VIRA usia gw tahun ini menjelang 26 tahun dan alhamdulilah sudah tidak single lagi.
..Gw cuma mau sedikit menceritakan kisah hidup gw tentang "Indahnya Penantian dan Buah Manis dari Kesabaran". Sebelumnya maaf kalau nanti banyak kekurangan dalam penulisan dan untuk menjaga privasi semua orang yang gw ceritakan disini maka dari itu semua nama adalah samaran.
Akhirnya ku menemukanmu....
Saat hati ini mulai meragu...
Akhirnya ku menemukanmu...
Saat raga ini ingin berlabuh....
..Sebelum mulai cerita gw akan sedikit memperkenalkan diri, nama gw VIRA usia gw tahun ini menjelang 26 tahun dan alhamdulilah sudah tidak single lagi.
..Gw cuma mau sedikit menceritakan kisah hidup gw tentang "Indahnya Penantian dan Buah Manis dari Kesabaran". Sebelumnya maaf kalau nanti banyak kekurangan dalam penulisan dan untuk menjaga privasi semua orang yang gw ceritakan disini maka dari itu semua nama adalah samaran."Ada kalanya kita merasa yang DEKAT terasa JAUH dan yang JAUH terasa sungguh DEKAT"..
This is My Story .........."Akhirnya Ku Menemukanmu"...
Quote:
Akhirnya ku menemukanmu....
Saat hati ini mulai meragu...
Akhirnya ku menemukanmu...
Saat raga ini ingin berlabuh....
Spoiler for INDEKS I:
Spoiler for INDEKS II:
Spoiler for Notes:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 18 suara
Siapakah Pria yang akan menjadi Suami Vira?????
Asta
6%
Tiyan
61%
Doni
6%
Mas Arya
0%
Mas Anto
6%
Belum nongol di cerita
22%
Diubah oleh viraajha 02-09-2016 14:35
dewisuzanna memberi reputasi
1
115.8K
823
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
viraajha
#724
PART 85 - Kejutan
Sorenya saat sampai di rumah aku baru membuka bungkusan kado dari mas anto tersebut. Sebuah kaos lengan panjang dengan warna yang sangat aku favoritkan. Sejenak kupandangi kado yang mas anto berikan, kado sederhana yang tak memiliki banyak arti namun caranya yang menggambarkan betapa dia masih berusaha membuatku terhanyut akan perhatiannya padaku. Dan kejutan tak berhenti sampai disitu karena sehabis sholat magrib adikku datang ke kamarku dan memberitahukan sesuatu yang membuatku kaget dan lucu.
Spontan aku tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasan dari tita. Entah adikku yang satu itu memang terlalu polos atau dia benar-benar tidak ingin nanti kakaknya akan kebingungan jikalau ada dua pria yang datang ke rumahku dalam waktu bersamaan. Yang membuatku semakin lucu adalah secara tidak langsung adikku telah membocorkan rencana kejutan doni yang sudah dipastikan akan gagal.
Tak berapa lama tita memberitahuku kalau doni sudah ada di teras rumah. Aku langsung mempersiapkan diri dengan wajah senatural mungkin. Agak sulit memang karena setelah tita memberitahukanku tentang kejutan doni aku pun tak bisa menahan tawaku. Setelah beberapa lama menguatkan diri untuk bersikap senatural mungkin, aku pun keluar dari kamar. Baru beberapa langkah dari pintu kamarku di depanku sudah ada doni dan tita yang menyanyikan lagu ulang tahun. Aku sebisa mungkin membuat mimik wajahku seperti seseorang yang sedang terkejut. Setelah bernyanyi doni menghampiriku dan memintaku meniup lilin.
Seperti biasa pertemuan yang awalnya baik-baik saja bisa berubah seketika karena perdebatan yang tak ada ujungnya. Jujur aku memang sudah muak flash back ke masa lalu lagi karena perdebatan kita pasti akan kembali membahas yang sudah terjadi. Yang aku inginkan sekarang hanyalah hidup nyaman dengan kesendirianku tanpa dinodai dengan masa lalu yang menyakitkan. Berhubung suasana menjadi tidak menyenangkan, doni pun pamit pulang. Tak berapa lama tiyan menelpon, seperti biasa setiap malam dia memang menelponku untuk sekedar mendengarkan cerita tentang kegiatan yang aku jalani hari itu. Aku terbiasa meluapkan segala sesuatu yang terjadi padanya. Seperti malam itu aku menceritakan tentang kejutan yang mas anto dan doni berikan padaku. Aku sengaja menceritakannya karena aku justru menginginkan mendapat kejutan manis dari dia bukan dari mereka. Namun yang terjadi ternyata tak sesuai dengan harapanku karena tiyan sepertinya menanggapi hari ulang tahunku biasa saja. Sempat ada rasa kecewa yang mendalam karena pria yang sedang dekat denganku saat itu tak berusaha memberikan sesuatu yang bisa membuatku bahagia.
Seminggu kemudian…
Seminggu ini aku sering marah yang tak jelas dengan tiyan karena saat kami mengobrol ditelpon, tiyan masih suka meledekku dengan kejutan dari doni dan mas anto yang membuatku jadi lebih sensitive karena aku masih merasa kecewa karena tiyan yang sebenarnya sedang dekat denganku tidak memberikanku kejutan apapun. Bahkan saat tiyan menelpon aku jadi malas berbicara atau bercerita seperti yang biasa kami lakukan sebelumnya.
Hari itu aku pulang kerja agak malam karena ada pekerjaan yang harus aku selesaikan dan seperti biasa tiyan menawarkan diri untuk menjemputku walaupun sebenarnya aku pun kekantor mengendarai motor. Namun dia tetap saja ingin menjemput dengan alasan bahaya buat seorang wanita pulang malam sendiri. Padahal buatku tiyan hanya merepotkan dirinya sendiri karena dia harus naik angkot terlebih dahulu untuk sampai di kantorku lalu mengantarku pulang ke rumah dan kemudian dia pulang menggunakan angkot lagi.
Sama dengan malam yang lain, malam itu tiyan pun memaksa untuk menjemputku sekalipun aku sudah berkali-kali menolak karena sebenarnya aku memang sedang malas bertemu dengannya karena moodku belakangan ini sedang tidak baik kepadanya. Namun akhirnya karena tiyan nekat tetap berangkat menjemputku aku pun menyerah dan menunggunya.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam saja dengan memasang wajah cemberutku. Tiyan berulang kali bertanya ada apa denganku dan selalu aku jawab “Tidak apa-apa”. Sesampainya di rumah tiyan yang biasanya menyempatkan mampir sebentar malam itu dia langsung pamit pulang. Sepertinya dia tidak enak karena mood ku yang sedang tidak baik padanya. Aku lanngsung ke kamarku untuk beristirahat sebentar namun saat aku merebahkan tubuhku, aku melihat ada kotak dalam balutan kado yang lumayan besar berada di atas lemari pakaianku. Aku memandang kotak kado itu sambil bertanya-tanya dalam hati siapakah gerangan pemilik kado tersebut. Aku langsung mencari mama untuk menanyakan perihal kado tersebut.
Mama tak menjawab dan justru meninggalkanku dengan rasa penasaran yang semakin menjadi. Aku kembali ke kamar dan langsung mengambil kado tersebut. Setelah kado itu aku turunkan dari atas lemari, aku menemukan sebuah petunjuk tentang identitas pengirimnya.
Quote:
Spontan aku tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasan dari tita. Entah adikku yang satu itu memang terlalu polos atau dia benar-benar tidak ingin nanti kakaknya akan kebingungan jikalau ada dua pria yang datang ke rumahku dalam waktu bersamaan. Yang membuatku semakin lucu adalah secara tidak langsung adikku telah membocorkan rencana kejutan doni yang sudah dipastikan akan gagal.
Quote:
Tak berapa lama tita memberitahuku kalau doni sudah ada di teras rumah. Aku langsung mempersiapkan diri dengan wajah senatural mungkin. Agak sulit memang karena setelah tita memberitahukanku tentang kejutan doni aku pun tak bisa menahan tawaku. Setelah beberapa lama menguatkan diri untuk bersikap senatural mungkin, aku pun keluar dari kamar. Baru beberapa langkah dari pintu kamarku di depanku sudah ada doni dan tita yang menyanyikan lagu ulang tahun. Aku sebisa mungkin membuat mimik wajahku seperti seseorang yang sedang terkejut. Setelah bernyanyi doni menghampiriku dan memintaku meniup lilin.
Quote:
Seperti biasa pertemuan yang awalnya baik-baik saja bisa berubah seketika karena perdebatan yang tak ada ujungnya. Jujur aku memang sudah muak flash back ke masa lalu lagi karena perdebatan kita pasti akan kembali membahas yang sudah terjadi. Yang aku inginkan sekarang hanyalah hidup nyaman dengan kesendirianku tanpa dinodai dengan masa lalu yang menyakitkan. Berhubung suasana menjadi tidak menyenangkan, doni pun pamit pulang. Tak berapa lama tiyan menelpon, seperti biasa setiap malam dia memang menelponku untuk sekedar mendengarkan cerita tentang kegiatan yang aku jalani hari itu. Aku terbiasa meluapkan segala sesuatu yang terjadi padanya. Seperti malam itu aku menceritakan tentang kejutan yang mas anto dan doni berikan padaku. Aku sengaja menceritakannya karena aku justru menginginkan mendapat kejutan manis dari dia bukan dari mereka. Namun yang terjadi ternyata tak sesuai dengan harapanku karena tiyan sepertinya menanggapi hari ulang tahunku biasa saja. Sempat ada rasa kecewa yang mendalam karena pria yang sedang dekat denganku saat itu tak berusaha memberikan sesuatu yang bisa membuatku bahagia.
****
Seminggu kemudian…
Seminggu ini aku sering marah yang tak jelas dengan tiyan karena saat kami mengobrol ditelpon, tiyan masih suka meledekku dengan kejutan dari doni dan mas anto yang membuatku jadi lebih sensitive karena aku masih merasa kecewa karena tiyan yang sebenarnya sedang dekat denganku tidak memberikanku kejutan apapun. Bahkan saat tiyan menelpon aku jadi malas berbicara atau bercerita seperti yang biasa kami lakukan sebelumnya.
Hari itu aku pulang kerja agak malam karena ada pekerjaan yang harus aku selesaikan dan seperti biasa tiyan menawarkan diri untuk menjemputku walaupun sebenarnya aku pun kekantor mengendarai motor. Namun dia tetap saja ingin menjemput dengan alasan bahaya buat seorang wanita pulang malam sendiri. Padahal buatku tiyan hanya merepotkan dirinya sendiri karena dia harus naik angkot terlebih dahulu untuk sampai di kantorku lalu mengantarku pulang ke rumah dan kemudian dia pulang menggunakan angkot lagi.
Sama dengan malam yang lain, malam itu tiyan pun memaksa untuk menjemputku sekalipun aku sudah berkali-kali menolak karena sebenarnya aku memang sedang malas bertemu dengannya karena moodku belakangan ini sedang tidak baik kepadanya. Namun akhirnya karena tiyan nekat tetap berangkat menjemputku aku pun menyerah dan menunggunya.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam saja dengan memasang wajah cemberutku. Tiyan berulang kali bertanya ada apa denganku dan selalu aku jawab “Tidak apa-apa”. Sesampainya di rumah tiyan yang biasanya menyempatkan mampir sebentar malam itu dia langsung pamit pulang. Sepertinya dia tidak enak karena mood ku yang sedang tidak baik padanya. Aku lanngsung ke kamarku untuk beristirahat sebentar namun saat aku merebahkan tubuhku, aku melihat ada kotak dalam balutan kado yang lumayan besar berada di atas lemari pakaianku. Aku memandang kotak kado itu sambil bertanya-tanya dalam hati siapakah gerangan pemilik kado tersebut. Aku langsung mencari mama untuk menanyakan perihal kado tersebut.
Quote:
Mama tak menjawab dan justru meninggalkanku dengan rasa penasaran yang semakin menjadi. Aku kembali ke kamar dan langsung mengambil kado tersebut. Setelah kado itu aku turunkan dari atas lemari, aku menemukan sebuah petunjuk tentang identitas pengirimnya.
0
”
”