Kaskus

Story

dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah, gue mati aja
Yaudah, gue mati aja

Cover By: kakeksegalatahu


Thank for your read, and 1000 shares. I hope my writing skill will never fade.





Gue enggak tau tulisan di atas bener apa enggak, yang penting kalian tau maksud gue



emoticon-Bettyemoticon-Betty emoticon-Betty



----------




SECOND STORY VOTE:
A. #teambefore
B. #teamafter
C. #teamfuture

PREDIKSI KASKUSER = EMIL



----------



PERLU DIKETAHUI INI BUKAN KISAH DESPERATE, JUDULNYA EMANG ADA KATA MATI, TAPI BUKAN BERARTI DI AKHIR CERITA GUE BAKALAN MATI.



----------


Spoiler for QandA:


WARNING! SIDE STORY KHUSUS 17+



NOTE! SIDE STORY HANYA MEMPERJELAS DAN BUKAN BAGIAN DARI MAIN STORY


Spoiler for Ilustrasi:


Cerita gue ini sepenuhnya REAL bagi orang-orang yang mengalaminya. Maka, demi melindungi privasi, gue bakalan pake nama asli orang-orang itu. Nggak, gue bercanda, gue bakal mengganti nama mereka dengan yang lebih bagus. Dengan begitu tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kecuali mata kalian.


Spoiler for INDEX:
Diubah oleh dasadharma10 06-01-2017 18:49
JabLai cOYAvatar border
mazyudyudAvatar border
xue.shanAvatar border
xue.shan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.1M
3.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#720
PART 43

Gue keluar kelas dengan wajah memelas. Ujian tengah semester gue hancur. Gue nggak mengira kalo ujian di bangku perkuliahan jauh lebih ngeselin daripada di bangku sekolah. Bayangin aja, ada ujian yang open book, ada juga yang close book, ada juga yang nggak pake ujian tiba-tiba nilai keluar. Selain itu, ada juga pembagian komponen nilai, mulai dari keaktifan, presensi, tugas, presentasi, dan lain-lain. Mahasiswa yang tukang cabut, tidur di kelas dan pasif kayak gue jelas matilah.

“ARRGGHH! UJIAN GUE KACAU!” teriak gue.
“Mas! Tolong hormati mahasiswa yang masih ujian!” tegur salah seorang dosen.
“Oh, iya pak maaf.”
“Makanya belajar,” lanjut dosen itu.

Pasrah deh sama ujian gue tengah semester ini. Gue udah usaha semaksimal mungkin, gue udah baca materi sepagi mungkin, meski cuma pagi sebelum ujian. Terus gue juga udah berangkat ke kampus buat ujian, meski nggak bawa materi waktu ujian open book. Tapi gue udah usaha, ya gue udah usaha, ini bukan pembelaan diri.

Gue lihat Bentigo keluar pintu ruang ujian dan berjalan ke arah gue dengan muka yang sama kayak gue, asem-asem gimana gitu.

“Ancur?” tanya Bentigo.
“Iya, ancur.”
“Woohoooo! Aku ada temen buat ngulang!”
“Woe, jangan nyerah dulu, baru juga tengah semester, masa udah mikir bakalan ngulang,” kata Pepy yang ternyata dari tadi disebelah gue.
“Wuih! Darimana lo?! Perasaan tadi kosong?” kata gue.
“Nggak penting, yang penting tuh besok di ujian akhir semester kalian berdua kudu lebih giat!”

Ujian akhir semester? Yak! Gue musti lebih giat belajar buat ujian akhir nanti. Kalo bisa nilai gue harus jatuh dia huruf A, kalo nggak bisa minimal B lah, atau kalo enggak C, yaudahlah nilai apa aja gue terima asal gue lulus.

Gue berniat mengikuti jejak perjalanan Pepy yang beelajar mati-matian untuk ujian pertengahan semester ini, pastinya dia bakalan lebih giat lagi buat ujian akhir, jadi kalo gue deket-deket sama dia, kemungkinan gue lulus mata kuliah lebih besar. Ya, itu ide yang bagus biar gue bisa lulus cepet dari dunia perkuliahan. Sayangnya niat cuma niat kalo nggak dikerjain. Barusan gue dapet bbm dari Arya, temen gue dari kampus ini juga yang doyan game online. ‘Wi, ke Plat ga? Gue tunggu ya.’

Asal tahu aja, ajakan ke gamenet itu jauh lebih addictive daripada ajakan kayak gini, ‘Yang, kamu mau kerumah aku nggak? Lagi sepi nih.’ Iya, itu jauh lebih addictive, tentunya buat jomblo kayak gue. Jadi jelas sudah apa bbm balasan yang gue kirimkan ke Arya, ‘Bentar ya Yak, gue lagi ngerasain kelamnya ujian, masih bete.’

Dan balasan dari Arya adalah, ‘DOTA = seneng, DOTA = ga bakal bete, trust me.’ Dan gue pun berangkat ke gamenet. Bego? Emang! Gue nggak tahu kenapa, DOTA selalu menarik gue buat melindungni tower tak bersalah dari pemain lain yang suka merusak. Mereka itu pemain yang nggak tahu aturan, kejam jahat, keji dan bringas, dasar gondes! Enggak, ini lebay, cara mainnya emang gitu, dua tim tawuran buat menghancurkan tower dan markas tim lawan.

Gue sendiri juga nggak paham kenapa gue selalu bisa terseret ke dalam permainan penuh darah, lebam, suara teriakan dan umpatan ini. Mungkin karena cara mainnya kayak power ranger, cuma kalo DOTA lima lawan lima, walau terkadang dirudapaksa rame-rame juga jadi lima lawan satu. Iya, power ranger itu asal mula DOTA, seenggaknya itu pemikiran gue.

Sesampainnya di gamenet langganan, gue cetak billing lima jam. Mahal sih, dua puluh ribu, kalo gue main di kos bisa lebih murah, kalo nggak ketahuan koh Wahyu gue narik kabel internet malah bisa gratis. Cuma kalo gue main di kos euforianya beda, ga bisa ngata-ngatain temen lepas kayak di gamenet.

“Lhah, kamu nggak balik dulu Wi?” tanya Arya, “Nggak balik ganti baju dulu?”
“Aku kan nggak pengin bikin kamu nunggu lama Beb.”
“Najis!”
“Hahaha, buruan kelarin itu game apa abandon aja udah!” gue login akun gue di sebelah Arya yang kebetulan kosong.
“Sabar kutang, baru juga menit dua,” Arya fokus dengan gamenya. “Main sama bot aja dulu sana.”
Gue main sama bot? ogah lah yau. “Gue cari yang makan dulu,” ucap gue pada Arya.

Baru gue jalan beberapa langkah, ada bbm dari Emil, ‘Wi, aku di cinema bakery, sini temenin.’
‘Aduh gue lagi di kampus nih,’ balas gue.
‘Masa sih? Kok ada motormu di depan sini?’

Mampus! Mau ngeles gimana lagi gue. Motor pink, beruang pink, mana ada motor lain yang kayak gitu selain motor gue. Walapun Jogja itu kota tempat dimana berbagai anak muda dari Sabang sampai Merauke berkumpul, tapi belum tentu ada orang yang selera stickernya sama kayak motor gue.

Gue segera keluar dan turun dari gamenet yang berada di lantai tiga dan segera menuju ke kafe yang berada di lantai satu. Terlihat Emil melambaikan tangan ke arah gue, dan dia duduk sendirian.

“Sama siapa lo?” gue duduk disebelah Emil.”
“Sama kamu,” dia nyengir nggak jelas. “Kamu darimana emang Wi? Kok motormu di depan?”
“Dari gamenet, ini lantai tiganya kan gamenet.”
“Gamenet? Bukannya bisa main di kos?”
“Nggak seru kalo main di kosan, main sendirian, diatas rame, seru banget, kayak surganya gamer gitu”
“Abis ini liat keatas ya, aku pengin liat.”
Reflek gue langsung menengok ke arah Emil, “Lo mau ngapain? Di atas itu cuma tempat buat ngegame doang.”
“Sama aja kayak timezone gitu kan? Aku sering kok ke timezone.”
“Timezone?! Beda bangetlah Mil, ini game online.”
“Oh beda? lebih seru ya? jadi penasaran aku Wi!”

Kali ini gue nggak salah ngomong, Emilnya aja yang salah nangkep apa yang gue maksudkan.

Emil memesan cake atau apalah itu dan minuman, begitu juga dengan gue. Kita berdua ngobrol ngalor-ngidul, membahas tentang kampus, orang-orang di Jogja, sampai bapak kos dan cerita serem tentang kosan. Gue sendiri nggak tahu darimana Emil dapat bahasan sebanyak itu, yang jelas gue ngerasa klop banget kalo ngobrol sama Emil.

Setelah membayar bill, Emil menarik gue keluar dan keatas ke lantai tiga tempat gamenet. Dia bener-bener kelihatan excited banget masalah gamenet. Mungkin dia memang termasuk salah satu cewek yang doyan ngegame kayak kebanyakan gamer cewek di Indonesia. Bisa saja setelah ini gue jadi sering main game bareng sama Emil.

Di lantai tiga gue langsung menuju billing gue di kursi disebelah Arya. Gue lihat Arya udah selesai satu game tadi dan sekarang lagi buka youtube.

“Wi, ini gamenet?” tanya Emil.
“Iyalah, ini yang namanya gamenet.”
“Berisik banget, banyak asep rokok, udah gitu ada yang buka baju padahal baunya minta ampun,” terang Emil menutup hidung. “Aku pulang aja deh.”

Emil pulang? Iya dia pulang. Harapan gue main bareng gamer cewek pupus sudah. Dan ketika gue mengantar dia ke mobilnya dia sempat berkata, “This is the worst place I’ve ever visit! How can you say this is heaven?! Are you losing your mind?!”

Terdengar lebay, tapi mungkin itulah pendapat cewek tentang gamenet yang merupakan surga para gamer. Yah, pandangan dan pendapat orang memang berbeda-beda.
Diubah oleh dasadharma10 05-03-2016 02:07
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.